Share

Bab 1134

Author: Galang Damares
Bukan hanya aku, bahkan tiga orang di barisan belakang juga tidak menemukan jawabannya.

Akhirnya, kami berhenti berjuang dan menatap Dora.

Dora berkata dengan bangga, "Gangguin suaminya."

Aku langsung mengerti.

Namun, ketiga staf itu tampak bingung.

"Apa maksudmu? Kenapa aku nggak mengerti?"

"Aku juga nggak mengerti."

Aku hanya bisa mengatakan bahwa aku dan Dora sama-sama orang yang berpengalaman.

"Serius sedikit. Mereka masih anak-anak."

"Cih, kamu hanya beberapa tahun lebih tua dari mereka. Kenapa kamu berpura-pura?" Dora memutar matanya ke arahku.

Aku memang hanya beberapa tahun lebih tua dari mereka, tetapi aku lebih berpengalaman dan lebih tahu.

Dari segi pengalaman, mereka adalah sekelompok adik yang lebih muda.

Saat kami tiba di tempat istirahat, kami berganti pengemudi.

Aku tidak tidur nyenyak tadi malam, jadi aku sedikit lelah. Aku hanya memejamkan mata dan beristirahat di kursi belakang.

Dora tampak sangat bersemangat. Dia mengobrol dengan siapa pun yang duduk di barisan depa
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1135

    "Yah, aku mengerti."Setengah jam berlalu dengan cepat. Saat ini, kami telah memasuki ibu kota.Aku menggunakan navigasi untuk mencari lokasi Perusahaan Handa, lalu meminta Lionel untuk mengantarku ke sana dulu.Kemudian, mereka pergi untuk menyelidiki Melia.Aku menatap papan reklame di hadapanku.Perusahaan Handa tidak terlalu besar. Perusahaan itu hanya memiliki luas sekitar 30 hingga 40 meter persegi.Hanya ada satu orang yang bertanggung jawab di perusahaan itu. Saat aku masuk, orang itu sedang bermain game."Halo, apa penanggung jawab ada di sini?" kataku sambil mendatangi pria itu.Pria itu mendongak ke arahku dan bertanya, "Kenapa kamu ingin bertemu dengan Pak Ilham?""Begini. Aku punya cek. Aku ingin meminta Perusahaan Handa mencairkannya."Aku mengulurkan cek ke arah pria itu.Pria itu mengulurkan tangan untuk mengambil cekku, tetapi aku malah menghindarinya."Tanganmu berminyak. Aku takut kamu akan mengotori cekku. Minta Pak Ilham keluar saja."Aku sangat waspada.Tiano seng

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1136

    "Ternyata dia. Katakan padanya untuk menunggu sebentar. Aku akan segera ke sana.""Oke."Setelah panggilan itu berakhir, orang itu keluar dan berkata padaku, "Pak Ilham akan segera datang. Mohon tunggu sebentar.""Oke."Pria itu tidak bermaksud menuangkan air untukku, tetapi aku tidak mempermasalahkannya. Aku pergi ke toko sebelah untuk membeli sebotol air mineral.Setelah menunggu sekitar sepuluh menit, seorang pria paruh baya mengenakan setelan cokelat masuk.Pria yang berjaga segera berdiri. "Pak Ilham, kamu sudah tiba."Aku menaruh air mineral itu, lalu menatap Ilham dan berkata, "Kamu Pak Ilham. Halo, aku punya cek. Tolong bantu aku cairkan."Ilham melihat cek tersebut.Aku selalu waspada mereka akan memainkan trik.Namun, aku tidak pernah menyangka setelah Ilham membaca cek tersebut, dia tidak mempersulitku. "Saat ini, aku nggak punya uang tunai sebesar 4 miliar. Aku perlu mentransfer uang. Silakan kembali besok.""Jam berapa besok?""Besok sore, sekitar pukul dua."Aku mengambil

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1137

    Jadi, sering kali perasaan yang dipancarkan seorang wanita lebih penting daripada penampilan dan bentuk tubuhnya.Kenapa Helena begitu dicintai oleh Tiano?Karena Helena selalu menampilkan perasaan yang menawan dan penuh aura yang menarik. Hal ini membuat para pria sangat ingin menaklukkannya.Selain itu, Helena banyak akal dan cerdas. Dia dapat membuat Tiano tergila-gila padanya.Jadi, Tiano tidak bisa hidup tanpanya.Aku memesan secangkir kopi. Begitu aku menyesapnya, tiba-tiba Dora berkata padaku, "Apa kamu ingin pergi ke sana dan bertemu Melia?""Bukankah Helena memintamu melakukan sesuatu yang istimewa? Kenapa kita malah menambah beban kerja kita?"Aku tidak ingin pergi.Bukankah menyenangkan jika kita duduk dengan tenang sambil minum secangkir kopi?Dora meraih lenganku dan berkata, "Kamu harus pergi. Meskipun majikan nggak memiliki persyaratan khusus, kita nggak boleh menipu majikan.""Mungkin Helena ingin menggantikan Melia dan menjadi istrinya Tiano?"Aku sedang minum kopi. Be

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1138

    Akhirnya, Melia menoleh ke arahku. "Apa pendapatmu tentangku? Apa aku cantik?""Kamu sangat cantik, tapi penampilanmu nggak begitu baik dan tatapan matamu terlihat kusam. Kamu pasti khawatir dan nggak bahagia sepanjang hari.""Biar aku beri tahu, aura seorang gadis itu sangat penting. Kalau aura nggak bagus, semangatnya akan hilang."Melia menunduk, lalu berkata dengan lemah, "Bagaimana aku bisa memiliki suasana hati yang baik kalau orang yang aku sayangi nggak peduli padaku?""Kalau dia nggak peduli padamu, kenapa kamu nggak mencari orang lain saja? Kenapa kamu harus terus bersama pria itu?""Dari cara berpakaianmu, aku tahu kamu adalah wanita dari keluarga kaya. Pasti ada banyak pria yang mengincarmu.""Tapi, dia satu-satunya pria yang aku cintai. Apa yang harus aku lakukan?" kata Melia seolah-olah dia hendak menangis.Aku segera memberikan tisu padanya dan bertanya, "Apa kamu sudah menyatakan cintamu padanya?"Melia menggelengkan kepalanya dengan pelan. "Dia sama sekali nggak member

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1139

    "Tiba-tiba aku ingin mati. Kalau aku mati, aku nggak akan merasakan sakit lagi. Aku nggak akan memikirkan apa pun lagi.""Kalau begitu, biarkan aku mati saja. Aku benar-benar sengsara sekarang. Aku nggak tahu bagaimana hidup tanpanya."Aku segera meraih lengannya sambil berteriak pada pelanggan lainnya, "Jangan hanya berdiri di sana. Cepat bantu."Orang-orang itu bersembunyi jauh. Tidak ada seorang pun yang datang untuk membantu.Aku merasa sangat marah.Bagaimana mereka bisa seperti itu saat nyawa manusia menjadi taruhan?Melihat Melia melangkah maju dengan kaki yang lain, aku tidak memikirkan hal lain lagi. Aku memeluk pinggangnya dan menariknya kembali."Jangan melakukan hal bodoh. Apa pantas kamu mati demi seseorang yang nggak mencintaimu?""Sekalipun kamu mati, dia mungkin nggak akan meneteskan air mata. Tapi, orang tuamu pasti akan sangat sedih atas kematianmu."Melia terkulai di tanah, seolah seluruh tenaga dalam tubuhnya telah terkuras habis. "Tapi, aku benar-benar nggak tahu h

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1140

    "Dia selalu mencoba untuk bunuh diri. Aku nggak tahu apa yang dia lakukan."Tampaknya, ini bukan pertama kalinya putri tertua Keluarga Isabell mencoba bunuh diri. Jika ini terus berlanjut, sesuatu yang buruk akan terjadi.Saat ini, sebuah mobil BMW berhenti di pintu masuk kafe. Kemudian, seorang pria paruh baya berjas turun dari mobil.Saat anggota Keluarga Isabell melihat pria paruh baya itu, mereka membungkuk.Pria paruh baya itu adalah ayahnya Melia, Rendy Isabell.Rendy turun tangan. Tidak lama kemudian, dia menenangkan Melia.Namun, beberapa saat kemudian, Rendy malah melihat ke arah kafe. Bahkan salah seorang anggota Keluarga Isabell menunjuk ke arahku.Jantungku langsung berdebar kencang. Aku bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Kenapa mereka menunjuk ke arahku?Tepat saat aku sedang bertanya-tanya, Rendy bahkan berjalan menuju kafe."Celaka. Jangan-jangan dia datang menemuiku?" tanyaku dengan panik sambil menatap Dora.Dora meraih lenganku dan berkata, "Apa yang kamu takutka

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1141

    "Jeff akan pergi ke Perusahaan Handa bersamaku besok. Dia pasti tahu hubungan antara aku dan Tiano. Sulit untuk mengatakan apakah mereka akan menyimpulkan bahwa aku sengaja mendekati Melia."Aku mengkhawatirkan hal ini.Aku tidak menyangka Rendy akan menugaskan orang yang cakap seperti itu padaku.Dora berkata, "Biarkan saja. Kita cari uangnya dulu. Aku sudah mengambil banyak foto, jadi aku bisa menyelesaikan misiku. Setelah misimu selesai, kita akan kembali ke Kota Jimba.""Kenapa kalau Rendy tahu tentang hubunganmu dengan Tiano? Setelah kamu pergi, apa dia masih bisa mengejarmu ke Kota Jimba?"Analisis Dora masuk akal. Akhirnya, suasana hatiku pun membaik."Oke, ayo kita cari hotel. Kamu harus mentraktir semua orang makan malam ini."Segala sesuatunya berjalan lancar. Setelah sibuk seharian, tiba waktunya untuk beristirahat.Kami menemukan hotel di dekat sini.Dora sangat murah hati. Dia langsung memesan lima kamar untuk setiap orang.Aku mandi, lalu berganti pakaian bersih.Kemudian

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1142

    "Aku lihat Bu Dora sering bersama kita. Menurutmu, apa dia tergila-gila pada kita?""Aku juga mendengar Bu Dora sering mengunjungi Edo. Dia pasti menyukai Edo.""Sekarang, dia adalah wanita muda yang haus akan cinta. Dia menyukai pria muda dan tampan seperti kita. Kalau aku bisa disukai olehnya, aku nggak perlu berjuang selama sisa hidupku.""Dengan Edo di sini, aku rasa kita dalam masalah. Bu Dora selalu tertawa dan bercanda dengannya. Aku nggak tahu apa yang Bu Dora sukai darinya.""Bagaimana kalau kita coba menaklukkan Bu Dora malam ini? Aku rasa Bu Dora mabuk. Setelah kita antar dia kembali ke kamarnya, mungkin kita bisa ...."Aku sangat marah. Aku tidak dapat menahannya lagi, sehingga aku keluar dengan ekspresi kesal."Sudah cukup?"Saat mereka mendengar suaraku, mereka menoleh tanpa sadar. Begitu mereka melihat itu adalah aku, mereka terkejut.Aku berkata dengan marah, "Bu Dora baik pada kalian, tapi apa yang kalian lakukan di belakangnya?""Kalau kalian nggak ingin bekerja lagi,

Pinakabagong kabanata

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1160

    "Edo, kamu menendangku? Aku mengerti. Kamu memiliki banyak pasukan, jadi kamu menindasku. Kalian sehati dan memperlakukanku sebagai orang luar, 'kan?"Aku berkata terus terang, "Aku nggak pernah menganggapmu sebagai orang dalam. Saat pertama kali kita mulai bekerja sama, kita sepakat bahwa aku akan bertanggung jawab atas urusan klinik. Kamu dan Dono nggak akan ikut campur.""Aku nggak memintamu merugikan klinik." Hairu sangat marah.Aku tetap berkata dengan nada dingin, "Aku bilang aku akan mengganti rugi. Laporan keuangan bersifat publik. Aku nggak akan berutang sepeser pun.""Tapi, kalau kamu ingin memperkaya diri sendiri, aku nggak akan setuju. Kalau kamu ingin menghasilkan uang, kamu harus mencari cara untuk mendapatkan herba itu sendiri. Semua herba di klinik dibeli olehku. Kenapa aku harus membiarkanmu memperkaya diri sendiri?"Hairu merasa bersalah. Dia mulai berdebat denganku, "Aku menggunakan herba di klinik. Aku juga akan membelinya kembali. Bagaimana aku bisa dikatakan mempe

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1159

    "Nggak bisa," tolak Hairu dengan tegas.Aku menahan amarahku, lalu bertanya, "Jadi, apa yang kamu inginkan?""Pergilah ke klinik Harmin. Pinjam ginseng dan Ganoderma mereka."Hairu memintaku meminjamnya. Bukan membelinya.Maksudnya adalah dia ingin menjual barang-barang itu dengan harga yang sama untuk memastikan keuntungannya maksimum.Harapannya sungguh luar biasa.Dia ingin menghasilkan uang. Dia juga ingin aku mengisi mengganti rugi. Aku juga yang harus membalas budi Aula Damai.Aku bisa menahan semua ini.Siapa pun yang melakukan kesalahan harus membayarnya.Namun, masalahnya adalah Hairu mengatakan bahwa keuntungan dari uang ini akan menjadi miliknya.Hal ini membuatku sangat marah, "Atas dasar apa?""Aku yang membawa pelanggan itu. Bukankah seharusnya keuntungan mereka menjadi milikku?"Aku marah hingga tertawa. "Jadi, maksudmu adalah kami yang mengelola klinik. Pendapatan hariannya akan menjadi milik kami?""Kalian ingin mengelola klinik, itu karena kalian bersedia. Kalian yang

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1158

    Saat kami sedang berbincang, seorang pegawai mengetuk pintu dan berkata, "Bos, Pak Hairu datang. Dia ingin berbicara dengan kalian."Hairu?"Oke, aku mengerti."Saat kami keluar dari kantor, kami melihat Hairu di lobi. Dia tersenyum sambil memperkenalkan sesuatu pada beberapa orang."Semuanya, izinkan aku memberi tahu kalian, herba di toko kami asli dan berkualitas. Terutama ginseng liar dan ganoderma ini adalah produk kualitas terbaik.""Kita sudah kenal lama. Kalian bantulah bisnisku, itu adalah suatu kebaikan bagiku. Aku akan memberikan harga yang lebih rendah."Hairu tidak datang sendirian. Dia membawa beberapa orang bersamanya. Tampaknya para bos ini berencana membeli obat kuat seperti ginseng liar dan Ganoderma.Namun, masalahnya adalah semua ginseng liar dan Ganoderma berkualitas di toko telah dijual ke Tiano.Saat ini, kami belum menyetok kembali persediaannya.Aku meminta Kiki dan Zudith untuk menyapa para bos dulu, lalu aku menarik Hairu ke samping. "Kita nggak punya ginseng

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1157

    "Oke!"Luis berbalik dan pergi.Tiano menyalakan cerutu dengan ekspresi masam.Awalnya, dia ingin memanfaatkan kejadian ini untuk menjebloskanku ke penjara. Namun, dia malah merugikan dirinya sendiri.Hal ini mengakibatkan dia kehilangan anak buah terpercaya.Tiano pasti akan meminta pertanggungjawabanku atas hal ini....Karena kami berangkat sore hari, kami tiba di Kota Jimba setelah pukul 11.Sepanjang jalan, kami tidak beristirahat dan tidak makan.Alasan utamanya karena aku takut akan terjadi sesuatu di sepanjang jalan.Setelah kembali ke Kota Jimba, aku dan Dora baru merasa tenang.Kami kelaparan. Reaksi pertama kami adalah mencari restoran untuk makan."Aku telah bertanya. Aku menemukan Tiano masih di Kota Jimba. Berhati-hatilah saat kami kembali nanti." Dora memiliki koneksi yang luas. Sebelum kami tiba di Kota Jimba, dia telah mengetahui keberadaan Tiano.Aku mengangguk dengan berat. "Aku tahu. Kamu juga."Setelah makan malam, kami berpisah.Aku duduk di mobil dan berpikir, "H

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1156

    Kami menunggu di kantor polisi sebentar, lalu seorang pria paruh baya berseragam polisi berjalan masuk.Aku kenal dengan pria paruh baya ini. Dia adalah polisi yang bertugas ketika Ilham dan lainnya ditangkap."Paman, kamu sudah sampai." Dora berlari dengan gembira.Aku terkejut. Aku tidak menyangka polisi tua itu adalah pamannya Dora.Kebetulan sekali.Saat melihatku, polisi tua itu sedikit terkejut. "Dik, kenapa kamu ada di sini?""Paman, kalian saling kenal?"Aku menjelaskan, "Pamanmu adalah petugas yang menangkap Ilham. Kami pernah bertemu sebelumnya.""Begitu ya, Paman. Kami sedang diikuti sekarang. Tolong utus seseorang untuk melindungi kami."Damian Nediva bertanya, "Apa yang terjadi? Siapa yang berani sekali? Beraninya mereka mengikuti kalian di siang bolong?""Kemungkinan besar mereka anak buah Tiano. Ilham yang kamu tangkap siang tadi juga anak buah Tiano."Ekspresi Damian menjadi masam. "Kuncinya adalah Ilham nggak mengakui bahwa dia memiliki hubungan dengan Tiano. Dia bersi

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1155

    Meskipun aku merasa sangat sedih, aku tidak dapat memikirkan cara yang lebih baik.Aku tidak menyangka semuanya akan menjadi seperti ini.Jangankan meminta uang. Aku takut Tiano mungkin ingin membunuhku."Kalau begitu, mari kita kembali ke Kota Jimba sore ini untuk menghindari Tiano membuat masalah lagi padamu," saran Dora.Aku juga berpikir seperti itu.Ibu kota adalah wilayah Tiano. Begitu datang, aku telah menyebabkan masalah besar untuknya. Tiano pasti tidak akan melepaskanku.Kami tidak tinggal lebih lama lagi. Kamu langsung mengurus prosedur check-out.Aku berpikir untuk kembali ke Kota Jimba sesegera mungkin.Namun, saat mobil sudah setengah jalan, aku menyadari ada sesuatu yang salah.Ada sedan hitam yang mengikuti kami sepanjang jalan.Untuk memastikannya, aku mengambil jalan memutar. Namun, mobil itu masih mengikuti kami."Celaka, kita sedang diikuti," kataku pada Dora dengan berat hati.Dora menoleh ke belakang. Dia segera mengambil keputusan. "Langsung pergi ke kantor polis

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1154

    Aku tidak berkata apa-apa. Aku berbalik dan mencoba untuk berlari keluar.Ilham menyadari tindakanku. Dia segera berkata kepada anak buahnya, "Hentikan dia. Cepat hentikan dia. Jangan biarkan dia lolos!"Ketiga anak buahnya segera berlari ke arahku.Aku melihat mobil polisi datang hingga memberiku harapan.Aku menendang salah satu anak buah itu hingga terjatuh di lantai.Namun, salah satu anak buahnya menarik bajuku dan yang satu lagi menarik tasku, sehingga aku tidak dapat melarikan diri tepat waktu.Mereka berusaha mati-matian untuk merebut tas itu.Ilham juga berusaha untuk memasukkan uang di lantai ke dalam tasnya dan mencoba melarikan diri.Dalam situasi darurat, aku langsung melompat ke arah anak buahnya dan mendekap erat tas itu dengan tubuhku."Sialan, matilah!"Aku mendengar raungan Ilham. Aku berbalik tanpa sadar. Aku melihat Ilham memegang belati dan hendak menusukku.Aku segera menghindar, tetapi belati itu tetap menggores bahuku.Bahuku tergores. Sementara anak buahnya yan

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1153

    "Kalau kamu mengambil uang itu dan menghabiskannya, polisi akan segera menangkapmu."Aku tercengang dan ketakutan.Aku hanya melihat insiden pencucian uang dalam novel dan film. Aku tidak menyangka akan menemuinya dalam kehidupan nyata.Selain itu, itu adalah jebakan yang sengaja dipasang untuk mencelakaiku.Bagaimana mungkin manusia biasa sepertiku pernah mengalami hal seperti itu?Saat itu, aku merasa sangat gugup."Sialan. Berengsek sekali, mereka mau mencelakaiku seperti ini.""Aku mau lapor polisi!"Aku mengeluarkan ponselku. Namun, aku merasa gelisah lagi, jadi aku menatap Jeff dan bertanya, "Menurutmu, apa aku bisa menghukum mereka kalau aku lapor polisi?""Buktinya kuat, jadi kamu dapat menghukum mereka. Kalau kamu dapat melibatkan dalang di balik ini, kamu akan memberikan kontribusi besar."Aku tidak peduli apakah akan melibatkan dalangnya atau tidak. Aku tidak bisa melepaskan mereka begitu saja.Mereka bahkan menggunakan metode ini untuk mencelakaiku. Beruntungnya, aku mengun

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1152

    Saat aku keluar dari mal, waktu sudah hampir pukul 12. Aku langsung kembali ke hotel.Setelah istirahat sebentar, aku akan pergi ke Perusahaan Handa sebentar lagi.Dora tidak ada di kamarnya. Dia pasti mengajak Lionel berbelanja.Aku bisa bersantai.Aku bermain ponselku di kamar sebentar. Saat jam satu, aku berangkat menuju Perusahaan Handa.Jam setengah dua, aku tiba di Perusahaan Handa.Aku menambahkan kontak WhatsApp Jeff, lalu mengirimkan lokasinya.Dalam waktu kurang dari 20 menit, seorang pemuda tampan berjas muncul di hadapanku.Dia adalah Jeff, Direktur Keuangan Perusahaan Isabell.Saat pertama kali melihat Jeff, aku merasa kagum dan hormat yang mendalam terhadapnya.Jeff memiliki temperamen yang lembut dan elegan. Dia juga sangat tampan. Hal yang terpenting adalah dia memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.Aku memperkenalkan diri.Jeff berjabat tangan denganku dengan sopan.Aku menjelaskan situasiku padanya secara singkat. "Aku nggak tahu trik apa yang akan mereka lakukan na

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status