Semua Bab Permintaan Gila Adikku: Bab 131 - Bab 140

161 Bab

131. Hukuman Untuk Olip

Ridwan merasa marah dan kesal dengan insiden yang terjadi padanya di warung kopi tadi. Niat hati bertemu teman lama yang dulunya sama-sama bekerja mejadi guru, dia malah dipermalukan oleh ibu mertuanya. "Sial*n! Kurang ajar sekali orang tua itu. Berani-beraninya dia mempermalukan aku di tempat umum," ujar Ridwan yang terus menggerutu sepanjang perjalanan tadi. "Mana pukulannya sakit semua lagi?" Dia masih di atas motor menuju kontrakannya. Sesekali Ridwan melihat lengannya yang tadi juga terkena pukulan dari Bu Tuti. Terlihat beberapa ruam di sana akibat cubitan juga. Tiba-tiba pandangannya menajam lurus ke arah depan. Giginya bergemerut satu sama lain menandakan amarah pria itu. "Olip" Dia mengucapkan nama istrinya dengan suara menggeram. Kilat emosi terpancar di sorot matanya. Entah seberapa marah pria itu saat ini. "Awas saja kau Olip. Kau sudah membuat aku dipermalukan oleh ibumu di tempat umum. Tungu saja pembalasanku," ujarnya kemudian. Meski sejak dipukuli tadi dia terus
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-15
Baca selengkapnya

131. Ancaman Ridwan

Olip meringkuk ketakutan. Dia menunduk sembari menangis, sesekali melirik ke arah keberadaan suaminya dengan tubuh bergetar. Bagamana tidak? Ridwan yang biasanya akan selalu menurutmu kemauannya, selalu mengalah kikadia marah, kini berubah seratus delapan pukul derajat. Bahkan kini Olip sangat ketakutan melihat suaminya itu. "Enak?" tanya Ridwan dengan senyum miring. Pria itu pun bangkit lalu mengenakan pakaianya secara cepat semampu melirik sinis ke arah Olip. Terlihat ekspresi penuh kepuasan di wajah pria itu. Setelah mengenakan pakaiannya dengan lengkap, dia pun mendekati Olip. Hal itu membuat Olip kembali merasakan takut. Dia menarik tubuhnya untuk semakin merapat ke dinding yang ada di belakangnya. Sedikit gerakan saja dia sudah berdesis. Olip merasakan kesakitan di sekujur tubuhnya karena mendapat penyiksaan dari Ridwan. Yang paling parah adalah bagian intinya karena Ridwan sudah menggangg*hinya secara brutal dan kasar. "Jangan," bisik Olip. Ridwan pun hanya terkekeh. Tak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-15
Baca selengkapnya

132. Bisik-bisik Tetangga

Acara syukuran rumah Mika berlangsung. Jika siang ini diperuntukan untuk para ibu-ibu, naka di acara malam nanti akan diperuntukan untuk para bapak-bapak. Biar tidak tercampur begitu. Terlihat Bu Tuti yang tampak sibuk dan juga kerepotan karena perempuan itu memang diserahi tugas untuk mengatur makanan oleh Mika. Bukan karena semangat, tetapi diahanya tidak ingin kalau acara ini apan memiliki masalah pada makanannya karena itu akan menjadi hal yang tidak baik nantinya. Para tamu sudah datang. Mereka mulai pengajian dengan seseorang yang memimpin. Namun, kita tahu kalau seperti ini pasti ada saja beberapa orang yang tidak fokus. "Bu Tuti tumben giat gitu bantuin Mika." Ya. Beberapa ibu-ibu malah salfok sama keberadaan Bu Tuti yang terlihat sangat sibuk mengatur menu yang ada di acara syukuran ini. "Iya. Dia seperti paling sibuk ngatur menu sejak tadi." 'Tumben. Kan ini acaranya Mika." "Memang kenapa kalau acaranya Mika?" tanya salah satu ibu-ibu yang sejak tadi mendengar pembicar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-16
Baca selengkapnya

133.

Bu Tuti yang kepikiran mengenai Olip setelah mendapat pertanyaan dari beberapa tetangganya tadi gegas menuju tempat paling belakang agar tida diketahui orang. Tidak. Dia bukannya ingin berbuat curang. Dia hanya ingin mencoba menghubungi Olip karena merasa heran putrinya itu bum datang juga. Padahal, dia sudah memberitahu mengenai acara ini."Jangan-jangan dia beneran tidak mau datang lagi. Kemarin, kan dia bilang gitu." Bu Tuti mulai berkutat dengan ponsel miliknya, mencari nomor milik Olip dan mencoba untuk menghubunginya.Panggilan pertama tidak mendapat jawaban meski dia tahu kalau nomor Olip aktif. Hingga percobaan ketempat, dia pun akhirnya bisa mendengar suata Olip. Bu Tuti terlihat lega akan hal itu."Olip. Kamu ini ke man aja sih? Dihubungi dari tadi coba," ujar Bu Tuti yang langsung mengomel. Padahal beberapa saat lalu dia terlihat khawatir."Maaf, Bu. Tadi Olip dari kamar mandi. Ibu tahu sendiri kalau kamar mandi di kontrakan ini harus antre." Olip berujar dari seberang sana
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-17
Baca selengkapnya

134. Praduga

Keluarga Noval dan juga neneknya Mika saling mengobrol bersama di sebuah ruangan yang terpisah dengan tempat acara syukuran berjalan. Kedua keluarga berkenan dan bercerita mengenai kilas balik.Mika dan Noval memasuki ruangan. "Maaf, ya. Kami baru bisa menemani," ujar Mika merasa bersalah."Tidak apa. Namanya juga lagi punya hajatan. Pasti sibuk ngurusin para tamu." Nenek Saseka berujar dengan senyuman.Nyonya Maysa tersenyum. Dia menepuk punggung tangan Mika. "Semoga di rumah baru ini hubungan kalian semakin erat," ujarnya mendoakan yang terbaik."Dan yang pasti, semoga kalian segera mendapat momongan," lanjutnya dengan senyuman mengembang.Noval yang mendengar itu langsung menatap papanya di mana sang papa hanya memberikan senyum miring di sana."Benar tidak Nyonya Saseka?" tanya Nyonya Maysa pada nenek Mika."Betul itu. Saya juga pengen segera dapat cicit dari Mika. Saya sudah tua. Harus cepet. Takutnya keburu diambil sama yang maha kuasa." Nyonya Saseka berujar.Mika yang mendenga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Baca selengkapnya

135. Olip Pengen Makan Enak

Setelah menutup panggilan telepon dari ibunya beberapa menit lalu, itu membuat Olip termenung. Perempuan itu berpikir cukup lama dengan acara syukuran di rumah baru Mika."Datang nggak ya?" tanyanya pada diri sendri. Tentu kita tahu apa yang dikatakan oleh Olip pada ibunya tadi di telepon kalau dia tidak mau datang ke acara itu.Ya. Kita tahu kalau Olip semakin merasa kesal dengan apa yang dicapai oleh kakanya, apalagi kelakuan Ridwan akhir-akhir ini yang memperlihatkan seperti dirinya tida ada artinya lagi untuk Ridwan.Olip menggigit bibir bawahnya dengan ekspresi gelisah. Dia menunduk melihat perutnya yang rata. Dia mengelusnya pelan dengan ekspresi sedih."Pasti di sana sekarang banyak makanan. Pasti banyak yang enak-enak juga." Olip membayangkan makanan yang kini ada di rumah Mika. Ayam, daging, sayur, buah dan juga jajanan. Belum lagi kue-kuenya."Apa aku ke sana saja, ya? Sudah lama banget nggak makan enak. Udah berapa hari ini makanya cuma emi," ujarnya sekali lagi. Dia masih
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-20
Baca selengkapnya

136.

Melihat banyaknya orang yang berada di rumah baru Mika, juga dua mobil bagus yang terparkir di depan rumahnya, membuat dia yakin kalau keluarga kandung Mika juga keluarga Noval srdah datang.Tentu saja dia akan merasa malu kalau tiba-tiba datang ke rumah Mika. Olip pun memutuskan untuk menuju rumah kedua orang tuanya saja. Berdiam diri di sana daripada mendapat ejeken, tatapan, atau pun gosip orang-orang jika melihat dirinya di sana.Olip mengembuskan napas kasar kala dia tidak menemukan siapa pun di rumah kedua orang tuanya. Dia segera memasuki rumah itu dan kembali menutup pintunya rapat-rapat agar tidak ada yang tahu kalau dia ada di sana.Olip membanting tubuhnya pada kursi. "Sebaiknya aku hubungi Ibu," ujarnya kemudian.Dia mengambil ponsel miliknya dan mulai menghubungi ibunya. Untuk beberapa saat ibunya itu tidak menjawab sama sekali panggilannya sehingga Olip haus mencobanya beberapa kali.Hingga pada percobaan kelima, ibunya itu baru mengangkat panggilan darinya. "Ibu. Ibu in
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-23
Baca selengkapnya

137.

Bu Tuti dan Olip yang terkejut mendengar suara itu langsung menoleh. Mereka tampak shok melihat keberadaan Sinta di ambang pintu."Ngapain kamu di situ?" tanya Bu Tuti marah.Sinta hanya mengedikkan bahunya. "Hanya mengikuti Bu Tuti saja tadi. Solanya Bu Tuti keliatan aneh. Bawa kantong kresek hitam besar sepertinya berat sekali. Aku pikir bawa apa. Ternyata bawain makanan untuk anaknya toh." Dia tersenyum miring.Sinta menatap ke arah Olip dan makanan yang tersaji di meja. "Banyak juga ya, Lip makan kamu.""Terserah aku dong." Olip membalas sinis."Ya memang terserah kamu. Tapi heran saja aku. Kenapa kamu nggak pergi ke rumahnya Mika aja untuk makan. Kenapa musti ngerepotin ibumu yang sedang sibuk di sana?" tanyanya kemudian.Sinta suka melihat wajah Olip yang kaku dan was-was. "Kenapa diam? Karena malu, ya?" tanyanya kemudian.Bu Tuti menarik napas dalam, menahan amarahnya agar tidak meledak di hadapan Sinta. Wanita itu berdiri di ambang pintu dengan tangan terlipat di dada, matanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-24
Baca selengkapnya

138

Setelah acara syukuran rumah baru Mika dan Noval, selang beberapa hari masih mereka rasakan lelahnya. Namun, ada satu hal yang sudah ingin Mika bahas sejak hari syukuran itu.Masih belum kembali bekerja, Mika memberikan minuman pada Noval. Dia langsung duduk di depan sang suami karena ingin membicarakan sesuatu.Noval yang bisa melihat gelagat Mika pun menautkan kedua alisnya. "Ada apa?" tantanya kemudian."Aku pengen ngomong sama kamu," ujar Mika kemudian.Noval meneguk minumannya lalu meletakkan kembali gelas itu. Kalau sudah seperti ini pasti yang akan dibicarakan Mika adalah hal penting. Hanya saja, dia tidak tahu topik apa yang akan dibawa oleh Mika."Katakan saja." Noval berujar."Siapa kamu?" tanya Mika tanpa basa-basi. Dia menatap Noval lamat-lamat dengan ekspresi menuntut kalau Noval harus menjawab pertanyaannya dengan jujur.Noval yang mendengar pertanyaan Mika hanya menarik napas dalam lalu negembuskannya perlahan. Pertanyaan ini sudah sering kali dia dapatkan dari Mika. D
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

139

"Sudah. Jangan bersedih lagi. Aku tidak bermaksud membohongi kamu, Mika." Dia menepuk punggung Mika dengan pelan."Kenapa kamu menutup-nutupin semua ini dari aku? Karena hubungan kita hanya bohongan, ya?" tanya Mika pada Noval.Noval menarik napas dalam. "Bukan begitu. Aku hanya tidak mau membicarakannya saja. Bukan karena aku ingin menutupinya dari kamu. Lagian untuk apa coba dibahas. Toh yang kaya mereka, bukan aku."Mika melepaskan pelukannya lalu menatap Noval heran. "Kamu aneh.""Aneh kenapa?" Kali ini Noval yang menatap Mika aneh."Ya aneh." Mika mengangguk. "Biasanya, kalau anak orang kaya itu akan membanggakan keluarga orang tuanya. Mereka akan sombong dan bertingkah seenaknya." Dia menjabarkan.Noval yang mendengar hal itu menjadi menarik garis bibirya. "Ya tidak semuanya seperti itu, Mik. Buktinya aku tidak.""Lah iya makanya aku sebut kamu aneh." Mika berujar.Noval berdecak. "Tidak semua anak orang kaya seperti itu. Contohnya aku. Aku tahu yang kaya Papa sama Mama, kalau a
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status