Semua Bab Maafkan Aku, Menikahinya: Bab 21 - Bab 30

116 Bab

Pria Asing

Pagi ini pertemuan penting di adakan di suatu gedung perkantoran dengan kaca berwarna biru sebagai dindingnya di pusat perkantoran Kota Hamburg, Jerman.Sinar matahari cukup menghangatkan siang hari dengan udara dingin saat itu.Sebagai pekerja magang, Aura selalu bisa mengerjakan tugasnya dengan baik bahkan pekerjaan office girl seperti membuat kopi biasa dia lakukan tanpa mengeluh kepada suaminya.“Foto copy ini sebanyak dua puluh lembar! Waktumu hanya lima belas menit,” titah Patricia ketus.Aura mengangguk kemudian menyaut berkas dari tangan Patricia.Aura tidak malu untuk bertanya di mana letak mesin fotocopy kepada beberapa karyawan di sana.Jadi tidak membutuhkan waktu lama dia sampai di ruangan dengan banyak mesin fotocopy.Aura mulai kewalahan mengerjakan tugasnya karena lembaran yang cukup banyak dan harus dia susun rapih.“Butuh bantuan?” Suara bariton seorang lelaki bertubuh tegap menjulang mengejutkan Aura.“Oh God!” Aura memekik tertahan seraya memegang dadanya
Baca selengkapnya

Lari

“Abang kenapa?” Aura mengesah setelah keduanya berada di dalam kamar.Rendra tidak menjawab hanya masuk ke dalam kamar mandi setelah sebelumnya membanting pintu cukup kencang.Ekspresi wajahnya terlihat sangar setelah makan siang tadi.Apa yang selalu ada di pikiran Aura terbukti lagi.Lelaki itu kembali pada sifat dinginnya.Sudah pasti dikarenakan Ben yang tidak sengaja memeluk ketika menolongnya tadi di ruang rapat.Rendra pernah mengatakan agar dia berhenti menggoda George dan sekarang pasti suaminya berpikir kalau dia sedang menggoda Ben.Aura mengacak rambutnya frustasi kemudian mengesah berkali seolah itu bisa membuat kejadian tadi bisa diulang kembali.Aura lelah menghadapi Rendra dan kali ini dia memutuskan untuk lari, menghindar dari sikap dingin Rendra yang selalu saja membuat nyeri hatinya.Menyambar long coat dan tas kemudian memakai bootsnya, Aura keluar dari kamar hotel.Gadis itu melangkahkan kakinya entah ke mana, terus melangkah walau matanya telah basah.
Baca selengkapnya

Tempat Di Hati Rendra

Batuk hebat yang mendera hampir saja membuat Aura kehabisan nafas namun dengan gerakan cepat seseorang menarik kemudian mendekapnya erat.Wangi parfum mascullin yang dia kenal membuat Aura yakin bila yang sedang memeluknya saat ini adalah Rendra.Kedua tangan Aura masuk ke dalam long coat Rendra kemudian merayapkan telapak tangan di punggung tegap suaminya.Keduanya berpelukan saling mendekap erat tanpa jarak hingga batuk Aura benar-benar mereda.“Abang....” Aura melirih di dada Rendra saat perlahan batuk itu telah mereda.Dengan tangan yang masih melingkar di punggung suaminya, Aura mendongak.“Abang udah enggak marah sama Aura?” tanyanya dengan ekspresi wajah polos.“Abang enggak marah...,” balas Rendra lembut disertai tatapan teduh yang Aura dapatkan dari netra pekat sang suami.“Aura tadi pergi karena takut sama Abang, Aura enggak suka liat Abang marah...,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca dan hidung memerah karena menahan tangis.Hati Rendra mencelos, lagi-lagi sikap ego
Baca selengkapnya

Pengakuan Mengejutkan

Desas-desus mengenai Aura sebagai wanita penggoda sudah menyebar di kantor tempatnya magang.Pagi hari sesampainya di kantor tatapan sinis langsung menyambut Aura.Tidak ada bedanya dengan dua teman barunya Deasy dan Lucky.Mereka mengacuhkan Aura saat gadis itu menyapa.Satu chat muncul di layar komputer, miss Addison meminta Aura datang keruangannya.Bergegas Aura melangkah menuju ruangan miss Addison lalu mendorong pintu kaca di sana setelah suara perintah untuk masuk terdengar.“Anda memanggil saya, Miss?” Aura bertanya setelah dirinya sampai di depan meja Miss Addison.“Bisa jelaskan mengenai ini?” Miss Addison bertanya dengan nada ketus seraya melempar macbooknya ke sisi meja yang lebih dekat dengan Aura.Aura terperangah ketika melihat foto-foto dirinya dengan George pada saat makan siang, ada juga foto bersama Rendra ketika pulang dan pergi bersama juga foto ketika di depan danau di mana dia dan Rendra sedang berpelukan dan berciuman. Foto ketika Ben mengecup tangann
Baca selengkapnya

Cemburu

Mata semua karyawan di sana membulat sempurna sama seperti mulut mereka yang menganga tidak terkecuali Deasy dan Lucky juga Patricia.Derap langkah sepatu fantovel Rendra terdengar semakin mendekat ke arah Aura yang sejak tadi menundukkan kepala menahan tangis.Rendra mengeluarkan sapu tangan kemudian membersihkan kemeja Aura yang telah berubah warna.Semua seolah tidak percaya, wajah wanita yang baru saja membentak Aura seketika pucat pasi dengan bibir bergetar meminta maaf.“Ma...maaf Tuan, sa...saya tidak tau,ka...kalau—“ Kalimat wanita itu terjeda.“Kalau Aura istriku?” sambar Rendra tidak sabaran.Wanita itu menganggukan kepalanya cepat dengan ekspresi takut.”Hentikan gosip kalian mengenai istriku! Dia hanya makan siang dengan George dan tuan muda dari perusahaan di Jerman hanya menghargai Aura sebagai istri dari klien bisnisnya,” tegas Rendra mengkonfirmasi dengan balutan kebohongan.Karena sampai detik ini Ben belum mengetahui bila Aura adalah istrinya.Tapi untuk mem
Baca selengkapnya

Merasa Bersalah

Rendra termenung di meja kerjanya, siapa lagi yang dia pikirkan jika bukan Jovanka Aura Lovata, sang istri yang belum genap dinikahinya dua bulan lalu.Belum dua bulan tapi sudah banyak drama yang mereka lalui padahal awalnya Aura adalah anak yang manis dan penurut namun bisa berubah hanya dalam satu malam karena ucapannya yang menginginkan pernikahan ini berlangsung satu tahun saja.Mungkin karena Aura masih terlalu muda, di sini dia merasa jauh dari kedua orang tua dan sang oma yang selalu mengatur hidupnya membuat Aura bebas melakukan apapun.Rendra sebagai suami dan kepala rumah tangga sudah semestinya menjadi pemimpin yang baik dengan mengatur hidup Aura agar tidak bertingkah sesuka hati karena walau bagaimanapun Aura adalah tanggung jawabnya.Mengatur remaja yang menginjak dewasa juga bukan hal yang mudah dengan emosi dan keegoisan jiwa muda, Rendra harus menggunakan cara lembut untuk menjinakan Aura.Dan itu sudah dia buktikan, setiap dirinya bersikap hangat dan lembut mak
Baca selengkapnya

Tidak Sadar

Aura sedang diliputi kekhawatiran karena sang suami belum juga pulang padahal jam sudah menunjukan lebih dari tengah malam.Tidak biasanya Rendra pulang selarut ini apa lagi tanpa memberitahu Aura terlebih dahulu.Biasanya pria itu memberi pesan singkat yang benar-benar singkat hanya sekedar mengabarkan kalau dia akan pulang malam.Berkali-kali Aura menghubungi Rendra namun malah tersambung ke pesan suara karena tidak aktif membuat Aura menjadi semakin khawatir.Tapi untuk apa?Rendra sudah dewasa dan tentunya bisa mengurus dirinya sendiri.Perasaan aneh yang bersarang di hati Aura mulai mengambil alih setelah Rendra mencuri ciuman pertamanya.Tiba-tiba saja tangannya terangkat menyentuh bibir sambil berkaca pada cermin hias di ruang tamu.Aura menggigit bibir bawahnya menahan senyum dan rasa membuncah bahagia mengingat bagaimana lembutnya bibir Rendra menyentuh bibirnya.Tidak berlangsung lama, Aura tersentak ketika mendengar suara bel pintu berbunyi.Aura bergegas lari men
Baca selengkapnya

Sadar

“Abaaaang...sadar Bang! Aura enggak mau kalau, Abang melakukannya sambil mabuk …,” kata Aura sambil terisak.Rendra seperti tertampar oleh ucapan Aura dan kesadaran mulai bisa dia raih kembali.Rendra mengangkat sedikit tubuhnya, menopang bobot tubuh menggunakan kedua tangan dan sikut.Sorot mata dibalut kabut gairah itu menatap ke dalam bola mata Aura yang basah dengan air mata menyiratkan banyak kepedihan.“Maaf!” Rendra bergerak menjauh mendudukan tubuh di tepi ranjang.Mengusap wajahnya kasar, Rendra menarik selimut untuk menutupi tubuh Aura.Gadis itu masih terisak bahkan ketika Rendra sentuh, Aura berjengit menjauh. Rendra menyugar rambutnya ke belakang begitu frustasi.“Maafin Abang, Ra...tadi Abang kelepasan!” Rendra memelas.Aura mengusap air matanya kemudian mendudukan tubuh dengan mengapit selimut di antara lengan.“Abang jahat...merah ‘kan jadinya!” Aura berseru setelah mengintip ke dalam selimut yang menutupi bagian dada.Rendra mengusap wajah kemudian menghem
Baca selengkapnya

Sarapan Pagi Di Rumah Grandpa

Pagi ini Rendra merasakan pengar di kepalanya setelah tadi malam dia meraih paksa alam sadar ketika mabuk setelah melihat Aura menangis karena dirinya tidak sengaja menyentuh sang istri.Entah apa yang ada dalam benak Rendra saat itu, yang dia tau betapa dirinya menginginkan Aura.Padahal bibirnya selalu menyebut nama Alisha.Apa kabar Alisha di sana?Berulang kali Rendra menghubungi Alisha tapi tidak pernah mendapat jawaban bahkan ketika dirinya menghubungi Panti Asuhan, seorang anak yang Rendra kenal bernama Deni mengatakan kalau Alisha tidak ingin bicara dengannya.Hubungannya dengan Rendi pun tidak membaik, puluhan chat yang Rendra kirim tidak mendapatkan jawaban.Kepala Rendra semakin pening memikirkan hal itu.Masih merasakan sakit di kepalanya, tiba-tiba ponsel di atas nakas berdering menampilkan foto grandma Mery di layarnya.Jempol Rendra refleks menggeser icon hijau di layar tersebut.“Abaaaang! Jangan lupa ajak Aura ke rumah Grandma ya, Grandma udah masak banyak!”
Baca selengkapnya

Bahagia

Rendra mendorong pintu kamar dan pandangan matanya langsung tertuju pada ranjang king size miliknya.Aura berbaring terlentang di sana dengan selimut membalut tubuh hingga dagu.Selagi Aura dan grandma berbelanja tadi, Rendra dan grandpa berbincang santai mengenai bisnis bersama beberapa kolega lainnya sambil bermain golf.Setelah menyelesaikan delapan belas hole, ternyata yang mendapat skor terendah adalah Rendra membuat anak muda itu memenangkan pertandingan olah raga tersebut.Grandpa juga banyak memberikan nasihat terutama mengenai hubungan dengan Aura.Rendra menghembuskan nafas jengah mengingatnya.Tapi banyak juga ilmu mengenai memimpin perusahaan yang Rendra dapatkan dan dia tidak pernah puas bila mengenai hal itu.“Abang udah pulang?” Pertanyaan lembut yang terlontar dari bibir Aura menghentikan langkah Rendra menuju kamar mandi.Rendra menoleh sekilas. “Hem...,” balasnya kemudian melanjutkan niat membersihkan tubuh di kamar mandi.“Abang udah makan?” Pertanyaan bent
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status