All Chapters of Pesona Istri Kedua Pria Berkuasa: Chapter 71 - Chapter 80

135 Chapters

Bab 71 Tidur Bersamanya

Serena gelisah sepeninggalan Clara yang menyatakan perang padanya. Dia berjalan mondar-mandir menunggu suaminya yang masih berada di dalam kamar istri keduanya. "Kira-kira apa yang akan dilakukan Carla untuk mengalahkan Kenzo?" gumamnya seraya berpikir. Tanpa terasa dia telah menunggu suaminya selama hampir satu jam di ruang tamu. Sayangnya tidak ada tanda-tanda bahwa sang suami keluar dari kamar istri keduanya. Akhirnya dia sadar jika waktu telah berlalu dengan cepat. Sedangkan selama itu dia tidak mendapatkan apa pun dari hasil berpikirnya. "Mengapa dia lama sekali?" gumamnya sembari melihat jam tangan mewah dari brand ternama yang melingkar di tangan kirinya. Selang beberapa detik kemudian dia berjalan menuju area pelayan, dan masuk ke dalam area kamar pelayan wanita. Area itu sangat sepi dan sunyi. Tidak ada satu pun pelayan yang berada di luar kamar atau hanya sekedar mengobrol di lorong tersebut. Di sinilah kini dia berada. Sang nyonya rumah tersebut berdiri tepat
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Bab 72 Berbagi Suami

Sejak mendengar tentang Carla dari istri pertamanya, Kenzo melarang saudara tirinya datang ke rumahnya."Kenzo! Kenapa semua orang di rumahmu mengusirku?! Pasti kamu yang memerintahkan pada mereka, bukan?!" protes Carla yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan saudara tirinya di rumah sakit tanpa permisi."Bukankah sangat tidak sopan, jika masuk ruangan orang tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu?" tanya sang dokter tanpa melihat ke arah saudara tirinya yang berdiri di depan meja kerjanya.Brak!Kenzo berjingkat kaget. Dia menatap bengis pada wanita yang telah memukul meja kerjanya dengan sangat keras."Apa maumu?!" tanyanya kembali dengan kilatan amarah yang terlihat jelas di matanya."Kenapa kamu melarangku bertemu dengan Luna?!" tanya Clara melampiaskan kekesalannya.Kenzo beranjak dari duduknya, dan kedua tangannya bertumpu pada meja. Tubuhnya sedikit condong ke depan, sehingga wajahnya hampir tidak berjarak. Dia menatap lekat kedua mata wanita yang sejak dulu dibencinya. Deg!Jantun
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Bab 73 Antara Janji dan Kewajiban

Hormon kehamilan membuat Luna sangat sensitif. Dia sangat gampang sekali bersedih tiap kali mendengar perkataan yang menyenggol dirinya. Bahkan air matanya bisa luruh begitu saja tiap harinya merasa sedih."Hentikan ucapanmu, Serena!" bentak Kenzo dengan menatap marah pada istri pertamanya.Sontak saja Serena merasa malu. Harga dirinya terinjak-injak karena sang suami terkesan membela istri keduanya."Kamu membentakku, Ken?!" tanya Serena dengan meninggikan suaranya. ASeketika Kenzo tersadar. Dia telah , membuat istri pertamanya marah. Tanpa sadar dia telah membangunkan singa yang sedang tertidur dalam diri Serena Hogan."Tidak. Bukan maksudku seperti itu. Mengertilah, Sayang. Luna sedang hamil. Dia sedang lemah dan mengalami gejala-gejala yang biasa dialami ketika hamil muda. Jika bukan aku yang merawatnya, lalu siapa lagi yang mau merawatnya? Apa kamu mau merawatnya?" tanya balik Kenzo pada istri pertamanya.'Shit! Dia memanfaatkan keadaan!' umpat Serena dalam hati."Kenapa harus
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Bab 74 Menjadi Seorang Nyonya

"Makanan dan minuman ini sangat baik untuk ibu hamil. Habiskan semua ini agar bayi dalam kandunganmu dapat tumbuh dengan baik," tutur wanita tua sambil meletakkan meja kecil dengan sepiring makanan, segelas susu dan sepiring buah di hadapan Luna. Wanita hamil itu menatap tidak minat pada makanan yang tersaji di hadapannya. Bahkan tidak ada tenaga untuk bergerak atau pun menyantap makanan tersebut. Sang nenek menatap iba padanya. Wanita tua itu duduk di sebelahnya, dan mengusap lembut rambutnya. "Makanlah, Luna. Jangan biarkan bayi dalam kandunganmu kelaparan. Kasihan dia. Kamu tidak ingin dia berhenti tumbuh, bukan? Dia masih sangat kecil. Rentan sekali untuk keguguran." Seketika Luna menoleh ke arah sang nenek. Dia menggelengkan kepalanya, dan mengusap lembut perutnya. Matanya yang berkaca-kaca seolah mengatakan jika dia tidak ingin terjadi hal buruk pada bayi dalam kandungannya. "Nenek tahu kamu sangat menyayangi bayi yang ada dalam kandunganmu. Jadi, makanlah meskipun tida
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Bab 75 Menjual Diri

Makanan dan minuman yang dibawakan oleh pelayan tidak disentuh sedikit pun oleh Luna. Melihat makanan dan minuman tersebut membuatnya ingat akan semua kata-kata sang pelayan. Hatinya sakit diperlakukan seperti itu oleh orang yang tidak mengerti apa pun tentang dirinya. Beberapa saat kemudian pintu kamarnya terbuka. Sontak saja Luna berlindung di dalam selimutnya."Luna. Apa kamu sedang tidur? Kenapa tidak dimakan makanannya? Susunya juga sudah dingin. Apa mau Nenek buatkan lagi untukmu?" Suara wanita yang sangat khas itu begitu familiar di indera pendengarnya. Perlahan Luna membuka selimutnya. Senyum wanita tua yang merupakan si pemilik suara tersebut membuat Luna merasa lega."Nek," ucap Luna dengan suara bergetar."Ada apa, Luna? Apa ada yang sakit?" tanya sang nenek dengan cemas.Luna menggelengkan kepalanya, dan meraih tubuh sang nenek yang baru saja duduk di dekatnya."Ada apa? Kenapa makanan ya tidak dimakan? Apa makanannya tidak enak? Jika tidak suka dengan makanannya, setid
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Bab 76 Hukuman

"Nek! Gawat! Pelayan yang bernama Luna tidak sadarkan diri," ujar seorang tukang kebun yang berlari masuk ke dalam rumah untuk melaporkan kejadian tersebut pada kepala pelayan yang bertanggung jawab penuh pada rumah tersebut. Prang!Seketika piring yang dipegang oleh sang nenek terlepas dari tangannya. Nama Luna membuatnya panik, dan bingung. "Apa?! Luna?!" tanyanya dengan panik.Sontak saja si tukang kebun merasa sangat bersalah telah mengagetkan sang nenek. Pelayan yang lain hanya melihat dan mendengarkan percakapan mereka. Tukang kebun tersebut jongkok dan berniat untuk memungut pecahan piring tersebut. "Hentikan! Jangan memungutnya dengan tangan kosong! Biarkan saja mereka yang membersihkan dengan sapu," ujar sang nenek dengan tegas.Dengan sigap salah satu dari pelayan yang berada di sana membawa sapu dan pengki untuk membersihkan pecahan piring tersebut. Pria setengah baya itu pun berdiri, dan sedikit bergeser dari tempatnya. "Apa yang terjadi dengan Luna? Cepat katakan pad
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 77 Kekuasaan Keluarga Matteo

"Tolong tenang! Kami semua jj sibuk! Sebentar lagi kami akan memeriksanya!" seru seorang perawat pria yang sedang merawat pasien. "Menunggu?! Berapa lama lagi kami harus menunggu?! Dia sedang hamil. Bagaimana jika kandungannya tidak bisa diselamatkan karena kalian terlambat memeriksanya?!" tegur Carla dengan emosi yang menggebu-gebu. Sontak saja semua pasang mata mengarah padanya. Mereka semua menatapnya dengan sinis, seolah tidak suka dengan apa yang dikatakannya. "Apa dia pendarahan?" tanya seorang dokter yang sedang sibuk menjahit luka di kaki pasien. "Tidak, dok. Sepertinya hanya pingsan saja," jawab seorang perawat yang ada di dekat dokter tersebut. Sang dokter meneruskan pekerjaannya. Begitu pula dengan dokter satunya. Hanya ada dua dokter dan tiga perawat di sana. Sedangkan ruang IGD tersebut dipenuhi dengan pasien yang membutuhkan pertolongan dokter. Carla tidak tega melihat wajah pucat Luna yang masih dalam keadaan pingsan. Terlebih lagi istri kedua dari saudara
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 78 Tanggung Jawab

Kenzo berlari dari ruangannya menuju kamar VVIP yang dikhususkan untuk kolega keluarga Matteo, pejabat dalam dan luar negeri, serta pengusaha kelas atas yang membutuhkan fasilitas medis layaknya kamar hotel mewah bintang lima.Luna menempati salah satu kamar VVIP tersebut. Beberapa dokter spesialis berjejer untuk memeriksanya. "Bagaimana kandungannya, dok?" tanya Ron Matteo, presdir dari semua perusahaan milik keluarga Matteo. "Untung saja kandungannya baik-baik saja, Tuan," jawab sang dokter kandungan setelah memeriksanya. Seketika wajah tegang pria tua tersebut musnah. Dia menghela nafasnya dengan lega, seraya menatap cucu menantu pilihannya."Kenapa dia belum sadar juga?" tanyanya dengan cemas."Sepertinya dia kurang tidur, Kek," jawab Damian mendahului dokter kandungan tersebut.Pria tua itu mengernyitkan dahinya. Dia kembali memandang wanita yang sedang terbaring di tempat tidur pasien."Tapi dia dalam keadaan baik-baik saja, bukan?" tanyanya kembali."Tentu, Pa," jawab Dokter
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Bab 79 Kejujuran Hati

Tubuh Kenzo terkulai lemas mendengar keputusan kakeknya yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun. Bahkan dirinya yang notabenya sebagai suami Luna pun tidak bisa mengalahkan keputusan sang kakek. 'Apa Kakek tega memisahkan seorang ayah dengan bayi yang masih ada dalam kandungan ibunya?'Mengingat pertanyaan yang dilontarkannya sembari memohon kepada sang kakek, membuatnya kembali merasa bersalah pada istri keduanya setelah mengingat jawaban dari kakeknya.'Apa kamu memperhatikan bayi dalam kandungan Luna selama ini? Apa kamu menuruti kemauan ibu bayi ketika menginginkan sesuatu? Apa kamu memanjakan istrimu yang kelelahan selama mengandung? Kamu seorang dokter, Ken. Kamu pasti tahu bagaimana rasanya seorang wanita yang sedang hamil.'"Benar yang dikatakan oleh Kakek. Aku tidak pantas menjadi seorang dokter dan seorang ayah, jika tidak bisa memahami keadaan istriku ketika sedang hamil. Padahal aku tahu betapa sulitnya dan sakitnya wanita yang sedang hamil muda. Aku juga tahu panta
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Bab 80 Adu Domba

Di rumah utama keluarga Matteo, Luna merasa asing. Tidak ada sosok suami atau pun sang nenek yang selalu perhatian padanya. Hanya ada Carla, wanita yang selalu menemukannya dalam keadaan pingsan, dan membawanya ke IGD.'Apa dia benar-benar baik?'batinnya sembari menatap Carla yang sedang tertawa melihat acara di televisi.'Tapi, bukankah dia dekat dengan Nyonya Serena?' sambungnya kembali dalam hati.Luna masih saja menatap penasaran pada wanita yang berstatus sebagai saudara tiri suaminya.'Apa aku bisa mempercayakan keselamatanku dan bayiku padanya?' tanyanya kembali dalam hati."Apa ada yang mau kamu katakan padaku, Luna?" tanya Carla tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.Sontak saja Luna terhenyak. Dia tidak menyangka jika Carla mengetahui isi pikirannya."Kok kamu bisa tahu sih? Padahal kamu sedang menonton televisi. Apa jangan-jangan kamu--""Apa?" sahut Carla seraya menghadap ke arahnya.Luna tersenyum lebar, menampakkan deretan giginya. Berharap saudara tiri suaminya t
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more
PREV
1
...
678910
...
14
DMCA.com Protection Status