All Chapters of Diselingkuhi Mantan, Pelukan Hangat CEO Kudapatkan: Chapter 41 - Chapter 50

52 Chapters

41. Wanitaku

“Aku akan membantumu. Pasti sekarang kamu sedang tidak nyaman ‘kan? Sudah tidak tahan? Aku pasti akan membantumu, Sayang.” Gino memeluk Davita, lalu menggendong sang mantan istri ke luar restoran.Hani yang kebetulan baru saja keluar dari mobil, berniat masuk ke dalam restoran, terkejut melihat Gino menggendong Davita.“Gino!”Suara Hani menarik perhatian Gino. Hani tampak berjalan tergesa mendekati Gino. Ia melirik Davita yang tampak tak nyaman dalam kondisi setengah sadar.“Kau benar-benar masih menginginkan wanita ini? Kau masih ingin rujuk dan menikah lagi dengannya? Kau benar-benar brengsek, Gino. Tidak cukup aku, sekarang kau masih ingin Davita kembali? Apa kelebihannya dibandingkan aku, hah?!” geram Hani.Hani tampaknya begitu marah dan kesal melihat Gino benar-benar berusaha untuk mendapatkan Davita kembali. Padahal saat Gino tahu Hani akan menikah, pria itu tampak lebih santai, bahkan hingga sekarang Gino tak mengusik Hani lagi.Tangan Hani terkepal. “Saat aku memutuskan hubun
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

42. Menahan Diri

“Sshh, panassh.”“Davita, tenang ‘lah.” Angga mencoba mengajak Davita berbicara.Wanita itu semakin tak tenang. Wajah Davita memerah, sudah berkeringat dingin. Davita menggeliat tak tenang, membuat Angga pun ikut cemas.“Panas sekali.” Davita kembali bergumam, ia menarik bajunya karena tak nyaman.Angga melotot ketika melihat Davita membuka kancing bajunya satu per satu. Ia segera menahan pergerakan tangan Davita.“Aku sudah memanggil dokter untuk memberimu obat. Tahan dulu,” ucap Angga.“Sshh, panassh.”“Iya, tahan dulu sebentar.” Angga memasang seatbelt di tubuh Davita. “Tidak sempat ke apartemen. Lebih baik ke lokasi terdekat saja.”Angga melajukan mobilnya, menuju rumah terdekat dari sana. Melihat kondisi Davita yang semakin tak tenang dan tak nyaman, Angga menjamin Davita tak tahan menunggu hingga apartemen. Sehingga ia memilih lokasi terdekat.Sembari mengendarai mobilnya, Angga menghubungi Lupis. “Sudah kau minta dokternya?”“Sudah, Tuan Muda. Anda bergerak ke lokasi terdekat ‘
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

43. Berhati Dingin

“Apa kamu yakin? Bukannya Angga Naradipta tidak punya pacar?” Risna menatap Hani dengan ekspresi kurang yakin.“Gosipnya memang begitu, Ma. Aku juga tahunya Angga itu tidak punya pacar. Tapi ternyata dia sedang menjalin hubungan dengan wanita.”Risna mengembuskan napas pelan. “Lalu bagaimana? Bukannya kemarin kamu yakin ingin menikah dengannya? Kalau tahu begitu, harusnya kemarin kita batalkan saja perjodohan ini. Mama tidak ingin kamu hidup sengsara karena suami kamu tidak menyukai kamu, Hani.”Hani menggeleng. “Aku akan tetap menikah, Ma. Aku yakin Angga nanti akan mencintai aku saat kami sudah sering bertemu dan berinteraksi setelah menikah.”“Tapi kalau dia menyukai wanita lain saat ini, itu akan sulit, Hani. Kamu hanya akan sakit hati,” ujar Risna.Hani menggeleng. “Jika kami menikah, otomatis kami harus tinggal satu rumah. Cinta itu bisa tumbuh nanti, Ma. Aku akan membuat Angga menyukaiku dan meninggalkan wanita itu. Bagaimanapun, nanti aku akan menjadi istri sah Angga, sedangka
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

44. Posesif

Davita meneguk ludahnya pelan melihat foto serta video yang dikirim oleh Hani. Ia melirik ngeri ke arah Angga di sampingnya, merasa ngeri melihat hasil hukuman Angga kepada Gino. Rupanya foto serta video yang dikirim Hani kepadanya, adalah foto kondisi kritis Gino di rumah sakit.“Patah tulang tangan? Aku harusnya senang melihat Gino seperti ini. Secara tidak langsung, Angga membantuku membalas dendam. Tapi ... di sisi lain, aku juga ngeri karena Angga benar-benar gila tanpa basa-basi dan tanpa ragu berani membuat orang patah tulang, hampir mati di rumah sakit. Bagaimana kalau nanti Angga benci padaku karena tahu aku memanfaatkannya demi balas dendam kepada Hani dan Gino? Mungkin dia akan langsung membunuhku.” Davita sibuk membatin di dalam hati, ia merinding karena ngeri.“Kamu merasa tidak enak badan? Apa kita pulang ke apartemen saja?”Suara berat Angga mengejutkan Davita. Wanita itu menoleh dan tersenyum kaku menatap Angga. Sebelah alis Angga terangkat melihat ekspresi Davita.“Ti
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

45. Fitting Baju

Davita menganga melihat dua bodyguard berjaga di depan pintu apartemennya. Ia menatap bodyguard itu dengan ekspresi bingung.“Kalian ...?”“Nona.” Dua bodyguard itu menunduk hormat kepada Davita.Davita semakin bingung. Ia menatap dua pria kekar itu dengan ekspresi heran. “Apa kalian salah kamar? Emm ... maksudnya, mungkin kalian salah kamar majikan. Masalahnya saya tidak menyewa bodyguard sama sekali.”“Maaf, apakah Anda Nona Davita Zahra?” tanya salah satu bodyguard.Davita mengangguk dengan ekspresi cengo. “Iya, saya Davita Zahra.”“Kalau begitu kami tidak salah kamar, Nona.”Davita menganga. Perlahan ia menggaruk puncak kepalanya yang tak gatal. “Tapi saya tidak ingat pernah memesan jasa bodyguard.”“Kami diutus oleh Tuan Lupis, Nona. Tuan Muda Naradipta memberi kami amanat untuk menjaga Anda. Jika Anda ingin pergi, kami akan ikut.”Davita kembali ternganga. Ia pun baru menyadari logo keluarga Naradipta di jas yang bodyguard itu pakai. Davita mengembuskan napas pelan. Ia tak menya
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

46. Menikahi

Hani terdiam sejenak, ia melirik tangan Angga masih mempertahankan ponsel di daun telinga. “Apa dia sedang telponan sama Davita? Tidak mungkin, mungkin dia sedang telepon dengan klien ‘kan? Tidak mungkin Davita sepenting itu, bisa teleponan seperti ini,” batin Hani menerka-nerka.“Kamu masih ada pesanan lagi? Aku akan berangkat, ada tambahan makanan lagi?”Suara berat Angga mengembalikan kesadaran Hani. Ia melotot ketika Angga sudah masuk mobil, ia menahan pintu mobil dengan berani. “Tuan Muda, kita harus tetap fitting baju. Ini adalah perintah Nyonya Naradipta—ibumu.”Angga menggeram, ia menatap Hani dengan mata tajam. “Berapa kali saya katakan, jangan melewati batasmu. Saya akan urus sendiri hal ini dengan ibu saya. Kau pergi saja sendiri.”“Tapi ini ‘kan pernikahan kita, Tuan Muda. Saya tahu Anda tidak menyukai saya, tapi apa Anda tidak ingin mencoba untuk saling menyukai? Jika Anda tidak memberi saya kesempatan, bagaimana mungkin hubungan kita jadi dekat?” ucap Hani berpura-pura l
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

47. Fitting Baju

“Tante, Tuan Muda Naradipta tidak bersedia ikut untuk fitting baju.” Hani memperlihatkan wajah sedihnya di depan Laili.“Kenapa kamu memanggilnya terlalu formal begitu? Kalian sebentar lagi akan menikah. Coba biasanya lagi memanggil dengan nama. Panggil saja dia Angga, jangan panggil terlalu normal,” balas Laili.Hani tersenyum senang, tetapi ia berdeham untuk terlihat tetap polos di depan calon mertuanya. “Aku takut dia tidak suka dan marah. Jadi aku ingin lebih sopan saja, Tante.”“Mulai sekarang biasakan panggil nama saja. Atau kalian sepakati panggilan masing-masing, entah itu panggilan romantis seperti apa. Tidak bagus memanggil tuan atau nona begitu.” Laili tersenyum sembari menepuk pelan punggung tangan Hani.“Baik, Tante. Aku akan coba biasakan memanggil namanya. Nanti aku akan komunikasikan sama dia, bagusnya panggilan seperti apa di antara kami.” Hani tersenyum kepada Laili. “Tapi, aku takut dia tidak suka, Tante. Sekarang saja, dia menolak untuk datang fitting baju,” imbuhn
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

48. Hubungan Yang Salah

“Eh, Davita.” Laili terkejut melihat Angga datang bersama Davita. Ia berdiri dari duduknya, lalu mendekat ke arah Davita. “Kamu datang, kenapa tidak bilang-bilang Tante? Tahu begitu Tante siapkan sesuatu buat kita makan-makan.”Davita terkekeh kecil menanggapi itu. “Tidak usah repot, Tante. Kebetulan hari ini pekerjaan di toko lebih cepat selesai, Tante. Jadi sekalian saja datang ke sini, melanjutkan pembahasan masalah pembangunan taman bunga.”“Oh, sudah bisa dilanjutkan, ya? Kerja kamu cepat sekali, ya? Baru beberapa hari sudah selesai dan langsung ke tahap selanjutnya. Tidak heran kamu bisa menjadi bos muda.” Laili tersenyum kagum kepada Davita.Davita tersenyum tak enak. “Biasa saja, Tante. Aku masih belum apa-apa dibandingkan Kak Angga.” Ia melirik Angga yang berdiri di sampingnya.Angga tersenyum, ia mengusap puncak kepala Davita singkat. Hal itu membuat Laili terkejut. Pasalnya Angga tak pernah berlaku begitu manis dan lembut kepada orang lain, apalagi perempuan.“Kamu jauh leb
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

49. Om, Bukan Kakak

“Angga masih tidur?” Laili mengintip ke dalam kamar Davita.Davita tersenyum kikuk, ia merasa tak enak. “I-ya, Tante. Aku akan bangunkan sekarang.”“Tidak usah.” Laili menahan pergelangan tangan Davita. Ia tersenyum, lalu menepuk pelan lengan Davita. “Tante ke sini hanya ingin mengajak kamu jalan-jalan sebentar. Masih gerimis, biarkan saja Angga tidur. Jarang sekali dia bisa tidur nyenyak begitu. Biasanya hanya tidur sebentar, lalu fokus kerja lagi. Tante senang dia bisa tidur lebih lama.”Davita terdiam. Ia ikut menoleh ke dalam kamar, meski ranjang tak terlihat jelas dari sana. “Kalau begitu ayo kita jalan-jalan sebentar, Tante.”“Lebih baik pakai ini. Karna hujan, kondisi di luar lebih dingin. Takutnya kamu masuk angin, nanti malah demam. Kalau kamu demam, Tante bisa dimarahi Angga,” canda Laili.Davita terkekeh kecil. Ia masih merasa tak enak serta canggung mempublikasikan hubungannya dengan Angga, di depan Laili. Bagaimanapun Laili pun tahu jika Angga akan segera menikah, sehingg
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

50. Tidak Percaya

“Angga, Hani sudah datang. Ayo turun.”Angga berdecak, ia keluar dari kamarnya menemui sang ibu. “Aku akan ikut makan malam kalau Davita juga ikut.”“Iya, Mama tahu. Kamu turun saja duluan, Davita akan menyusul.”“Mama tidak akan membohongiku ‘kan?”Laili mengembuskan napas pelan. “Kamu tidak percaya sama Mama? Sudah, ke bawah saja. Mama akan panggil Davita.”“Biar aku saja.”Laili menahan lengan putranya. “Biar Mama saja. Kamu tidak ingin Kakek curiga, lalu tidak suka kepada Davita ‘kan?”Angga mengembuskan napas berat. “Aku akan tunggu di bawah. Kalau Davita masih tidak turun dalam beberapa menit, aku akan menjemputnya ke kamar.”“Iya-iya, Mama tahu. Pergi ‘lah dulu ke bawah. Kakek dan Hani sudah menunggu di meja makan.”Meski terpaksa, Angga masuk ke dalam lift, menuju ke lantai bawah. Setidaknya Angga masih beruntung Laili tak menentang perasaannya untuk Davita. Seperti yang disebutkan Davita, Laili saat ini berada di posisi serba salah.Laili juga tak enak serta kasihan kepada Ha
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status