Home / Romansa / Wanita Incaran Sang Billionaire / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Wanita Incaran Sang Billionaire: Chapter 151 - Chapter 160

180 Chapters

(S2) 9. Menjaganya

Lumia tak tahu jika kehidupannya akan menjadi sangat berat. Senin hingga Jumat diganggu oleh Maxim, dan akhir pekan dibuat kesal oleh Dylan. Kedua pria itu memiliki misi khusus untuk membuatnya gila dan seperti tidak memberi ruang untuk bernapas“Kau melamun lagi, Puppy?”Lumia mendengus, mata bulatnya menatap Dylan yang duduk dengan tenang di sofa. Lumia tak menyangka jika akhir pekan datang sangat cepat, membuat dirinya kembali bertemu dengan  Dylan yang kini berprofesi sebagai tutor pribadinyaKerjaan pria itu sejak tadi hanya duduk sambil meminum wine dan menatapnya lekat setelah memberikan perintah untuk merevisi semua rancangannya.“Sampai kapan kau akan terus memanggilku Puppy?” tanya Lumia, mencoba fokus pada kertas di depannya. Namun, tangannya yang memegang pensil gemetar ringan, dan garis yang ia tarik tidak sempurna seperti biasanya.Dylan tersenyum kecil, mengangkat gelas winenya seolah sedang bersulang. &l
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

(S2) 10. Stay with her

5 hari sebelumnya.......Setelah menerima telpon dan meninggalkan Lumia, Dylan segera menuju Monarki. Caid mengatakan jika mereka akan melakukan kudeta sekarang dan ternyata pelengseran Robertino sebagai sultan Monarki berhasil dilakukan dengan mudah.Adanya kuasa kartel Oletros dan dukungan dari beberapa fraksi membuat Lorenzo berhasil mendapatkan posisi aslinya sebagai Sultan.“Sial ini tak terlalu menyenangkan” Lucius bersuara tak senang, dia kira akan ada pertumpahan darah yang cukup banyak namun ternyata hanya perlu sedikit menyalakan api dan semuanya langsung terbakar tanpa sisaCaid, Enid, dan Dayn sudah pergi dari sana, meninggalkan tempat yang penuh ketegangan itu. Sedangkan Dylan dan Lucius, sebagai juru bicara dan orang yang lebih terlibat dalam negosiasi, tetap berada di sana untuk membereskan kekacauan yang tersisa.“Robertino memang sejak awal tak punya dukungan dari fraksi manapun, dia bertahan karena dukungan CIA&r
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

(S2) 11. Menahan diri

Lumia meletakkan mangkuk mie di meja dengan hati-hati setelah menghabiskan semuanya. Dia meraih botol air mineral di dekatnya, meneguk air sambil tetap memperhatikan layar, meskipun adegan di drama mulai berubah.Di layar, anak perempuan pemimpin kartel mendekati Joon-mo, tatapannya penuh intensitas. Musik latar yang lembut tapi menegangkan mulai mengiringi adegan itu.Dylan melirik Lumia dari sudut matanya. Gadis itu terlihat menegang ketika adegan ciuman mulai terjadi di layar. Anak perempuan kartel dengan berani menarik wajah Joon-mo lebih dekat, dan detik berikutnya mereka saling berciuman dalam sebuah adegan panas yang penuh emosi.Lumia buru-buru mengalihkan pandangannya, pura-pura fokus pada botol air di tangannya. Ia memutar tutup botol itu berulang kali, meskipun botolnya sudah tertutup rapat. Wajahnya mulai memerah, dan ia menggigit bibir bawahnya, berusaha menyembunyikan rasa salah tingkah.Dylan, yang duduk di sebelahnya, memperhatikan setiap
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

(S2) 12. Gagal menahan diri

Lumia terduduk di sofa untuk beberapa waktu, mencoba menenangkan pikirannya yang terus berputar. Ia memejamkan matanya, tetapi bayangan Dylan dan kata-katanya terus terngiang di kepala.Saat matanya terbuka, tatapannya tertuju pada mangkuk bekas mie didepannya. Lumia tiba-tiba teringat sesuatu. Dylan. Dia belum makan sama sekali.Dengan rasa bersalah yang tiba-tiba muncul, Lumia bangkit dari sofa dan melirik jam dinding. Sudah hampir tengah malam, dan Dylan belum menyentuh makanan apapun sejak selesai mengajarinya sekitar dari siang hingga soreTanpa berpikir panjang, Lumia berjalan menuju kamar tamu yang ditempati Dylan. Pintu kamar itu tidak terkunci, sedikit terbuka, memungkinkan cahaya dari dalam keluar. Lumia ragu sejenak, berdiri di depan pintu, lalu mengetuknya pelan.“Dylan?” panggilnya, tetapi tidak ada jawaban.Ia mengintip ke dalam. Ruangan itu rapi, dengan koper Dylan tergeletak di sudut. Namun, kamar mandi yang berada di da
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

(S2) 13. Ajari aku

Ini baru malam pertama dari dua minggu yang akan datang namun Dylan sudah tak bisa menahan diri. Ciuman yang semula hanya lumatan kini berubah menjadi cumbuan panas saat lidah Dylan ikut terlibat didalamnya“Buka mulutmu” Bisik Dylan serakLumia membeku sejenak, tubuhnya kaku di bawah kendali Dylan yang begitu mendominasi. Bisikan serak itu membuat tubuhnya bergetar, tetapi entah bagaimana, ia menemukan dirinya patuh. Bibirnya sedikit terbuka, memberi ruang yang segera Dylan manfaatkan.Ciuman mereka menjadi lebih dalam, intensitas yang semakin meningkat membuat suasana di antara mereka semakin panas. Dylan menarik tengkuk Lumia dengan lembut tetapi tegas, menjaga jarak mereka tetap dekat, sementara tangannya yang lain bergerak perlahan menyusuri lengannya, menciptakan sensasi yang asing tetapi tak bisa diabaikan.Lumia mengerang kecil di sela-sela ciuman mereka, wajahnya memerah tetapi pikirannya kabur oleh sensasi yang terus menguasainya.
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

(S2) 14. Tidur bersama

Erangan dan desahan yang Lumia berikan hanya membuat Dylan semakin menggila. Dia menjatuhkan tubuh Lumia ke ranjang, ditindihnya tubuh Lumia dengan bibir yang terus meninggalkan jejak dileher dan dada Lumia“Dylan.. aku..”“Shit!”Dylan menarik diri dengan kasar, nafasnya terengah-engah, tubuhnya hampir gemetar menahan dorongan yang begitu kuat. Matanya penuh perasaan campur aduk—hasrat, keinginan, dan… ketakutan. Dia tidak mau merusak Lumia. Dia tahu jika dia terus seperti ini, mereka akan melewati batas yang tak bisa kembali.Dengan langkah tergesa, Dylan mundur ke kamar mandi, menutup pintu dengan keras. Cermin di dalam kamar mandi memantulkan wajahnya yang kacau, tak bisa menenangkan perasaannya. Dia mengarahkan wajahnya ke air dingin, mencoba menenangkan dirinya.Dia harus menahan diri, tapi bayangan Lumia yang ada di ranjang, bibirnya yang terangkat dalam erangan itu, dan tubuhnya yang penuh dengan bekas c
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

(S2) 15. Romansa gelap

Dylan menghela napas lagi, kali ini lebih berat, lalu berbalik menuju kopernya di sudut kamar. Dia mengambil kaus tipis tanpa lengan serta celana pendek dan mengenakannya, mencoba mengalihkan pikirannyaSetelah memakai baju, Dylan berbalik dan melihat Lumia sudah menatapnya, matanya bersinar penuh antisipasi. “Sudah selesai? Apa aku sekarang boleh memelukmu lagi?” tanyanya dengan nada polos yang terdengar seperti jebakan.Dylan menggeleng sambil tersenyum kecil. “Kau benar-benar tahu cara membuatku gila, ya?”Lumia terkikik kecil, lalu menepuk tempat di sebelahnya, mengisyaratkan agar Dylan bergabung. “Ayo, Dylan. Aku tidak menggigit, kau tahu.”Dylan berjalan pelan, mendekati tempat tidur, dan akhirnya duduk di samping Lumia. Ia merasa tegang, tapi juga anehnya damai. Baru pertama kali Dylan merasakan ini pada seorang perempuan, dan ini perempuan yang 10 tahun lebih muda darinyaDylan mengusap kepala Lumia denga
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

(S2) 16. Kesempatan

Lumia terbangun perlahan, matanya membuka sedikit demi sedikit, menangkap cahaya pagi yang mulai merayap masuk melalui celah tirai. Jam di meja samping tempat tidur menunjukkan pukul 5.33 pagi. Dengan hati-hati, ia mengubah posisi tubuhnya, hanya untuk menemukan Dylan yang masih terlelap di sebelahnya.Wajah Dylan terlihat tenang, kontras dengan sosoknya yang biasanya penuh karisma dan intensitas. Rambutnya sedikit berantakan, membuatnya terlihat lebih muda dan kurang menakutkan. Lumia menatapnya dengan senyum tipis, matanya memperhatikan setiap detail wajah Dylan—garis rahangnya yang tegas, bulu mata yang panjang, hingga bibirnya yang sedikit terbuka.“Kenapa kau bisa secantik ini bahkan saat tidur?” gumam Lumia pelan, nyaris berbisik pada dirinya sendiri.Dia menahan diri untuk tidak menyentuh wajah Dylan, meskipun ada dorongan besar untuk melakukannya. Hanya sekali saja, pikirnya, tapi ia tahu bahwa Dylan pasti akan terbangu
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

(S2) 17. Hubungan

Dylan mengantarkan Lumia ke sekolah, mengemudi dengan tenang meskipun dalam dirinya ada perasaan campur aduk. Sesampainya di depan gerbang sekolah, dia berhenti, memandang Lumia yang sudah mulai bersiap untuk keluar.“Kau baik-baik saja di sini?” tanya Dylan dengan nada lembut, matanya penuh perhatian.Lumia mengangguk sambil tersenyum, namun ada sedikit kecanggungan yang terlihat. “Iya, aku akan baik-baik saja. Terima kasih sudah mengantar” jawabnya, suaranya masih terdengar pelan.Dylan hendak membuka pintu mobil, namun Lumia menahannya“A-aku bisa keluar sendiri” Jawab Lumia membuat Dylan langsung menatapnya tak sukaDylan mengerutkan kening, matanya menyempit melihat Lumia yang tampak gugup. “Kenapa kau tiba-tiba seperti ini?” tanyanya dengan nada rendah yang terdengar sedikit curiga.Lumia menunduk, menghindari tatapan Dylan. “Aku hanya… tidak ingin teman-temanku melihatku dia
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

(S2) 18. Bullying

“Aku ke toilet dulu” Ucap Lumia pada Grace saat jam istirahat tiba“Mau kutemani?” Tawar GraceLumia tersenyum lalu menggeleng pelan “Tak usah, kita bertemu dikantin saja” ucapnya. Lumia memutuskan untuk pergi ke toilet terlebih dahulu.Begitu Lumia masuk ke salah satu bilik toilet, tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar di luar. Lumia tidak terlalu memikirkannya sampai pintu toilet tempatnya berada digedor“Hei! Siapa di luar?” Lumia bersuara cukup nyaring. Tidak ada jawaban, hanya tawa kecil yang terdengar samar.Buk..Kali ini suara tendangan pada pintu toilet. Lumia menggeram pelan, barulah setelah buang air kecil dia membuka pintu dan....“Oh, lihat siapa ini.” Suaranya dipenuhi ejekan.Lumia menatap ketiga gadis didepannya dengan datar, salah satu dari mereka, gadis yang berada ditengah maju“Kau pikir siapa dirimu? Ayahmu memang perdana menteri, ta
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more
PREV
1
...
131415161718
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status