Home / Rumah Tangga / MENJADI ORANG KEDUA / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of MENJADI ORANG KEDUA: Chapter 191 - Chapter 200

231 Chapters

191. KESAKSIAN MEREKA

"Saya bahkan tidak ingat ada orang asing masuk ke dalam rumah, Mas."Mbak Imah yang matanya sudah sembab kembali basah. Ia yang duduk di samping sang ayah bahkan duduk dengan tidak nyaman mengingat apa yang sudah ia alami hari ini."Saya sedang menjahit rok." Airmata tergenang yang kembali tercipta dihapusnya lalu kembali berucap, "yang saya ingat, ada orang yang mendekap saya dan kesadaran saya hilang. Bangun-bangun saya sudah ada di dapur, diikat tangan dan kaki, dan mbak Seruni yang ...Tahu Mbak Imah masih terguncang, Rendra mengangguk. Ia paham, wanita yang ikut dengannya untuk tinggal bersama Seruni tidak mungkin baik-baik saja meski tidak melihat siapa yang masuk ke dalam rumah dengan niat buruk.Ia tahu, mbak Imah dan pak Mizan yang masih terguncang, mengatakan kebenaran.Kebenaran yang tidak dibantah oleh Seruni.Kenapa? Entahlah. Siapa yang bisa membaca wajah minim ekspresi Seruni yang tidak ingin menjauh dari bocah yang kini dibaringkan di atas brankar dengan kesadaran yan
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

192. SEMBILU

Dengan wajah lurus, begitu mudahnya aku berbohong pada petugas berseragam yang menunjukkan simpati."Pasti, Bu Seruni. Kami akan memberitahu perkembangan apapun pada anda."Lelaki berseragam yang jabatan tangannya erat itu bahkan berjanji padaku, 'wanita yang tidak ingin membantah apa yang sudah Mbak Imah dan Mizan persaksikan!'Tiap kalimatku justru mengukuhkan jika orang-orang yang datang ke rumahku adalah perampok.Aku tidak mengenali salah satu dari mereka!Meski tiap detik waktu yang ku lalui di dalam dapur sampai mas Rendra datang, terekam begitu jelas. Berulang kali ku ulang dalam kepala saat aku menatap pantulan diri di dalam cermin saat tidak ada mata yang mengawasi."Terimakasih untuk waktunya, Bu Seruni."Aku bahkan mengeratkan genggaman pada tangan kasar petugas berseragam yang akhirnya pamit di antar mas Rendra.Meninggalkan diriku yang langsung ibu dekati lalu peluk. "Kuatkan dirimu, Ndok. Kuatkan dirimu."Wanita yang langsung datang begitu mendengar apa yang terjadi pad
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

194. AKU BERSANDIWARA KEMBALI

Kalimat mas Rendra membuat suasana sepi beberapa saat.Ucapan yang keluar dengan segala kejujuran juga sesal, tidak mampu membuatku membuka mata atau sekedar menyentuh ringan salah satu dari ketiganya. "Seharusnya mas ikut pulang sama Mbak kalian."Aku yang masih pura-pura tidur, rasanya bisa membayangkan jika dua bocah kembar di sampingnya saling melirik tanpa kata karena belum menemukan balasan untuk kalimat kakak mereka itu.Sementara kalimat 'seandainya' mas Rendra yang sebenarnya ingin pulang bersamaku dengan mengabaikan rapatnya ..., 'apa akan ada sesuatu yang berubah jika hal itu terjadi?'Namun, aku yang masih tidak mengubah posisi tidur, selalu melarang diri untuk sekedar membayangkan jika aku pulang bersama dengan mas Rendra hari itu, karena jika aku melakukan hal itu rasanya aku menafikkan perlawanan adikku yang menggigit bagian dalam mulutnya agar tersadar lalu melindungi ku. Membiarkan tubuh lemahnya ditendangi!"Seandainya aja gue beneran bolos dan jadi nggangguin Santo
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

194. PEMBOHONG

*****Aku masih merasa lapar dan haus meksi tidak berselera.Aku masih bernafas bahkan menunjukan senyum yang seakan tak berjiwa.Aku masih menjalani hariku. Hanya saja, duniaku tidak lagi sama.Tidak akan pernah lagi sama!***Aku mengunyah makanan dengan pelan tak perduli pada rasa menusuk yang kurasakan.Rasa berdenyut yang menyatu dengan perih karena bagian dalam pipi kananku sobek selalu tercipta pada tiap kunyahan. Namum, kuabaikan.5 hari 6 malam sudah berlalu sejak adikku terbaring tanpa kemungkinan sadar di atas brankar dalam kamar rawat inap yang tidak pernah sepi.Bukan hanya mas Rendra yang menemaniku, tapi keluarganya juga bapak dan ibu yang datang bersama pak Diman dan mbok Darmi.Enam hari adalah waktu yang tidak mungkin sebanding dengan 4 tahunku berpisah dengan Santo, bocah yang memilih pergi setelah seorang gadis mati karena benar-benar dilukai.Tapi, waktu yang hanya sebentar itu, rasa tiap detiknya berlalu begitu lama dan panjang.Rasa yang kuyakin tidak hanya
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

195. BAYANG GELAP ITU

Tapi, lelaki yang tidak mengatakan apapun setelah ikut melihat apa yang Toro dan Nora tulis dalam chat, terus duduk di sampingku yang menghabiskan puding.Makanan yang terus saja ada di dalam kulkas yang sudah tersedia dalam kamar rawat inap yang pintunya terbuka."Mbak-qu, aku dateng lagi."Memperlihatkan wajah Ares yang menahan pintu untuk wajah-wajah familiar yang langsung menyapa Santo dengan banyak kalimat.Dan masih saja, gadis galak yang begitu menyukai adikku tidak ada diantara mereka.Kenapa?Haruskah aku menerka?Saat aku tahu, bagi Lais, Santo masih jadi pusat hidupnya.********Ping: kita dapat dua nona Runi. (M.K)25 hari 9 jam 34 menit 20 detik.Aku menarik nafasku dalam.Meletakkan ponsel di atas lantai dingin setelah membaca sebaris pesan yang memang selalu kutunggu.Dan akan terus kutunggu selama apapun waktu.Pandangan mataku yang kosong meski aku menatap kedepan, ku pejamkan. Mendengar suara mesin yang memantau detak jantung adikku yang terdengar sama!Bib..
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

196. PERGI ATAU TINGGAL

"Tinggal satu lagi, Nang."Pelan aku yang bisa merasakan tarikan nafasku terasa sangat berat, berucap.Menyentuh jari Santo yang tidak akan lagi membalasku baik hanya sedikit sentuhan, ataupun senyum yang sangat kurindukan.Bocah besar yang tangannya kusentuh ini tak akan lagi meresponku. Ia hanya akan terus terbaring dengan wajah lelap seolah tidak perduli dengan apa yang terjadi pada dunianya. ***************Ping: kita dapat mereka semua nona runi. M.kAku yang meletakkan ponselku di pinggiran westafel tidak lagi melihat bekas goresan kaca pada jari maupun lengan.Dan saat aku menatap pantulan diri, ujung bibirku yang sobek sudah sembuh bahkan tak meninggalkan bekas sedikitpun, begitupun luka-luka membiru yang sudah lama pudar lalu menghilang.Tidak ada lagi bekas apapun dalam tubuhku yang masih basah setelah mandi.Namun, tak begitu dengan hatiku.Hatiku masih saja sakit begitupun wajahku yang meski tak berubah, bisa melihat seberapa gelap tatapan mataku kini.Rasa-rasa buru
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

197. JUNKY!

Orang-orang yang datang dengan niat buruk dan membuat adikku terbaring tanpa kemungkinan sadar, sudah ditemukan.Bukan oleh polisi yang sampai detik ini terus mencari tentu. Mengupayakan laporan bahkan tidak disadari tetangga rumah tempatku tinggal.Tapi, oleh orang-orang yang akan melakukan apapun selama aku mau membayar. Mengeluarkan lebaran rupiah untuk tiap perbuatan yang mereka lakukan. Baik atau buruk tidak akan jadi tolak ukur selama uangku mereka terima sebagai pembayaran. Dan aku yang sudah menunggu hari ini datang, melajukan kendaraan dengan kecepatan penuh untuk bertemu para perampok yang sudah menyatroni rumahku. Meski pada kenyataanya aku tahu, mereka semua bukan perampok!Mereka adalah orang-orang yang datang untuk membalaskan sakit hati mereka padaku.Kebenaran yang tidak ingin ku bagi pada siapapun. Meski pada akhirnya aku selamat dan justru adikku yang menjadi korban. Dan bocah yang selalu menjadi alasanku menjalani hari sejak aku membawanya pergi dari rumah kami
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

198. MEREKA BEREMPAT

"Anda tahu, Nona Runi. Satu orang tidak akan cukup menangani wanita junky yang terus menyumpah serapahkan siapapun dan terus meracau itu."Hembusan nafas kesal, mama Key perlihatkan pada dinding bisu yang juga memperhatikan dalam bisu!"Makanya, saya tidak pernah mau berbisnis satu benda itu, Nona Runi. Obat hanya akan membuat pikiranmu rusak." Ia bahkan menunjuk pelipisnya sendiri, "dan kau tidak akan lagi bisa menikmati hidup yang tak enak. Bahkan lebih pahit dibanding kopiku ini e'. Oh, siapa namanya, Zein?" Tanyanya pada pemuda yang berseder pada tembok."Calista wulan ... semacam itu." Zein mengangkat bahu.Terlihat sekali ia tidak perduli pada wanita yang pertama kali mereka bawa. Tepat beberapa hari setelah perampokan di rumahku terjadi."Oh, tidakkah nama itu terlalu bagus untuk pecandu sepertinya, e'?"Begitu penuh tanya sorot mama Key detik ini. Dan Zein kembali mengangkat bahu."Bahkan saat pertama datang saya ditendangnya begitu keras,"Dan ucapannya mengingatkan diriku pa
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

199. TERKEJUTKAH MEREKA?

Tentu saja mereka berempat terkejut.Calista, Clara, Dedo bahkan pak Bram yang belum satu hari dibawa ke gedung ini, pupilnya membesar dalam ketidakpercayaan!Wajah-wajah yang selalu kulihat saat menatap pantulan diri di dalam kamar mandi salah satu kamar rawat inap yang jadi tempat adikku terbaring itu, begitu kaget untuk kehadiranku yang namanya disebut mama Key."Al of them is yours, Nona Runi."Panggilan yang membuat keempatnya mengangkat wajah, menaikan pandangan mereka dari beton keras yang jadi tempat kami semua memijak."Silahkan lakukan apa saja yang anda inginkan, Nona Runi."Kalimat Mama Key bahkan tidak mampu membuat tatapan empat pasang mata yang lurus tertuju pada diriku, mengalihkan pandangan.Pun, saat tangan wanita yang menerima bayaran untuk tiap jasanya ini menunjuk meja berisi banyak benda yang bisa melukai siapa saja. Clara, Calista, Dedo dan pak Bram hanya fokus pada diriku."Dan kami sudah menyiapkan segalanya untuk anda, Nona Runi." Ucap wanita yang mata panda
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

200. AMARAHKU

Aku yang berdiri dari kursi, bisa melihat jadi segelisah apa pak Bram yang tubuhnya sudah babak belur, dipenuhi luka yang bahkan membuat air liur menetes bebas dari mulutnya yang bengkak."Ka-kau tidak mungkin serius kan Runi?"Aku yang sudah berdiri tegak tidak ingin menoleh pada lelaki yang terus memaksa dirinya berucap.Berusaha bangun, tapi percuma.Tubuhnya yang pasti terluka dimana saja, nampak tidak mau diajak kerja sama."Tu-tunggu!" Makin panik pak Bram yang suaranya terdengar tidak jelas bahkan naik turun, entah di bagian mana dalam mulutnya yang terluka."Tunggu! Kumohon, Runi."Dan ia semakin tidak tenang saat aku mengabaikannya. Tidak perduli pada ucapannya!"Jangan pergi, Runi! Kumohon jangan biarkan aku di sini!"Jika tubuh pak Bram tidak sedang babak belur, aku yakin, ia akan bersujud di atas beton yang sedang kami pijaki."Kau tahu aku tidak bersalah, bukan? Ah- tidak! Tidak! Tidak. Aku... aku benar-benar salah. Aku khilaf. Tapi kumohon dengarkan aku Runi."Jika tubuh
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
24
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status