All Chapters of Dikira Pengangguran Ternyata Hartawan: Chapter 181 - Chapter 190

195 Chapters

Bab 181

“Bapak dengar kamu diangkat menjadi presdir baru Digdaya Grup. Bapak dan Ibu mengucapkan selamat. Semoga kamu bisa mengemban amanah dengan baik. Bisa membuat perusahaan semakin maju, dan semakin menyejahterakan para karyawan,” ucap Baskoro dengan tulus seraya memandang layar ponselnya. Satrio tersenyum lebar begitu mendengar ucapan sang mertua. “Aamiin. Terima kasih, Pak, Bu. Mohon doanya agar saya bisa menjadi pemimpin yang baik,” sahutnya. “Insya Allah Bapak selalu mendoakan kamu dan Isha setiap selesai salat,” timpal Baskoro. “Alhamdulillah. Terima kasih banyak, Pak, Bu,” balas Satrio. “Kapan nih syukurannya? Masa cuma karyawan aja yang ditraktir makan siang,” lontar Lina yang duduk di samping suaminya. “Ibu nih apa-apaan sih?” Baskoro menegur istrinya. Merasa tak enak hati pada sang menantu. “Aku ‘kan cuma nanya, Pak. Masa ga ada acara syukuran sama keluarga. Memangnya Bapak ini ga dianggap sebagai keluarga,” tukas Lina. “Insya Allah ada, Bu. Waktunya nunggu jadwal Bapak lib
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 182

“Dek, gimana kalau kita ajak Bapak dan Ibu staycation di puncak setelah makan bersama?” Satrio minta pendapat Isha setelah perasaan wanita yang sedang hamil itu sudah lebih baik.“Bapak ‘kan cuma libur sehari, Bang. Masa harus bolos kerja?” timpal Isha seraya memandang suaminya.“Gampanglah nanti. Itu bisa diatur,” lontar Satrio.Isha mengerutkan kening. “Bisa diatur gimana, Bang? Bukannya Bang Satrio bilang kalau tidak bisa ikut campur urusan anak perusahaan apalagi mengatur jadwal kerja karyawan?” Satrio tertawa kecil. “Bukannya mau sombong, tapi apa sih yang ga bisa Abang lakukan sebagai pimpinan, Dek? Mau langsung pecat orang juga bisa. Abang bilang seperti itu biar Ibu tidak minta macam-macam. Abang takut Ibu minta Vita atau Surya dinaikkan jabatan padahal mereka belum kompeten.” Dia mengungkapkan alasannya.Isha mengangguk-angguk. Membenarkan apa yang dilakukan suaminya. Kalau dibiarkan begitu saja, Lina memang akan minta seenak hatinya. “Terus nanti gimana Bang Satrio ngatur l
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 183

Jumat petang selepas Magrib, Baskoro dan Lina berangkat ke restoran dengan mobil jemputan yang dikirim oleh Satrio. Lina minta jendela yang ada di kabin tengah dibuka agar para tetangga melihatnya menaiki mobil mewah. Norak memang, tapi begitulah sifatnya.Sejak Satrio diangkat jadi presdir baru Digdaya Grup, Lina jadi sering membangga-banggakan suami Isha itu. Dia seolah lupa kalau pernah merendahkan dan menghina pria berambut ikal tersebut. Memang ya, harta dan kedudukan bisa mengubah sikap seseorang terhadap orang lain.Setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit, pasangan paruh baya itu tiba di restoran yang sudah dipesan oleh Satrio. Kedatangan mereka bersamaan dengan Vita dan Surya yang berangkat dari rumah orang tua Surya. Keempat orang itu diantar ke private room oleh salah satu karyawan restoran setelah mengatakan kalau mereka diundang oleh Satrio.Tak hanya Isha dan Satrio yang ada di ruang privat tersebut. Ada Krisna, Laksmi, Bisma dan juga Nila. Satrio dan Isha son
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Bab 184

Surya melambaikan tangan saat kendaraan mewah yang membawa istri dan kedua mertuanya meninggalkan tempat parkir restoran. Dia tetap di tempatnya berdiri sampai mobil tersebut tak terlihat lagi. Setelah itu baru kembali ke mobilnya.Saat Surya sedang memasang sabuk pengaman, ada notifikasi pesan masuk. Dia mengambil gawai dari saku celana lalu membuka pesan yang baru masuk tersebut. Senyum mengembang di bibirnya kala melihat nama sang pengirim pesan. Setelah membaca isi pesannya, Surya langsung melakukan panggilan."Gimana, Ke?" tanya Surya begitu panggilannya langsung diangkat pada dering pertama."Ini loh anak-anak ngajakin kumpul malam ini di klub. Kamu bisa 'kan?" sahut seorang wanita dari seberang telepon."Bukannya besok kita juga ngumpul, Ke?" tanya Surya dengan kening berkerut."Iya, tapi malam ini sebagian mau ngumpul. Ga semua sih. Ya cuma yang mau-mau aja. Katanya buat refreshing otak setelah lima hari kerja," terang wanita yang bernama Ike itu."Pakai acara minum ga tuh nan
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Bab 185

“Ya, ayo minum dikit aja. Masa ke klub ga minum? Kamu ga bakal mabuk deh.” Ike menyodorkan gelas kecil yang berisi minuman beralkohol pada Surya. Wanita itu sejak tadi terus memaksa Surya minum cairan haram tersebut. “Ga, Ke. Aku harus nyetir. Aku ga mau membahayakan nyawaku sendiri.” Surya menolak dengan tegas. “Kamu ga asyik banget sih, Ya. Kita ke sini ‘kan buat senang-senang. Ya ‘kan, Gaes?” Ike minta dukungan pada teman-teman mereka yang lain. “Iya. Dikit aja gapapa, Ya. Di sini polisinya ga kaya di luar negeri sana yang suka ngecek kadar alkohol pengendara mobil,” timpal yang lain. Surya tetap kukuh pada pendiriannya. Dia sama sekali tak mau menyentuh minuman yang memabukkan itu. Orang yang jarang atau tidak pernah mengonsumsi minuman beralkohol, mencicipi sedikit saja bisa langsung mabuk. Karena itu Surya tidak mau minum meskipun hanya sedikit. Bagaimanapun dia sudah punya tanggungan istri dan calon anak yang sedang dikandung Vita. “Ke, udah minumnya. Kamu udah mabuk.” Sur
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Bab 186

Surya mengambil handuk kecil yang ada di sana, lalu membasahinya dengan air. Setelah itu mengelap wajah Ike agar lebih segar sekaligus membersihan bagian tubuh yang terkena muntahan. Surya melakukan semua itu sambil menahan diri dari godaan setan yang terkutuk. Sesudah memastikan Ike bersih, Surya melepas kemeja dan celana panjangnya yang terkena muntahan hingga dia pun hanya mengenakan singlet dan bokser. Surya kemudian mencuci kemeja, celana panjang, dan gaun Ike di wastafel. Sekedar untuk menghilangkan noda muntahan. Kemeja dan celananya kemudian diangin-anginkan di gantungan kamar mandi. Surya kembali memapah Ike. Kali ini keluar dari kamar mandi. Dia akan membaringkan teman kuliahnya itu di tempat tidur agar bisa beristirahat dengan nyaman. Dia sendiri mungkin akan tidur di sofa atau kursi karena tak mungkin pulang hanya mengenakan pakaian dalam. Orang tuanya tahunya dia pergi staycation dengan Vita, jadi tak masalah kalau tidak pulang ke rumah. Begitu tiba di samping tempat t
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Bab 187

“Kamu kenapa belum tidur, Vit?” Lina menghampiri Vita yang duduk seorang diri di ruang tengah vila. Lina yakin putrinya itu tidak melihat acara televisi yang sedang ditayangkan di layar datar tersebut. Dia yakin TV itu hanya sebagai pengisi suara agar ruangan tersebut tidak sepi dan Vita tidak merasa sendiri.“Eh, Ibu.” Vita kaget saat sang ibu tiba-tiba sudah duduk di sampingnya. Dia sama sekali tidak mendengar suara langkah kaki karena selain kalah dengan suara TV, juga sedang melamun.“Kamu ngapain malah duduk di sini? Bukannya tidur. Ini sudah tengah malam loh, Vit,” tegur Lina seraya menatap putrinya yang tampak sedang tidak baik-baik saja.“Aku ga bisa tidur, Bu. Dari tadi udah berusaha tidur, tetap ga bisa,” timpal Vita.“Kamu pasti lagi kepikiran sesuatu. Iya ‘kan?” tebak Lina.Wanita yang sedang hamil itu mengangguk.“Apa yang sedang kamu pikirkan?” tanya Lina dengan lembut.“Mas Surya, Bu. Dari tadi aku hubungi ga bisa. Ditelepon ga diangkat. Aku kirim pesan juga belum dibac
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 188

“Kalian dari mana?” tanya Lina saat Baskoro, Satrio, dan Isha masuk ke ruang tengah bersamaaan. Lina yang sedang menonton acara gosip merasa penasaran dengan apa yang dilakukan ketiga orang itu. "Dari jalan-jalan," sahut Baskoro. "Tolong ambilkan air putih hangat ya, Bu. Bapak haus," pintanya kemudian. Mau tak mau Lina berdiri dari duduknya lalu pergi ke dapur, mengambilkan minum untuk suaminya. “Bang Satrio, mau minum apa?” Isha bertanya pada suaminya. “Dek Isha, istirahat aja. Biar Abang ambil sendiri sekalian bikin susu buat Dek Isha,” jawab Satrio sambil membimbing istrinya duduk di sofa ruang tengah. Pria berambut ikal itu kemudian pergi ke dapur. Membuat kopi untuknya sendiri, dan susu hamil untuk sang istri. Lina kembali ke ruang tengah sambil membawa segelas air hangat. Dia kemudian memberikannya pada Baskoro. “Ini Pak, air angetnya,” ucapnya. “Terima kasih, Bu,” timpal Baskoro saat menerima minumannya. Setelah berdoa, pria paruh baya itu pun mulai membasahi tenggorokann
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 189

"Kalau Bapak sama Ibu mau jalan-jalan ke kebun teh atau ke mana, bilang saja sama Pak Kasno biar diantar ke sana, Pak." Satrio bicara pada Baskoro kala mereka bersantai di taman samping yang menghadap kolam renang setelah mereka makan pagi bersama."Memangnya kamu dan Isha tidak jalan-jalan?" Baskoro menoleh pada menantunya.Satrio menggeleng. "Dek Isha, ga mau, Pak. Katanya jalan-jalannya di sekitar sini saja karena sudah pernah ke kebun teh waktu saya ajak ke sini tempo hari," jelasnya.Baskoro menganggut. "Ya sudah, nanti Bapak tanya sama Ibu mau jalan-jalan ke kebun teh apa tidak," timpalnya."Mumpung libur ga ada salahnya jalan-jalan, Pak. Biar pikiran jadi lebih segar. Saya lihat Bapak ‘kan juga jarang bepergian kalau libur. Soal tiket masuk dan lainnya, ga usah dipikirkan. Pokoknya Bapak sama Ibu nanti tinggal berangkat saja dan nikmati liburannya," lontar pria berambut ikal itu."Wah, bapak jadi ga enak, Sat. Semua kamu yang menanggung. Terima kasih banyak ya. Kamu sudah menci
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 190

"Dek, renang yuk." Satrio mengajak Isha usai mereka menjalankan salat Duha sendiri-sendiri di kamar."Airnya dingin banget ga, Bang?" tanya Isha sambil melipat mukenanya.Satrio yang sedang melepas baju koko, menggeleng. "Ga terlalu, Dek. Ini 'kan udah agak siang. Matahari juga udah nongol dari tadi," jawabnya."Tapi aku ga bawa baju renang, Bang," lontar Isha seraya meletakkan alat salatnya di atas meja."Coba dicek dulu, Dek. Harusnya ada karena kemarin Abang masukin baju renang ke koper," timpal Satrio.Isha tampak terkejut. "Serius, Bang Satrio, masukin baju renang ke koper? Kok aku ga tahu sih?" ucapnya dengan kening yang mengerut."Abang masukin waktu Dek Isha lagi mandi kayanya," cakap Satrio sambil mengingat-ingat saat melakukannya."Masa sih?" Isha kemudian membuka koper pakaian mereka. Dia memang tak mengeluarkan pakaian dari koper dan menatanya di lemari karena semalam sudah capek setelah tiba di vila. Mau dikeluarkan semua juga tanggung karena tinggal semalam lagi mereka m
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more
PREV
1
...
151617181920
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status