Semua Bab Kembalinya sang Putri Pewaris : Bab 101 - Bab 110

178 Bab

Bab 101 Gosip Menyebar

"Bernapaslah," perintah Damian dengan suara dalam, matanya tidak melepaskan Bianna sedikit pun."Apa?" Bianna masih terlihat kebingungan."Bernapas. Perlahan." Damian menatapnya dalam, tangannya masih memegang lengannya dengan erat. "Kamu tidak bisa berpikir jernih kalau terus seperti ini."Bianna terdiam, mencoba mencerna kata-kata Damian. Napasnya memang terasa pendek dan tidak teratur, dadanya naik turun cepat. Dia akhirnya menutup mata sejenak, mencoba mengatur napasnya seperti yang Damian katakan."Pelan-pelan," ulang Damian, suaranya sedikit melunak.Bianna menarik napas dalam-dalam, menahannya beberapa detik, lalu menghembuskannya perlahan. Dia mengulanginya beberapa kali, sampai akhirnya perasaan paniknya mulai mereda. Damian tetap menatapnya, memastikan dia benar-benar tenang.Setelah beberapa saat, Bianna akhirnya membuka matanya dan menatap Damian dengan ekspresi lebih terkendali."Aku ….” Bianna mengerjapkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-06
Baca selengkapnya

Bab 102 Kantor Heboh

Esma melangkah dengan cepat melewati pintu kaca, membawa kantong kertas berisi roti lapis dan dua cup es kopi hitam. Dia mendesah, berusaha menahan kekesalannya sejak tadi. Rasanya satu toko roti saja sudah cukup untuk membuat darahnya mendidih mendengar gosip murahan yang menyebar.Begitu dia memasuki lobi, suasana di dalamnya terasa lebih riuh dari biasanya. Para pegawai berkumpul dalam kelompok-kelompok kecil, berbicara dengan penuh semangat. Esma mengerutkan kening. Dia tidak perlu mendekat untuk tahu apa yang mereka bicarakan."Jadi, benar itu Nyonya Bianna, kan?""Aku lihat komentar di internet, banyak yang yakin kalau itu dia dan Kevin!""Astaga, kalau benar, berarti Nyonya Bianna selama ini masih terobsesi sama mantannya?"Langkah Esma terhenti. Tangannya mencengkeram kantong makanannya lebih erat, mencoba menahan amarah yang mulai mendidih di dadanya. Sungguh, orang-orang ini tidak tahu apa-apa,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya

Bab 103 Memulai Rencana

Bianna terdiam sejenak, menatap kopi hitam di tangannya. "Aku tidak peduli dengan omongan mereka, Esma. Yang aku pedulikan sekarang adalah bagaimana caraku bisa melanjutkan rencanaku tanpa gangguan. Lagipula, gosip seperti ini cepat atau lambat akan tergantikan dengan skandal lain."Esma masih tidak puas. "Tapi bukan cuma orang luar yang membicarakan hal ini, Nyonya. Orang kantor juga sama saja."Mata Bianna sedikit menyipit. "Orang kantor?"Esma mengangguk cepat. "Iya! Bahkan di lift tadi, aku mendengar beberapa pegawai menggunjingkan Anda. Mereka bilang Anda masih tergila-gila pada Tuan Kevin dan ingin merebutnya kembali dari Leony."Bianna terkekeh kecil, lalu menyeruput kopinya. "Lucu sekali. Seharusnya mereka tahu bahwa aku tidak pernah menginginkan sesuatu yang sudah kubuang."Esma menatap Bianna dengan waspada. "Jadi, Anda benar-benar tidak akan melakukan apa-apa soal berita ini?"Bianna menar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya

Bab 104 Jejak Palsu

Di dalam ruangannya yang minimalis, tetapi terkesan luas dan mewah. Damian duduk dengan ekspresi serius. Matanya menatap tajam ke layar laptopnya, sementara Dion berdiri di hadapannya dengan ekspresi sedikit tegang."Saya sudah menyelidiki sumber berita itu, Tuan," ujar Dion, meletakkan sebuah tablet di atas meja Damian. "Pengirimnya anonim, mereka menggunakan berbagai metode untuk menyembunyikan identitasnya. Namun, saya berhasil melacak lokasi terakhir dari ID yang digunakan untuk menyebarkan berita itu."Damian mengangkat alisnya. "Di mana?"Dion mengetuk layar tabletnya, menunjukkan peta dengan sebuah titik merah yang berkedip. "Sebuah warnet game di pusat kota. Sepertinya mereka cukup profesional dalam menyamarkan jejak, tapi bukan berarti kita tidak bisa menemukannya."Damian menyandarkan tubuhnya ke kursi, ekspresinya tetap dingin. "Aku ingin tahu siapa dalangnya. Siapa pun yang berani menyebarkan berita ini pasti punya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya

Bab 105 Semua Kacau

Leony duduk dengan santai di sofa ruang tamunya yang mewah, kakinya disilangkan dengan anggun sementara tangannya memegang ponsel. Matanya berbinar puas saat membaca berita yang sedang viral di berbagai platform media. Senyuman licik terukir di wajahnya. Komentar-komentar pedas tentang Bianna terus mengalir, menyebutnya sebagai wanita murahan yang menggoda mantan suaminya meskipun sudah menikah lagi. "Bagus sekali …," gumamnya sambil menggulir layar ponselnya ke bawah, membaca berbagai tanggapan dari publik. "Sepertinya Bia akan sulit membersihkan namanya kali ini." Stella, yang duduk di seberangnya dengan secangkir teh di tangan, tersenyum penuh kebanggaan. "Kamu memang pintar, Leony. Aku tidak menyangka kamu bisa menjalankan rencana ini dengan begitu sempurna." Leony menoleh dan tersenyum penuh kemenangan. "Tentu saja, Mom. Tapi semua ini juga berkat Mom. Kalau bukan karena Mom, aku mungkin masih sibuk hanya dengan emosi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-08
Baca selengkapnya

Bab 106 Peringatan Sean

Sean mengetuk pintu ruangan Bianna dengan pelan, lalu membukanya sedikit. “Bia, kamu baik-baik saja?” tanyanya dengan nada khawatir. Bianna yang sedang menatap layar laptopnya langsung mendongak dan tersenyum. “Aku baik-baik saja,” jawabnya ringan, meskipun sorot matanya menyiratkan kelelahan. “Meskipun sedikit takut, tapi akhirnya aku mendapatkan keuntungan yang luar biasa.” Sean mengernyit, merasa heran. “Keuntungan? Apa maksudmu?” Bianna menutup laptopnya dan menyandarkan punggung di sandaran kursi. “Aku sudah memiliki 70% saham Harland Group.” Sean terkejut, matanya melebar. “Apa! 70%!” Dia tidak menyangka Bianna bisa mendapatkan saham sebanyak itu dalam waktu singkat. Bianna mengangguk santai. “Karena nilai saham Harland Group anjlok setelah berita itu, para pemilik saham mulai panik dan menjual saham mereka. Aku menawarkan harga yang lebih tinggi dari harga pasaran meskipun masi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-08
Baca selengkapnya

Bab 107 Makan malam dadakan

Bianna menatap Damian dengan ragu setelah Sean meninggalkan ruangannya. Suasana masih terasa tegang. Damian balas menatapnya dengan ekspresi dingin, tetapi ada sedikit ketegangan di matanya yang sulit dia artikan.“Jangan terlalu dekat dengan Om Sean,” ucap Damian tiba-tiba.Bianna mengerutkan kening, terkejut dengan peringatan itu. “Kenapa? Dia itu ommu, bukan?” tanyanya heran.Damian mendengkus pelan. “Tetap saja, dia orang asing bagimu. Aku tidak mau kamu terlalu banyak berurusan dengannya.”Bianna menatap Damian, mencoba membaca ekspresinya. Tapi kemuian dia memutuskan untuk tidak berdebat lebih lanjut. Dia sudah cukup lelah dengan semua masalah yang harus dia hadapi hari ini.“Baiklah,” ujarnya singkat, memilih untuk tidak memperpanjang topik itu. “Lalu, apa yang membawamu kemari?”Damian menghela napas, menyandarkan tangannya ke meja kerja Bianna. “Aku masih mencari tahu siapa dalang di balik b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-08
Baca selengkapnya

Bab 108 Meskipun Kesal, tetap ...

Damian tidak langsung menjawab. Dia justru menaruh alat makannya dengan tenang, mengambil gelas winenya dan menyesapnya perlahan sebelum menatap Bianna dengan dingin.“Kamu sudah selesai makan?” tanyanya dengan nada yang terdengar lebih rendah.Bianna tertegun. “Hah?”“Jika sudah, sebaiknya kita pulang saja.” Damian bangkit dari kursinya, memberikan isyarat pada pelayan untuk mengambil nota.Bianna mengepalkan tangannya di bawah meja, merasa kesal sekaligus kecewa. Jawabannya sama sekali tidak menyentuh inti pertanyaannya, dan kini Damian seolah-olah menghindari topik itu sepenuhnya.Akan tetapi, dia tidak akan menyerah begitu saja. Tidak kali ini.Diam-diam Bianna mengembuskan napas panjang dan bangkit mengikuti Damian keluar dari restoran, membawa kebingungan dan kemarahan yang belum terselesaikan.Sampai di dekat mobil, Damian langsung masuk tanpa menunggu Tian membukakan pintunya. I
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya

Bab 109 Makan Pagi Bersama

Suasana kamar terasa begitu hening. Damian dan Bianna terbaring di atas ranjang, masing-masing saling membelakangi. Lampu kamar sudah diredupkan, tetapi tidak ada satu pun dari mereka yang bisa tidur.Damian melirik ke samping, menatap Bianna yang masih terjaga. “Kamu sudah tidur?” tanyanya pelan.Bianna menghela napas. “Tidak bisa.”Damian ikut menarik napas dalam. Dia sebenarnya juga tidak bisa tidur, entah karena pikirannya yang masih dipenuhi banyak hal atau karena keberadaan Bianna yang begitu dekat dengannya.Setelah beberapa saat dalam keheningan, Bianna akhirnya berbicara. “Apa kamu sudah menemukan siapa dalang di balik berita pagi ini?” suaranya terdengar datar, tetapi ada sedikit ketegangan dalam nada bicaranya.Damian menggeleng pelan. “Belum. Tapi kamu tidak perlu khawatir. Dion masih melacaknya.”Bianna tersenyum kecil, meski tetap menatap lurus ke depan. “Aku tidak terlalu khawatir soal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya

Bab 110 Haruskah Khawatir?

Bianna melirik Damian sebentar, menyadari bahwa mereka masih memiliki banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Lalu matanya beralih pada Eduardo yang tampak tenang menikmati bubur oatmeal-nya. Dalam hati Bianna berharap Opanya Damian itu bisa mengerti apa yang sedang dia lakukan saat ini.Setelah selesai sarapan, Bianna melangkah keluar rumah bersiap untuk berangkat ke kantor. Saat dia hendak masuk ke dalam mobil, tiba-tiba suara Sean terdengar di belakangnya.“Aku ikut mobilmu lagi, ya,” ujar Sean santai sambil memakai coat menutupi jas hitamnya. Bianna menoleh dengan alis terangkat. “Om Sean, Kenapa tidak bawa mobil sendiri?” Ada ekspresi keheranan dalam nada bicaranya.Sean tersenyum tipis. “Aku malas menyetir pagi-pagi. Lagipula, bukankah lebih hemat energi kalau kita pergi bersama?”Sebelum Bianna sempat membalas, Damian datang menghampiri dengan ekspresi dingin. Matanya langsung tertuju pada Sean yang suda
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
18
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status