"Ka ... kalau begitu, aku akan memikirkannya. Katakan pada Zudith jangan tergesa-gesa," kata Sharlina dengan pipi yang masih memerah.Benar saja, gadis yang belum pernah berpacaran memiliki pikiran yang lugu.Aku mengobrol dengan Sharlina sebentar. Kemudian, Sharlina kembali ke kamarnya untuk beristirahat.Sementara aku berbaring di sofa ruang tamu.Setelah beberapa saat, ponselku mulai bergetar. Pesan itu adalah pesan WhatsApp dari Zudith. Dia menanyakan bagaimana jawaban Sharlina.Aku bercerita padanya tentang reaksi Sharlina tadi. [Menurutku, Sharlina juga tertarik padamu. Bersabarlah, beri dia waktu. Lagi pula, ini adalah pertama kalinya dia pacaran. Dia belum punya pengalaman, jadi wajar kalau dia takut.]Zudith sangat gembira. [Oke, oke. aku hanya perlu tahu apa yang dipikirkannya. Aku punya banyak kesabaran. Edo, kamu telah banyak membantuku. Kalau aku bisa menikahi Sharlina, aku pasti akan memberimu tip tinggi.]Setelah kami mengobrol sebentar, kami tidak mengobrol lagi.Aku be
Baca selengkapnya