Aura sedang diliputi kekhawatiran karena sang suami belum juga pulang padahal jam sudah menunjukan lebih dari tengah malam.Tidak biasanya Rendra pulang selarut ini apa lagi tanpa memberitahu Aura terlebih dahulu.Biasanya pria itu memberi pesan singkat yang benar-benar singkat hanya sekedar mengabarkan kalau dia akan pulang malam.Berkali-kali Aura menghubungi Rendra namun malah tersambung ke pesan suara karena tidak aktif membuat Aura menjadi semakin khawatir.Tapi untuk apa?Rendra sudah dewasa dan tentunya bisa mengurus dirinya sendiri.Perasaan aneh yang bersarang di hati Aura mulai mengambil alih setelah Rendra mencuri ciuman pertamanya.Tiba-tiba saja tangannya terangkat menyentuh bibir sambil berkaca pada cermin hias di ruang tamu.Aura menggigit bibir bawahnya menahan senyum dan rasa membuncah bahagia mengingat bagaimana lembutnya bibir Rendra menyentuh bibirnya.Tidak berlangsung lama, Aura tersentak ketika mendengar suara bel pintu berbunyi.Aura bergegas lari men
“Abaaaang...sadar Bang! Aura enggak mau kalau, Abang melakukannya sambil mabuk …,” kata Aura sambil terisak.Rendra seperti tertampar oleh ucapan Aura dan kesadaran mulai bisa dia raih kembali.Rendra mengangkat sedikit tubuhnya, menopang bobot tubuh menggunakan kedua tangan dan sikut.Sorot mata dibalut kabut gairah itu menatap ke dalam bola mata Aura yang basah dengan air mata menyiratkan banyak kepedihan.“Maaf!” Rendra bergerak menjauh mendudukan tubuh di tepi ranjang.Mengusap wajahnya kasar, Rendra menarik selimut untuk menutupi tubuh Aura.Gadis itu masih terisak bahkan ketika Rendra sentuh, Aura berjengit menjauh. Rendra menyugar rambutnya ke belakang begitu frustasi.“Maafin Abang, Ra...tadi Abang kelepasan!” Rendra memelas.Aura mengusap air matanya kemudian mendudukan tubuh dengan mengapit selimut di antara lengan.“Abang jahat...merah ‘kan jadinya!” Aura berseru setelah mengintip ke dalam selimut yang menutupi bagian dada.Rendra mengusap wajah kemudian menghem
Pagi ini Rendra merasakan pengar di kepalanya setelah tadi malam dia meraih paksa alam sadar ketika mabuk setelah melihat Aura menangis karena dirinya tidak sengaja menyentuh sang istri.Entah apa yang ada dalam benak Rendra saat itu, yang dia tau betapa dirinya menginginkan Aura.Padahal bibirnya selalu menyebut nama Alisha.Apa kabar Alisha di sana?Berulang kali Rendra menghubungi Alisha tapi tidak pernah mendapat jawaban bahkan ketika dirinya menghubungi Panti Asuhan, seorang anak yang Rendra kenal bernama Deni mengatakan kalau Alisha tidak ingin bicara dengannya.Hubungannya dengan Rendi pun tidak membaik, puluhan chat yang Rendra kirim tidak mendapatkan jawaban.Kepala Rendra semakin pening memikirkan hal itu.Masih merasakan sakit di kepalanya, tiba-tiba ponsel di atas nakas berdering menampilkan foto grandma Mery di layarnya.Jempol Rendra refleks menggeser icon hijau di layar tersebut.“Abaaaang! Jangan lupa ajak Aura ke rumah Grandma ya, Grandma udah masak banyak!”
Rendra mendorong pintu kamar dan pandangan matanya langsung tertuju pada ranjang king size miliknya.Aura berbaring terlentang di sana dengan selimut membalut tubuh hingga dagu.Selagi Aura dan grandma berbelanja tadi, Rendra dan grandpa berbincang santai mengenai bisnis bersama beberapa kolega lainnya sambil bermain golf.Setelah menyelesaikan delapan belas hole, ternyata yang mendapat skor terendah adalah Rendra membuat anak muda itu memenangkan pertandingan olah raga tersebut.Grandpa juga banyak memberikan nasihat terutama mengenai hubungan dengan Aura.Rendra menghembuskan nafas jengah mengingatnya.Tapi banyak juga ilmu mengenai memimpin perusahaan yang Rendra dapatkan dan dia tidak pernah puas bila mengenai hal itu.“Abang udah pulang?” Pertanyaan lembut yang terlontar dari bibir Aura menghentikan langkah Rendra menuju kamar mandi.Rendra menoleh sekilas. “Hem...,” balasnya kemudian melanjutkan niat membersihkan tubuh di kamar mandi.“Abang udah makan?” Pertanyaan bent
Garden Party yang bertempat di Stockley Park, diselenggarakan oleh grandpa Salim untuk merayakan keberhasilannya karena telah mengakuisisi suatu perusahaan besar yang tengah diambang kebangkrutan.Hanya dalam satu tahun grandpa Salim akhirnya bisa mengembalikan kejayaan perusahaan tersebut.Beberapa kolega yang berdomisili di beberapa Negara turut diundang dalam pesta itu.Grandpa Salim dan Rendra telah tiba terlebih dahulu sementara Aura menemani Grandma ke salon.Tamu sudah mulai berdatangan, grandpa dan Rendra menyambut dengan ramah.Berbagai hidangan tersaji di banyak stand yang berjejer rapih di bagian timur taman dan pelayan berlalu lalang menyajikan kudapan atau minuman ke meja-meja tamu.Dalmiro Bennedict bersama sang ayah Antonio Bennedict langsung disambut oleh grandpa dan Rendra.Mereka berempat sedang terlibat perbincangan serius ketika grandma tiba diikuti Aura di belakangnya.Ekspresi Ben langsung berubah bahagia ketika matanya menangkap sosok Aura dan perubahan e
“Baaaang....sini!” Rendra yang hendak menuju ruang kerjanya jadi berbelok ke arah dapur setelah mendengar suara sang istri memanggil.Melangkah jauh lebih dalam, Rendra kemudian duduk di kursi tinggi meja mini bar.“Cobain deh, Aura buat Mac and Cheese!” Aura mengeluarkan loyang dari panggangan.Kemudian meraih piring kecil lalu mengisinya dengan maha karya yang telah menghabiskan waktunya selama beberapa jam di dapur.Tanpa suara, Rendra meraih piring berisi mac and cheese yang harum dan menggiurkan.Menyuapkan satu sendok ke mulut dan lidahnya seketika dimanjakan oleh keju lumer serta rasa luar biasa enak dari bumbu yang Aura tambahkan dengan takaran yang pas.“Enak?” Aura bertanya dengan binar di mata yang langsung mendapat anggukan dari Rendra.Ekspresi wajah Aura begitu bahagia karena untuk pertama kalinya berhasil membuat Mac and cheese terlebih ternyata sang suami menyukainya.Aura kemudian meraih satu piring kosong untuk dirinya sendiri.“Bang...,” panggil Aura lembut
*Trullo, St.Paul’s Rd, Highbury East, London“Maaf Tuan Bennedict, tuan Gunadhya sedikit terlambat karena tertahan kemacetan dalam perjalan kembali dari meninjau salah satu pabrik di pinggir kota.” Patricia memberi alibi untuk atasannya.Ekspresi ramah penuh kehangatan disertai rasa hormat nampak jelas di wajah Patricia.Patricia merasa tidak enak hati karena Ben sudah terlebih dahulu berada di Restoran yang sebelumnya sudah dia reservasi.Dia juga sebetulnya tertahan kemacetan di tol dalam kota sewaktu pergi ke sini.“It's Oke! Waktuku masih banyak...,” balas Ben kasual.Patricia mengangguk kemudian duduk di depan Ben, tidak terlihat sekretaris Ben hadir karena memang kunjungannya ke London hanya untuk liburan selain menghadiri pesta grandpa Salim.Kebetulan dia ada di London, jadi menemui Rendra untuk mendiskusikan beberapa hal karena pada saat pesta grandpa Salim, Ben tidak fokus mendengar penjelasan Rendra.Fokusnya hanya pada seorang gadis, ah...Bukan!Mungkin dia bukan
“Apa jadwalku malam ini, Pat?” tanya Rendra sembari menandatangani beberapa berkas yang baru saja diberikan Patricia padanya.“Ada undangan makan malam dari bapak Wali Kota dengan beberapa pengusaha sukses Inggris,” jawab Patricia setelah melihat jadwal Rendra di MacBook.“Tuxedo sudah siap di wardrobe,” tambah Patricia lagi.“Kamu ikut, Pat!” titah Rendra seraya mengembalikan berkas yang telah ditandatangani.“Baik,” balas Patricia kemudian menyaut berkas tersebut lalu melangkah keluar ruangan.Hati Patricia melambung tinggi membuncah oleh rasa bahagia yang tidak terbendung karena akan menjadi pasangan Rendra malam ini dalam pesta makan malam bersama orang-orang penting.Setelah kejadian beberapa malam lalu ketika dirinya mengantar Rendra yang sedang mabuk pulang ke rumahnya, dia dan Rendra tidak pernah membicarakan mengenai kejadian itu lagi.Patricia tidak tau apakah saat itu Rendra sadar atau tidak ketika dirinya dan Aura bertengkar di depan pintu rumah, namun melihat perla
Dua bulan kemudian.Rendra melirik arloji di pergelangan tangannya.berwajah masam, pria paruh baya itu berdecak kesal.Dua puluh menit berlalu dan sang putri belum juga tiba di restoran yang telah di janjikan.Rendra dan Aura baru saja tiba di Bandara, bergegas menuju restoran bahkan koper mereka masih berada di dalam mobil.Dua bulan lalu si bungsu menghubungi kalau dia sedang dalam keadaan galau karena seorang lelaki.Rendra tidak tau seperti apa laki-laki yang bisa membuat seorang Kejora galau karena bahkan anak presiden di negaranya pernah menyatakan cinta dan gadis itu tolak mentah-mentah.Belum lagi ketika pertukaran pelajar di negara tetangga sewaktu SMA, Kejora pernah dikejar-kejar anak Sultan.Sempat menjalin kasih selama enak bulan sampai akhirnya dengan tegas Kejora menolak lamaran anak Sultan yang terkenal sangat tampan dengan banyak penghargaan dalam bidang pendidikan dan olah raga hanya karena anak Sultan tersebut terlalu posesif menyukainya.Setiap satu jam se
Seorang gadis buru-buru memasukan laptop ke dalam tas, mata kuliahnya sebentar lagi dimulai tapi dirinya masih berada di dalam coffe shop terlalu asyik melakukan panggilan video bersama keluarganya.Dua kakak kembarnya yang telah menjadi pengusaha sesukses seperti sang ayah tinggal di Vietnam untuk menjalankan perusahaannya di sana.Papa Narendra berhasil menguasai pasar Asia Tenggara, melebarkan sayap hingga ke Negara itu.Maka Kama yang mengambil alih di sana bersama kembarannya yang tidak kalah hebat dalam bisnis.Kalila tumbuh menjadi gadis tangguh, diusianya yang masih muda dia pandai menjerat klien untuk melakukan kesepakatan bisnis dengan perusahaannya dan Kama yang bertindak sebagai pengeksekusi.Sementara Kana dan Kai-adiknya membantu memegang salah satu perusahaan sang ayah di Indonesia.Dan Kejora, si anak bungsu sedang melanjutkan kuliahnya di Jerman.Rendra dan Aura benar-benar mewujudkan keinginan mereka yang ingin memiliki lima anak.Kehidupan keduanya selalu di
Lima Tahun berlalu.“Aura hamil lagi, Bang?” tanya Keanu yang baru saja tiba.Lelaki itu selalu datang terlambat di setiap acara keluarga karena kesibukannya sebagai seorang dokter.Semua keluarga telah berkumpul di Villa papa Andra untuk merayakan tahun baru bersama.Rendra tersenyum sambil menaikan kedua alis berkali-kali sebagai jawaban.“Lo kapan?” tanya Rendra ambigu.“Gue enggak bisa hamil Bang, bini gue yang bisa ... tapi jangankan bini, pacar pun aku tak punya.” Keanu menjawab dengan ekspresi wajah penuh keprihatinan mendramatasir.“Om ... gendong,” kata Kalila seraya mengangkat kedua tangannya yang langsung mendapat sambutan Keanu.Keanu memang menjadi om terfavorit karena lelaki dengan gelar dokter spesialis anak itu paling bisa membuat anak kecil nyaman ketika bersamanya.“Om ... Kana demam ini.” adalah Arkana, adik dari Kalila anak ke tiga Rendra dan Aura yang berkata demikian.Anak laki-laki yang lebih muda hanya satu tahun dari kakak kembarnya-Kama dan Kalila i
Melangkah seringan bulu Rendra mengendap-ngendap memasuki kamarnya.Namun tidak dia dapati sang istri di sana, berpikir mungkin Aura ada di kamar anak-anak mereka lantas membuat langkahnya menaiki anak tangga setelah sebelumnya membersihkan tubuh lalu berganti pakaian.Tangan kekar itu mendorong pintu bercat putih dengan gantungan boneka dari bahan flanel bertuliskan Kama dan Kalila.Sang istri yang sedang menyusui Kama-terlihat dari pakaian berwarna biru yang dikenakan bayi mungil itu, memenuhi pandangan Rendra.“Hai,” sapa Rendra membuat Aura mendongak.“Hai,” balas Aura disertai senyum.Gaun tidur yang dikenakan Aura berbahan satin meski panjang sampai pertengahan betis tapi memiliki belahan hingga paha membuat sang istri terlihat seksi dengan satu kaki menyilang di atas paha satunya.Aura harus menurunkan tali spaghety dari gaun tidur yang dikenakannya karena menyusui, menghasilkan pemandangan indah pundak terbukanya walaupun wanita yang sangat cantik bagi Rendra itu mengena
Semua pamit meninggalkan Rendra dan Aura yang sedang merasakan kebahagiaan kelahiran putra dan putri mereka sekaligus.Rendra tersenyum sambil berjalan ke arah Aura setelah mengantar seluruh anggota keluarganya sampai di pintu.Lelaki itu duduk di sisi ranjang menghadap Aura yang tengah menyandar di bagian kepala ranjang hidrolik yang dibuat tegak.Menatap wajah lelah sang istri yang selalu cantik meski tanpa make up.Rendra meraih kedua tangan Aura kemudian mengecupi sepuluh buku jarinya membuat Aura tertawa pelan.Bola mata bening itu juga menatap Rendra dengan sorot mata hangat penuh sayang.“Makasih,” kata Rendra setelah melepas satu genggaman tangannya kemudian beralih mengelus pipi Aura.“Makasih juga,” balas Aura yang langsung mendapatkan ekspresi wajah penuh tanya dari suaminya.“Karena telah mau jadi suami Aura, menjadi suami yang baik, setia dan sabar ketika Aura khilaf,” sambung Aura menjawab pertanyaan yang ada di benak suaminya.Bagi Aura, suaminya telah banyak berubah da
Satu bayi telah berhasil diangkat dengan penuh kehati-hatian lalu diberikan kepada perawat lain untuk dibersihkan kemudian mendapat pemeriksaan dari dokter anak.Dalam sekejap suara tangis yang begitu kencang membahana di ruang operasi hingga memekakan telinga orang-orang yang berada di dalam ruang tersebut.Mata Rendra menatap makhluk mungil yang sedang mendapat prosedur medis dengan sorot mata haru berlumur kebahagiaan.Mengawasi tanpa jeda setiap gerak-gerik perawat yang sedang membawa bayi hingga Aura harus mengguncang tangan Rendra untuk menanyakan bagaimana kondisi anak mereka.Pandangan Aura yang terhalang kain tentu saja merasa penasaran setelah mendengar tangis bayi yang pecah, bahkan ia merasa khawatir karena bayinya tidak berhenti menangis.“A ... apa dia baik-baik aja?” tanya Aura akhirnya setelah Rendra memusatkan perhatian kembali kepadanya.“Dia baik-baik aja, Anak kita ganteng, kaya Abang,” ucapnya sambil tersenyum jail.Suara tangis kembali terdengar menandakan bila b
Segala fasilitas kemudahan yang dia miliki begitu disyukuri Rendra karena membuatnya hanya beberapa menit saja bisa tiba di atap gedung rumah sakit di mana Aura sedang bersiap melakukan operasi caesar. Rendra mengecek ponselnya lalu dikejutkan dengan banyak pesan dari mama juga keluarga yang lain tapi tidak ada dari Aura membuat kening Rendra berkerut dalam.Langkahnya tidak saja menderap tapi setengah berlari setelah turun dari hellikopter.Dituntun oleh papi yang menunggunya di rooftop, Rendra merasakan jantungnya berdebar kencang.“Aura tadi mengalami kontraksi hebat, tapi dia masih bisa senyum dan ngelawak ... dia selalu gitu, enggak mau bikin semua orang panik atau bersedih,” kata papi dengan nafas tersengal karena beliau pun setengah berlari menuju lift.Rendra mengerti kenapa tidak ada satu pesan pun dari istrinya, Aura memang berubah beberapa bulan terakhir, kembali menjadi Aura yang penurut seperti dulu juga Aura yang tidak ingin merepotkan apalagi membuat orang lain kh
Elgi mendadak resah ketika mendapatkan telepon yang kalau bila istri dari bos besarnya itu tengah dalam perjalanan ke rumah sakit karena mengalami kontraksi pada perutnya.Padahal satu bulan lagi waktu yang dijadwalkan dokter untuk persalinan Aura dengan cara caesar agar bertepatan dengan tanggal ulang tahun pernikahan mereka yang di awali dengan keterpaksaan.Tanggal tersebut diambil untuk mengganti kisah sedih yang kadung tertulis menjadi kisah bahagia kelahiran anak-anak mereka.Selain itu, bulan tersebut memang bertepatan dengan waktunya Aura melahirkan.Sebetulnya bukan saja masalah kapan Aura akan atau harusnya melahirkan tapi juga karena hari ini bertepatan dengan rapat bersama jajaran Direksi.Rapat penting tahunan yang wajib dihadiri Rendra bersama dengan para petinggi perusahaan yang selalu skeptis terhadap kemampuannya menggantikan sang kakek. Jadi bagaimana Elgi mampu mengabarkan kepada Rendra jika istri dari bos-nya itu sedang dalam perjalanan ke rumah sakit karena
“Baik Pak, sore nanti saya akan menemui klien tersebut ... kirim proposalnya melalui email untuk saya pelajari, sekarang ada sesuatu yang sangat penting yang harus saya lakukan terlebih dahulu, saya permisi!” Setelah berucap demikian, Rendra menderapkan langkah melewati pintu menuju lift.Pak Sandy di dalam sana terbengong-bengong ria setelah ditinggal Rendra begitu saja.Menghembuskan nafas, pria itu menggelengkan kepala mencari Elgi untuk memaparkan kembali apa yang baru saja dia jelaskan kepada Rendra.Sesampainya di pintu lift, Rendra berpapasan dengan Elgi yang baru saja keluar dari box besi tersebut.“Gi, pinjem motor!” todong Rendra dengan tangan menengadah.Elgi mengerjap, kemudian bergegas mencari kunci motornya yang dia simpan di saku celana tanpa menanyakan untuk apa karena Rendra adalah bosnya.“Temui pak Sandy di dalam, saya pulang dulu sebentar ... istri saya ilang lagi,” ujarnya kemudian masuk ke dalam lift dengan terburu-buru.Elgi menghembuskan nafas berat k