Letta menaruh secangkir teh hangat di atas meja dengan penuh hati-hati. Aroma teh yang khas segera memenuhi ruangan. Tamara, yang tengah duduk di kursi dekat jendela, mendongak saat wanita paruh baya itu datang. Letta tersenyum ramah kepadanya sambil berkata, "Saya buatkan teh untuk Anda, Bu Tamara."Tamara tersenyum, meski sedikit lelah, dan balas berkata, "Terima kasih, bi, tapi seharusnya tidak perlu repot-repot."Letta hanya menggeleng lembut. "Tidak apa-apa, Bu. Saya yang ingin membuatkan teh untuk Anda. Ini sebagai ungkapan terima kasih karena sudah memberikan saya pekerjaan di sini."Tamara mendesah pelan, lalu meneguk sedikit teh yang diberikan Letta. Kehangatan teh itu terasa menenangkan di tenggorokannya. "Tidak perlu berterima kasih pada saya. Bibi bisa bekerja di sini itu berkat suami saya. Saya bahkan tidak tahu apa-apa soal perekrutan," katanya sambil tersenyum simpul.Letta tetap tersenyum hangat. "Tapi tetap saja, saya sangat berterima kasih, Bu. Ini pertama kalinya sa
Read more