"Papa salut pada keteguhan hati dan tekad kamu. Papa tahu sebaik-baiknya wanita adalah yang maharnya tidak memberatkan calon suami nya, dan sebaik-baiknya lelaki adalah yang maharnya tidak merendahkan derajat wanitanya. Papa akan memberikan waktu selonggar kamu. Tapi papa minta, kamu juga melindungi Devita. Papa trauma dengan kejadian ini. Bahkan papa berpikir untuk mengakadkan kalian dulu, setelah itu pestanya enam bulan lagi, sesiapnya kamu. Agar kamu bisa melindungi Devita 24 jam.""Astaga, tapi, Pa...!"Papa Devita mengangkat tangan kanannya untuk menghentikan ucapan istrinya. Mama Devita seketika terdiam saat melihat suaminya dalam mode galak, mode yang tak ingin dibantah. "Oh, ya, Om dengar, kamu mempunyai toko yang ramai kan? Om juga pernah melihat toko kamu lokasinya ada di depan butik Devita. Tepat sekali, kalau kamu menikah dengan Devita, Devita bisa tinggal di ruko kamu, dan paginya bisa ke butik, daripada dia pulang ke rumah Om, malah jauh," ujar papa Devita. "Heh, heh,
Baca selengkapnya