Home / Rumah Tangga / Permintaan Gila Adikku / 135. Olip Pengen Makan Enak

Share

135. Olip Pengen Makan Enak

Author: Evie Edha
last update Last Updated: 2025-02-20 23:42:36

Setelah menutup panggilan telepon dari ibunya beberapa menit lalu, itu membuat Olip termenung. Perempuan itu berpikir cukup lama dengan acara syukuran di rumah baru Mika.

"Datang nggak ya?" tanyanya pada diri sendri. Tentu kita tahu apa yang dikatakan oleh Olip pada ibunya tadi di telepon kalau dia tidak mau datang ke acara itu.

Ya. Kita tahu kalau Olip semakin merasa kesal dengan apa yang dicapai oleh kakanya, apalagi kelakuan Ridwan akhir-akhir ini yang memperlihatkan seperti dirinya tida ada artinya lagi untuk Ridwan.

Olip menggigit bibir bawahnya dengan ekspresi gelisah. Dia menunduk melihat perutnya yang rata. Dia mengelusnya pelan dengan ekspresi sedih.

"Pasti di sana sekarang banyak makanan. Pasti banyak yang enak-enak juga." Olip membayangkan makanan yang kini ada di rumah Mika. Ayam, daging, sayur, buah dan juga jajanan. Belum lagi kue-kuenya.

"Apa aku ke sana saja, ya? Sudah lama banget nggak makan enak. Udah berapa hari ini makanya cuma emi," ujarnya sekali lagi. Dia masih
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Permintaan Gila Adikku   136.

    Melihat banyaknya orang yang berada di rumah baru Mika, juga dua mobil bagus yang terparkir di depan rumahnya, membuat dia yakin kalau keluarga kandung Mika juga keluarga Noval srdah datang.Tentu saja dia akan merasa malu kalau tiba-tiba datang ke rumah Mika. Olip pun memutuskan untuk menuju rumah kedua orang tuanya saja. Berdiam diri di sana daripada mendapat ejeken, tatapan, atau pun gosip orang-orang jika melihat dirinya di sana.Olip mengembuskan napas kasar kala dia tidak menemukan siapa pun di rumah kedua orang tuanya. Dia segera memasuki rumah itu dan kembali menutup pintunya rapat-rapat agar tidak ada yang tahu kalau dia ada di sana.Olip membanting tubuhnya pada kursi. "Sebaiknya aku hubungi Ibu," ujarnya kemudian.Dia mengambil ponsel miliknya dan mulai menghubungi ibunya. Untuk beberapa saat ibunya itu tidak menjawab sama sekali panggilannya sehingga Olip haus mencobanya beberapa kali.Hingga pada percobaan kelima, ibunya itu baru mengangkat panggilan darinya. "Ibu. Ibu in

    Last Updated : 2025-02-23
  • Permintaan Gila Adikku   137.

    Bu Tuti dan Olip yang terkejut mendengar suara itu langsung menoleh. Mereka tampak shok melihat keberadaan Sinta di ambang pintu."Ngapain kamu di situ?" tanya Bu Tuti marah.Sinta hanya mengedikkan bahunya. "Hanya mengikuti Bu Tuti saja tadi. Solanya Bu Tuti keliatan aneh. Bawa kantong kresek hitam besar sepertinya berat sekali. Aku pikir bawa apa. Ternyata bawain makanan untuk anaknya toh." Dia tersenyum miring.Sinta menatap ke arah Olip dan makanan yang tersaji di meja. "Banyak juga ya, Lip makan kamu.""Terserah aku dong." Olip membalas sinis."Ya memang terserah kamu. Tapi heran saja aku. Kenapa kamu nggak pergi ke rumahnya Mika aja untuk makan. Kenapa musti ngerepotin ibumu yang sedang sibuk di sana?" tanyanya kemudian.Sinta suka melihat wajah Olip yang kaku dan was-was. "Kenapa diam? Karena malu, ya?" tanyanya kemudian.Bu Tuti menarik napas dalam, menahan amarahnya agar tidak meledak di hadapan Sinta. Wanita itu berdiri di ambang pintu dengan tangan terlipat di dada, matanya

    Last Updated : 2025-02-24
  • Permintaan Gila Adikku   138

    Setelah acara syukuran rumah baru Mika dan Noval, selang beberapa hari masih mereka rasakan lelahnya. Namun, ada satu hal yang sudah ingin Mika bahas sejak hari syukuran itu.Masih belum kembali bekerja, Mika memberikan minuman pada Noval. Dia langsung duduk di depan sang suami karena ingin membicarakan sesuatu.Noval yang bisa melihat gelagat Mika pun menautkan kedua alisnya. "Ada apa?" tantanya kemudian."Aku pengen ngomong sama kamu," ujar Mika kemudian.Noval meneguk minumannya lalu meletakkan kembali gelas itu. Kalau sudah seperti ini pasti yang akan dibicarakan Mika adalah hal penting. Hanya saja, dia tidak tahu topik apa yang akan dibawa oleh Mika."Katakan saja." Noval berujar."Siapa kamu?" tanya Mika tanpa basa-basi. Dia menatap Noval lamat-lamat dengan ekspresi menuntut kalau Noval harus menjawab pertanyaannya dengan jujur.Noval yang mendengar pertanyaan Mika hanya menarik napas dalam lalu negembuskannya perlahan. Pertanyaan ini sudah sering kali dia dapatkan dari Mika. D

    Last Updated : 2025-02-26
  • Permintaan Gila Adikku   139

    "Sudah. Jangan bersedih lagi. Aku tidak bermaksud membohongi kamu, Mika." Dia menepuk punggung Mika dengan pelan."Kenapa kamu menutup-nutupin semua ini dari aku? Karena hubungan kita hanya bohongan, ya?" tanya Mika pada Noval.Noval menarik napas dalam. "Bukan begitu. Aku hanya tidak mau membicarakannya saja. Bukan karena aku ingin menutupinya dari kamu. Lagian untuk apa coba dibahas. Toh yang kaya mereka, bukan aku."Mika melepaskan pelukannya lalu menatap Noval heran. "Kamu aneh.""Aneh kenapa?" Kali ini Noval yang menatap Mika aneh."Ya aneh." Mika mengangguk. "Biasanya, kalau anak orang kaya itu akan membanggakan keluarga orang tuanya. Mereka akan sombong dan bertingkah seenaknya." Dia menjabarkan.Noval yang mendengar hal itu menjadi menarik garis bibirya. "Ya tidak semuanya seperti itu, Mik. Buktinya aku tidak.""Lah iya makanya aku sebut kamu aneh." Mika berujar.Noval berdecak. "Tidak semua anak orang kaya seperti itu. Contohnya aku. Aku tahu yang kaya Papa sama Mama, kalau a

    Last Updated : 2025-02-27
  • Permintaan Gila Adikku   140

    Ternyata, peringatan dari Pak Purnomo agar Bu Tuti tidak menyetujui apa yang diminta Olip tidak didengarkan oleh perempuan itu. Malahan, Bu Tuti mengajak Olip untuk mendatangi Mika sama-sama.Lihat saja sekarang. Selepas Pak Purnomo pergi bekerja, keduanya langsung segera menuju rumah Mika. "Bu. Mereka sudah mau berangkat," ujar Olip ketika melihat Noval sudah berada di atas motornya."Makanya ayo cepet," ujar Bu Tuti. Mereka pun memeprcepat langkah sebelum Mika keluar dan mengunci pintunya.Melewati Ridwan yang ada di atas motor begitu saja, mereka pun langsung memasuki rumah Mika. "Mika," panggil keduanya ketika melihat Mika keluar dari dalam rumah. Mereka mengembangkan senyum."Ibu? Olip?" Mika menatap kedua orang itu dengan kerutan di kening."Kamu mau berangkat ya?" tanya Bu Tuti kemudian.Mika hanya mengangguk saja."Tunggu dulu, ya. Ada yang mau ibu sama Olip omongin sama kamu," ujar Bu Tuti kemudian.Mika menyatukan kedua alisnya. Dia melirik ke arah sang suami dan melihat Nov

    Last Updated : 2025-02-28
  • Permintaan Gila Adikku   141.

    Setelah mengunjungi rumah Mika dan meminta Mika untuk membelikannya rumah, tetapi tidak mendapatkan hasil apa pun, Olip pun akhirya memilih untuk pulang ke kontrakannya.Tidak disangka. Ternyata sudah ada Ridwan di kontrakan. Entah untuk apa pria itu pulang Olip tidak tahu karena biasanya jam segini Ridwan akan selalu pergi.Olip pun memasuki kontrakan dan melihat Ridwan yang sedang duduk asyik berminat dengan ponselnya. "Dari mana kamu?" tanya Ridwan tiba-tiba dengan suara beratnya."Dati rumah Bapak," ujar Olip. Dia melepaskan jaket dan menggantungkannya di balik pintu.Ridwan yang mendengar jawaban Olip langsung mengalihkan pandangan dari layar ponsel yang sejak tadi menemaninya. "Ke rumah Bapak Ibumu?" tanyanya kemudian.Olip pun mengangguk. "Ngapain? Ngadu lagi abis gue perkosa* lo?" tanyanya kemudian.Olip langsung melotot dan menatap Ridwan. Dia pun menggeleng cepat. "Enggak." Dia khawatir Ridwan akan kembali melakukan hal itu lada dirinya."Oh." Ridwan hanya menganguk aaja la

    Last Updated : 2025-03-03
  • Permintaan Gila Adikku   142

    Mika melongo menatap rumah besar yang ada di hadapannya. Malam ini, Nova mengajak Mika untuk kembali menemui orang tuanya. Bukan di restoran atau tempat lain. Kali ini, dia mengajak Mika untuk datang ke rumahnya.Rumah orang tuanya yang sebenarnya. Lihatlah wajah terkejut dari Mika ketika dia dan sang suami baru sampai."Ini beneran rumah kamu?" tanyanya kemudian. Pandangan Mika masih tertuju pada bangunan megah yang ada di hadalannya, seolah tidak peduli kalau Noval berdiri di sampingnya."Bukan. Ini rumah orang tua aku. Kamu tahu itu," jawab Noval begitu santai. Padahal ya sama saja, rumah orang tuanya itu berarti ya rumahnya juga. Hanya saja, Noval tidak menganggap seperti itu."Ya sama aja. Ish kamu mah." Mika mencubit pinggang Noval."Aduh, sakit nih," ujar Noval dengan mengelus pinggangnya yang baru saja mendapat cubitan dati sang istri."Kamu sih. Rasain," ujar Mika mengejek sang suami."Ayo masuk. Kenapa masih berdiam diri saja?" ajak Noval pada Mika.Sedangkan Mika yang mende

    Last Updated : 2025-03-04
  • Permintaan Gila Adikku   143

    Jika sebelumnya Mika akan dengan lantang menggunakan tidak jika mendapatkan pertanyaan itu dati Sinta, kini dia malah terdiam membuat, tidak tahu mau mengatakan apa. Tidak mengatakan tidak, tidak juga mengatakan iya. Jadi, bagaimana perasaan Mika terhadap Noval saat ini? Mika pun akhirnya memilih menggeleng. "Aku tidak tahu," ujarnya kemudian. Sinta pun langsung menggeram kesal. Dia menyayangkap sikap Mika yang tidak peka atau bagaimana? "Ya mungkin kamu merasakan sesuatu yang lain begitu setelah lama berlalu acara pernikahan kalian. Setelah lama bersama gitu. Misal ... Getar-getar asmara gitu?" tanya Sinta. Mika terdiam. Dia sedang memikirkan apa yang dikatakan oleh Sinta tentang hubungannya dengan Noval. Jadi, apa perasaannya saat ini. "Hei!" Sinta menggebrak meja di hadapan mereka yang mampu membuat Mika terkejut bahkan sampai berjingkat karena itu. "Kamu ini ditanya malah bengong. Gimana sih?" Sinta mengomel. "Jadi bagaimana? Perasaan kamu sama Noval bagaimana?" tan

    Last Updated : 2025-03-06

Latest chapter

  • Permintaan Gila Adikku   162

    Pak Eko dan Bu Lestari pun menoleh ke arah pemilik suara. Terlihat Pak Purnomo baru saja keluar dati dalam rumah."Ada apa ini berisik-berisik?" tanya Pak Purnomo."Ini Pak. Ada besan datang. Katanya mau ketemu Olip," ujar Bu Tuti."Kenapa ngga diminta duduk?" tanya Pak Purnomo."Iya nih Bu Tuti. Kok saya datang nggak diminta duduk. Bagaimana sih?" tanya Bu Lestari dengan senyum simpul. Dia sepertinya senang kalau melihat besannya yang satu ini dimarahi oleh istrinya.Bu Lestari pun segera menarik suaminya untuk duduk. "Sini, Pak.""Bu. Ambilkan minim dan panggilkan Olip sama Ridwan," ujar Pak Purnomo memerintah sang istri."Iya-oya." Bu Tuti pun bangkit dari tempat duudknyadan masuk untuk memanggil anak dan menantunya juga membuatku minum."Apa kabar, besan?" tanya Pak Purnomo."Baik." Pak Eko menjawab."Pak Purnomo ini gimana aih? Olip hamil kok nggak ngasih tahu kami?" tanya Bu Lestari kemudian.Pak Purnomo terkejut. "Loh? Ridwan tidak menceritakan semua ini ke kalian?" tanyanya ke

  • Permintaan Gila Adikku   161

    Bu Lestari dan Pak Eko menuju rumah Pak Purnomo untuk menemui anak dan juga menantunya. Kabar kehamilan Olip yang didapat membuat mereka kesal sekaligus bahagia."Udah, Bu. Nggak usah ngomel-ngomel mulu," ujar Pak Eko ketika mereka berada di atas motor dan Bu Lestari tampak menggerutu tanpa henti sejak tadi."Ibu ini sedang kesal, Pak," ujar Bu Lestari memberi tahu."Iya Bapak tahu. Tapi udah dong keselnya. Jangan nyerocos terus. Nanti kalau bapak ngga bisa fokus nyeri gara-gara suara Ibu bagaimana?" tanya Pak Eko. Dia melirik keberadaan istrinya melalui kaca spion.Bu Lestari langsung menepuk pundak Pak Eko dari belakang. "Bapak ini. Memangnya suara ibu ini sura apaan sampai-sampai bisa membuat Bapak ngga konsen naik motor?" Dia bersungut-sungut."Ibu hnaya kesal aja, Pak. Kenapa Ridwan dan Olip itu tidak bilang sejak awal kalau dia pindah dari kontrakan ke rumahnya besan. Kalau dia bilang sejak awal, kan kita nggak perlu ke kontrakan dia dulu. Buang waktu. Buang bensin. Capek." Bu L

  • Permintaan Gila Adikku   160

    Sinta memberikan minuman pada Mika. Setelah ditinggal Nyonya Saseka dan juga Noval, beberapa waktu dari itu Mika bangun dari tidurnya. Sinta segera membantu ketika melihat sahabatnya itu ingin minum."Noval mana, Sin? Kok kamu yang ada di sini?" tanya Mika kemudian.Sinta mengerucutkan bibirnya mendengar pertanyaan Mika. "Kamu nggak suka kalau aku ada di sini?" tanyanya kemudian.Nika mengembuskan napas kasar. "Bukan gitu.""Iya-iya aku paham," ujar Sinta kemudian."Kamu ini dalam keadaan seperti ini masih saja mau bercanda." Mika menyeka keringat yang ada di keningnya."Dia lagi pergi. Katanya cari makan," ujar Sinta kemudian."Astaga. Aku memang belum masak lagi." Mika memegang kepalanya dan merutuki diri."Ya udah sih. Toh keadaan kamu masih nggak baik-baik aja gini. Lagi pun Noval juga nggak masalah kalau beli di luar. Kaya ini. Kalau aku, pasti mau beli tiap hari aja. Biar nggak capek-capek masak dan badan bau bawang," ujar Sinta dengan kekehannya.Mika berdecak. "Kamu ini." Dia

  • Permintaan Gila Adikku   159

    "Cepat katakan apa yang sebenarnya terjadi!" teriak Pak Bowo pada Ridwan ketika mereka sudah berada di rumah. Pria itu begitu marah oda menantunya akan kejadian hari ini.Selain membuat kerusuhan, kejadian kali ini juga membahayakan Olip dan kandungannya. "Bapak ini kenapa sih malah marah-marah sama Kak Ridwan? Marah tuh sama Kak Mika tuh yang udah dorong aku sampai aku jatuh," ujar Olip membela suaminya."Iya nih Bapak. Bapak kenapa malah marahin Rid---""Diam!" bentak Pak Purnomo sekali lagi. Pria itu menatap ketiganya dengan raut kemarahan. Terutama pada Ridwan."Sudah berapa kali Bapak katakan saka kalian. Noval bukan tipikal orang yang akan sapa mukul orang kain kalau tidak ada apa-apa." Dia bersungut-sungut. Heran sama anak dan istrinya ini. Kenapa masih saja bodoh."Pasti. Bapak yakin. Pasti ada sesuatu yang disembunyikan sama kamu Ridwan!" Dia menunjuk ke arah Ridwan.Ridwan yang sudah smrasa ketakutan karena yadi dia mendengar jika neneknya Mika akan membawa kasus ini ke jalu

  • Permintaan Gila Adikku   159

    "Ada apa tuh? Ada apa?" tanya para tetangga yang berkumpul di depan rumah Mika dan melihat keributan antara kakak beradik itu. "Mana aku tahu? Lah ini baru mau lihat." Yang lain menjawab. Mereka pun mulai fokusuntuk melihat dan mencari tahu apa yang sebenatnya terjadi. Mika yang memang sedang berada di rumah beristirahat tak pergi ke toko karena kejadian beberapa hari lalu terkejut dengan kedatangan sang adik yang tiba-tiba saja marah-marah dan juga meneriakinya dengan alasan dia yang sudah menggoda Ridwan. Tentu saja Mika merasa bingung. "Apa maksud kamu?" tanya Mika dengan kerutan di kening dia menatap wajah sang adik yang menunjukkan kemarahan. "Nggak usah pura-pura nggak tahu!" teriak Olip sekali lagi. Bola matanya melotot dan dia mengangkat dagu. "Kak Mika ngapain gidain suami aku?" tanyanya dengan menunjuk ke arah wajah Mika. "Jangan semabrangan kalau ngomong kamu." Mika yang sejak tadi hanya memerhatikan kemarahan adiknya kini mulai tersulut emosi. Apalagi dengan tuduhan

  • Permintaan Gila Adikku   157

    "Ada apa tuh? Ada apa?" tanya para tetangga yang berkumpul di depan rumah Mika dan melihat keributan antara kakak beradik itu."Mana aku tahu? Lah ini baru mau lihat." Yang lain menjawab. Mereka pun mulai fokusuntuk melihat dan mencari tahu apa yang sebenatnya terjadi.Mika yang memang sedang berada di rumah beristirahat tak pergi ke toko karena kejadian beberapa hari lalu terkejut dengan kedatangan sang adik yang tiba-tiba saja marah-marah dan juga meneriakinya dengan alasan dia yang sudah menggoda Ridwan.Tentu saja Mika merasa bingung. "Apa maksud kamu?" tanya Mika dengan kerutan di kening dia menatap wajah sang adik yang menunjukkan kemarahan."Nggak usah pura-pura nggak tahu!" teriak Olip sekali lagi. Bola matanya melotot dan dia mengangkat dagu."Kak Mika ngapain gidain suami aku?" tanyanya dengan menunjuk ke arah wajah Mika."Jangan semabrangan kalau ngomong kamu." Mika yang sejak tadi hanya memerhatikan kemarahan adiknya kini mulai tersulut emosi. Apalagi dengan tuduhan tidak

  • Permintaan Gila Adikku   156

    Mendengar cerita suaminya, tentu saja Olip menjadi marah. Perempuan itu meradang dan langsing bergegas pergi untuk menemui kakaknya. "Kurang ajar. Berani-beraninya Kak Mika ini." Dia bersungut-sungut.Ridwan yang terkejut dengan reaksi Olip pun ternyata langsung mengejar langkah sang istri. Dia menahan lengan Olip ketika berhasil mengejar langkah istrinya. "Kamu mau ke mana?" tanya Ridwan."Mau ke rumahnya Kak Mika." Olip pun menunjuk ke arah rumah Mika.Sudah Ridwan duga. "Ngapain?" tanyanya kemudian dengan ekspresi terkejut."Ya mau ngelabrak mereka lah," jawab Olip penuh dengan ambisi."Nggak suami nggak istri sama aja," sambung Olip.Bola matanya melotot, warna kulit wajahnya terlihat memerah pertanda kalau perempuan itu tengah menahan amarah. "Enak aja dia godain kamu. Nggak tahu malu. Udah punya suami juga. Masih aja godain suami orang. Mana suaminya gebukin kamu lagi. Harusnya tuh yang Noval gebukin istrinya yang ganjen itu."Noval ikut melotot. "Nggak usah." Dia menahan tangan

  • Permintaan Gila Adikku   155

    Ternyata, apa yang katakan Pak Purnomo membuat Olip berpikir. Perempuan itu merasa apa yang dikatakan bapaknya benar. Tidak mungkin Noval datang dan memukul Ridwan tanpa alasan. "Pasti ada sesuatu di balik semua ini," ujarnya kemudian."Udah dua hari ini suamiku nggak bisa nyari kerja gara-gara dihajar Noval tanpa jelas. Bikin kesel aja." Dia menggerutu."Sebaiknya aku tanyakan saja pada Kak Ridwan apa yang sebenarnya terjadi. Biar aku tahu alasan kenapa Noval main pukul Kak Ridwan. Biar aku ada penjelasan yang jelas ketika aku melaporkan Noval nanti." Dia menjentikkan jari dan tersenyum.Perempuan itu meletakkan gelas yang sebelumnya berisi susu nutrisi ibu hamil lalu pergi menuju kamarnya di mna Ridwan sedang beristirahat di sana."Loh, Lip? Mana minuman untuk aku?" tanya Ridwan yang melihat istrinya kembali tanpa membawa apapun padahal tadi dia meminta Olip untuk mengambilkan minuman.Olip tidak menjawab. Perempuan itu malah menaiki ranjang lalu duduk di hadapi Ridwan. Dia memberik

  • Permintaan Gila Adikku   154

    "Sekarang katakan. Apa yang sudah kamu lakukan sehingga Noval memukuli kamu?" tanya Pak Purnomo yang sudah mengantuk Ridwan ke ruang tamu rumah mereka.Sedangkan Ridwan yang ditanya seperti itu malah menghindari tatapan bapak mertuanya. Dia berdesis cukup keras sembari memegangi bagian-bagian tubuhnya yang dipukuli Noval seolah memberitahukan betapa sakitnya pukulan itu.Cara yang dilakukan oleh Ridwan berhasil menarik simpati Olip. Perempuan itu pun menatap bapaknya dan menepuk lengan bapaknya pelan. "Bapak ini. Kaka Ridwan lagi kesakitan ini. Kok malah ditanya-tanya sih?" "Ya bapak, kan hanya tanya. Apa susahnya dia tinggal jawab. Orang tinggal buka mulut aja. Nggak harus jalan kaki sepanjang lima kilo mereka." Pak Purnomo berujar."Ya, kan tapi suami aku ini sedang kesakitan. Lihat itu ujung bibirnya lebam. Pasti sakit kalau dibuat bicara," ujar Olip dengan menunjuk ke arah ujung bibir Ridwan yang terlihat merah."Harusnya Bapak itu tanya tuh menantu Bapak yang satunya. Kenapa dia

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status