Semua Bab Dikhianati Tukang Selingkuh, Diratukan Tuan CEO: Bab 101 - Bab 110

120 Bab

101. Ingin Lari Darinya

Tidak sulit sekarang. Ia merenggangkan otot-ototnya yang kaku. Tatapannya tertuju pada sepatu boot pria itu.Saat pria itu melambat ia akan melambat dan ketika ia berhenti ia juga turut serta. Ia dalam kondisi prima, berkilo-kilo perjalanan bukanlah hal yang sulit. Pepohonan yang rapat menghalangi sinar matahari. Tumbuhan rimbun di sekeliling, hijau dengan udara yang memenuhi aroma tanah dengan kelembaban yang melingkupi mereka. Tapi tidak berdampak apapun padanya. Ia sering berlatih di medan yang sulit dengan cuaca panas terik selama berjam-jam.Dahan dan ranting yang rapat berjatuhan waktu pria itu membuka jalannya dengan sebuah pisau besar. Mahluk-mahluk liar memekik di sekeliling mereka.Waktu pria itu berhenti untuk memandang sekeliling, itu kali pertama ia melihat pria itu di hadapannya. Dia memang pria yang besar. Dengan pundak yang lebar dan pinggang yang ramping. Ia juga sangat tinggi. Ia sendiri yang memiliki tinggi seratus tujuh puluh dua, merasa yakin pria itu lebih tinggi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-16
Baca selengkapnya

102. Kenapa Panggil Aku Audrey?

Sambil menuruni bukit, melewati rapatnya pepohonan, dahan dan semak, Nathan terus saja bertanya-tanya, apa sebenarnya yang terjadi pada istrinya ini? Ia adalah wanita lembut dan penuh kasih sayang, senyum memesona selalu ia tebarkan pada siapa saja. Nathan selalu menganggap Audrey adalah wanita yang bahkan terlalu sempurna. Audrey sangat cantik, suka cita hidup dan kehangatan yang selalu ia pancarkan bahkan membius banyak orang. Itu adalah hal-hal yang paling ia sukai dari wanita ini. Tahun-tahun kesedihan sepeninggal ibunya, kemudian sahabat karibnya yang juga rekan dalam menjalankan usaha Gruppo METRO yang telah ia anggap sebagai ayah, juga tutup usia, segala kesedihannya telah terkikis dengan kehadiran putri sahabatnya yang telah berpulang itu, dengan segala kelembutannya. Hati Audrey yang murni telah mengisi kekosongan tersebut.Tuhan? Apa yang terjadi pada wanita ini?Tubuh terjuntai dipundaknya terjaga dan menggeliat. “Aku merasa tidak sehat. Turunkan aku.”Kalimat permintaam itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

103. Ada Yang Salah Dengan Audrey

Dengan kalut, Audrey mencakar tali di pinggangnya. “Kita harus pergi... aku harus pergi.”“Akhirnya kau mengatakan sesuatu yang logis.”Ia melepas ikatan Audrey, meletakkan tangan di bawah lengan wanita itu untuk menariknya berdiri. Tubuh Audrey gemetar hebat.“Ada apa?”“Harus...pergi...sekarang.”“Oke baiklah.”Nathan melepaskan ikatan pada pergelangan kaki Audrey dan tetap membiarkan tangan itu terikat. “Lewat sini.”Ia menemukan jalan setapak yang ia lewati beberapa saat lalu menarik Audrey bersamanya. Ia terus menoleh ke belakang untuk melihat Audrey. Ia memiliki penglihatan malam yang bagus.Ada yang salah dengan Audrey.Sekarang bahkan wanita itu bersikap lebih aneh. Jika ia bisa membuatnya berbicara, mungkin ia akan mendapatkan jawaban.“Aku menemukan gua kecil. Bukan hotel Hilton, tapi cukuplah untuk kita beristirahat malam ini.”Hening.“Kau lapar?”Tak ada jawaban. Apa yang dapat ia harapkan. Nathan menyingkirkan ranting-ranting yang ia gunakan untuk menutup jalan masuk k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

104. Hati Nathan Tercabik-cabik

Gerakan-gerakan Audrey semakin tidak terkontrol. Memaki bedebah kepada siapapun yang melakukan kejahatan luar biasa ini pada istrinya, Nathan melakukan satu-satunya tindakan yang ia tahu. Beringsut mendekat, ia melingkarkan lengan di tubuh wanita terkasihnya itu kemudian memeluk erat.“Audrey, kau akan baik-baik saja. Kau akan baik-baik saja.” Nathan mengulang kalimat itu berkali-kali dengan harapan di suatu tempat dalam benak Audrey, ia mengerti dan merasa nyaman. Selimut yang menyelimutinya basah oleh keringat.“Aku disini, Audrey, aku suamimu. Bukan Nathan namaku kalau tidak bisa membuat orang yang telah membuatmu seperti itu, ia akan mendapatkan balasan setimpal atas perbuatannya. Dengarkan janjiku. Dengarkan janjiku, Audrey. Kau pegang ini kata-kataku.”Keringat Audrey dan keringatnya. Kulit sedingin es Audrey basah kuyup. Air mata dan keringatnya bercucuran. Ia meronta keras, sampai akhirnya lengan dan dada kokoh Nathan berhasil mendekap tubuh bergetar hebat itu.Nathan memeluk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

105. Ingin Pulang ke Rumah Kayu

Audrey mengerjap pelan. Kelopak matanya terasa berat. Kenapa gelap sekali? Ia berada dimana?Apa iblis itu membawanya ke suatu tempat yang gelap begini?Ia berusaha bergerak dan mulutnya mengeluarkan erangan. Sekujur ototnya nyeri, kepalanya berdenyut. Apakah ia telah disiksa?Ia bergeser. Tubuh besar dan keras terbaring di sebelahnya. Iblis itu. Jika dia tidur, ia bisa melarikan diri. Ia abaikan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Ia merangkak menuju secercah cahaya itu, berharap itu adalah jalan keluar.Sebuah geram mengantuk, mengagetkannya, “Kau mau kemana?”“Aku...aku perlu...”“Tunggu, aku akan mengantarkanmu.”Untuk ukuran seorang iblis, herannya ia terdengar baik.“Aku bisa pergi sendiri.”“Audrey, kemungkinan kau akan terjatuh sebelum berjalan tiga langkah.”Nama itu lagi? Kenapa pria itu terus-terusan memanggilnya dengan nama itu?Sebelum ia bergerak lagi pria itu sudah di sisinya. Membantunya bangkit, mendorongnya pelan menuju jalan keluar gua. Setelah satu langkah kecil keluar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

106. Audreyku...

Setelah bisa makan, Audrey terlelap baberapa jam dan saat ia terbangun, sudah menjelang sore.Menjalani pemulihan kecanduan dimanapun bukan hal yang mudah. Dan menjalaninya di dipermukaan gua di sebuah hutan Meksiko dengan seseorang yang dianggap asing yang dikira musuh adalah hal yang mengerikan.“Kau ingin keluar?”Audrey diam. Benaknya bahkan lebih letih daripada tubuhnya. Iblis-iblis dalam mimpinya sudah diam dan rasa sakitnya sedikit berkurang. Tapi keraguan tersembunyi masih tertinggal.Pria di depannya terkesan meyakinkan.Jika lelaki ini memang benar, berarti ia telah dicekoki obat-obatan dan dimanfaatkan. Seluruh ingatannya pergi.Tapi jika pria ini telah berbohong, merencanakan sesuatu yang jahat, sebaiknya ia melarikan diri. Ia merasa bingung sekarang. Apakah ia harus mempercayai lelaki ini, atau pilih melarikan diri?Keraguan bukan sesuatu yang terbiasa ia rasakan, ia bahkan belum memahami itu apa.Masih lemah dan tak berdaya. Ia hanya bisa menunggu dan melihat apa yang ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-19
Baca selengkapnya

107. Menyimpan Rencana

Jadi ia memang ingat. Pertanda bagus. Tak terlukis kebahagiaan Nathan saat itu.“Ya. Kau tak membocorkan keberadaan kita. Kenapa?”“Aku tidak tahu.” Kening mulus Audrey mengerenyit.“Aku tahu, mungkin kau belum mengingatku, Audrey. Tapi alam bawah sadarmu mengingatku.”Selama beberapa saat Audrey menatap Nathan.Lelaki itu tak bergerak, ingin wanitanya mengigatnya. Ditatapnya wajah di depannya, agar mau mengungkapkan kejujuran. Ia tak mau menunggu jawaban Audrey lebih lama. “Katakan Audrey, kau mengingatku?”“Wajahmu tak asing. Aku sering melihatmu di mimpi-mimpi burukku.” Akhirnya wanita itu mengakuinya.Nathan berpaling sebelum Audrey dapat melihat dampak buruk dari kalimatnya. Mengetahui bahwa Audrey hanya mengingatnya dalam mimpi buruk tak membuat ia terkejut. Sebab ia merasa sangat andil dalam permasalan yang selama ini mendera wanita terkasihnya ini. Ia telah abai sehingga Ventria dan Yanti hilang dan terbunuh. Mungkin hal itu juga yang membuat Audrey memutuskan pergi mencari se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-20
Baca selengkapnya

108. Dari Dendam Menjadi Obsesi

Wanita di samping Nathan menarik-narik ikatannya. Ia sadar harapannya untuk bisa melarikan diri sirna sudah.“Apa kabarmu kakak ipar?” Lelaki tingginya hampir sama dengan Nathan itu menyapa Audrey.“Sia-sia menyapa, dia tak ingat padamu,” ujar Nathan.“Apa maksudmu?”Sambil memegang erat tangan Audrey yang terikat, Nathan mendekat ke arah sepupunya itu. "Akan kulatakan di perjalanan nanti. Semakin cepat kita mengudara, semakin aku bisa rileks.”Di belakangnya, Audrey merintih pelan sembari menyentak-nyentakkan talinya. Tidak diragukan lagi, ia berusaha kabur. Nathan mengabaikan reaksi dan suara yang Audrey timbulkan. Nathan menjelaskan pada Bernardo apa yang ia ketahui.Bernardo melayangkan pandangan ke arah Audrey. “Jadi maksudmu ia tidak ingat siapa dirinya, kita, juga apa yang telah dilakukannya?”“Tidak ingat sedikitpun. Kita harus menyembuhkan dia bagaimanapun caranya, mengembalikan ingatannya.”“Sebaiknya ia kita ungsikan ke Miami”Helikopter menunggu mereka. Untuk beberapa saat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya

109. Dirawat Penuh Cinta

Klinik DOE, Miami12 Oktober 2024Hati Nathan menyimpan kesedihan mendalam saat menatap Audrey yang tidak berdaya dan ketakutan. Istrinya itu tidak sadarkan diri hampir sepanjang penerbangan dari Meksiko ke Miami. Ketika telah terjaga, ia diam dan siaga. Sore pukul dua puluh waktu setempat, mereka telah sampai pada sebuah klinik swasta yang menangani khusus agen-agen DOE beserta keluarganya, Audrey menjadi liar. Menendang-nendang serta menjerit seperti binatang buas yang kesakitan. Dalam keadaan terikat, tidak ketidakberdayaannya semakin membuatnya marah.Sekarang ia telah terbaring dengan tangan terikat di ranjang. Namun matanya... Ya, Tuhan, mata itu menunjukkan rasa panik dan keputus asaan. Ekspresi itu mengingatkan Nathan tentang film yang mengisahkan gadis yang sejak kecil berada di hutan jauh dari peradaban dan dirawat oleh kawanan gorilla, yang saat ini merasa ketakutan akan dibunuh oleh kawanan manusia yang tidak ia kenal. Laksana binatang yang terperangkap, tidak berdaya. Na
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

110. Kabut di Kepala

Dengan bersemangat, tanpa membuang waktu, Nathan segera memotong satu serpih ayam dan memasukkan ke dalam mulutnya. Sembari mengunyah, ia memotong sesuapan kemudian diulurkan ke wanita terkasihnya.Nathan hampir melompat girang saat Audrey mau membuka mulut dan memakan potongan yang ia sodorkan.Dalam hitungan menit, mereka sudah melahap ayam, kentang tumbuk dan sayuran kukus di hadapan mereka. Bukan makanan mewah, tapi ini makanan terenak mereka selama berhari-hari. Pipi Audrey sudah mulai merona.“Kau belum menceritakan apapun padaku.” Audrey menagih cerita yang telah Nathan janjikan.Nathan menekan sebuah tombol di ranjang untuk membuat Audrey mendapatkan posisi yang lebih nyaman, lalu menyusun bantal-bantal di belakang punggungnya. “Bersandarlah, dan aku akan menceritakannya kepadamu.”Mengejutkan Nathan, Audrey menggeser tubuhnya ke bantal itu dengan posisi nyaman dan menatap wajah Nathan dengan penuh perhatian.Nathan duduk di kursinya sambil melayangkan seulas senyum.“Kenapa s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status