Home / Romansa / Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan / Chapter 461 - Chapter 470

All Chapters of Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan: Chapter 461 - Chapter 470

529 Chapters

Kebakaran

Saat sore hari. Bams langsung melapor soal kamera yang ditemukannya ketika Aksa dan Alina baru saja pulang.“Datanya langsung tersinkron dengan alat yang mereka bawa. Jadi semua kegiatan yang terekam oleh kamera ini, sudah dipegang mereka,” ujar Bams menjelaskan setelah meletakkan kamera pengawas yang didapatnya.Aksa diam dengan tatapan dingin. Jadi benar kalau Edwin berani memantau rumahnya.“Edwin memasang itu karena ingin memastikan apakah Jia di sini atau tidak?” Alina menebak.“Dugaan saya seperti itu. Tapi, karena Jia dan anaknya tidak di sini, mungkin mereka hanya mendapatkan rekaman Arlo atau pelayan lain ketika beraktivitas,” ujar Bams.Ekspresi wajah Alina berubah cemas. Dia langsung menatap pada Aksa.“Apa ada kemungkinan Edwin akan menargetkan Arlo?” tanya Alina dengan ekspresi wajah panik.Aksa diam berpikir, lalu menjawab, “Jika dia memang bajingan, Edwin akan melakukan segala cara untuk menghancurkan siapa saja yang berani membantu Jia. Namun, meski begitu aku tidak ak
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Terus Melawan

Anya terlepas dari gendongan Jia. Bocah itu ketakutan melihat sang mama ditarik seorang pria dengan kondisi mulut dibekap.“Mama!” Anya panik. Dia melihat ada pria lain ingin menangkapnya, membuat Anya langsung berlari ke arah orang-orang yang sedang berusaha memadamkan api.“Paman! Paman!” Anya memanggil siapa pun yang bisa mendengarnya di sela riuh semua orang berusaha memadamkan api.Saat itu, Daniel baru saja menurunkan Alex. Dia mengedarkan pandangan mencari Jia dan malah melihat Anya berlari.“Paman!” teriak Anya.Daniel melihat pria yang mengejar Anya.“Anya!” Daniel berlari ke arah Anya, Jhony yang melihat hal itu ikut berlari.“Paman, orang itu bawa Mama!” teriak Anya sekuat tenaga berlari sampai akhirnya sampai pada Daniel.Pria yang mengejar Anya berhenti melangkah. Dia berbalik arah karena Daniel melihatnya.“Mama diculik.” Anya menangis sangat kencang.Daniel melihat pria tadi masuk mobil yang langsung melaju.“Anya tetap di sini, paman akan bawa Mama kembali.”Anya menan
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Misi Penyelamatan

Daniel langsung turun dari mobil untuk menyelamatkan Jia. Orang-orang yang sedang melintas juga ikut berhenti menyaksikan kejadian itu.Daniel berlari dengan ekspresi wajah cemas. Dia berjongkok lalu menunduk untuk mencari di mana keberadaan Jia.“Jia!” panggil Daniel seraya memastikan posisi Jia.Di dalam mobil. Jia tertindih tubuh Edwin karena tadi pria itu menjambak rambutnya. Kedua kakinya tertimpa Edwin, membuat Jia kesulitan bergerak. Dia mendengar suara Daniel, tetapi sepertinya Daniel ada di dekat kakinya.“Aku di sini,” ucap Jia dengan suara lemah.Daniel mendengar suara Jia. Dia berputar ke sisi satunya, hingga melihat tangan Jia sudah terulur ke jendela yang pecah, kepalanya mendongak agar wajahnya terlihat.“Bertahanlah.” Daniel mencoba mengeluarkan Jia.Saat Jia menunggu Daniel mengeluarkannya. Edwin sadar dan melihat Jia yang berusaha menggapai keluar. Dia tidak akan membiarkan Jia selamat begitu saja, sehingga dengan sisa tenaga, Edwin berusaha mencekik Jia.“Kamu tidak
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Jadi Sasaran Juga

Bams masih menatap Naya, menunggu apa yang tidak jadi Naya ucapkan.“Kamu tadi mau bilang apa?” tanya Bams memastikan.Naya bersiap mengelak, tetapi ternyata Bams lebih dulu menengok pada ponsel yang berdering.“Halo.” Bams menjawab panggilan dari anak buahnya yang berjaga di luar.“Ada mobil yang parkir di dekat rumah, mobil itu tampak mencurigakan karena seperti ada aktivitas di dalam,” ujar anak buah Bams dari seberang panggilan.Tatapan mata Bams menajam mendengar laporan anak buahnya. “Jangan bertindak gegabah. Aku akan mengeceknya langsung,” perintah Bams.Naya masih memperhatikan Bams, sebelum akhirnya pria itu mengakhiri panggilan.“Ada apa?” tanya Naya saat melihat ekspresi dingin di wajah Bams.“Tetaplah di dalam bersama Arlo, kunci pintu dan beritahu semua pelayan untuk tak keluar lebih dulu, jangan buka pintu jika bukan aku yang mengetuk!” perintah Bams.Naya langsung bisa menebak apa yang terjadi. Dia lantas mengangguk. Seumur hidup, baru kali ini Naya merasakan keteganga
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Baik-baik Saja

Bams lengah karena berambisi menangkap pria itu. Saat melihat belati mengarah padanya, Bams tidak sempat menghindar sampai akhirnya ujung belati menggores lengannya.Bams memekik seraya memegangi lengan yang tergores belati, tetapi luka sekecil itu tidak akan membuatnya tumbang. Bams menendang tangan pria itu, membuat belati yang dipegang terlempar ke aspal jalanan.“Beraninya kamu menyerang, hah!” Bams mengepalkan telapak tangan, lantas menghajar pria itu.Saat itu, security area perumahan elite itu datang karena mendengar suara tembakan. Mereka mengenal Bams, sehingga langsung meringkus pria yang ditangkap Bams.“Tolong tahan pria ini selagi menunggu polisi datang,” pinta Bams.“Baik.” Security itu mengikat kedua tangan pelaku ke belakang.“Tanganmu terluka.” Security melihat jaket yang dipakai Bams sobek dan ada noda merah di sana.Bams melirik ke lengan, tetapi dia menggeleng seolah tak masalah. Dia memilih menghubungi polisi, lalu kembali ke rumah untuk melihat kondisi yang lain.
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Saran Atasan Dingin

Daniel ada di rumah sakit menunggu Jia mendapat perawatan dari dokter. Dia mondar-mandir di depan ruang perawatan, tidak berani masuk karena takut mengganggu pengobatan. “Dani.” Daniel menoleh saat ada yang memanggil. Dia melihat sang kakak dan kakak iparnya datang. “Kak.” Alina terlihat begitu cemas. Dia langsung mengecek tubuh sang adik. “Kamu baik-baik saja, kan?” tanya Alina. “Aku baik-baik saja, Kak.” Daniel malah tersenyum melihat Alina mencemaskan dirinya. “Aku sedang mencemaskanmu, kenapa kamu malah senyum-senyum?” Alina gemas sampai memukul lengan adiknya itu. Daniel hanya tersenyum seraya mengusap lengan yang terkena timpuk. “Bagaimana kondisi Jia?” tanya Aksa. Daniel langsung mode serius ketika mendengar pertanyaan Aksa. “Dokter masih memeriksanya. Sepertinya cukup parah mengingat mobil yang membawanya terbalik di jalanan,” jawab Daniel. Alina sangat syok. Dia sampai menutup mulut. Aksa mengangguk, mereka akhirnya menunggu sampai dokter keluar dari ruang pemerik
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Suka atau Suka?

Daniel dan yang lain mengikuti Jia yang dipindah ke ruang inap. Demi mengamankan Jia, Aksa meminta bantuan dari perusahaan pengawalan untuk menjaga kamar Jia.“Paman bilang kalau Pak Alex dan Anya untuk sementara dibawa ke apartemennya,” kata Daniel setelah membaca pesan dari Restu.“Anya pasti sangat syok melihat semua kejadian ini,” ujar Alina.“Untungnya dia bisa kabur saat mau ditangkap, jadi aku juga tahu kalau Jia diculik suami bajingannya itu.” Daniel begitu emosi saat ingat Edwin yang berusaha mencekik Jia padahal kondisinya begitu lemas.“Kami akan melihat kondisi Anya, kamu tidak apa-apa ditinggal sendiri, kan?” tanya Alina.“Di luar sudah ada pengawalan, jadi kamu tidak perlau khawatir,” imbuh Aksa.Daniel mengangguk-angguk. Dia lalu menatap Jia yang tidak sadarkan diri karena pengaruh obat bius.Alina dan Aksa saling pandang. Mereka merasa ada sesuatu dari sikap Daniel.Di luar. Bams menolak untuk rawat inap, sehingga hanya mendapat obat jalan dan diminta kontrol satu mingg
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Menerima Hukuman

Daniel baru saja mengakhiri panggilan saat melihat Jia menggerakkan kelopak mata.“Kamu bisa mendengarku?” tanya Daniel sedikit membungkuk seraya memperhatikan kelopak mata Jia yang hendak terbuka.Daniel memperhatikan Jia yang mengangguk-angguk. Dia lega karena Jia merespon ucapannya.Daniel sabar menunggu sampai Jia benar-benar sadar karena tahu jika pengaruh obat bius pasti tidak cepat hilang.Setelah cukup lama menunggu, akhirnya Jia membuka mata dengan sempurna. Daniel masih duduk sambil terus memperhatikan Jia.“Mau kupanggilkan dokter?” tanya Daniel.Daniel melihat Jia menggeleng pelan.“Di mana Anya dan Papa?” tanya Jia dengan suara lemah. Perlahan dia menoleh pada Daniel.“Mereka aman. Sekarang berada di apartemen pamanku,” jawab Daniel agar Jia lega.Jia bernapas lega.Daniel menatap Jia, dalam kondisi seperti ini pun Jia masih memikirkan orang lain.“Bagaimana dengan Edwin?” tanya Jia. Dia cemas dan takut jika Edwin masih berkeliaran lalu membahayakan ayah dan putrinya.“Ka
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Yakin atau Tidak

Naya menuang segelas air putih, lalu menyodorkannya ke Bams.“Minum obatmu, lalu istirahat. Tidak usah memikirkan hal lainnya, lagi pula penjahatnya sudah ditangkap,” ucap Naya masih menyodorkan segelas air putih dan obat yang harus diminum Bams.Bams tak segera mengambil gelas dan obat itu. Dia malah terus memandangi wajah Naya seraya tersenyum kecil.“Apa? Kenapa menatapku seperti itu? Ini obatnya. Naya mendekatkan gelas dan obat itu agar Bams segera menerimanya.“Nay, kamu serius menyukaiku?” tanya Bams masih seperti mimpi.Naya menghela napas Bams kembali membahas itu.“Tidak, aku berkata seperti itu agar kamu cepat sembuh saja,” elak Naya.Ekspresi wajah Bams berubah. Dia mengambil obat dan segelas air putih dari tangan Naya, lantas meminum obat itu dalam sekali tenggak.Naya menahan senyum melihat Bams kesal. Pria matang ini sangat lucu ketika sedang kesal.“Aku menyukaimu, tapi jika kamu juga benar-benar menyukaiku,” ucap Naya setelah Bams selesai minum.Bams diam menatap pada
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Masa Lalu Bams

Sembilan tahun lalu. “Dasar jalang sialan. Kamu bilang mau memberiku perawan, ternyata mana?” Seorang pria berbadan besar menampar wanita paruh baya hingga tersungkur di lantai. “Ta-tapi dia bilang kalau belum pernah melakukannya.” Wanita itu mencoba menjelaskan, tetapi tamparan kembali dilayangkan secara bertubi-tubi. “Sialan! Kamu hanya mencoba menipuku! Kembalikan uangku!” perintah pria itu seraya menjambak rambut wanita paruh baya itu. Saat itu, Bams yang berumur dua puluhan tahun, melihat wanita tadi dianiaya. Dia melempar barang belanjaan yang dibawanya, lantas menghampiri untuk menolong wanita yang tak lain ibunya. “Berhenti memukuli ibuku!” teriak Bams seraya menghalau tangan pria tadi memukul sang ibu. Pria itu geram karena ada yang menahannya. Dia menghempaskan tubuh Bams hingga tersungkur di lantai. “Tidak usah ikut campur, kecuali kamu mau mengganti uangku. Atau, kamu mau jadi gigolo lalu uangnya untuk mengganti uang yang sudah wanita ini ambil!” Pria itu tersenyum
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more
PREV
1
...
4546474849
...
53
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status