Home / Pernikahan / Hasrat Dendam Suamiku / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Hasrat Dendam Suamiku: Chapter 61 - Chapter 70

76 Chapters

Bab 61. Dia Kembali

Adrian menatap layar tablet dengan tangan yang bergetar. Jantungnya berdegup kencang. Begitu layar menyala, video seorang wanita berlarian di pantai muncul. Mata Adrian membelalak terkejut. Ya, wanita cantik itu adalah Briella. Dia mengenakan bikini kuning, tertawa ceria sambil bermain dengan ombak. Adrian tidak dapat mengenali lokasi video tersebut, tapi yang pasti bukan di Eropa.“Setelah tiga tahun menghilang,” suara pembaca berita terdengar, “Briella muncul di publik hari ini, mengklaim bahwa dirinya tidak pernah diculik atau dibunuh. Felix Jorell tidak bersalah dalam kasus yang selama ini menuduhnya.”Adrian terpaku di tempatnya, napasnya tersendat. “Tidak mungkin,” gumamnya pelan. Matanya terpaku pada layar, seolah-olah waktu berhenti.Dalam video itu, Briella terlihat begitu bebas, seakan tidak pernah ada penderitaan yang dialaminya. Tidak ada tanda-tanda trauma, tidak ada rasa takut. Dia tampak bahagia, senyum lebar terpancar di wajahnya.“Bagaimana ini bisa terjadi?” suara Ad
Read more

Bab 62. Pengajuan Gugatan Cerai

Adrian melangkah keluar ruang tamu dengan langkah cepat, jantungnya berdebar kencang. Di depan pintu masuk mansion, seorang pria berdiri tegak, rapi dengan jas hitam dan membawa tas kerja. Pria itu memperkenalkan dirinya dengan sopan.“Selamat sore, Tuan Maven. Nama saya Hansen Flick, saya adalah pengacara Nyonya Briella Moretti,” katanya dengan nada profesional, tapi dingin. Dia mengulurkan tangan, tapi Adrian tak membalas. Wajah Adrian keras, matanya tajam menatap pengacara itu.“Apa yang kau inginkan?” tanya Adrian, suaranya rendah dan tegang.Hansen tersenyum tipis. “Saya datang untuk menyampaikan surat gugatan perceraian dari klien saya—Briella Maven.”Adrian merasa seperti ditikam tepat di jantung. Gugatan perceraian? Setelah semua yang terjadi? Setelah tiga tahun dia mencari istrinya, kini Briella justru ingin menceraikannya?“Perceraian?” Adrian mendesis, suaranya penuh kemarahan. “Setelah semua ini? Kau pikir aku akan setuju begitu saja?”Hansen tetap tenang, meski atmosfer d
Read more

Bab 63. Pertemuan Kembali

Briella senang karena Felix mengizinkannya menjenguk Fernandez di sekolah. Walaupun hanya bisa melihat dari kejauhan, tidak bisa memeluknya, dan dikawal orang suruhan Felix, tapi itu sudah cukup mengobati kerinduannya.Felix meminta Briella tampil berbeda agar tidak dikenali. Briella setuju. Wig ungu dengan potongan bob mengubah penampilannya secara drastis, membuat wajahnya tampak lebih tegas dan misterius. Kaca mata hitam besar menutupi sebagian besar wajahnya, menyembunyikan ekspresi yang dulu selalu hangat dan lembut.Briella mengenakan pakaian tertutup—jaket kulit hitam panjang hingga lutut, dengan kerah tinggi yang hampir menutupi lehernya. Sepasang boots sebetis dari kulit hitam dengan sol tebal melengkapi penampilannya, membuat setiap langkahnya terdengar mantap. Penampilan ini jauh dari sosok Briella yang dikenal banyak orang, sepenuhnya bertujuan agar dia tidak dikenali oleh siapa pun.Dalam sedan hitam, dengan dikawal empat orang suruhan Felix, Briella menunggu Fernandez ke
Read more

Bab 64. Kebohongan Felix

Fernandez melompat keluar dari mobil begitu Adrian memarkirnya di depan rumah. Dengan riang, dia berlari menuju pintu depan sambil berteriak, “Grandma! Grandma Rosalie!”Rosalie muncul dari dalam rumah, wajahnya mengernyit mendengar teriakan cucunya. “Nandy, jangan teriak-teriak seperti itu. Kau tahu Grandma tidak suka.”Fernandez tak memperhatikan teguran Rosalie. “Grandma! Tadi aku ketemu Mommy! Mommy beda sekali sekarang, rambutnya pendek dan warna ungu! Mommy seperti orang lain! Tapi ... tapi Mommy bilang akan kembali, Grandma! Daddy juga berjanji akan membawa Mommy berkumpul dengan kita.”Rosalie tersentak mendengar pertanyaan itu. Wajahnya memucat dan matanya langsung beralih pada Adrian yang baru saja masuk ke rumah. “Apa yang dimaksud Nandy ini benar, Adrian? Briella ... dia benar-benar ada di sana?”Adrian mengangguk pelan, dengan ekspresi yang muram. “Ya, Mom. Briella, dia ada di sana. Aku melihatnya sendiri.”Rosalie tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. “Ya Tuhan, kenap
Read more

Bab 65. Menyelamatkan Briella

Di dalam ruang kantornya, Adrian Maven duduk memandangi layar MacBook yang menyala. Berita tentang dirinya mendominasi media. Felix Jorell, dengan senyum liciknya, telah memutarbalikkan fakta dalam konferensi pers yang baru saja diadakan. Adrian dituduh telah menggunakan Briella sebagai alat balas dendam, dan cerita palsu itu kini menjadi konsumsi publik. Bagi sebagian besar orang, Adrian Maven adalah penjahat yang mengerikan.Konferensi pers itu segera menggegerkan jagad dunia maya. Hujatan demi hujatan dari netizen memenuhi kolom komentar berbagai media massa yang menayangkan acara tersebut. Nama Adrian rusak hanya dalam waktu satu malam. Bukan itu saja, harga saham perusahaan ikut anjlok. Para pemegang saham dan investor mulai menghubunginya karena khawatir pada dana yang telah mereka tanam untuk berinvestasi di perusahaan Adrian. Jajaran direksi pun meminta Adrian segera menggelar rapat untuk menyusun strategi.Namun, pikiran Adrian tidak sepenuhnya berada di sana. Bukan berita bu
Read more

Bab 66. Briella yang Terpojok

Adrian tidak menghiraukan ucapan Felix yang menyudutkannya. Pria tampan itu langsung menerobos masuk ke dalam. Sontak tindakan Adrian membuat Felix cukup terkejut. Sebab, Felix pikir Adrian akan menyerah, tapi ternyata Adrian tak langsung menyerah begitu saja.“Adrian! Kau tidak bisa masuk begitu saja! Ini rumahku, Sialan!” Felix ingin bermaksud mengejar Adrian, tapi satu polisi maju mencegat Felix.“Tuan Jorell, kami mendapat laporan bahwa ada dugaan ancaman terhadap Briella Maven. Kami di sini untuk memastikan keadaannya baik-baik saja. Jika Anda tidak mengizinkan kami masuk, kami akan menggunakan kekerasan untuk memeriksa kediaman ini.” Polisi itu mengeluarkan kalimat tegas.Felix tertawa kecut, jelas merasa terpojok. “Ini rumahku! Kalian tidak bisa masuk tanpa surat perintah!”“Sesuai undang-undang, kami bisa masuk dengan atau tanpa izin Anda jika ada laporan kekerasan atau penyanderaan. Kami di sini untuk memastikan Nyonya Briella dalam keadaan aman dan tidak di bawah tekanan. Iz
Read more

Bab 67. Briella yang Akhirnya Berani  

“Di pergelangan tangan Nyonya Briella, ada banyak luka bekas sayatan pisau,” ucap petugas polisi itu tegas.Kata-kata itu menghantam Adrian seperti petir di siang bolong. “Apa? Luka bekas sayatan?” tanpanya berpikir panjang, jantungnya berdetak cepat. Rasa takut dan kekhawatiran menggantikan semua rasionalitas dalam dirinya. Briella—wanita yang dicintainya—tengah terperangkap dalam kegelapan dan penderitaan. Adrian tidak bisa membiarkan itu terus berlanjut.Dengan tekad yang membara, Adrian berlari menuju rumah Felix, melupakan segala hal yang ada di sekelilingnya. “Briella!” teriaknya penuh keputusasaan, menembus batas-batas aturan dan rasa malu. Petugas-petugas lain mengikuti di belakangnya dengan langkah cepat, berusaha sekuat tenaga untuk mengimbangi kecepatan Adrian. Waktu seakan berjalan sangat lambat, dan hanya satu hal yang terlintas dalam pikirannya—Briella dalam bahaya, dan dia harus menyelamatkannya.Saat Adrian menerobos masuk ke dalam rumah, pemandangan di dapur membuatn
Read more

Bab 68. Ruang Interogasi

Ruangan interogasi terasa pengap dengan cahaya lampu terang yang menyilaukan langsung ke wajah Felix Jorell. Dua orang polisi duduk di depannya, satu dengan ekspresi datar, sementara yang lain mencatat setiap kata yang keluar dari mulutnya. Di sudut ruangan, alat pendeteksi kebohongan dengan sensor-sensornya terpasang di tubuh Felix, mengukur detak jantung dan tekanan darah setiap kali dia berbicara.“Kapan tepatnya Anda mengenal Briella Maven?” Polisi pertama mulai membuka percakapan dengan suara rendah namun tegas.Felix menghela napas panjang seolah sedang mengingat. “Aku pertama kali bertemu dia di acara jumpa fans film Blind Devotion. Dia sangat ramah, manis, dan kami mulai sering bertukar pesan setelah itu.”Polisi pertama itu menatap Felix tanpa berkedip. “Dan apa yang terjadi setelah itu?”Felix tersenyum tipis, matanya tampak mencoba meyakinkan. “Aku sering mengirimkan hadiah padanya. Bunga, cokelat, bahkan perhiasan yang mahal. Aku sering mengajak keluar ke restoran. Briella
Read more

Bab 69. Salah Culik

Briella duduk di ruang tamu yang megah, menikmati aroma manis pie apel yang baru saja dipotong. Ini adalah momen yang sangat langka dan berharga baginya. Setelah tiga tahun diculik dan ditawan oleh Felix, akhirnya dia bisa merasakan kebebasan. Dia kini dikelilingi oleh orang-orang yang mencintainya, Adrian, Fernandez, Hunter dan Rosalie.“Pie ini benar-benar enak, Mom. Aku tidak tahu kapan terakhir kali aku bisa duduk santai seperti ini, bersama keluarga,” ucap Briella sambil tersenyum, mengambil potongan pie apel kedua.Rosalie, yang duduk di seberang meja, tersenyum hangat. “Kau pantas mendapatkan kebahagiaan ini, Briella. Setelah semua yang kau lalui, aku harap hidupmu akan terus dipenuhi cinta dan kedamaian,” balasnya sambil menyesap teh dari cangkir porselen.Briella mengangguk pelan, menikmati setiap kata Rosalie. “Aku tidak tahu bagaimana aku bisa bertahan kalau bukan karena kalian semua. Tiga tahun bersama Felix … itu seperti mimpi buruk yang tak pernah berakhir.”“Kami semua
Read more

Bab 70. Memutuskan Hubungan

Hunter memanfaatkan jaringannya di kepolisian untuk mengusut tuntas masalah penculikan ini. Saat tahu anak wali kota diculik, polisi segera bergerak cepat menyelidiki. Semua bukti sudah jelas, anak buah Felix Jorell adalah dalang di balik penculikan anak wali kota Vienna.Hunter, yang duduk di seberang meja, tersenyum puas. “Polisi sudah melaporkan pada walikota kalau anaknya diculik,” katanya sambil menyandarkan punggung ke kursi dengan riang, menunggu kabar selanjutnya.Adrian mengangguk. “Seorang wali kota tentu saja tidak akan membiarkan ini berlalu begitu saja. Felix sudah membuat langkah terburuk dalam hidupnya.”Hunter tertawa kecil, membayangkan akibat dari kekonyolan anak buah Felix. “Dia pikir dia bisa mengancam kita dengan menculik Fernandez, tapi lihat apa yang terjadi. Felix pasti sedang menggigit jarinya di penjara saat ini.”Hanya dalam waktu beberapa jam setelah polisi melaporkan penculikan putra sang walikota, dampaknya langsung terasa. Seorang wali kota tentu memilik
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status