All Chapters of Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal: Chapter 381 - Chapter 390

470 Chapters

381. Dua Saudara

Sean berdiri membeku di ambang pintu, hatinya berdegup kencang. Ryan berdiri di sana, di samping ranjang Andika, menatap wajah ayah mereka yang pucat dan lemah.Perlahan, Ryan menoleh. Mata mereka bertemu, dan seketika itu juga waktu seakan berhenti. Dua pasang mata yang penuh luka, penuh kenangan pahit, namun tak bisa mengingkari darah yang mengalir dalam tubuh mereka.Sekian lama mereka saling membenci, menyalahkan takdir yang memisahkan mereka sejak lahir. Sean, anak dari istri sah Andika, dibesarkan berbalut luka sebuah pengkhianatan. Sementara Ryan, anak dari wanita lain, tumbuh dalam bayang-bayang merasa tak terlihat dan diabaikan.“Mengapa kalian meninggalkan Papa di saat dia terpuruk?” Sean melontarkan pertanyaan dengan suara serak karena menahan tangis.Tidak ada kemarahan, dendam pun rasanya sudah sirna. Situasi seperti ini bukan lagi waktunya mengumbar amarah. Bagi Sean, kemunculan Ryan adalah sebuah berkah, setelah pencariannya selama ini tidak menemukan hasil.Ryan membuk
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

382. Membersihkan Nama Baik

Mata Nadya membulat. “Kembar?” serunya nyaris tak percaya. “Jadi waktu kamu muntah di kantor itu bukan karena asam lambung?”Lila menggeleng sambil tersenyum. “Aku merasa bodoh percaya sama diagnosa kamu.”“Kamu habis curhat tentang Pak Sean yang berubah, lalu muntah-muntah. Ya aku pikir kamu kena asam lambung karena banyak pikiran.” Nadya mencoba membela diri, tidak tidak ingin disalahkan. “Terus Pak Sean?”“Dia sangat bahagia, mau punya anak lagi, apalagi langsung dua.”“Bukan itu maksudku,” sahut Nadya, tetapi dia tampak ragu untuk mengungkapkannya. “Tapi …”“Tentang perselingkuhan?” tanya singkat Lila yang langsung mendapat jawaban berupa anggukan kepala dari Nadya.“Itu hanya salah paham,” sambung Lila menjawab pertanyaannya sendiri. Mata Nadya membulat. “Jadi Pak Sean nggak selingkuh?”Lila menggeleng tegas. “Tidak. Dia nggak pernah selingkuh atau punya anak dari perempuan lain.”Nadya terdiam sejenak, mencoba mencerna kata-kata sahabatnya. “Tapi waktu itu... kau bilang Bu Seka
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

383. Dia Telah Pergi

Ryan terhenti di ambang pintu, matanya terbelalak. Di dalam ruang perawatan, dokter dan perawat tampak bergerak cepat, wajah mereka tegang. Monitor detak jantung berdenging keras, grafiknya melonjak tak beraturan. “Tekanan darahnya turun drastis!” seru seorang perawat, suaranya penuh kepanikan. “Siapkan adrenalin! Cepat!” perintah dokter dengan nada tegas. Tangan terampilnya memompa dada sang mama, mencoba mengembalikan detak jantung yang mulai melemah. Ryan merasakan kakinya gemetar. Ia ingin masuk, mendekat, tetapi tubuhnya kaku seakan tertancap ke lantai. Di sudut ruangan, Rina memeluk Rena erat-erat. Mata mereka basah oleh air mata, wajah mereka pucat pasi. “Mama...” bisik Rena, suaranya nyaris tak terdengar, tubuh mungilnya bergetar ketakutan. Ryan mengepalkan tangan, kukunya menancap ke telapak tangan hingga terasa perih. Napasnya tersengal, dadanya sesak melihat orang yang paling dicintainya terbaring lemah di antara kabel-kabel dan selang infus. “Jangan menyerah! Ti
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

384. Tak Berdampak Apapun

Sean menatap layar ponselnya sejenak sebelum menjawab panggilan itu. Ia menghela napas, mencoba menenangkan dirinya.“Halo?” suaranya terdengar lemah, serak karena emosi yang tertahan.“Sean, kamu di mana? Sebentar lagi waktunya makan malam,” suara Lila terdengar cemas di seberang sana. “Aku khawatir. Kamu baik-baik saja?”Sean terdiam sejenak. Ia memandang papanya yang terbaring tak bergerak, napasnya teratur namun lemah. “Aku... di rumah sakit, Lil.”Lila diam sejenak, merasakan nada kesedihan yang dalam pada suara suaminya. “Bagaimana kondisi Papa?”Sean menarik napas panjang. “Stabil... Dokter bilang keadaannya masih sama. Tidak memburuk, tapi juga belum membaik.” Suaranya bergetar, meski ia berusaha keras terdengar tenang. “Aku akan segera pulang.”Lila menghela napas lega. “Baiklah... Aku tunggu di rumah.”Belum sempat Sean memutus sambungan telepon, suara lain terdengar. Ya suara Sekar yang menggelegar.“Sean?” Suara Sekar menggema, tajam dan penuh emosi. “Apa yang kamu lakukan
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

385. Usaha Lila

Sekar berdiri tegak dengan ekspresi tegas di wajahnya. “Aku tidak akan pergi melayat. Dan Lila juga tidak perlu datang.”Lila terdiam, menatap Sean dengan bingung. Ia ingin menunjukkan rasa hormat, tapi tidak berani melawan keputusan mertuanya.“Mama...” Sean mencoba berbicara dengan hati-hati. “Bagaimanapun, Risda sudah tiada. Rasanya tidak pantas jika kita tidak datang sama sekali.”Sekar menoleh, tatapannya tajam. “Perempuan itu sudah menghancurkan hidupku. Kau pikir kematiannya menghapus semua luka itu? Tidak, Sean. Dan aku tidak akan membiarkan istrimu pergi ke sana.”Lila meremas ujung bajunya, ingin bicara namun kata-kata tak mampu keluar dari mulutnya.Sean melihat ketakutan di mata Lila. Dia tahu Lila hanya ingin melakukan hal yang benar, tapi dia tidak ingin Lila harus bermasalah dengan mamanya.“Baiklah, Ma. Lila tidak akan pergi,” ucap Sean dengan suara tenang. “Biar aku saja yang datang.”Sekar mendengus, lalu berbalik meninggalkan mereka tanpa sepatah kata pun.Sean mena
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

386. Tawaran untuk Ryan

Pagi itu, Lila terbangun dengan rasa mual yang hebat. Perutnya terasa melilit, dan kepalanya berdenyut. Begitu mencoba bangun dari tempat tidur, tubuhnya limbung, nyaris terjatuh jika Sean tidak sigap memapahnya.“Kamu nggak usah ke kantor hari ini,” ujar Sean tegas sambil membantu Lila duduk kembali di tepi ranjang.“Tapi hari ini ada rapat penting...” Lila mencoba membantah, meski suaranya lemah dan wajahnya pucat.Dia menggenggam botol kecil obat anti mual yang tadi sempat diminumnya. Sayangnya, efeknya nyaris tidak terasa sama sekali. Mual itu terus menghantam tanpa ampun.Sean menggeleng. “Aku nggak peduli seberapa penting rapat itu. Kondisimu seperti ini, mana mungkin kamu bisa fokus.”“Tapi...”“Nggak ada tapi-tapian, La.” Suara Sean tegas, namun matanya memancarkan kekhawatiran. Dia menyentuh dahi Lila, memastikan suhu tubuh istrinya. “Kamu istirahat di rumah. Aku bakal ngabarin kantormu dan bilang kamu nggak bisa datang.”Lila hanya bisa menghela napas pasrah. Mual itu semaki
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

387. Dukungan dari Lila

Ryan menghela napas panjang. Tatapannya tertuju pada wajah kakaknya yang terlihat lelah dan cemas. Ia tahu kondisi Lila yang sedang hamil anak kembar. Sean sudah menjelaskan semuanya. Tetapi tawaran untuk memimpin Mahendra Securitas bukanlah hal yang bisa diterima begitu saja.“Aku... aku tidak bisa langsung jawab sekarang,” ucap Ryan pelan, suaranya terdengar ragu. “Ini bukan keputusan kecil. Apalagi, aku harus mempertimbangkan banyak hal, termasuk … Bu Sekar.”Wajah Sean mengeras sejenak. Ia mengerti maksud Ryan. Sekar, mamanya adalah sosok yang tidak mudah diyakinkan. Meninggalnya Risda, tidak juga menyembuhkan luka hati sang mama yang begitu dalam.“Aku mengerti,” ucap Sean sambil mengangguk pelan. “Aku tahu hubunganmu dengan mamaku tidak mudah. Tapi, aku benar-benar butuh bantuanmu, Ryan. Lila... kondisinya benar-benar lemah. Dan aku tidak ingin hal buruk terjadi kepadanya.”Ryan menggigit bibirnya, hatinya bergejolak. Dia melihat kesungguhan dan ketulusan di mata sang kakak. Nam
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

388. Perdebatan tak Berguna

Sekar menggebrak meja dengan keras. Suara dentumannya menggema di ruang makan, membuat vas bunga di ujung meja bergetar.“Tidak! Mama tidak akan pernah setuju!” suaranya bergetar menahan amarah. Mata tajamnya menusuk ke arah Sean yang duduk tenang di depannya.Sean tetap diam, wajahnya tenang tanpa ekspresi. Dia sudah memperkirakan sang mama akan memberikan reaksi yang seperti ini.“Setelah semua yang terjadi pada keluarga kita ... setelah kehancuran yang merka buat! Kamu masih berani meminta anak haram itu kembali ke Mahendra Securitas?” Suara Sekar semakin tinggi, nadanya penuh kebencian.“Mama...” Sean mencoba meredakan kemarahan ibunya, tapi Sekar tidak memberi kesempatan.“Kamu gila, Sean! Apa kamu tidak ingat bagaimana kehadirannya membuatmu kehilangan sosok ayah? Bagaimana mereka hidup bahagia dengan harta mama?”Sean mengangkat wajahnya, matanya bertemu dengan tatapan tajam Sekar. “Keadaan sekarang sudah berubah, Ma. Sampai saat ini saya tidak bisa menerika perselingkuhan papa
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

389. Masalah Baru

Ryan menatap foto keluarga yang tergantung di dinding kamar. Dalam bingkai kayu sederhana, wajah Risda tersenyum lembut duduk sambil memangku Rena yang masih bayi, sementara Ryan dan Rina mengapitnya di kedua sisi.Tampak berulang kali Ryan menghela napas dalam-dalam, berusaha menenangkan dirinya yang mesih sulit untuk mengikhlaskan kepergian sang mama. Jemari Ryan menyentuh kaca, mengusap wajah perempuan yang telah melahirkannya, seolah ingin merasakan kehangatannya lagi.Rina berdiri di ambang pintu, memperhatikan suaminya yang terlihat rapuh. Perlahan, dia melangkah mendekat dan duduk di samping Ryan tanpa berkata-kata. Dia tahu Ryan sedang berjuang keras menahan kesedihannya.Ryan menoleh, melihat Rina di sisinya. Matanya merah, penuh air mata yang tertahan. Bibirnya bergetar saat kata-kata itu akhirnya terucap, lirih dan berat. “Aku kangen Mama...”Rina tidak menjawab. Dia hanya membuka lengannya, dan tanpa ragu, Ryan bersandar di bahunya. Tubuhnya gemetar, bahunya terguncang saa
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more

390. Sekan akan Menemui Andika

Ryan menggenggam tangan Rina lebih erat, mencoba meyakin hati sang istri dengan suara yang lebih tenang.“Rina, yang kulakukan dulu... semua itu demi mempertahankan Mahendra Securitas. Aku nggak mau melepaskan perusahaan itu karena aku berpikir perusahaan itu adalah milik papaku.”Rina menatap suaminya dalam-dalam, mencoba mencari kebenaran di balik kata-katanya. Tapi sorot mata Ryan goyah, tidak seteguh biasanya. Kebohongan itu terpancar, meski Ryan berusaha menyembunyikannya.Ingatan masa lalu kembali membanjiri benak Rina. Ia masih ingat jelas bagaimana Ryan menitipkan segala keperluan Lila saat mengandung Brilian.Bagaimana Ryan memastikan Lila mendapatkan nutrisi terbaik. Saat itu, Ryan menunjukkan kepedulian yang tidak biasa. Sebuah kepedulian yang nyata, bukan sekedar muslihat seperti yang baru saja dia ucapkan.Bukan hanya itu, Rina juga tahu penyebab Ryan gelap mata sampai-sampai nekat ingin melenyapkan anak yang dikandung Lila. Lelaki yang kini menjadi suaminya, waktu itu me
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more
PREV
1
...
3738394041
...
47
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status