Melihat tontonan gratis di depannya, Raizan merasa sedikit terhibur. Ia beranjak dari bangku, menuju mobilnya. Akan tetapi, secara tiba-tiba Nera berlari dan menabraknya hingga mereka berdua jatuh ke tanah. Brugh. "Sstt." Raizan mendesis pelan, begitu merasakan sakit pada sikunya. "Maaf, aku tidak sengaja." Nera segera bangun, dan meminta maaf karena sudah menabrak Raizan. Begitu ia melihat wajah pria di depannya, Nera terpaku. Wajah Raizan sangat tampan, ia memiliki fitur wajah tegas dan hidung mancung serta mata tajam. 'Wah, tampan sekali.' Batin Nera terkagum-kagum. "Lain kali, kalau jalan lihat-lihat, Nona." Nera tersadar dan langsung mengangguk, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Apa anda terluka? mau saya antar ke rumah sakit?" Raizan menggeleng cepat, "Tidak perlu, saya baik-baik saja." Ia berniat pergi menuju mobilnya, namun lagi-lagi Nera mencegahnya. "Tuan, bolehkan saya minta nomor telfon anda? mungkin saja saya perlu ganti rugi?" "Tidak!" Dengan tegas
Read more