Semua Bab Ibu Untuk Anak Tuan Mafia : Bab 11 - Bab 13

13 Bab

11: Jangan Menemuiku Lagi

Hari-hari telah berlalu.. Semenjak pertemuannya dengan Tacka dan Syiga, Hani tak pernah datang kembali ke kedai roti. Di takut jika ketemu mereka kembali. Untuk mencoba menghibur Hani dari kemurungan, Reno berinisiatif mengajaknya berjalan-jalan ke sebuah mall yang cukup besar. "Belilah apa pun yang kau mau." Ujar Reno kepada Hani. Hani menggeleng lemah. "Aku sedang tak ingin beli apapun, Mas." Reno tak memaksa. Kalo Hani sudah bilang tidak, maka sulit sekali untuk di bujuk lagi. "Ya sudah.. Kalo begitu mending kita cari makan dulu." "Iya, Mas." Mereka berdua pun berjalan menuju Restaurant langganan Hani yang berada di kawasan Mall. Sesampainya di Restaurant tersebut, Reno langsung memesan makanan yang ia mau, sedangan Hani masih diam saja. Menyadari itu, Reno hanya bisa menghela nafas panjang. "Ada apa, Hani? Apakah kau masih sedih atas gelang mu yang hilang, atau karena pertemuan mu dengan masa lalu mu?." Tanya Reno serius. "Dua-duanya, Mas. Di sisi lain, aku sa
Baca selengkapnya

12: Untuk Pertama Kalinya

"Arrrgggg.. Tolong!." Hani menjerit dan meronta saat tiba-tiba kedua tangannya di cekal oleh tangan Tacka yang kekar. "Siapa pun.. tolong aku!." Teriak Hani lagi, tapi sayangnya tidak ada yang datang menolong. Keadaan di toilet sedang sepi, hanya ada mereka bertiga saja. "Turuti permintaan ku. Jika tidak... Tacka menjeda kalimatnya. Matanya yang tajam memindai seluruh tubuh Hani yang tertutup pakaian Syar'i. "Maka aku akan melakukan seperti yang pernah kita lakukan dulu." Lanjutnya dengan bibir tersenyum menyeringai. "Hiks.." Semakin pecah lah tangis Hani. Tubuhnya sampai melorot, karena persendian kakinya yang mendadak lemas. Untung saja Tacka masih memeganginya, kalo tidak, Hani pasti sudah terjatuh di atas dinginnya lantai. Syiga yang awalnya diam saja, akhirnya memberanikan diri mendekati mereka bedua. "Apa yang telah Papa lakukan kepada Kakak cantik?." Tangan mungil Syiga mencoba membantu melepaskan pergelangan tangan Hani dari cengkeraman Tacka, namun sayang,
Baca selengkapnya

13: Takkan Ku Biarkan

Sesampainya di rumah, Hani langsung mengurung dirinya di dalam kamar. Kemudian, ia duduk di tepi ranjang, seraya melihat kedua telapak tangannya dengan tatapan sendu. Tangan itulah yang tadi ia gunakan untuk mengelus rambut anaknya. "Kenapa harus begini? Kenapa aku harus mempunyai seorang putra dari seorang b*jing*n sepertinya, ya Allah?." Tes! Air mata kepedihan, lagi-lagi lolos membahasi pipinya, tanpa dapat di tahan. "Aku harus bagaimana, ya Allah? Hiks." Wajah Hani menunduk dalam. Ia menangis sejadi-jadinya untuk meluapkan rasa sesak di dadanya. Tidak ada yang tahu sedalam apa rasa bersalah dan luka yang Hani rasakan, sehingga mampu membuat tubuh mungil itu tersentak-sentak karena tangisan. Tok.. Tok.. Tok... "Hani! Apakah Bunda boleh masuk ke dalam, Nak?." Teriak Ibu tiri Hani, dari balik pintu kamar. Buru-buru, Hani langsung menghapus air matanya menggunakan punggung tangannya, lalu kemudian menjawab.. "Boleh, Bund." Ceklek! Pintu kamar tersebut mulai ter
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
DMCA.com Protection Status