All Chapters of Sahabatku, Ternyata Istri Rahasia Suamiku: Chapter 11 - Chapter 20

22 Chapters

Aku Akan Mengejarmu

Widia bersiap melakukan pekerjaannya dengan baik, dia sangat berhati-hati agar tidak melakukan kesalahan yang sama seperti kemarin. Selesai melakukan pekerjaannya, Widia mendekati koki yang biasa dipanggil Om Oby untuk membantunya menyiapkan bahan makanan. Widia harus memiliki teman dekat agar aman dan tidak ada yang mengganggunya tempat kerja, dia harus mulai dengan mendekati orang yang paling berpengaruh di tempat itu dulu yaitu si koki. "Siapa pria yang mengantarmu tadi? Pacar kah?" tanya Oby sambil menyunggingkan senyum. "Bukan Om, dia temanku," sahut Widia. "Yakin hanya teman? Dia menatapmu dengan mata berbinar, sepertinya dia naksir kamu," goda Oby. "Om pengalaman sekali, dari mana Om belajar menilai orang dalam sekali pandang?" Widia berkerut dahi. "Waktu akan mengajarimu banyak hal, aku nggak belajar dari siapa-siapa. Biasanya pria kalau naksir cewek pasti tatapan matanya begitu," "Dia memang naksir sama aku Om, tapi aku belum siap buat memulai hubungan baru. Aku
Read more

Bertemu Mantan

Widia tiba di kantor milik mantan suaminya, dua temannya yang lain langsung kembali ke cafe dan memasrahkan urusan makanan pada Widia. Widia sedikit kikuk, terlebih saat tau yang keluar untuk menemuinya adalah Agam. "Widia, apa kabar? Lama nggak ketemu, kamu jadi semakin cantik," Agam memperhatikan mantan istrinya dari ujung kaki sampai ujung rambut. Widia jadi sedikit kurus, entah karena diet atau karena beban pikiran. "Kabarku baik, terimakasih atas pujiannya," "Tapi sayang, cantik-cantik begitu kerja jadi pegawai cafe. Masih enak waktu jadi istriku bukan?" "Ha .... Ha .... Ha .... Aku lebih suka bekerja sebagai pegawai cafe daripada jadi istrimu Mas. Makan hati!" "Pedas sekali mulutmu!" "Maaf, tapi aku bermulut pedas hanya saat mengobrol denganmu Mas. Ini makanan pesanan kantormu, aku sisa pembayarannya harap segera ditransfer. Aku pamit dulu," "Tunggu!" "Ada apa lagi Mas?" "Apa gosip itu benar, kamu sedang dekat dengan Dion teman kecilmu itu?" "Bukan urusanmu!
Read more

Merindukanmu

Hidup Sarah mulai terasa hampa karena kehilangan sahabat baiknya Widia. Biasanya tiap week end mereka akan menghabiskan waktu bersama, sekedar untuk jalan jalan santai atau nonton film. Kali ini dia harus melakukannya sendiri, terlebih suaminya juga tidak mau menemani. Perut sudah semakin besar, harusnya Agam makin perhatian. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, Agam jadi cuek dan dingin. Bahkan hanya sekedar mengelus pun Sarah harus memintanya, kalau pun mau Agam melakukannya dengan malas seperti terpaksa. Apakah itu karena Agam belum bisa move on dari Widia? Agam sendiri yang menyetujui ajakan Widia untuk bercerai, tapi setelahnya dia nampak sangat menyesal. Sarah cemburu, bahkan saat Widia kecewa dan tidak menginginkan Agam lagi pria itu masih saja mencintainya. "Berhenti merokok, ada Ibu hamil dirumah ini!" Sarah mengambil sebatang rokok di mulut Agam yang baru saja dinyalakan. "Kamu cerewet sekali!" keluh Agam lirih. "Aku cerewet untuk kesehatanmu, untuk kesehatan anak kita
Read more

Menyesal?

Widia baru saja selesai mengantar pesanan kue dari sahabatnya, dalam perjalanan pulang dia mampir ke rumah makan padang untuk membeli tiga bungkus makanan enak khas Nusantara itu. Widia memarkir sepeda motornya, mencopot helm dan bersiap masuk ke dalam rumah makan. Tiba-tiba saja Agam muncul, dia menahan langkah kaki Widia dengan menarik tangannya. Widia yang panik langsung berontak, tapi cengkraman Agam begitu kuat hingga tidak bisa di lepaskan. "Mas, lepaskan aku!" "Nggak, aku mau kita bicara," "Mau bicara soal apa Mas? Sampai-sampai Mas perlu mencengkram lenganku sekuat ini? Tolong lepaskan aku Mas," "Berjanjilah kamu nggak akan kabur," "Iya, aku janji nggak akan kabur," Agam melepaskan cengkraman tangannya, Widia menggerakkan lengannya ke kanan dan ke kiri untuk menghempas rasa linu yang tadi hinggap. Keduanya masuk ke dalam rumah makan, menarik kursi dan duduk berhadapan. Widia tau bicara dengan jarak sedekat itu dengan suami orang adalah sebuah kesalahan, tapi di
Read more

Melamar

Dion tidak bisa tidur semalaman, dia terus membayangkan kejadian tadi siang saat dirinya mencium pipi Widia. Janda cantik itu terpaku, wajahnya memerah karena malu. Banyak pengunjung yang melihat kejadian tadi, wajar saja kalau Widia merasa malu. Saat cemburu, seorang pria bisa melakukan hal gila. Tapi Dion tak menyangka dirinya akan segila itu, mencium seorang janda ditempat umum. Beruntung Widia mau memaafkannya, tapi mungkin mulai detik ini dia akan menjaga jarak dengan Dion. "Sebaiknya besok aku datang saja ke sana dan melamarnya, takut keduluan mantan suaminya datang minta rujuk," ucap Dion. Dion mengambil ponselnya, dia mengirim pesan singkat pada Widia. "Besok malam, aku akan datang ke rumahmu bersama dengan Ayahku. Aku mau melamar mu," tulis Dion di ponsel dan mengirimkannya pada nomor wisuda. Tring... Bunyi pesan masuk di ponsel Widia. Widia yang sudah bersiap pergi tidur langsung bangun dan memeriksa ponselnya. "Hah? Dion besok mau kesini untuk melamar ku? Baga
Read more

Lamaran Diterima

Malam itu, Widia tampil cantik dengan mengenakan baju kurung khas Melayu dan make up sedikit menor. Jangankan orang tuanya, Varo, dan Celine pangling dengan penampilan Widia saat itu. Bisa dipastikan Dion dan Ayahnya akan pangling juga."Alhamdulillah, anak ibu cepat dapat calon suami. Mudah mudahan sama yang ini bisa langgeng sampai tua ya," Rini menyeka air matanya yang jatuh membasahi pipi. Rasa sedih bercampur haru menyelimuti hati wanita paruh baya itu.Tak hanya Rini, Akbar juga ikut menahan haru. Pasalnya dia dan Juned yang memiliki rencana menjodohkan Dion dengan Widia. Baru mau lamaran saja sudah begini apa lagi menikah nanti? Mungkin Akbar akan menangis sesenggukan.Rini dan Akbar telah membesarkan Widia dari bayi hingga dewasa, mereka tak rela anaknya disakiti oleh pria manapun. Siang malam mereka berdoa semoga Widia diberi pengganti yang jauh lebih baik dari Agam dan Tuhan malah memberinya lebih. Dion, bujang tampan, pintar, baik dan juga seorang dokter tajir.Ingin rasany
Read more

Cemburu Buta

Widia keluar rumah untuk mengantarkan kue pesanan sahabatnya, dia kaget dengan tatapan para tetangga yang berubah pada dirinya. Padahal tidak ada yang salah dengan penampilannya hari ini, busana bebas tapi sopan. Apa karena statusnya yang kini menjadi tunangan seorang dokter? Mana bujang pula. "Mau kemana Neng?" tanya tetangga rumah Widia "Antar pesanan kue Bu," sahut Widia singkat. "Sekarang jadi tampil cantik terus ya, bawaanya ceria," sambung tetangga satunya lagi. "Ya... iya lah, calon suaminya kan dokter. Biar nggak ke banting nanti. Ha.... Ha.... Ha...." celetuk yang satunya lagi tanpa dosa. Widia kesal, dia memilih untuk diam dan segera pergi dari tempat itu. Padahal bisa saja Widia menanggapinya, tapi dia tidak mau ribut dan bertengkar dengan tetangga sendiri. Hidup punya tetangga julid memang membuat hati dan pikiran pusing. Widia harus punya banyak stok sabar dan membuat telinganya tuli dari omongan tetangga kanan kiri. Kalau tidak, dia bisa mati muda karena terke
Read more

Bukan Janda Biasa

Tit... Tit... Tit...Terdengar suara klakson mobil beberapa kali di halaman rumah Widia, Akbar membuka pintu dan keluar dari rumah. Dia syok melihat sebuah mobil mewah berwarna ngejreng terparkir disana.'Mobil siapa itu? Bagus sekali,' gumam Akbar dalam hati.Widia menyusul Akbar, dia penasaran dengan tamu yang berkunjung ke rumahnya pagi itu. Tak lama, pintu mobil terbuka, Dion dan seorang pria asing seperti supir pribadi keluar dari dalam mobil itu.Widia ternganga, Dion benar-benar membelikannya mobil baru. Bahkan bentuknya bagus juga cantik. Cocok sekali jika dikendarai oleh perempuan. Ternyata Dion menepati janji yang baru dia buat semalam, Widia merasa tersentuh."Pagi Wid, pak" sapa Dion ramah."Pagi, mobil baru nih," ucap Akbar."Iya pak, aku beli buat Widia,""Oh.... Apa? Buat Widia?""Iya, sekalian aku kasih supir satu, namanya Edi.""Baik sekali kamu ya, baru jadi tunangan sudah kasih mobil. Anakku benar benar beruntung punya calon suami royal,""Jangan berlebihan mujinya
Read more

Sarah Melahirkan

Pagi buta, pinggang Sarah terasa pegal dan perut bagian bawahnya terasa panas. Mungkin ini sudah waktunya melahirkan, dia segera menghampiri suaminya di ruang tamu. Seperti biasa kalau ada bola, Agam suka nonton sampai ketiduran di atas sofa. "Mas, bangun," Sarah menggoyang-goyangkan tubuh suaminya. "Hem...." lirih Agam. Dia malas membuka mata dan memilih untuk mengabaikan istrinya. "Mas, bangun. Punggung dan perutku sakit, sepertinya aku mau melahirkan," ucap Sarah sambil merintih. Agam membuka mata, dia duduk dan mencoba mengumpulkan kesadarannya yang masih ada di dalam mimpi. Dia memperhatikan istrinya, keringat keluar sebesar biji jagung, juga nampak sedikit pucat. "Ayo kita ke rumah sakit sekarang," "Ayo, aku kabari Ibuku dulu," Agam mengambil ponsel dan mengirim pesan pada Ibunya. Setelah itu dia pergi ke rumah sakit. *** Tiba di rumah sakit, Sarah makin kuat menangis. Karena sakit yang dia rasakan makin sering dan semakin sakit. Pembukaan sudah menuju lengkap, tap
Read more

Keraguan Agam Tentang Anaknya

Berkali-kali Endah menasehati Agam agar bisa melupakan mantan istrinya, tapi nyatanya nasihat itu tidak dipakai. Agam tetap saja menginginkan wanita itu kembali, bahkan saat wanita itu telah menjadi tunangan pria lain.Walaupun hidup Widia kini terlihat jauh lebih beruntung daripada hidup Agam, setidaknya Agam bisa memiliki keturunan dari Sarah. Sampai detik ini Endah yakin kalau Widia mandul, oleh karena itu dia tidak kunjung hamil saat menjadi istri dari Agam."Ayo temui anak dan istrimu di dalam," ajak Endah pada Agam."Ibu saja yang masuk duluan, nanti aku nyusul," sahut Agam lesu."Mau sampai kapan kamu melamun disini? Apa kamu sedang meratapi Widia? Sudahlah, lupakan wanita mandul itu!""Dia nggak mandul Bu, aku sendiri yang membaca hasil pemeriksaannya,""Kalau dia nggak mandul, lalu siapa yang mandul? Kamu? Pasti Widia yang mandul, buktinya kamu bisa punya anak setelah menikah dengan Sarah,""Berhenti menjelekan Widia Bu!" bentak Agam."Sudah lah, jangan bahas dia lagi. Ayo ce
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status