Meskipun aku ingin membantu, aku tidak bisa. Aku merasa tidak berdaya.Setelah melihat Nancy pergi, aku hendak kembali. Alhasil, saat berbalik, aku melihat sosok yang familier, Lanny.Seketika, aku merasa tidak nyaman.Saat kritis seperti ini, Lanny melihat pemandangan ini, aku pasti akan celaka.Aku segera menjelaskan, "Bibi, dengarkan penjelasanku ...."Senyumannya tampak setajam pisau. "Kebetulan sekali, kita bertemu di sini. Kebetulan aku melihat kejadian ini. Ayo jelaskan, aku mau tahu bagaimana kamu menjelaskannya."Perkataan Lanny penuh dengan sarkasme.Awalnya, aku ingin menjelaskan. Namun, setelah dia mengatakan itu, aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya."Bibi, perasaanku terhadap Kak Lina tulus." Aku berhenti menjelaskan. Kemudian, aku langsung mengungkapkan perasaanku.Lanny melanjutkan dengan ekspresi dingin, "Seberapa berharga ketulusanmu? Siapa yang peduli dengan ketulusanmu itu?"Cara bicara Lanny lebih blak-blakan daripada Dama. Setiap kata yang diucapkannya sangat m
Read more