All Chapters of Patah Hati Membuat Tuan Presdir Jadi Hampa: Chapter 51 - Chapter 60

108 Chapters

Bab 51: Dia Punya Anak?

“Jawab aku, Fabian!” desak Rosalyn. Sebab Fabian membisu.Kini, wanita pemilik mata almond menjadi gusar. Setelah lima tahun hidup jauh dari bayang-bayang sang suami, sekarang pria itu kembali dan mengancam ketenangan.“Aku tidak tahu dia sempat melihat kami atau tidak.” Fabian mendesah lesu. Tidak dipungkiri sebagai pria dewasa yang menginginkan balasan cinta, pria itu berharap Rosalyn dan Dewa resmi bercerai.Rosalyn menunduk sambil menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Seketika ia menjadi sedih mengingat tragedi berdarah lima tahun lalu. Selama ini ia memendam kenangan buruk itu, dan hatinya berkeyakinan bahwa Dewa memang berniat membunuhnya.Sambil membuang napas panjang dan menatap dedaunan tersapu angin, Rosalyn berkata, “Besok aku mau cuti.”“Mau ke mana? Kamu menghindari Dewa?” Alis Fabian terangkat sebelah.“Aku takut dia menyakiti Brahma. Apalagi … aku lihat Dewa membawa Vinsensia ke kota ini,” lirih wanita itu sembari menyeka tetesan bulir bening. “Aku tidak rela anakku d
Read more

Bab 52: Dia Masih Hidup

“Papa?” panggil suara lemah dari atas ranjang pasien.Senyum manis terpatri pada bibir pucat nan mungil. Satu tangan kecil terbebas dari saluran infus terjulur ke depan. Anak itu menyambut ayahnya yang baru saja masuk ke ruang rawat inap.“Papa, hidungku berdarah lagi,” sambung suara lemah itu menggetarkan jiwa.Dewa manatap dalam paras manis sang putri. Ia meraih jemari panjang nan kecil yang terasa dingin seperti es. Pria itu tersenyum getir lalu membelai lembut pipi putih seakan tidak dialiri darah. Ia tidak bisa berkata-kata untuk mengekspresikan perasaan.Bola mata pria itu bergulir ke samping, memerhatikan perempuan yang duduk di samping ranjang. Seketika Dewa merasa beruntung karena Vinsensia sigap membawa Arimbi ke rumah sakit.“Terima kasih,” kata Dewa, suaranya dingin dan menyayat hati.“Hu’um. Sudah tugasku sebagai calon—”Ucapan Vinsensia langsung terhenti tatkala Dewa mengangkat telapak tangan setinggi bahu. Ia juga menggeleng lemah agar gadis di sampingnya tidak membahas
Read more

Bab 53: Aku Menangisi Siapa?

Dua jam sebelumnya.“Apa dia menikahi perempuan lain? Lalu bagaimana dengan Vinsensia?” gumam Rosalyn di kursi kerjanya.Kemudian ia menatap Lily yang merapikan berkas di atas meja. Bibir merah mengkilap meragu untuk mengatakan beberapa patah kata. Rosalyn takut luka masa lalu kembali menggerogoti hidupnya.Setelah menimbang-nimbang akhirnya Rosalyn memutuskan meminta bantuan Lily. Ia menyerahkan memo berisi beberapa perintah. “Lily, tolong berikan laporannya padaku!”“Baik, Nona.”Setengah jam kemudian Rosalyn berhasil mendapatkan informasi tentang sang suami. Ia membaca satu per satu berkas yang dikirim melalui surel. Saking seriusnya ia seakan tenggelam bersama ribuan kata.“Hubungan yang aneh, bertahan tapi tidak dinikahi. Dewa, kamu mempermainkan wanita sesuka hati!” geram Rosalyn sembari menatap jengah beberapa gambar kedekatan antara suaminya dan Vinsensia.Informasi ini tidak lengkap, Rosalyn masih penasaran anak siapa yang dirawat oleh suaminya itu. Menurut rumor yang terseba
Read more

Bab 54: Terima Kasih dan Maaf

[Tuan Caldwell tinggal di Royal Suites Luxury Apartements. Saya sudah menghubungi asisten beliau tapi tidak ada jawaban.]Tangan Rosalyn bergetar usai membaca pesan di ponselnya. Jarak antara kediaman Schimd dan griya tawang itu memerlukan waktu sekitar jam. Itu artinya sebentar lagi ia dan sang suami saling bertatap muka untuk pertama kali tanpa identitas Talicia Schmid.“Aku tidak mengizinkan anakku di rawat oleh Vinsensia!” tegas wanita itu.Gegas Rosalyn meraih tas kecil lantas membuka pintu dan tertegun mendapati Fabian berdiri lemas di depannya.“Kamu mau ke mana?” Fabian menatap sepasang manik hazel yang basah.“Anakku Fabian. Mereka menginap di griya tawang tidak jauh dari sini. Aku mau menemuinya!” Selain tubuh, suara Rosalyn juga bergetar hebat.Fabian langsung menyambar tangan Rosalyn. Pria itu berkata tegas, “Jangan pergi sendirian! Aku antar! Keadaanmu seperti ini tidak bisa menyetir dengan baik.”Sadar akan kondisi psikis yang tidak memungkinkan, akhirnya Rosalyn menyetuj
Read more

Bab 55: Itu Kan ….

“Aduh kamu pasti kedinginan. Ayo ke sini!” kata orang itu berupaya meraih Arimbi dari gendongan Dewa.Akibat sempat terkena tetesan air hujan, tubuh Arimbi gemetaran. Dewa bisa merasakannya dan mendekap erat putrinya lantas menerima payung dari tangan mulus.“Kenapa kamu turun dari mobil, Vin?” Suara Dewa merambat dingin.“Karena peduli. Kamu sudah dewasa tidak apa-apa kalau kehujanan, tapi Arimbi masih kecil. Memangnya kamu lupa dia pernah dirawat karena hipotermia?!” Vinsensia menyeringai dalam hati.Dewa mengangguk kecil lalu menyerahkan Arimbi pada Vinsensia. Tubuh basah pria itu bisa menyebabkan putrinya kedinginan.Sikap Dewa ini membuat Arimbi membeliak dan menggeleng kepala tetapi raganya tak mampu memberontak. Jauh berbeda dengan Vinsensia yang bersorak riang dalam hati.Mereka masuk dalam mobil, Vinsensia memberikan pakaian kering. Gadis itu bertingkah layaknya istri sekaligus ibu pengertian. Bahkan Vinsensia tak sungkan mengeringkan rambut Arimbi lalu menyisir secara perlah
Read more

Bab 56: Aku Rindu

“Dokter, tolong pasien ini mengalami kecelakaan!” seru seorang pria berpostur tambun.Tubuh seorang wanita tergolek lemah di atas brankar. Bahkan kepalanya terluka dan cairan merah mengalir dari dalam telinganya.Tim medis langsung memberi pertolongan. Ketika mereka selesai melakukan operasi seorang perawat mencari keluarga pasien.“Keluarga Nona Schmid?”Tak disangka anak kecil berdiri dari kursi ruang tunggu. Gadis mungil berponi tipis itu mengangkat satu tangan sambil sesenggukan.“Perempuan itu Mamaku, suster.” Arimbi melangkah kecil, menghampiri petugas medis.Netra abu-abu anak itu menatap dalam wajah kebingungan suster. Arimbi juga meremas pakaian putih dengan tangan gemetaran.Arimbi sangat yakin perempuan di dalam ruang operasi adalah mamanya, sebab di ruang tunggu ini tidak ada orang lain lagi. Artinya satu-satunya pasien yang sedang ditangani adalah Rosalyn.Perawat hanya mengembus napas kasar, sebab mengetahui bahwa gadis kecil ini adalah putri dari keluarga Caldwell tidak
Read more

Bab 57: Apa Ini Nyata?

Beberapa jam sebelumnya.“Fabian aku berhasil mendapat tiket pesawat ke Zurich. Pagi ini aku berangkat!” Ekspresi Rosalyn sangat antusias ketika menunjukkan boarding pass.“Kamu mau pergi sendirian?!” Fabian memelotot, sebab tindakan Rosalyn sangat gegabah.“Ya! Aku tidak bisa menunggu lama. Aku sudah menitipkan Brahma pada Bibi Feli.” Senyum manis terukir jelas pada bibir merah.Setelah itu, Rosalyn pergi sendirian. Setibanya di Bandara Internasional Zurich, ia menyewa mobil. Dalam perjalanan menuju Vila Caldwell, sepasang netra hazel melihat iklan pada Videotron. Di sana, Dewa sedang menyampaikan sambutan ditemani oleh Vinsensia dan seorang gadis kecil yang terlihat kepalanya saja.Hati wanita itu menjerit tatkala Vinsensia tersenyum lebar sambil menggendong putrinya. Seketika Rosalyn menambah kecepatan laju mobil. Di saat bersamaan sebuah bus sekolah melintas, agar tidak terjadi kecelakaan beruntun ia membanting setir hingga kendaraannya menabrak pembatas jalan.**“Temukan putriku
Read more

Bab 58: Kamu Masih Istriku

“Iya aku marah!” seru orang itu.Seketika Dewa tergelak lalu merangkum pipi sosok itu. Ia merunduk, hendak melabuhkan kecupan pada bibir ranum yang dirindukan. Namun, mendadak pria itu menggelengkan kepala karena merasa … ini sebuah halusinasi belaka.“Apa kamu bangkit dari kuburan untuk menghukumku?” Dewa menatap sendu paras ayu yang berhasil mengaduk-aduk perasaannya. Ia kembali meracau, “Perempuan egois! Aku membesarkan Arimbi sendirian. Rosalyn, sekarang anak kita hilang!”Sedangkan Rosalyn enggan membalas kata-kata suaminya. Sorot mata hazelnya memandang dingin ekspresi mendung Dewa. Ia juga tak berminat memberitahu keberadaan Arimbi. Sebab salah Dewa memercayakan putrinya pada wanita asing!“Kenapa kamu diam saja, Rosalyn?!” sentak Dewa hingga suaranya mengalahkan music kelab.Rosalyn memang tidak mengucap sepatah kata, tetapi ia memapah Dewa keluar dari tempat ini. Ia memasukan Dewa ke dalam mobil lalu membawanya ke suatu tempat.Sekarang, keduanya berada di salah satu hotel bin
Read more

Bab 59: Perempuan Semalam

“Bagaimana kondisinya? Apa tidak ada obat untuk menyembuhkan penyakitnya?” tanya Rosalyn pada seorang dokter.Setelah mendapatkan tanda tangan Dewa, ia bergegas mengunjungi salah satu pusat medis di kota ini. Rosalyn prihatin sebab putrinya mengidap penyakit mematikan. Ia mengutuk diri sebab selama mengandung selama tujuh bulan badannya kurang sehat.“Ini salahku,” gumam Rosalyn sambil menundukkan kepala. Ia tidak sanggup menatap wajah polos Arimbi yang tampak pucat.“Obatnya ada, tapi … pasien sudah dianjurkan menjalani transplantasi sel punca. Hanya saja Tuan Caldwell belum menemukan donor yang cocok.” Dokter memberikan sejumlah data berisi nama calon pendonor.Namun wanita itu tak sanggup membacanya. Ia mengalihkan berkas ke tangan Fabian, lalu duduk di tepi ranjang. Manik hazel Rosalyn menatap nanar putrinya. Setelah menjalani kemoterapi, anak kecil itu terlelap di atas ranjang pasien.“Aku pasti membantumu Rosalyn!” Fabian berdiri di belakang punggung wanita itu lantas menepuk pe
Read more

Bab 60: Beri Aku Kesempatan

“Fabian?!” Dewa berteriak dan mengusik ketenteraman kediaman Arnold.Bahkan pria itu masuk secara paksa dan memukuli beberapa penjaga mansion. Dewa kehilangan kendali paska mengetahui kebenaran tentang Rosalyn. Kini, ia berdiri di tengah ruangan luas.“Keluar kamu, Fabian! Jangan sembunyi lagi!” Iris kelabu Dewa bergerak-gerak mencari sosok yang diduga memiliki keterlibatan atas peristiwa lima tahun lalu.Tak lama, Fabian berjalan mendekat ke lantai satu. Seketika Dewa menghampiri pria itu lalu memukul telak rahang Fabian hingga limbung di tengah tangga.“Katakan di mana istri dan anakku?!”Gelak tawa terdengar menggema di mansion. Meskipun wajah serta persendiannya terasa sakit, Fabian berupaya berdiri dan memandang sinis kepada Dewa.“Istri? Anak? Sekarang kamu mengakui mereka?” Nada bicara Fabian sudah jelas menyiratkan sesuatu.“Beraninya kamu merekayasa kematian istriku!” hardik Dewa.Paska membayar mahal beberapa detektif swasta untuk menyelidiki Arimbi, ternyata Dewa mendapat fa
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status