All Chapters of Maafkan Aku, Menikahinya: Chapter 31 - Chapter 40

116 Chapters

Pengakuan Rendra atas Aura

Garden Party yang bertempat di Stockley Park, diselenggarakan oleh grandpa Salim untuk merayakan keberhasilannya karena telah mengakuisisi suatu perusahaan besar yang tengah diambang kebangkrutan.Hanya dalam satu tahun grandpa Salim akhirnya bisa mengembalikan kejayaan perusahaan tersebut.Beberapa kolega yang berdomisili di beberapa Negara turut diundang dalam pesta itu.Grandpa Salim dan Rendra telah tiba terlebih dahulu sementara Aura menemani Grandma ke salon.Tamu sudah mulai berdatangan, grandpa dan Rendra menyambut dengan ramah.Berbagai hidangan tersaji di banyak stand yang berjejer rapih di bagian timur taman dan pelayan berlalu lalang menyajikan kudapan atau minuman ke meja-meja tamu.Dalmiro Bennedict bersama sang ayah Antonio Bennedict langsung disambut oleh grandpa dan Rendra.Mereka berempat sedang terlibat perbincangan serius ketika grandma tiba diikuti Aura di belakangnya.Ekspresi Ben langsung berubah bahagia ketika matanya menangkap sosok Aura dan perubahan e
Read more

Hari Pertama

“Baaaang....sini!” Rendra yang hendak menuju ruang kerjanya jadi berbelok ke arah dapur setelah mendengar suara sang istri memanggil.Melangkah jauh lebih dalam, Rendra kemudian duduk di kursi tinggi meja mini bar.“Cobain deh, Aura buat Mac and Cheese!” Aura mengeluarkan loyang dari panggangan.Kemudian meraih piring kecil lalu mengisinya dengan maha karya yang telah menghabiskan waktunya selama beberapa jam di dapur.Tanpa suara, Rendra meraih piring berisi mac and cheese yang harum dan menggiurkan.Menyuapkan satu sendok ke mulut dan lidahnya seketika dimanjakan oleh keju lumer serta rasa luar biasa enak dari bumbu yang Aura tambahkan dengan takaran yang pas.“Enak?” Aura bertanya dengan binar di mata yang langsung mendapat anggukan dari Rendra.Ekspresi wajah Aura begitu bahagia karena untuk pertama kalinya berhasil membuat Mac and cheese terlebih ternyata sang suami menyukainya.Aura kemudian meraih satu piring kosong untuk dirinya sendiri.“Bang...,” panggil Aura lembut
Read more

Pertama Kali

*Trullo, St.Paul’s Rd, Highbury East, London“Maaf Tuan Bennedict, tuan Gunadhya sedikit terlambat karena tertahan kemacetan dalam perjalan kembali dari meninjau salah satu pabrik di pinggir kota.” Patricia memberi alibi untuk atasannya.Ekspresi ramah penuh kehangatan disertai rasa hormat nampak jelas di wajah Patricia.Patricia merasa tidak enak hati karena Ben sudah terlebih dahulu berada di Restoran yang sebelumnya sudah dia reservasi.Dia juga sebetulnya tertahan kemacetan di tol dalam kota sewaktu pergi ke sini.“It's Oke! Waktuku masih banyak...,” balas Ben kasual.Patricia mengangguk kemudian duduk di depan Ben, tidak terlihat sekretaris Ben hadir karena memang kunjungannya ke London hanya untuk liburan selain menghadiri pesta grandpa Salim.Kebetulan dia ada di London, jadi menemui Rendra untuk mendiskusikan beberapa hal karena pada saat pesta grandpa Salim, Ben tidak fokus mendengar penjelasan Rendra.Fokusnya hanya pada seorang gadis, ah...Bukan!Mungkin dia bukan
Read more

Pesta

“Apa jadwalku malam ini, Pat?” tanya Rendra sembari menandatangani beberapa berkas yang baru saja diberikan Patricia padanya.“Ada undangan makan malam dari bapak Wali Kota dengan beberapa pengusaha sukses Inggris,” jawab Patricia setelah melihat jadwal Rendra di MacBook.“Tuxedo sudah siap di wardrobe,” tambah Patricia lagi.“Kamu ikut, Pat!” titah Rendra seraya mengembalikan berkas yang telah ditandatangani.“Baik,” balas Patricia kemudian menyaut berkas tersebut lalu melangkah keluar ruangan.Hati Patricia melambung tinggi membuncah oleh rasa bahagia yang tidak terbendung karena akan menjadi pasangan Rendra malam ini dalam pesta makan malam bersama orang-orang penting.Setelah kejadian beberapa malam lalu ketika dirinya mengantar Rendra yang sedang mabuk pulang ke rumahnya, dia dan Rendra tidak pernah membicarakan mengenai kejadian itu lagi.Patricia tidak tau apakah saat itu Rendra sadar atau tidak ketika dirinya dan Aura bertengkar di depan pintu rumah, namun melihat perla
Read more

Menyesal

*Cottesmore GardenAura berkali-kali menolak ketika teman-temannya memaksa untuk meminum cairan beralkohol, mereka mulai kesal ketika Aura menepis minuman tersebut.“Kampungan!” Jesica berseru kesal.Satu persatu temannya mulai meninggalkan Aura yang menurut mereka tidak asyik.Lauren mengajak Arthur berdansa di ruang tengah di mana beberapa orang sedang menggerakan tubuhnya tanpa jeda mengikuti alunan musik beat.Briana bersama Ray pergi ke lantai dua rumah bergaya victoria itu, entah apa yang akan mereka lakukan di sana.Sementara Jesica menghampiri Jordan yang masih betah berkumpul bersama teman-temannya di ruangan lain sayap kanan rumah utama.“Ke mana teman-temanmu?” Alvin-sang tuan rumah bertanya.Aura yang memilih menyendiri di dapur terhenyak ketika teman sekelasnya itu bertanya.“Em...mereka....mereka ....” Aura bingung harus menjawab apa.“Di lemari es ada orange jus, kamu bisa minum itu bila tidak minum alkohol,” kata Alvin yang sedang mengisi ulang bir ke dalam t
Read more

Trauma

Satu rumah bersama seorang gadis berstatus istrinya tapi tidak bisa dia sentuh bahkan sudah beberapa hari ini tidak bertegur sapa ternyata membuat Rendra hampir gila. Apalagi mengetahui seorang pria yang tidak kalah tampan dan memiliki kekayaan melebihi dirinya membuat hati Rendra dilanda kekhawatiran. Sungguh, Rendra membenci perasaan ini tapi dia sendiri tidak kuasa menafikannya. Setelah membersihkan tubuh sepulang dari pesta, Rendra keluar dari kamar. Sesaat langkahnya terhenti ketika melihat pintu kamar Aura yang tertutup rapat. Istrinya mungkin sudah tertidur, setidaknya itu yang ada di pikiran Rendra. Setelah dia melarang Aura untuk pergi bersama Ben dengan intonansi tinggi, Rendra belum berbicara lagi dengan istrinya. Saat ini Rendra berharap alergi Aura kambuh jadi dia bisa menerjang pintu itu untuk memeluk Aura. Rendra melanjutkan langkah menuruni tangga menuju dapur, sepertinya segelas kopi bisa menyegarkan pikirannya. Suara pintu dibuka membuat Ren
Read more

Pengakuan

Bola mata Aura bergerak gelisah di balik kelopak matanya yang tertutup rapat.Peluh membasahi pelipis dan kepalanya yang bergerak ke kiri lalu ke kanan bahkan Aura meronta dalam pelukan Rendra.“Jangan!! Lepas!! Jangan, please!! Abaaaaang!!!” Aura berteriak sampai tanpa sadar bangkit mendudukan tubuhnya.Matanya terbuka lebar dengan nafas tersengal, Aura merasakan jantungnya berdetak hingga terasa sakit memukul rongga dada.“Ra...,” panggil Rendra yang ikut mendudukan tubuh dari posisi berbaring.“Jangan...lepaaas,” bentak Aura sambil menutup wajah ketika Rendra menyentuhnya.“Ini Abang, Ra....” “Abaaaaang!!!” Aura melingkarkan tangan di tubuh Rendra setelah menyadari sang suami ternyata berada di sampingnya, mendekap erat seolah tidak ingin lelaki itu pergi.“Abang...maafin Aura, Bang!” ungkapan itu Aura lontarkan bersamaan dengan isak tangis yang tidak bisa dibendung.“Aura salah, maafin Aura, Bang!” tambahnya lagi.Rendra menghembuskan nafas kasar, membalas pelukan Aur
Read more

Bersyukur

Pagi menjelang, suara kicau burung menjadi alarm alam ketika keduanya masih tertidur pulas dengan posisi saling mendekap erat.Aura mengerjap beberapa kali kemudian membuka matanya yang kini telah bengkak karena memeras air mata semalaman.“Abang! Bangun!! Enggak kerja?” Aura mendongak ketika bertanya demikian.Satu tangan Rendra yang dijadikan bantal oleh Aura dan satunya lagi yang melingkar di pinggangnya semakin mengerat.Membawa Aura masuk semakin dalam ke pelukannya.“Baaaang!” “Hem?” “Udah siang!” “Biarin!!” Rendra menyahut sambil memejamkan mata.Lelaki itu sehari saja ingin bangun siang, otaknya terlalu lelah memikirkan pekerjaan ditambah kelakuan sang istri yang sudah menyita banyak pikirannya.“Kamu kuliah?” lelaki yang masih memejamkan matanya itu bertanya.“Eeemm...bolos aja deh! Sehari aja! Hari ini sekelas sama mereka,” jawab Aura malas.Sudah pasti yang dimaksud mereka oleh Aura adalah Jesica, Lauren dan Briana.“Kalau kamu bolos kapan kuliah kamu kelar?
Read more

Rasa Sayang

Cukup jauh perjalanan yang Aura tempuh dengan suami tampannya berada di balik kemudi.Selama perjalanan keduanya hanya diam, Rendra sibuk dengan pikirannya sedangkan Aura memperhatikan suasana dan arsitektur kota London yang jauh berbeda dengan yang ada di negaranya.Mata Aura tidak henti-hentinya berbinar takjub melihat bangunan-bangunan tempo dulu yang masih dipertahankan hingga kini.Sampai akhirnya Rendra menghentikan mobilnya di suatu area parkir.“Turun.” Suara bas itu terdengar datar ketika memerintah Aura untuk turun.Tidak membantah, Aura pun melepas seatbelt kemudian membuka pintu dan segera saja udara sejuk langsung menerpanya.Netra Aura bergerak memandang sekeliling disertai senyum bahagia yang terlukis cantik di wajahnya.Ini kali pertama Rendra mengajak jalan-jalan setelah dua bulan lebih dirinya menginjakan kaki di London.Rendra membawanya ke sebuah taman yang merupakan cagar alam dan taman konservasi seluas sembilan ratus lima puluh lima hektar.“Ra...,” pan
Read more

Kencan

Setelah tadi Rendra membawanya ke sebuah taman dengan pemandangan yang indah, kini Rendra membawanya ke sebuah restoran yang...romantis.Kata itu sepertinya tepat menggambarkan restoran yang baru saja Aura masuki bersama sang suami.Restoran dengan cita rasa Perancis tersebut di masak langsung oleh chef Marceline Marc’s.Selain itu, interior dari restoran yang konon katanya menjadi salah satu restoran yang paling romantis di dunia ini sungguh memanjakan mata karena beratapkan kaca dan langit-langitnya terjuntai bunga rambat yang indah dilengkapi dengan lampu kecil yang membuat suasana menjadi romantis dan hangat.Setelah keduanya diantar pelayan untuk mencari meja yang kosong, wanita dengan pakaian seragam hitam putih dan celemek yang melingkar dipingganya memberikan Rendra dan Aura dua buku menu dengan hardcover berbahan kulit.“Bang,” panggil Aura sambil berbisik namun masih terdengar oleh pelayan membuat bukan hanya Rendra tapi pelayan itu juga melirik Aura.“Pesenin Aura, ap
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status