Semua Bab Istri Rahasia CEO Dingin: Bab 31 - Bab 40

56 Bab

Bab 31. Jangan Takut

Ayang yang melihat tatapan mata dari Zanna yang tajam hanya bisa menelan salivanya dan dia tersenyum kecil ke arah Zanna. Entah kenapa dirinya begitu takut melihat wajah datar Zanna mungkin karena dirinya merasa bersalah sudah merebut suami dari wanita ini. Apapun masalah dari keduanya tetap dia hadir di tengah-tengah mereka dan dia menjadi yang kedua dalam pernikahan keduanya, tentu saja hatinya selimuti rasa takut jika suatu saat nanti wanita yang ada di depannya ini mengetahui kalau dia adalah istri kedua dari suaminya dan dinikahi karena menginginkan seorang anak yang tidak bisa diberikan oleh wanita ini."Mbak, kenapa diam saja, apa Mbak seorang pelakor juga ya?" tanya Mala dengan tatapan sinis. Pertanyaan dari Mala membuat Ayang terkejut karena perkataan dari sahabat istri dari suaminya ini mengenai ke hatinya dan benar yang dikatakan oleh sahabat dari istri pertama dari Barra, kalau dia adalah seorang pelakor, wanita kedua dalam hubungan Barra dan juga wanita ini.Namun, b
Baca selengkapnya

Bab 32. Keluarga Benalu

Ayang tidak menjawab apa yang dikatakan oleh Kitty dirinya hanya bisa diam dan diam. Apakah dia akan menjawab jika dia juga mulai cinta dengan Barra apakah dia akan katakan itu kepada Kitty. Kitty yang melihat Ayang terdiam hanya bisa menghela napas. "Kalau kamu memang tidak bisa menjawabnya sudah tidak apa-apa, karena itu adalah hak kamu. Ayang, dengar baik-baik ya. Ayang, aku memang tidaklah baik. Maksudnya, aku juga tidak tahu bagaimana aku dengan pria itu kamu tahu kan siapa dia, asisten dari suamimu itu. Aku tidak tahu kedepannya itu kami apakah akan menjadi pasangan suami istri yang seterusnya sampai akhir hayat dan hanya maut memisahkan kami atau apalah itu, intinya kami hanya ingin yang terbaik untuk diri kami berdua, begitu juga aku meminta yang terbaik untuk kehidupanmu kedepannya. Toh, jika pun nanti perjanjian kalian harus berakhir maka aku akan mendukungmu. Aku tidak akan menyalahkanmu, baik itu kamu atau Barra. Jadi, yang kedua yang pertama atau apapun itu. Aku tidak a
Baca selengkapnya

Bab 33. Kalian Benalu

Mendengar apa yang dikatakan oleh istrinya, Tuan Bagaskara hanya menganggukkan kepala. Kepala pelayan pun ikut menganggukkan kepala. Setelah sadar, dia segera diam dan menundukkan kepala. Keduanya segera keluar dari ruangan tersebut menuju ruang tamu di mana besan mereka berada. Sampai di ruang tamu, keduanya menatap ke arah besan yang terlihat angkuh. Gaya duduknya juga terlihat sangat sombong dan tanpa mereka ketahui, percakapan keduanya terdengar oleh kedua orang tua besannya. "Pa, nanti kalau mereka mati, kita akan kuasai ini rumah yang mewah, asetnya juga. Beruntung sekali ya, anak kita itu. Dia sudah jadi artis, menantu dari orang kaya, kita jadi kecipratan sedikit, kapan ya, Pa, mereka mati?" tanya Nyonya Nisa. "Mana, Papa tau. Memangnya Papa Tuhan, jangan suka bicara seperti itu. Intinya, kita doakan saja agar mereka cepat mati dan rumah ini serta seluruh asetnya milik kita. Barra, bisa kita kendalikan nantinya, jadi diamlah nanti terdengar oleh mereka." Tuan Malik meminta
Baca selengkapnya

Bab 34. Mimpi Buruk

"Ayang, hari ini kita akan nonton film, kamu mau, Sayang?" tanya Barra kepada Ayang. "Iya, mau kok. Duh, perut ini sudah makin besar aja, anak kamu sudah tidak sabar ingin keluar, dia mau lihat Papanya yang tampan," jawab Ayang sembari mengusap perutnya. Barra tertawa mendengar apa yang Ayang katakan. Dia benar-benar sangat senang karena dirinya bisa bersama wanita yang dia sayangi. Barra dan Ayang keluar untuk membeli perlengkapan bayi, semua dimanjakan oleh Barra. Barra memborong pakaian bayi yang lucu, dari sepatu, dot dan semuanya. Tidak ada yang terlewati sama sekali. Sedangkan, di tempat lain, Zanna bersama Mala duduk di restoran. Mala yang melihat sahabatnya sedih dan penuh amarah mencoba untuk menghiburnya."Sudahlah, jangan sedih mungkin bukan nasibmu bersama dengan Barra, dia sudah bahagia dengan wanita pelakor itu, lebih baik kamu tidak perlu memikirkan dia kamu bisa cari pria lain yang lebih dari dia, cari kebahagiaan kamu, Zanna. Lagi pula, kamu cantik lihat saja bodym
Baca selengkapnya

Bab 35. Merengkuh Sayang (21+)

Barra kesal dengan suara telpon yang membuat dia harus menghentikan apa yang telah terjadi dan tentu saja semua yang terjadi menjadi rasa penasaran bagi Barra. Saat Barra melihat siapa yang menghubungi dirinya maka Barra langsung menyimpan ponselnya. Dia tidak peduli dengan panggilan telpon tersebut. Berapa banyak panggilan yang masuk dia tidak mau mengangkatnya. Barra segera mendekati Ayang yang saat ini menghapus air matanya, tangannya terlihat gemetar, dia tidak menyangka kalau pertemuannya untuk pertama kali dengan istri dari Barra membuat dirinya seperti itu. Dia bermimpi jika istri dari Barra menyakiti dirinya dan anaknya. Tentu saja, Ayang tidak ingin sampai itu terjadi dan dia ingin semuanya diakhiri keinginannya untuk berpisah dengan Barra semakin kuat dia tidak ingin merebut Barra dari istri pertamanya, dia akan mencicil uang tersebut walaupun harus seumur hidup dia akan membayarnya untuk masalah anak dia tetap akan memberikan anak tersebut.Walaupun berat namun tetap d
Baca selengkapnya

Bab 36. Hasutan

"Ya Ma, ada apa?" tanya Zanna dengan nada malas. Zanna mendengarkan apa yang ibunya katakan. Dia tidak protes karena saat ini ibunya sedang menuju ke tempatnya yaitu Dubai. "Ya sudah, aku jemput nanti," jawabnya lagi. Zanna mengakhiri panggilan telpon. Dia menghela napas karena dirinya tidak bisa berbuat apapun, pikirannya buntu karena Barra tidak juga menghubungi dirinya. Dari pesan pun tidak. "Kemana kamu, Mas. Apa kamu marah padaku karena masalah itu? Aku tau, kalau aku salah, maafkan aku. Aku hanya mau menunjukkan kalau kamu milik aku tidak ada lebih," ucapnya dengan suara lirih. Zanna menangis, dia tidak bisa menahan air matanya yang berada di pelupuk mata dan tentu saja itu membuat dirinya hancur dan sakit hati dengan Barra. Cukup lama Zanna menangis dan sekarang dirinya tertidur. Sedangkan, di bandara saat ini kedua orang tua Zanna menuju ke Dubai. Mereka ingin meminta anaknya itu menghasut Barra."Pa, apa tidak sebaiknya kita ke tempat Barra dulu. Kita kasih tau kepada d
Baca selengkapnya

Bab 37. Terima Kasih

Zanna terus memikirkan apa yang dikatakan oleh kedua orang tuanya, dia pun mulai merasa kalau Barra saat ini sudah terlihat tanda-tanda berubah, itu dia rasakan saat pertengkaran waktu itu, Barra tidak menghubunginya, cuek, malah Barra tidak membujuknya atau apapun itu, malah Barra mengabaikannya sampai detik ini."Sudahlah, nak, kamu tidak perlu sedih seperti itu, karena saat ini Mama dan Papa akan ada selalu untukmu. Intinya, satu Zanna, kamu harus genggam Barra di dalam tanganmu, jangan lepaskan dia. Apapun yang terjadi, ingat dia suamimu kalau bisa kamu turuti apa yang dia inginkan, kamu mengerti apa yang Mama katakan ini?" tanya Nyonya Nisa membuat Zanna terdiam. Karena saat ini, apa yang Nyonya Nisa katakan pasti tidak jauh dari kehamilan, dia tidak suka karena nanti tubuhnya akan berubah dan Barra pun tidak mempermasalahkannya jadi buat apa dia mengandalkan kehamilan untuk mempertahankan Barra toh Barra mencintai dia, ada atau tidaknya anak Barra tetap bersama dengan dirinya
Baca selengkapnya

Bab 38. Jangan Egois

Ayang hanya diam dia benar-benar sulit untuk mengatakan jika dia mengizinkan Nyonya Anjani pergi ke rumahnya. Ada kekhawatiran dihatinya jika sampai Nyonya Anjani ke rumahnya. "Ya sudah, kalau begitu kamu izin suami dulu ya, lain kali saja saya ke rumah kamu. Bukankah kita bisa saling menghubungi, jadi kapan kamu sempat undang saya ya, nanti saya pasti datang dan jangan lupa juga masakkan saya makanan buatan kamu," ujar Nyonya Anjani dengan lembut. Nyonya Anjani tau kalau Ayang tidak bisa membawanya ke rumahnya pasti ada sesuatu, tapi dia tidak akan bertanya. Lebih baik dia diam dan melanjutkan membeli apa yang seharusnya dia beli. Selesai membeli, keduanya berpamitan. Nyonya Anjani membayar semua belanjaan Ayang. "Makasih banyak, Ibu. Sudah mau membelikan belanjaan saya. Duh, jadi nggak enak saya," ucap Ayang. "Tidak apa-apa, lagi pula anggap saja ini perkenalan dari saya, kalau saya ajak makan dan minum nantinya kamu mau tidak? Oh, ya satu lagi, jangan panggil saya Ibu dunk, sep
Baca selengkapnya

Bab 39. Kenapa Ma

Zanna terdiam, dia tidak mengatakan apapun yang mertuanya katakan. Zanna memikirkan setiap perkataan dari mertuanya itu, mereka makan malam bersama dan duduk di satu meja. Zanna tidak berani untuk melihat mertuanya yang saat ini terlihat tenang dan terus melirik ke arahnya, Zanna murutuki dirinya karena dia salah memakai kostum dia berpikir tidak bertemu dengan mertuanya tetapi nyatanya bertemu. Dan dia juga tidak menyangka kalau mertuanya ada di apartemen yang sama dengan dirinya. "kamu tidak tahu kalau Mama memiliki apartemen di sini?" tanya Nyonya Anjani.Zanna yang ditanya oleh Nyonya Anjani segera menggelengkan kepala dengan pelan. Zanna tidak ingin mengatakan dia tahu, karena dari mertuanya inilah dia memiliki apartemen yang sama dengan mertuanya. Apartemen mewah dan mempunyai fasilitas yang cukup bagus harganya juga fantastis, itulah yang dia minta kepada Barra sebagai hadiah dan Barra memberikannya tanpa protes. Nyonya Anjani hanya menggelengkan kepala, dia tidak menyangka
Baca selengkapnya

Bab 40. Jangan Berlebihan

Nyonya Anjani dan Tuan Bagaskara berjalan menuju apartemen. Tidak ada pembicaraan di antara keduanya. Sesampainya di dalam apartemen, Tuan Bagaskara memandang istrinya Nyonya Anjani, dirinya ingin mendapatkan penjelasan apa yang terjadi dengan Nyonya Anjani.Kenapa dia sampai berkata seperti itu kepada menantunya. "jangan memandangku seperti itu, aku berkata seperti itu karena aku mempunyai faktanya dan juga satu hal yang harus kamu ketahui kalau anakmu itu sudah menikah dan aku sudah bertemu dengan istri keduanya jadi aku harap kamu tidak terkejut jika nanti Barra membawa calonnya ke rumah. Dan aku harap kali ini Barra bisa mendapatkan anak. Eh, maksudku bukan calon tapi lebih tepatnya istri keduanya,' ucap Nyonya Anjani. Perkataan dari Nyonya Anjani membuat Tuan Bagaskara terkejut, dia tidak menyangka kalau istrinya mengatakan Barra memiliki istri kedua dan tanpa sepengetahuan dirinya. "Apa Mama yakin itu, Mama sudah cek semuanya dan dari mana Mama tahu jika Barra memiliki satu o
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status