Semua Bab Hati Wanita yang Tersakiti: Bab 41 - Bab 48

48 Bab

Part 41; Pertimbangan Serius

Seingat Levana, dirinya tidak pernah menolak perintah dari ayah mertuanya, Francis Maverick. Terlebih dirinya banyak berutang dan dibantu oleh pria itu membuat dirinya tidak ada hak untuk menolak sesuatu yang diperintahkan padanya.Akan tetapi, berbeda dengan perintah dari Francis kali ini yang mana ingin Levana menjadi penghubung antara Maverick Group dan Newall Group. Levana benar-benar tidak ingin terikat apa pun dengan Newall Group lagi.Ekspresi Francis jelas terlihat kecewa mendengar penolakan Levana barusan, tetapi pria itu memilih untuk tetap bersikap tenang. “Aku harap kau tidak membawa masalah pribadi akan penolakanmu ini, Levana.”Kepala Levana menggeleng pelan. “Tidak, Tuan, aku tidak memiliki masalah dengan Newall Group. Aku hanya tidak yakin jika aku bisa membantu, terlebih dengan status yang aku miliki.”Bukan Francis, tetapi justru Rave yang bersuara. “Apa maksudmu dengan status yang kau miliki?” ujar Rave yang terlihat tersulut emosi.Levana membalas tatapan Rave dan
Baca selengkapnya

Part 42; Tawaran Menarik

“Kau yakin akan pindah?” tanya Rave yang membuat Levana mendadak menghentikan merapikan barang-barang yang hendak ia bawa.“Bukannya kau juga ingin aku pindah?” Levana berbalik tanya dan kembali fokus pada barang-barangnya.“Ya, tapi kau tidak mau mendengarkan apa yang aku katakan, sedangkan saat dad yang memintamu kau langsung setuju. Apa yang ayahku tawarkan padamu hingga kau langsung setuju dengan ajakannya?” Suara Rave terdengar serius saat ini hingga Levana beralih ke arah Eva yang sama-sama ada di dalam kamarnya.“Eva bisa kau tinggalkan kami dulu?” pinta Levana yang langsung didengarkan oleh asisten barunya itu.Setelah bunyi pintu ditutup dan langkah kaki yang terdengar menjauh pun barulah Levana kembali fokus pada sang suami. Ia pun lebih memilih duduk di balik meja kerjanya sembari merapikan barang-barang yang hendak dibawanya ke rumah baru.“Kenapa kau beranggapan jika ayahmu menawarkan sesuatu padaku?” tanya Levana yang tidak melirik sedikit pun ke arah Rave.Langkah kaki
Baca selengkapnya

Part 43; Serangan Mendadak

Baik Levana maupun Rave terkejut ketika mendengar suara seseorang yang menginterupsi percakapan mereka. Keduanya dibuat semakin terkejut ketika menyadari siapa yang datang.“Lilian?” tegur Rave yang terlihat begitu terkejut.Aura panas seketika terasa saat Levana melihat Eva yang berdiri tak jauh dari mereka yang terlihat panik. Tahu jika ada yang tidak beres, Levana menggeleng pelan ke arah Eva seolah mengisyaratkan jika semuanya baik-baik saja dan tak perlu dikhawatirkan.“Oh Lilian, silakan duduk,” ujar Levana yang cukup canggung saat menawarkan pada Lilian agar wanita itu duduk di salah satu kursi di taman belakang.Tatapan tajam Lilian seolah mampu membuat Levana cukup khawatir. “Kau tidak memberitahuku jika wanita tak tahu diri ini akan pindah di lingkungan yang sama dengan kita!” cetus Lilian yang ucapannya ditujukan pada Rave.“Tenanglah karena aku juga baru tahu hari ini,” jawab Rave cepat seolah membela dirinya, walau sebenarnya yang dikatakan Rave memang benar.“Bohong!” tu
Baca selengkapnya

Part 44; Panggilan Mencekam

Hal yang paling Levana suka saat dirinya pindah ke rumah di Belgrave adalah jarak yang ia tempuh saat ke klinik jauh lebih dekat. Belum lagi kondisinya yang sedang hamil membuatnya kesulitan saat menempuh perjalanan yang jauh.Walau begitu, jika disuruh memilih Levana lebih suka tinggal di Richmond. Alasannya karena lingkungan di Richmond jauh lebih nyaman dibanding di Belgrave yang merupakan pusat Kota London. Belum lagi dirinya terkadang tak sengaja bertemu dengan Lilian saat keluar rumah.“Nyonya, ada paket yang butuh tanda tangan Anda sebagai penerimanya,” ujar Damian yang tiba-tiba mendatangi Levana yang sedang bersantai bersama Eva.Levana yang mendengarnya pun langsung bangkit berdiri. “Paket? Aku tidak memesan barang apa pun,” sahut Levana yang kini berjalan menuju ke ruang tamunya.“Nyonya Maverick?” tanya seseorang yang langsung dibalas anggukan oleh Levana. “Bisa tanda tangan di sini,” lanjutnya.“Audi?” gumam Levana saat membaca tanda terima yang harus ia tanda tangani. “S
Baca selengkapnya

Part 45; Kesedihan Terpendam

Hari semakin gelap dan Levana belum juga beranjak memandangi taman belakangnya yang kecil dan tertutup. Dirinya masih diam dan memikirkan banyak hal yang terlintas di pikirannya, terutama pada kandungannya yang semakin besar.Hampir dua minggu berlalu dirinya tidak bertemu dengan Rave. Pernah sekali ia tak sengaja bertemu di jalan dan saat itu Rave sedang bersama Lilian. Levana tahu jika Rave saat itu hanya berpura-pura tidak melihatnya dan hal itu yang membuatnya merasa semakin sedih.“Nyonya, hari sudah semakin gelap dan dingin. Sebaiknya Anda masuk ke dalam,” tegur Eva yang sedari tadi berusaha mengajak Levana masuk.Senyum di wajah Levana terlihat begitu menenangkan bagi siapa saja yang melihatnya. “Aku masih ingin menikmati udara segar. Biarkan aku di sini sebentar lagi,” tolak Levana akan ajakan Eva.“Udaranya makin lama makin dingin, Nyonya. Aku takut Anda akan jatuh sakit nantinya,” ujar Eva yang masih terus berusaha membujuk Levana.“Bisa tolong bawakan selimut untukku, Eva?”
Baca selengkapnya

Part 46; Kerapuhan Hati

“Dengarkan dulu apa yang aku katakan!” tegur Rave yang berusaha mengejar Levana dari belakang.“Tidak ada yang perlu dibicarakan, Rave. Sebaiknya kau pulang sekarang sebelum Lilian datang kembali ke sini,” usir Levana yang lebih memilih turun ke bawah.“Apakah tidak bisa jika tidak membawa nama Lilian saat kita sedang bersama?” sahut Rave yang membuat langkah Levana tiba-tiba terhenti.Baru saja Levana hendak berbalik menatap Rave, dirinya mendadak merasakan nyeri di perutnya yang membuatnya refleks mendudukkan bokongnya di tangga. Rave yang melihat pun langsung menghampiri Levana.“Apa yang terjadi?” tanya Rave yang terlihat sangat khawatir melihat kondisi Levana barusan.“Perutku.. perutku sakit sekali,” balas Levana yang tanpa sadar mencengkeram lengan sang suami.“Eva! Damian!” teriak Rave tiba-tiba yang mana membuat keduanya berlari mendekat.“Astaga apa yang terjadi?” tanya Eva yang langsung mendekati keduanya.“Damian, siapkan mobil. Kita ke rumah sakit sekarang,” perintah Rave
Baca selengkapnya

Part 47; Pelukan Hangat

Levana begitu terkejut saat mendapati tubuh lain berada di atas ranjang yang sama dengannya. Tak hanya itu, dirinya bahkan berada di dalam pelukan seseorang di mana kepalanya bahkan menggunakan lengan orang lain sebagai pengganti bantal.Saat dirinya sepenuhnya mulai sadar, ia tahu siapa pemilik lengan yang memeluk pinggangnya itu. Tak hanya dari postur tubuhnya, ia bahkan bisa mencium aroma parfume yang sempat dirasakannya. Tak salah lagi, yang memeluknya saat ini adalah suaminya sendiri, Rave Maverick.“Tunggu sebentar, apa yang dilakukannya di sini?” tanya Levana dalam hati sembari matanya menyusuri ruangan.“Aku sudah pulang ke rumah,” jawabnya sendiri yang perlahan mulai melepaskan pelukan Rave di pinggangnya.Walau Levana menyukai pelukan Rave saat ini, dirinya berusaha untuk melepaskan diri dan bangkit dari tidurnya. Ia tidak ingin saat Rave bangun dirinya melihat raut sesal di wajah sang suami.Saat berhasil melepaskan dirinya, Levana memilih duduk sebentar dan memandangi Rave
Baca selengkapnya

Part 48; Momen Kebersamaan

Sudah lebih dari satu jam Levana dan Rave tidak berpindah tempat. Keduanya duduk berseberangan di taman belakang sejak kedua orang tua Rave memilih untuk pergi dan melanjutkan pekerjaan mereka.Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut keduanya. Levana hanya fokus pada tanaman di tamannya itu, sedangkan Rave yang mana Levana bisa rasakan, pandangannya tidak pernah lepas memperhatikan gerak-geriknya.“Sebaiknya kau pergi,” usir Levana sembari mengembuskan napasnya. Lelah karena Rave terus-terusan memperhatikannya dalam diam.“Kau mengusirku?” tanya Rave tak percaya.Mata Levana kini melirik ke arah sang suami. “Tidakkah seharusnya kau masih harus bekerja? Jangan karena kau mempunyai jabatan tinggi di kantor jadi kau dengan seenaknya kerja sesuka hatimu,” lanjut Levana yang semakin membuat Rave tak menyangka kata-kata itu keluar dari mulut Levana.“Apa pedulimu? Bukan kau yang menggajiku,” sahut Rave cepat.Entah apa yang terjadi pada Levana, suasana hatinya sekarang cepat sekal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status