Hal yang paling Levana suka saat dirinya pindah ke rumah di Belgrave adalah jarak yang ia tempuh saat ke klinik jauh lebih dekat. Belum lagi kondisinya yang sedang hamil membuatnya kesulitan saat menempuh perjalanan yang jauh.Walau begitu, jika disuruh memilih Levana lebih suka tinggal di Richmond. Alasannya karena lingkungan di Richmond jauh lebih nyaman dibanding di Belgrave yang merupakan pusat Kota London. Belum lagi dirinya terkadang tak sengaja bertemu dengan Lilian saat keluar rumah.“Nyonya, ada paket yang butuh tanda tangan Anda sebagai penerimanya,” ujar Damian yang tiba-tiba mendatangi Levana yang sedang bersantai bersama Eva.Levana yang mendengarnya pun langsung bangkit berdiri. “Paket? Aku tidak memesan barang apa pun,” sahut Levana yang kini berjalan menuju ke ruang tamunya.“Nyonya Maverick?” tanya seseorang yang langsung dibalas anggukan oleh Levana. “Bisa tanda tangan di sini,” lanjutnya.“Audi?” gumam Levana saat membaca tanda terima yang harus ia tanda tangani. “S
Hari semakin gelap dan Levana belum juga beranjak memandangi taman belakangnya yang kecil dan tertutup. Dirinya masih diam dan memikirkan banyak hal yang terlintas di pikirannya, terutama pada kandungannya yang semakin besar.Hampir dua minggu berlalu dirinya tidak bertemu dengan Rave. Pernah sekali ia tak sengaja bertemu di jalan dan saat itu Rave sedang bersama Lilian. Levana tahu jika Rave saat itu hanya berpura-pura tidak melihatnya dan hal itu yang membuatnya merasa semakin sedih.“Nyonya, hari sudah semakin gelap dan dingin. Sebaiknya Anda masuk ke dalam,” tegur Eva yang sedari tadi berusaha mengajak Levana masuk.Senyum di wajah Levana terlihat begitu menenangkan bagi siapa saja yang melihatnya. “Aku masih ingin menikmati udara segar. Biarkan aku di sini sebentar lagi,” tolak Levana akan ajakan Eva.“Udaranya makin lama makin dingin, Nyonya. Aku takut Anda akan jatuh sakit nantinya,” ujar Eva yang masih terus berusaha membujuk Levana.“Bisa tolong bawakan selimut untukku, Eva?”
“Dengarkan dulu apa yang aku katakan!” tegur Rave yang berusaha mengejar Levana dari belakang.“Tidak ada yang perlu dibicarakan, Rave. Sebaiknya kau pulang sekarang sebelum Lilian datang kembali ke sini,” usir Levana yang lebih memilih turun ke bawah.“Apakah tidak bisa jika tidak membawa nama Lilian saat kita sedang bersama?” sahut Rave yang membuat langkah Levana tiba-tiba terhenti.Baru saja Levana hendak berbalik menatap Rave, dirinya mendadak merasakan nyeri di perutnya yang membuatnya refleks mendudukkan bokongnya di tangga. Rave yang melihat pun langsung menghampiri Levana.“Apa yang terjadi?” tanya Rave yang terlihat sangat khawatir melihat kondisi Levana barusan.“Perutku.. perutku sakit sekali,” balas Levana yang tanpa sadar mencengkeram lengan sang suami.“Eva! Damian!” teriak Rave tiba-tiba yang mana membuat keduanya berlari mendekat.“Astaga apa yang terjadi?” tanya Eva yang langsung mendekati keduanya.“Damian, siapkan mobil. Kita ke rumah sakit sekarang,” perintah Rave
Levana begitu terkejut saat mendapati tubuh lain berada di atas ranjang yang sama dengannya. Tak hanya itu, dirinya bahkan berada di dalam pelukan seseorang di mana kepalanya bahkan menggunakan lengan orang lain sebagai pengganti bantal.Saat dirinya sepenuhnya mulai sadar, ia tahu siapa pemilik lengan yang memeluk pinggangnya itu. Tak hanya dari postur tubuhnya, ia bahkan bisa mencium aroma parfume yang sempat dirasakannya. Tak salah lagi, yang memeluknya saat ini adalah suaminya sendiri, Rave Maverick.“Tunggu sebentar, apa yang dilakukannya di sini?” tanya Levana dalam hati sembari matanya menyusuri ruangan.“Aku sudah pulang ke rumah,” jawabnya sendiri yang perlahan mulai melepaskan pelukan Rave di pinggangnya.Walau Levana menyukai pelukan Rave saat ini, dirinya berusaha untuk melepaskan diri dan bangkit dari tidurnya. Ia tidak ingin saat Rave bangun dirinya melihat raut sesal di wajah sang suami.Saat berhasil melepaskan dirinya, Levana memilih duduk sebentar dan memandangi Rave
Sudah lebih dari satu jam Levana dan Rave tidak berpindah tempat. Keduanya duduk berseberangan di taman belakang sejak kedua orang tua Rave memilih untuk pergi dan melanjutkan pekerjaan mereka.Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut keduanya. Levana hanya fokus pada tanaman di tamannya itu, sedangkan Rave yang mana Levana bisa rasakan, pandangannya tidak pernah lepas memperhatikan gerak-geriknya.“Sebaiknya kau pergi,” usir Levana sembari mengembuskan napasnya. Lelah karena Rave terus-terusan memperhatikannya dalam diam.“Kau mengusirku?” tanya Rave tak percaya.Mata Levana kini melirik ke arah sang suami. “Tidakkah seharusnya kau masih harus bekerja? Jangan karena kau mempunyai jabatan tinggi di kantor jadi kau dengan seenaknya kerja sesuka hatimu,” lanjut Levana yang semakin membuat Rave tak menyangka kata-kata itu keluar dari mulut Levana.“Apa pedulimu? Bukan kau yang menggajiku,” sahut Rave cepat.Entah apa yang terjadi pada Levana, suasana hatinya sekarang cepat sekal
“Kau terlalu mempercayainya, Theresa!” Terdengar teguran sang ayah pada ibu Levana yang terlihat begitu tenang mendengar cerita Levana.“Dia temanku, Vincent, wajar jika aku mempercayainya!” balas sang ibu yang membuat Levana refleks menarik napas panjang.Kedua orang tuanya tidak akan pernah memiliki pendapat yang sama jika menyangkut kebaikan Francis Maverick, ayah mertua Levana.Sang ibu yang merupakan teman dekat Francis dahulu selalu menganggap Francis adalah pria yang baik. Berbeda dengan sang ayah yang menganggap Francis adalah pria kejam yang bahkan tidak peduli pada orang lain.“Dan Levana adalah putri kita, Theresa, putri kita satu-satunya. Jika kau memang menganggap Francis adalah orang yang baik, seharusnya dia tidak menyarankan membantu perusahaan kita dengan menukarkan kehidupan Levana. Lama-lama aku juga muak dengan ayah dan anak itu,” seru sang ayah yang mana membuat mereka bertiga sama-sama terdiam.Jika boleh protes, Levana akan menganggap orang tuanya sama saja. San
Sudah hampir satu jam Levana menunggu kedatangan seseorang di Hotel Royal, lokasi yang dipilih untuk bertemu, tetapi orang yang Levana tunggu tidak datang juga. Semakin lama menunggu membuat Levana semakin cemas.“Kau sudah lama menunggu, Levana? Maaf karena ada rapat penting yang harus aku hadiri,” ucap seseorang di saat Levana baru saja hendak menghubunginya.“Tuan Maverick!” seru Levana yang terlihat sangat lega saat melihat kedatangan ayah mertuanya.Francis Maverick pun langsung menarik kursi di seberang Levana dan langsung mendudukinya. “Apa yang ingin kau bicarakan?” tanya Francis yang mana tangan kanannya tiba-tiba terangkat untuk memanggil pelayan, memesan teh hangat untuk dirinya sendiri.“Tarik napas dalam dan keluarkan perlahan, Levana. Tenangkan dirimu, kau terlihat sangat cemas saat ini,” tegur Francis yang kini tengah memperhatikan gerak-gerik Levana.Yang bisa dilakukan Levana saat ini hanya mengikuti apa yang dikatakan ayah mertuanya. Tarik napas dalam dan embuskan pe
Teguran Rave berhasil membuat Levana dan Francis menjadi sorotan. Bisik-bisik dari pengunjung lain pun terdengar, membuat Levana merasa tidak nyaman, terlebih saat ayah mertuanya terlihat begitu santai.“Tuan, apa sebaiknya kita pindah ke tempat lain?” tegur asisten Francis yang bisa didengar oleh Levana dan Rave, dan ditolak langsung oleh pria tua itu.“Kenapa aku harus pindah? Lagi pula bodoh sekali menganggap ayahnya tengah berkencan dengan istrinya sendiri,” sindir Francis yang mana membuat Rave tak nyaman mendengarnya. Fokus Francis pun kini melirik ke arah putra satu-satunya itu. “Kau tak akan duduk?”Entah mendapat keberanian dari mana, Levana justru mendorong tubuh Rave agar duduk tepat di sampingnya, berhadapan langsung dengan Francis Maverick.“Atas dasar apa kau menganggap aku dan Levana memiliki hubungan?” tegur Francis yang membuat Rave menatap tajam ayahnya sendiri.“Wajar bukan aku merasa ada yang tidak beres antara kau dan Levana, Dad, mengingat Levana tidak pernah mau
Sidang perceraian Rave Maverick dan Lilian Flynn menjadi topik pencarian teratas. Tak hanya di sosial media, beberapa stasiun televisi swasta pun menayangkan siaran langsung sidang perceraian tersebut.Tak ingin terganggu dengan apa yang terjadi, Levana memilih untuk tetap pergi ke kampus. Dirinya tidak ingin hanya diam di rumah dan tidak berbuat apa pun, karena ujungnya ia pasti akan penasaran dan menonton tayangan sidang perceraian sang suami.“Kau baik-baik saja, Levana?” tegur asisten lab yang lain.Tangan Levana pun seketika berhenti dan menoleh ke arah rekan kerja. “Ya? Aku baik-baik saja. Apa aku membuat kesalahan?” tanya Levana yang kebingungan karena dirinya merasa tidak melakukan kesalahan.Kepala sang rekan kerja menggeleng cepat. “Kau … tidak terganggu dengan sidang perceraian Rave Maverick?” Kepala Levana langsung beralih kembali ke arah rekan kerja. “Oh, Levana, maafkan aku, tapi aku penasaran karena namamu terus dibawa oleh beberapa media.”Yang dikatakan oleh rekan ker
Tiga hari setelah Freeya datang menemuinya, Levana merasakan kebahagiaan tersendiri. Dirinya seolah terlahir kembali dan semuanya berjalan dengan begitu lancarnya.Pagi ini dirinya hendak berangkat ke kampus, kebetulan ia memiliki jadwal untuk mendampingi para mahasiswa baru dalam meneliti hewan peliharaan. Namun, berita terhangat yang muncul di televisi membuat dirinya tidak bisa meninggalkan rumahnya barang sedikit pun, mengingat para wartawan kini memblokir jalanan menuju ke rumahnya.“Apa yang terjadi?”Tubuh Levana terasa begitu lemas ketika nama dirinya kembali terseret dalam berita terhangat pagi ini. Kedua orang tuanya langsung berusaha menenangkannya mengingat dirinya tengah hamil kembali.“Untuk beberapa hari ke depan, kau tidak boleh keluar dari rumah dahulu, Levana. Akan sangat berbahaya jika kau pergi keluar,” ujar sang ayah yang kini meminta ibunya mengantarkan Levana kembali ke kamar.“Dengar, Levana. Semua berita yang kau dengar pagi ini tidak ada hubungannya denganmu.
Sebuah pelukan hangat langsung didapatkan oleh Levana begitu dirinya bertemu kembali dengan Freeya. Bukannya sengaja menghindarinya, Levana memang tidak memiliki alasan untuk bertemu dan bicara dengan sang sahabat.“Tidakkah kau merindukanku?” sapa Freeya sembari memegang erat kedua tangan Levana.“Tentu saja aku merindukanmu! Asal kau tahu Freeya, aku sangat merindukanmu,” sahut Levana yang membuat Freeya membuang muka.“Jika kau merindukanku, seharusnya kau menghubungiku, Levana. Setelah aku memberi informasi yang seharusnya tidak kau ketahui, kau langsung menghilang begitu saja tanpa kabar,” ujar Freeya yang berhasil membuat Levana merasa bersalah.“Tunggu sebentar.”Levana pun beralih kecil ke arah parkiran di mana Marcel tengah menunggunya. Ia memberikan pesan kepada Marcel untuk pulang sendiri, tetapi ditolak oleh sang sopir.“Pergilah, Nyonya, tetapi jangan menyruhku untuk pulang. Aku bisa mengikutimu dari belakang, jadi nantinya kau tak perlu meminta temanmu mengantarkan pulan
“Kau baik-baik saja, Ms. Sullivan?” tanya salah seorang mahasiswa yang sedang meneliti, menyadarkan Levana dari lamunannya.“Oh, ya, aku baik-baik saja. Jika kalian membutuhkan bantuanku, bisa panggil aku di dalam ruang kerjaku,” ujar Levana yang kini masuk ke dalam ruang pribadinya.Ia menyandarkan punggungnya di punggung kursi, sedangkan matanya fokus membaca berita yang tengah beredar. Saat ini namanya menjadi topik pencarian paling atas, membuat para dosen dan mahasiswa di kampus bertanya-tanya akan apa yang menimpa dirinya.[Selama setahun pernikahannya, Levana Sullivan mendapat ancaman dari kekasih gelap Lilian Flynn tanpa sepengetahuan Rave Maverick sama sekali.] Tawa pahit terlihat jelas di wajah Levana saat membaca berita yang lewat. Ia hanya menggelengkan kepalanya karena tidak habis pikir dengan jalan pikiran suaminya itu.“Sebenarnya apa yang tengah kau rencanakan? Membawa serta namaku dan bersikap seolah tidak tahu jika Toby Duggan mengancamku selama ini?”Levana meringi
Seminggu telah berlalu dan Levana tidak pernah merasa tenang saat malam datang. Dirinya selalu merasa gelisah entah apa yang membuat malamnya selalu tidak nyaman.Hubungan Levana dan sang ayah perlahan juga mulai membaik ketika dirinya memaksa untuk bicara empat mata dengan sang ayah. Dirinya baru menyadari jika ayahnya itu juga menyimpan rahasia besar seorang diri.“Maafkan ayahmu ini, Levana. Aku tidak pernah terpikirkan jika pengkhianatan Flynn Group juga berdampak besar untuk hidup kita,” ujar sang ayah saat Levana memaksa untuk bicara.“Kumohon jelaskan semuanya dengan perlahan karena aku tidak paham apa maksud ucapanmu itu, Dad.” Levana memprotes ayahnya sendiri.Terdengar embusan napas kasar keluar dari mulut sang ayah. Matanya terpejam sejenak dan saat terbuka, sang ayah menatapnya dengan tatapan sedih dan merasa bersalah.“Sebagai mantan reporter, aku memiliki banyak kenalan yang menjual berita para orang kaya, Levana. Aku bekerja sama dengan seorang paparazzi yang mana tidak
“Oh, Levana! Mum tidak tahu jika kau sudah pulang,” sahut sang ibu yang kini melangkah mendekat ke arahnya.“Aku tidak ada hubungannya dengan mereka, Dad. Sungguh!” ucap Levana yang mengabaikan sang ibu dan mendekati ayahnya sendiri.Sang ayah terlihat frustasi sendiri saat ini dan memilih untuk duduk membelakangi Levana. “Ya, aku tahu itu. Aku tahu jika kau tidak ada hubungannya dengan masalah ini, Levana. Aku hanya marah, marah pada semuanya yang selalu mengaitkanmu dan marah pada diriku sendiri.”Sejujurnya Levana tidak tahu apa yang tengah ayahnya bicarakan, tetapi jika ia mengaitkan dengan berita yang beredar, dirinya bisa paham dan mengerti apa yang membuat sang ayah terlihat begitu marah.Ibu Levana pun melangkah mendekati sang suami dan memeluknya erat dari belakang. “Sama seperti sebelumnya, kita juga bisa melewati ini semua bersama-sama.”Yang bisa Levana lakukan hanya diam saja di tempatnya berdiri. Rasa lelah yang semula menghampirinya kini seakan lenyap begitu saja.“Tuan
Merasa bodoh dan kesal pada dirinya sendiri, Levana memilih bangkit dan berendam di dalam bath tub. Ia mencoba menghilangkan pikirannya tentang Rave dengan sebegitu kerasnya.“Bodoh. Lagi pula bisa-bisanya kau memikirkan pria yang tidak mungkin memikirkanmu?” keluh Levana yang kini memejamkan matanya.Dirinya berjanji akan memulai hidupnya yang baru dan melupakan semua masalah yang pernah menghampirinya. Ia akan hidup kembali menjadi Levana Sullivan, toh dari awal namanya tidak pernah berubah karena negara tidak pernah memberi restu pada pernikahannya.Keesokan harinya, Levana sudah mulai bekerja di laboratorium salah satu universitas di daerahnya. Saat itu proses belajar mengajar sudah selesai, tetapi para mahasiswa yang melakukan penelitian tetap meneliti di dalam lab, dan sudah menjadi tugas Levana untuk membantu mereka.“Ms. Sullivan, aku dengar Anda pernah bekerja di konservasi hewan milik Newall Group. Apa benar begitu?” tanya seorang mahasiswa yang sedang meneliti di dalam lab.
Terakhir kali saat Levana bertemu dengan ayah mertuanya—Francis Maverick, dirinya sudah menekankan jika ia tidak ingin diganggu oleh Rave. Levana juga meminta jika Francis membantunya agar Rave mau menceraikan dirinya.Sebenarnya pernikahan Levana dan Rave tidak terikat hukum apa pun, pernikahan keduanya dianggap tidak sah di mata hukum karena memang peraturan negara yang tidak diperbolehkan memiliki lebih dari satu pasangan di saat yang bersamaan. Perceraian yang diinginkan Levana tidak lain hanya agar Rave melepaskan dirinya. Terkait masalah urusan di media, ia tidak peduli.“Anda bisa langsung bekerja mulai besok, Nona,” ujar seorang wanita yang kini mengantar Levana berkeliling.Pandangan Levana mulai memandangi area sekitar laboratorium yang mana tampak asri dan nyaman. Dirinya berharap dengan pekerjaan barunya ini, ia bisa memulai hidupnya kembali dan melupakan semua masa lalunya yang buruk.“Ngomong-ngomong, Nona, kenapa Anda berhenti bekerja dengan Newall Group? Bagi para lulu
Tidak ada pembicaraan di antara Levana dan Rave hingga keesokan paginya. Levana hanya meminta Rave memeluknya erat di pagi hari sebelum mereka terbang ke London.Begitu tiba di bandar udara Kota London, Levana dan Rave bagaikan orang yang tidak saling mengenal. Levana sudah meminta jika dirinya akan pulang sendiri dijemput oleh sopir pribadi ayahnya.Tidak ada kecurigaan apa pun di pikiran Rave tentang Levana, pria itu justru sibuk sendiri karena begitu melihat berita, dirinya pertama kali menemukan gosip tentangnya dan juga Levana. Berita lain yang membuatnya terkejut adalah kabar tentang Toby Duggan yang sudah dilaporkan dengan berbagai tindak pidana, salah satunya kasus suap yang dilakukan agar dirinya bisa menjadi model internasional.“Terima kasih untuk waktunya, aku harap kau sehat selalu,” bisik Levana sebelum kedua berpisah.“Aku akan menghubungimu nanti,” pesan Rave yang langsung masuk ke mobil lain bersama dengan Max.“Kita pulang sekarang, Nyonya?” tegur sopir pribadi kelua