Semua Bab Istri Rahasia CEO Dingin: Bab 71 - Bab 80

94 Bab

Bab 71. Rahasiakan

Suster dan Dokter yang ada di rumah sakit panik dengan kondisi pasien yang tidak sadarkan diri, siapa lagi kalau bukan ibu dari Ayang. Mereka melakukan usaha agar menyadarkan ibu Ayang. Pengawal yang berjaga menghubungi Barra. Barra yang ingin ke rumah sakit Ayang, menghentikan langkah kakinya dan merogoh kantong saku celananya dan dia melihat siapa yang menghubungi dirinya. "Ada apa ini? Kenapa mereka telpon?" tanya Barra yang merasa heran kenapa pengawal di rumah sakit tempat Ibu Ayang dirawat menghubungi dirinya. Arya juga penasaran tapi dia memilih diam dan tidak bertanya. Tanpa menunggu lama, Barra menjawab panggilan telpon dari anak buahnya. "Iya, ada apa? Kenapa kalian menghubungi aku? Apa ada masalah di sana?" tanya Barra. "Tuan, Ibu Ningrum dia tidak sadarkan diri sekarang dokter tengah periksa Ibu Ningrum. Anda bisa ke sini, kami tidak tau apa-apa Tuan. Jadi, kami harap Anda bisa temui dokter, kami khawatir Tuan," jawab anak buah Barra mengatakan kalau mereka mengkhawa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya

Bab 72. Maafkan Ayang Ibu

Ayang terkejut dengan kedatangan Barra. Dia tidak menyangka kalau Barra akan datang ke sini. Dia berpikir kalau Barra tidak datang akan tetapi dia datang. "Mas, kamu datang! " seru Ayang dengan wajah gugup saat melihat kedatangan dari Barra. "Hmm, dokter. Bagaimana dengan istri saya. Apakah dia baik? Karena saya mau bawa dia keluar dari sini. Ada hal penting yang harus dia ketahui," jawab Barra berjalan mendekati Ayang dan duduk di kursi samping Ayang. "Sudah bisa pulang tapi tidak sekarang, harus istirahat dulu karena kami mau pantau lagi, jika memang sudah bisa pulang pasti kamu kasih tau," jawab Dokter menjelaskan kondisi Ayang. Mendengar perkataan dari dokter, Barra menganggukkan kepala. Ayang hanya diam, dia tau kalau Barra marah padanya. Dia mengetahui kenapa Barra marah kepada hanya bisa pasrah dan ikhlas. Dia tidak masalah dituduh kalau dirinya ingin mencelakai anaknya. Yang penting dirinya akan melahirkan bayi ini sisanya dia tidak akan memikirkan apapun. Terlebih lagi,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-04
Baca selengkapnya

Bab 73. Kepergian

Ayang menangis melihat Ibunya tidak sadar diri. Ada perasaan bersalah dihati Ayang. Entah kenapa dia tidak ingin berpisah dari ibunya. Semua yang terjadi dia anggap karma untuknya. "Ibu, ini Ayang. Maafkan Ayang Ibu. Maafkan Ayang. Ayang bersalah kepada ibu, maafkan semua kesalahan Ayang. Ayang tau kalau ibu pasti tidak suka dengan apa yang Ayang lakukan. Ayang anak durhaka, Ayang tidak pantas untuk ibu maafkan karena sudah mengecewakan ibu selama ini. Tapi, Ayang mohon bangun, Bu. Ayang mohon kepada ibu bangun," ucap Ayang meminta kepada Ibu Ningrum untuk bangun. Ayang menangis di samping ibu Ningrum. Dia tidak tau harus apa saat ini. Ibunya tidak saat ini tidak sadarkan diri dan entah kenapa Ayang tidak ikhlas jika terjadi sesuatu pada ibunya. Barra yang mendengar perkataan Ayang merasa bersalah. Dia menerima semuanya karena alasan ini dan itu. Walaupun sekarang dia mencintai Ayang tapi prosesnya salah. Dia tidak meminta izin kepada wanita tua yang menjadi ibu kandung wanita yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-05
Baca selengkapnya

Bab 74. Terbongkar

Pemakaman diadakan dengan sederhana, semua orang berbincang karena Ayang hamil. Setelah diberikan pengertian warga pun tidak lagi bergunjing. Tiga malam pengajian dilakukan oleh Ayang dan keluarga besar Barra. Dirinya benar-benar ingin menemani Ayang yang tengah berduka. Entah kenapa dirinya merasa bersalah dengan apa yang sudah dia lakukan. Arya mengatakan kalau yang terjadi dengan Ayang adalah perbuatan dari Zanna. Arya tau dari istrinya dan tanpa menunggu lama Arya langsung memberitahukan ke Barra. Sejak itulah, Barra merasa bersalah dan selalu bersama Ayang. "Makan dulu, kasihan bayi kita. Kamu juga butuh makan. Apa kamu tidak lelah tidur saja, ibu pasti sudah maafkan kamu dan aku. Kita memang salah, tapi jangan hukum bayi itu. Dia butuh hidup di dunia ini," jawab Barra mendekati Ayang yang tidur di kamarnya.Ayang bukan tidak mau makan, dia makan tapi makanan ditolak oleh perutnya. Dia akan mual jika makan entah kenapa dirinya seperti ini dan dia juga merasakan sakit yang teram
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-06
Baca selengkapnya

Bab 75. Ga Mau

"Anak Anda sakit HIV AIDS. Dan dia harus dirawat dengan intens agar tidak bisa diobati dan dia juga harus di karantina, semuanya tidak boleh mendekati pasien," ucap Dokter mengatakan apa sakit dari Zanna. Seperti disambar petir, orang tua Zanna tidak percaya anaknya sakit dan tentu saja itu membuat mereka pingsan lebih tepatnya ibu kandung Zanna. Dirinya tidak menyangka kalau anaknya sakit yang menjadi momok menakutkan untuk semua orang. "Kenapa anakku bisa terjangkit HIV AIDS? Apa yang terjadi dokter? Apa dokter bisa mengobati anakku, maksudku dokter bisa sembuhkan dia kan? Aku mohon lakukan apapun untuk anakku, aku mohon," ucap Tuan Malik kepada Dokter meminta kepada sang Dokter untuk mengobati anaknya dan dia juga sama seperti Ibu Nisa yang tidak menyangka anak mereka bisa mendapatkan sakit yang mematikan seperti itu.Dan jika orang tahu maka hancur sudah kehidupan dari anaknya. "kami akan berusaha untuk mengobatinya, tapi balik lagi semua tergantung sistem imun dari anak Anda d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya

Bab 76. Aku Benci Mereka

Dokter datang memeriksa Zanna. Dia terlihat khawatir dan wajahnya seperti orang ketakutan karena tidak biasanya Dokter atau Suster memakai pakaian seperti itu. Sedangkan kedua orang tua dari Zanna, melihat dari luar, mereka cemas dengan kondisi anaknya dan tentu saja saat ini mereka ingin segera bertemu dengan Zanna untuk memberikan semangat kepada anaknya tersebut dan juga menguatkan Zanna agar tidak sedih jika mendengar kenyataan kalau dia menderita penyakit yang bisa dikatakan mematikan. "Papa, lihat anak kita, dia sepertinya ketakutan dan dia terlihat membutuhkan kita, bagaimana kalau kita masuk saja ke dalam. Mama tidak peduli kalau terjangkit atau apapun itu, ayo kita masuk ke dalam. Mama memohon kepada Papa, biarkan kita masuk dulu, baru setelah itu kita bicarakan lagi dengan dokter. Ayo, Pa!" Mohon Nyonya Nisa suaminya agar dia bisa masuk dan bertemu dengan anaknya yang saat ini pasti tengah ketakutan dan mungkin nanti saat dokter memberitahukan sakitnya apa, Zanna akan hist
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-08
Baca selengkapnya

Bab 77. Maafkan Aku

Dari hari ke hari, Zanna makin menderita dia terlihat sangat putus asa dan badanya juga semakin hari semakin kurus kering. Nyonya Nisa tidak menyangka anaknya bisa seperti itu dan dia merasa kasihan dan Zanna sudah resmi bercerai dari Barra. Dia sudah tidak lagi berstatus istri Barra. Zanna makin terpukul dan dia awalnya tidak terima dengan semua ini akan tetapi seorang datang saat dirinya duduk di taman. Memberikan sesuatu yang membuat Zanna terdiam dan merenungi semuanya. Zanna meminta suster mengajaknya ke taman. Zanna ingin menikmati pemandangan taman yang ada di rumah sakit tersebut. Dia benar-benar stres dan frustasi berada di dalam kamar. Dan akhirnya, dia diizinkan untuk pergi ke taman dan dirinya duduk memandang orang-orang yang mengidap penyakit yang sama dengan dirinya. "Apa mereka sama seperti diriku?" tanya Zanna pada dirinya sendiri saat dia memandang ke arah para pasien yang saat ini tengah duduk dan sama seperti dirinya menikmati hari yang belum tentu mereka akan bis
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya

Bab 78. Dia Sudah Bahagia

Zanna masih memandang ke arah Barra. Pria ini terlihat sangat tampan dan mempersona, jauh dari dulu. Dulu juga tampan sekarang makin tampan dan dia juga tidak takut bertemu dengan dirinya. Walaupun memakai pakaian yang sudah di sediakan oleh perawat Barra tetap menemui dia."Apa yang kamu ingin katakan? Katakan saja kepadaku, aku ingin dengar. Jika kamu masih belum bisa katakan, ya tidak apa-apa. Aku akan menunggu kamu. Istirahat saja, semoga kamu sembuh. Aku doakan yang terbaik untuk kamu," jawab Barra dengan tulus. Barra tulus katakan kalau dia mendoakan mantan istrinya yang dulu pernah dia cintai dengan sangat akan tetapi semuanya luntur bukan karena adanya orang ketiga akan tetapi sikap dan prilaku dari Zanna sendirilah yang membuatnya harus melepaskan Zanna. "Aku minta maaf karena kesalahan yang aku perbuat. Aku tidak pernah menjadi yang terbaik untukmu, aku juga tidak setia dan aku tidak bisa berikan keturunan yang selalu kamu impikan. Maafkan aku atas semua yang terjadi. Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-11
Baca selengkapnya

Bab 79. Kenapa Lakukan Ini

Ayang terdiam saat mendengar suara seseorang yang bertanya dia mau kemana. Ayang tersenyum kepada orang tersebut. Kitty mendekati Ayang yang duduk sambil menatapnya. "Aku itu tidak mau kemana-mana, kamu dari mana?" tanya Ayang dengan wajah serius. "Aku dari rumah, kamu ada apa? Katakan padaku ada apa? Kenapa kamu seperti ini. Maksudnya, kamu banyak simpan rahasia. Waktu itu aku ke rumah kamu tidak ada katakanya kamu pergi. Pergi kemana? Periksa kandungan ya? Bukannya sudah bulan lalu dengan Barra," jawab Kitty balik. Ayang menganggukkan kepala dan tersenyum. Dua hari lalu dia pergi ke dokter untuk periksa sakitnya. Sampai dimana sakitnya itu dan ternyata sakitnya itu sudah meluas dan dokter menyarankan dia untuk memberitahukan kepada Barra akan tetapi dia tidak mau. Jika Barra tau dia akan kehilangan bayinya. Rahimnya akan diangkat dan secara tidak langsung dia akan kehilangan bayi. Lebih baik dia bertahan demi bayinya. "Tidak kemana-mana aku hanya beli makanan, biasa ngidam. Kamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-13
Baca selengkapnya

Bab 80. Bahagia Dan Duka

Barra benar-benar sedih dan dia kecewa dengan Ayang yang merahasiakan sakitnya. Dokter saat ini menunggu keputusan dari Barra. Nyonya Anjani menangis karena mendengar apa yang dikatakan oleh Dokter. "Pa, bagaimana dengan putriku. Dia sakit dan dia pasti menderita selama ini. Bagaimana dengan dia sekarang," ucap Nyonya Anjani menangis dalam pelukkan Tuan Bagaskara. Tuan Bagaskara hanya bisa diam dan dia pun tidak tau harus berkata apa. Karena dia juga bingung harus berbuat apa. Ini sudah kehendak Tuhan. Yang dia harapkan keduanya selamat. "Sudah stadium berapa?" tanya Barra dengan suara bergetar. Barra ingin tau sudah stadium berapa kanker yang diderita oleh istrinya. "Stadium akhir. Di awal saya sudah meminta dia untuk operasi resikonya yang seperti yang dikatakan tadi. Tapi, Nona tidak mau dia yakin semuanya akan baik dan akan selamat. Saya bisa apa, saya hanya mengikuti apa yang dikatakan oleh Nona Ayang," jawab Dokter lagi. Barra lemas, dia hampir jatuh beruntung Maya menahan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status