Beranda / Romansa / Aku Bukan Pembantu / Bab 11 - Bab 20

Semua Bab Aku Bukan Pembantu : Bab 11 - Bab 20

40 Bab

11. Wisesa.

"Mas Andhika," panggil Andini di tengah perjalanan. Kebetulan saat pulang sekolah, laki-laki itu sendiri yang menjemput. Bedanya kali ini tidak menyetir sendiri. "Hem?" Andhika yang tengah membaca file di tabletnya merespon tanpa menoleh. "Boleh mampir ke minimarket terdekat sebentar?" tanya Andini ragu-ragu. "Buat apa?" "Saya mau beli uhm, pembalut, sabun mandi, pasta gigi, lotion, sampo..." jawab Andini seraya mengigit bibir bawahnya. Ketika mengemasi barang-barangnya, Scarlett tidak mengemasi toiletries miliknya juga. Beruntung di apartemen ada dan ketika pindah ke hotel, ia menggunakan apa yang ada di sana. Namun, jumlahnya terbatas dan ia lebih nyaman menggunakan yang biasa dipakainya. "Sebutkan saja, biar Gery yang belanja," sahut Andhika acuh tak acuh. Laki-laki yang tengah menyetir menoleh ke belakang sejenak sebelum kembali fokus pada jalanan. "Iya, Mbak Andini bilang saja butuh apa, nanti saya belikan. Biasanya pakai pembalut merek apa?" Wajah Andini memerah se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

12. Gosip.

Akibat mengetahui seberapa kayanya keluarga Wisesa, Andini jadi sulit tidur. Ia merasa minder berada di tengah-tengah mereka, walaupun saat ini hanya seorang Andhika, tapi bagaimanapun laki-laki itu seorang pemimpin perusahaan besar. Sedikitnya kini ia mengerti tentang penolakan terhadap dirinya. Saat Andini akhirnya keluar untuk sarapan, Andhika sudah menunggu dan segera menyuruhnya duduk. Keduanya sarapan dalam diam. Kali ini laki-laki itu hanya sarapan roti dan kopi hitam, sedangkan Andini sepiring nasi goreng. Kemudian, berbeda dengan kemarin, ketika berangkat sekolah, Andini dijemput oleh Irawan yang sudah menunggu di lobi. Sedangkan Andhika berangkat sendiri bahkan meninggalkannya lebih dulu sebelum ia selesai makan karena ada meeting katanya."Gimana, Neng?" tanya Irawan di tengah perjalanan menuju sekolah."Apanya, Pak?""Sekolahnya. Betah?"Andini tersenyum tipis. "Sejauh ini saya bisa menerima pelajaran dengan baik, alhamdulillah," jawabnya diplomatis."Alhamdulillah. Semo
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

13. Kemurungan Andini.

Sepulang sekolah, Andhika sendiri yang menjemput meskipun yang menyetir adalah Gery dan mengantarnya ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut setelah melihat wajah Andini yang murung."Kenapa kamu nggak bilang kalau kena bola? Kalau masih pusing jangan diam saja! Bener-bener deh bikin repot!" sentak Andhika."Maaf, tapi saya nggak apa-apa," kata Andini dengan gelengan pelan.Andhika mendengkus. "Kalau baik, kenapa mukamu begitu?"Andini menoleh dan menatap Andhika bingung. Dan ia lebih bingung lagi bagaimana laki-laki itu bisa tahu? Apakah petugas ruang kesehatan memberitahunya? "Maaf, muka saya begini itu gimana ya?" tanya Andini lirih. "Sudahlah." Andhika melengos dengan wajah kesal. "Heran, baru berapa hari sih kamu di sini, susah ada saja masalah," gerutunya sebelum kembali memeriksa pekerjaannya.Andini menundukkan kepalanya dan tanpa sadar meremas ujung hijabnya. Ketika tiba di rumah sakit dengan ditemani oleh Andhika dan Gery, Andini diperiksa secara menyeluruh apakah b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya

14. Semakin Panas.

Pada akhirnya Gery tetap tinggal di hotel menemani Andini, selain juga karena diminta membawakan baju ganti Andhika yang semuanya memang perintah laki-laki itu.Berbeda dengan biasanya, Gery mengajak Andini sarapan buffet di restoran hotel. Keduanya meletakkan barang bawaan di salah satu meja sebelum mengambil sarapan.Wah, begini ternyata restoran hotel bintang lima, batin Andini seraya berjalan canggung di samping Gery. "Silakan, mau yang mana?" kata Gery.Menyusuri meja di mana beraneka menu sarapan dihidangkan membuat Andini bagaimanapun tetap merasa tergiur karena semua tampak lezat. "Saya bingung," kata Andini jujur.Gery terkekeh lalu mulai menunjukkan apa saja yang ada di sana sebelum mengambil yang diinginkan. Andini sendiri akhirnya mengambil nasi, sup, ayam goreng dan atas saran Gery juga sedikit buah sedangkan minumnya ia hanya mengambil segelas air putih. Sekretaris Andhika sendiri mengambil buah, sup dan kopi.Dan siapa sangka keduanya bertemu dengan Andres ketika hend
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-31
Baca selengkapnya

15. Ketakutan Andini.

Keringat dingin mulai dirasakan Andini. Bukan ia tidak mendengar gosip tentangnya, Emilia dan kawan-kawan jelas sudah berbaik hati untuk memberitahukan tapi mendengar sendiri dari mulut wali kelasnya, rasanya jauh lebih menyakitkan.Rain menghela napas panjang. "Saya sebagai wali kelasmu, tentu tahu siapa walimu saat ini. Reputasi Pak Andhika terlalu bagus untuk dipertaruhkan, apalagi Bu Aruna. Sebelum saya mengambil sikap, saya butuh keterangan darimu."Andini mengangguk dan tanpa sadar air matanya meleleh. Ia pun mengusapnya dengan punggung tangan."Foto-foto ini benar kamu?" Rain menunjukkan foto-foto yang ada di ponselnya.Andini mengangguk pelan."Jadi benar kamu keluar-masuk hotel? Bahkan hari ini pun keluar dari hotel?"Andini kembali mengangguk. "Saya... memang tinggal di hotel."Kedua alis Rain terangkat. "Oh. Kenapa?""Mas Andhika yang mengajak saya untuk tinggal di hotel," jawab Andini sambil menunduk dan berusaha keras untuk menahan air matanya.Kali ini kening Rain menger
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-31
Baca selengkapnya

16. Ketahuan?

Namun pada akhirnya Andini tidak jadi pulang. Ia minta izin Aydin tetap di sekolah karena tidak ingin dianggap anak emas dan alasan sebenarnya juga takut dibalas dengan cara yang lain lagi. Aydin mengalah dan membiarkannya tetap tinggal setelah berjanji akan memberitahunya jika terjadi sesuatu.Di kelas, Emilia yang melihat wajah kuyu Andini mengira ia ditegur oleh guru sehingga menatapnya mengejek."Kenapa?" tanya Elke berbisik.Andini menggeleng. Tidak bisa menjawab karena masih jam pelajaran juga.Barulah ketika istirahat makan siang dan berkumpul di kantin yang mana kali ini bersama dengan Amal dan Katya."Kenapa kamu berkali-kali dipanggil tadi?" tanya Katya seraya menyumpit sosis di kotak bentonya."Bukan karena gosip itu, kan?" Setelah mengatakan itu, Elke langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan.Setelah keheningan sepersekian detik, kedua mata Amal dan Katya melebar dan serentak memekik."Jadi, itu tentang kamu?" tanya Amal seraya mengusap tangan Andini dengan simpatik.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-01
Baca selengkapnya

17. Terungkap.

Wajah pucat dan terkejut Andini jelas tak mungkin luput dari perhatian Aditi."Aku minta maaf mengangkatnya, karena kupikir itu penting sebab terus berdering. Apalagi nomernya tidak terdaftar di kontakmu. Aku tidak tahu harus merasa bersalah atau justru senang...ada apa, Andini?" Kali ini nada Aditi melembut.Andini membuka mulutnya, tapi tak ada suara yang keluar. Ia merasakan keringat dingin membasahi tubuhnya dan kedua tangannya gemetar hebat."Andini?" Aditi mengulurkan tangannya dan saat menyentuh bahu gadis di depannya, ia membelalak terkejut. "Kamu kenapa? Apa yang terjadi?"Andini menggeleng dan justru kini air mata yang mengalir di kedua pipinya. Karena hal itu, akhirnya Aditi membawanya kembali ke ruang tamu dan mendudukkannya di sofa."Oke, tenang dulu. Setelah itu bicara pelan-pelan, nanti kita atasi bersama apa masalahnya. Nggak usah takut, oke?" bujuk Aditi sambil meneliti kondisi Andini yang tampak syok. Lalu ia mengambil ponselnya sendiri dan menghubungi adiknya. "Andh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-02
Baca selengkapnya

18. Bergerak.

Aditi dan sekretarisnya pergi terlebih dahulu. Kedatangan keduanya selain mengunjungi Andini juga untuk membahas produk Pure Bliss. Sayang sekali semuanya rusak akibat telepon tak terduga, tetapi juga sebuah keberuntungan karena Andini bisa diselamatkan lebih cepat. Tentu, sambil menunggu kedatangan Aydin, sekretaris Aditi sudah mengumpulkan beberapa informasi terkait Andres."Gery, cari tahu siapa yang membuat gosip tersebut dan siapa Andres," perintah Andhika begitu sekretarisnya datang."Baik, Pak." Gery pun menghubungi sana-sini untuk mencari tambahan bukti."Kata Mbak Aditi belum makan. Kamu mau apa?" tanya Andhika. Tidak lembut, tapi juga tidak terdengar marah. Hanya seperti orang lelah. Andini yang masih di ruang tamu menggeleng. Ketegangan membuat rasa laparnya menguap. "Saya nggak apa-apa."Gery yang baru menutup ponselnya memperhatikan lalu mendekati Andhika. "Pak, mungkin kalau makanan berat sulit masuk. Kalau bakso, saya kira masih bisa," bisiknya.Andhika meliriknya. "Hu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-03
Baca selengkapnya

19. Di Hari Andini Tidak Sekolah.

"Mbak Andini nggak betah, ya, di sini?" tanya Tati. Mereka baru saja selesai salat dzuhur dan kini tengah makan siang.Meskipun Tati seorang pembantu, keluarga Wisesa tidak pernah melarangnya makan satu meja khususnya saat hanya ada sedikit orang. Tentu saja kebaikan mereka tidak pernah disalahgunakan hingga kurang ajar. Mereka tahu kapan bisa dan tidak bisa melakukannya.Mendengar pernyataan Tati, Andini menunduk sambil mengiris dagingnya. Ia tidak tahu harus menjawab bagaimana."Kalau Ibu tahu, pasti sedih banget. Tapi saya ya nggak bisa nyalahin Mbak Andini. Jauh-jauh datang ke sini malah dijahatin Mbak Scarlett dan Mas Dhikanya juga gitu. Untungnya sekarang udah baik lagi," kata Tati tampak senang.Sudah baik mungkin bukan kata yang tepat dan Andini tidak berani membenarkan pernyataan itu sebab menurutnya Andhika hanya melakukan tanggung jawabnya apalagi mengenai masalah yang baru saja terjadi. Siapa yang tega memfitnahku, Ya Allah? Batin Andini sedih."Ibu nggak tega ninggalin M
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-04
Baca selengkapnya

20. Saat Kembali Sekolah.

"Sudah aku bilang, aku tidak bisa ke rumah sakit bahkan jika hari ini kamu boleh pulang, aku tetap tidak bisa menjemputmu. Jangan khawatir, biaya rumah sakitnya aku yang bayar. Aku sudah bilang ke mereka untuk menagihnya padaku. Kamu istirahat saja dan pulihkan kesehatan agar bisa syuting lagi. Oke?" Setelah mengatakan itu, Andhika mematikan sambungan teleponnya dan meletakkan ponsel di atas meja.Saat ini mereka tengah sarapan dan Andini yakin, telepon tadi berasal dari Scarlett."Uhm, kalau Mas Dhika mau menemani Mbak Scarlett, s-silakan. S-saya bisa berangkat sendiri," kata Andini hati-hati."Scarlett sudah ada keluarganya," jawab Andhika tanpa menatap Andini, justru asyik menyendok makanannya.Jika ekspresi Andini tampak bingung dengan sikap Andhika, maka Tati yang juga sarapan bersama mereka menahan senyumnya.Kemudian di saat Andini menunduk, gantian Andhika yang menatapnya. Bukan karena suka, melainkan teringat dengan sebuah pesan masuk yang memberikan update bahwa gosip Andin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status