หน้าหลัก / Rumah Tangga / MENJADI ORANG KEDUA / บทที่ 171 - บทที่ 180

บททั้งหมดของ MENJADI ORANG KEDUA: บทที่ 171 - บทที่ 180

231

171. SEGAN PADA CLARA

"Om sekolah dulu, ya." Santo yang menunduk mengusap perutku.Hal rutin yang selalu ia lakukan akan kemanapun ia pergi lalu memelukku, "aku berangkat ya Mbak."Aku yang mengangguk, melepas pelukan Santo dan langsung menyentuh dahinya. Tapi, tak mengatakan apapun saat senyum lebar bocah yang tubuhnya panas ini seolah berkata, 'aku baik-baik saja, Mbak.'"Aku sayang kamu, Mbak."Bocah besar yang tidak mungkin baik-baik saja ini mengecup pipiku dan kembali memeluk, menyebarkan rasa hangat yang terasa lebih dari seharusnya."Nang....""Aku tau, Mbak." Pelan ia berucap, "aku akan langsung pulang kalo sudah tidak enak."Sekali lagi adikku menunduk, "nanti kita main lagi ya." Ia menepelkan telinga pada perutku lalu mengangguk seolah mendengar sesuatu dan tersenyum saat aku mengusap rambutnya tanpa kata."Kita berangkat ya, Mbak," pamit Arka menunjukkan lesung pipi lalu menatap belakangku, "duluan ya, Mas.""Iya, Ka," jawab mas Rendra yang wajahnya terlihat segar meski belum mandi. "Hati-hati
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-08
อ่านเพิ่มเติม

171. BERUBAH HATI

Apa aku merasa segan pada Clara?Pada wanita yang beberapa hari lalu meninggalkan tamparan pada mas Rendra. Wanita sama yang mas Rendra perjuangkan sampai hatinya berlabuh padaku?Bohong jika aku tidak merasakan apapun untuk mantan kekasih mas Rendra itu.Tapi, aku adalah manusia yang mampu mengesampingkan apa yang kurasakan dengan begitu mudah.Pun, apa yang kini sedang kurasakan setelah mendengar tanya lelaki yang masih menunggu bagaimana aku akan bereaksi untuk tanyanya, 'segan kah aku pada Clara?'"Tidak, Kak." Jawabku jujur. "Hanya saja, jika aku bertemu dengan Clara di tempat mereka bekerja, pasti membuatnya merasa canggung."Kak Tomas yang masih menatapku mengangguk. Nampaknya ia paham apa yang kukatakan.Tidak mungkin suasana akan baik-baik saja jika suatu saat aku dan Clara berada dalam satu ruangan.Ia yang masih mengharapkan mas Rendra pasti dapat tatapan kasihan, sementara aku dimata orang lain pasti terlihat begitu tega dan tidak tahu malu.Sementara mas Rendra ..., 'aku
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-08
อ่านเพิ่มเติม

173. MEMIKIRKAN CLARA

Cermin yang memantulkan bayangan kami, seolah memperhatikan bagaimana adikku meminta hal yang membuatku diam."Aku mau ngomong bertiga sama ayah dan ibu."Santo kembali mengulang kalimatnya yang ingin bicara dengan orang tua kami yang sudah lama terkubur.Orang tua yang hanya Santo kenal lewat potret dan cerita.Karena hanya itu yang tertinggal dari orang tua kandung kami.Sementara kalimat sentimen Santo nyatanya mampu kupahami."Apa Mbak beneran gak boleh ikut?"Bocah besar yang sejak kemarin ijin sekolah ini menggeleng. Ia meletakkan sisir yang sudah selesai merapikan rambutku ke meja sebelum duduk jongkok di hadapanku yang pandangannya turun. Menatapi Santo yang mendongak."Mbak jemput aku aja ya? setelah makan siang sama Mas tentunya."Santo mengedipkan mata dengan goda untuk hal yang mulai kulakukan setelah bertemu tak sengaja dengan mas Rendra kapan hari. "Aku gak mau ganggu acara kalian dan sekarang aku mau mandi dulu ya, Mbak. Biar seger."Usapan tak lupa Santo berikan pada b
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-08
อ่านเพิ่มเติม

174. PANDANGAN MENGANCAM

Bukan tidak merasakan sesuatu. Hanya saja, aku memilih untuk mengabaikan apa yang punggungku rasakan. Pandangan yang rasanya menatap tajam.****Udara sejuk yang memenuhi paru-paru terasa begitu segar.Dan bocah lucu yang tampak senang memakan salad buah yang kubawa, duduk begitu tenang mengunyah di pangkuan.Putri, bocah yang nampak senang dengan apa yang ia makan sesekali mendongak, memperlihatkan wajah polos yang senyumnya menghadirkan tanya, 'apa anak yang ada dalam kandunganku akan memiliki sorot penuh kehidupan sepertinya?'"Habiskan pudingnya."Dan bocah gembil yang pipinya ku sentuh ini tertawa. Menunjukkan gigi-gigi susu yang begitu kecil.Di hadapan kami, padi-padi yang menguning di tiap petak sawah hampir terbabat semua.Mungkin tidak semeriah panen raya. Tapi, obrolan yang terlihat menyenangkan terdengar dari arah manapun. Menyatu dengan suara serangga yang nyaring.Ming... Ming... Ming...!Di kerumunan manusia yang seluruh dirinya sibuk dan berkeringat itu, nampak tawa
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-08
อ่านเพิ่มเติม

175. MENANGISLAH

Rumah yang sudah ku tempati selama beberapa bulan setelah menjadi istri mas Rendra, tidak memperdengarkan tawa yang biasanya begitu murah."Selain pusing dan lemas, ada lagi yang kamu rasakan, San?"Suara dokter Anggodo menggema dalam kamar adikku yang menggeleng lemah.Dari tempatku berdiri, lelaki paruh baya yang rambutnya sudah sepenuhnya putih itu mengangguk.Sementara mas Rendra terus merangkul pundakku yang memperhatikan bagaimana dokter Anggodo memeriksa Santo.Dan Lais terus duduk di samping adikku yang terbaring dengan wajah pucat namun saat pandangan kami bertemu, senyum Santo seolah berkata, 'aku hanya pusing, Mbak.'Hal yang tidak mungkin terjadi saat aku bisa melihat setidak berona apa wajahnya saat ini.***"Terimakasih, Dok.""Sama-sama, Nak Rendra," dokter Anggodo menoleh pada lelaki yang menyamakan langkah dengannya, "kita sudah pernah melewati ini."Aku hanya mengangguk untuk ucapan lelaki paruh baya yang menepuk pundakku lalu berjalan keluar dan berhenti tepat di te
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-08
อ่านเพิ่มเติม

176. KERAS HATI

Hanya dalam hitungan bulan, kondisi adikku memburuk.Rasa pusing teramat sangat yang menyebabkan ia hilang sadar, berubah jadi penyakit mematikan.Dan aku hanya bisa menatapi tubuhnya semakin kurus setiap hari meski tawa Santo masih lebar. Bersikap seolah rasa sakit yang ia rasakan tidak memiliki arti.Tapi, siapa yang hendak ia bohongi?Saat keringat dingin bahkan tercipta dalam tidur Santo yang terlelap berkat obat yang sudah dokter Anggodo suntikkan."Ui?"Tanganku yang sedang mengusap keringat di dahi Santo, berhenti bergerak. Menatap mata berat yang berusaha terjaga, "tidurlah, ini masih terlalu malam untuk bangun."Pengaruh obat yang menguasai sistem saraf adikku pasti sangat kuat, karena jemarinya yang berusaha menyentuh lenganku terasa sangat lemah."Sing me a lullaby, Mbak."Dengan suara yang timbul tenggelam, Santo yang matanya sudah tertutup meminta. Dan genggaman jemarinya makin lemah saat ia kembali tidur."...dan kamu pun begitu anak nakal~mengantuk dan memacari ibunya.
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-08
อ่านเพิ่มเติม

177. CLARA BERAKSI

"Apa ku undurkan saja rapatku?"Mas Rendra mengusap sisa airmataku yang tak lagi jatuh."Jangan, Mas," tolakku, "kamu bisa membuat semua telat dari jadwal-jadwal yang sudah pasti."Aku berdiri, menghampiri lemari dibawah pengawasan lelaki yang tersenyum saat melihat aku mengambil kemeja baru. "Dan gantilah bajumu."Mas Rendra menatap kemejanya yang terlihat tidak rapi, pun mencetak tetes airmataku yang ia dekati lalu peluk dan kecup."Aku mau cuci muka, Mas."Dan mas Rendra tertawa pelan. Melepaskan dekapannya setelah meninggalkan kecupan di bibirku yang masuk ke dalam kamar mandi.Saat keluar dengan rasa yang lebih segar, mas Rendra sedang mengancingkan kemaja, "biar aku, Mas." Dan ia tidak protes saat tanganku terjulur, menyelesaikan apa yang sedang ia kerjakan."Kuharap wajahku tidak begitu buruk.""Tidak sama sekali, Nyonya." Balas lelaki yang tak mau mengalihkan pandanganya ke arah manapun, kecuali wajahku. "Kamu terlihat sangat cantik.""Aku sungguh tidak tahu batasan cantik di
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-08
อ่านเพิ่มเติม

178. KECEWANYA CLARA

Apa wanita yang sedang bertukar balas itu tersenyum?Entahlah, karena meski bibirnya menciptakan garis tipis, mata Clara tidak mencuatkan bahagia.Apalagi saat matanya menunduk, menatap perutnya yang tak nampak besar berkat pakaian yang ia kenakan.Sampai pandangannya beralih pada wajah-wajah tak asing yang keluar dari lift dengan tawa.Namun, matanya yang mencari tidak mendapati lelaki yang seharusnya ada di antara mereka."Dimana?" Gumam Clara yang masih berharap."Kok cuman bertiga, Bos kita mana?"Pun menajamkan pendengarannya yang mencuri dengar."Pulang.""Pulang ke rumah?""Iyalah, emang pulang kemana lagi kalo gak ke rumah? Dasar, nanya aneh-aneh aja."Dan sorot kecewa tercipta begitu jelas dalam mata Clara yang harapnya pupus meski ia tidak terlibat dalam obrolan yang sengaja ia curi dengar. Karena lelaki yang ia tunggu, pulang pada anak pembunuh yang sering ia bicarakan dalam chat."Dia cinta banget kayaknya sama Runi."Clara mengalihkan pandangan dari anak baru berwajah gal
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-08
อ่านเพิ่มเติม

179. GOSIP

'Apa aku sedang menggoda mas Rendra?'Sejujurnya iya, aku memang ingin menggodanya tanpa mempertimbangkan telepon dari dokter Anggodo."Runi?"Bahkan saat penggilan mas Rendra yang sapuan nafasnya menyentuh kulit wajahku yang rambut-rambut halusnya berdiri, seluruh diriku mengakui aku memang ingin menggoda lelaki yang panas tubuhnya mampu kurasakan, mengingat sedekat apa tubuh kami yang berhadapan.Hal itu semakin membuatku malu dan rasanya jadi salah tingkah sendiri.Meski aku sangat yakin, wajah datarku tidak menunjukkan banyak ekspresi kecuali pipiku jadi terasa sangat panas saat manik kecoklatan mas Rendra mengunci pandanganku.Sorot matanya seolah tidak akan mengizinkan aku berpaling!"Do-dokter bilang apa, Mas?"Dan kalimat yang mampu terpikir dengan cepat, kutanyakan pada lelaki yang wajahnya begitu dekat. Pun, mengurungku di belakang pintu kamar kami yang ku kunci.Kedua tangan mas Rendra yang ada di sisi tubuhku seolah berkata, 'aku tidak akan membiarkanmu menghindar apalagi
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-08
อ่านเพิ่มเติม

180. HEBAT DI RANJANG

"Jadi kita tinggal nunggu kesempatan aja kan?""Yakin bener Lo.""Iyalah, liat gue. Meski gak seputih Clara, badan gue lebih bohai."Kalimat yang diucapkan dengan percaya diri itu disambut tawa menundukung."Iya iya, percaya gue, tapi yakin Lo bisa ngambil hati bos kita?""Huh, gue kan udah bilang, Dewi Fortuna aja yang belum nyamperin gue. Buktinya, cewek kampung itu bisa ngejebak bos kita.""Yah, asal Lo ati-ati aja sama sekretarisnya pak Rendra. Kayaknya bocah bau kencur itu sebelas dua belas sama si pelakor itu.""Ayolah, emang dia pikir yang bisa ngambil laki orang cuman dia doangan? Kasihlah kesempatan sama yang lain biar pelakor itu tahu gimana rasanya jadi Clara."Aku tahu apa yang orang pikirkan tentangku. Apa aku terganggu dengan itu?Tidak. Rasanya jawaban itu bisa kuucapkan dengan cepat.Tapi, Lais yang tak lagi bisa menahan emosinya, berdiri. Siap mengamuk pada siapapun yang ada di belakang kami.Namun, ia hanya berdiri di tempat dengan menatap lurus ke depan. Sampai mem
last updateปรับปรุงล่าสุด : 2024-12-08
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
1617181920
...
24
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status