Semua Bab Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal: Bab 151 - Bab 160

167 Bab

Bab 151 - Tidak Diundang

Senja mulai turun di kota Riverdale, membuat gedung-gedung pencakar langit berkilau keemasan dalam cahaya matahari terbenam. Di lantai teratas gedung Lion's Roar Entertainment, Klein berdiri menghadap jendela besar di ruang kerjanya, matanya menatap jauh ke cakrawala yang perlahan berubah warna.Suara ketukan pelan di pintu mengalihkan perhatiannya dari pemandangan kota. "Masuk," ujarnya singkat, tanpa berbalik.Lina melangkah masuk, membawa tablet di tangannya. "Tuan Muda, saya memiliki informasi yang mungkin menarik minat Anda."Klein berbalik, menatap Lina dengan ekspresi datar namun penuh perhatian. "Apa itu?""Saya baru saja mendapat kabar tentang sebuah jamuan makan malam eksklusif yang akan diadakan malam ini di
Baca selengkapnya

Bab 152 - Bertemu Richard Lagi

Semua kepala menoleh ke arah sumber suara. Sheraphina Snow berdiri di sana, anggun dalam gaun malam berwarna perak yang berkilauan. Rambutnya yang berwarna perak disanggul rapi, membingkai wajahnya yang cantik dengan sempurna. Petugas keamanan segera membungkuk hormat. "Nona Snow. Kami sedang menangani seseorang yang mencoba masuk tanpa undangan." Sheraphina mengalihkan pandangannya ke arah Klein, dan untuk sesaat, ada kilatan terkejut di matanya. Namun, ia segera menguasai diri. "Oh, Klein," ujarnya dengan nada ringan namun penuh otoritas. "Aku sudah menunggumu. Maaf, sepertinya ada kesalahan dalam daftar tamu. Tuan Muda Lionheart ini adalah tamuku malam ini." Petugas keamanan terlihat bingung, tapi tidak berani membantah Sheraphina Snow. "B-baik, Nona Snow. Maafkan kesalahpahaman ini." Sheraphina tersenyum tipis, lalu mengulurkan tangannya ke arah Klein. "Ayo, Klein. Kita sudah terlambat untuk acara utama." Klein, meski sedikit terkejut dengan bantuan tak terduga ini, tetap m
Baca selengkapnya

Bab 153 - Percobaan Pembunuhan

Setelah berpisah dengan Sheraphina, Klein terus bergerak dengan tenang di antara para tamu. Ia menangkap beberapa informasi menarik–bisikan tentang Richard Longbottom yang memiliki rencana untuk merebut kembali perusahaannya, rumor tentang aliansi baru antara beberapa keluarga besar, dan bahkan gossip tentang skandal yang melibatkan beberapa tokoh penting.Saat malam semakin larut, Klein merasakan seseorang menyentuh lengannya dengan lembut. Ia menoleh, mendapati Sheraphina berdiri di sampingnya."Kita perlu bicara," bisik Sheraphina. "Ikut aku."Klein mengangguk, mengikuti Sheraphina keluar dari ballroom menuju sebuah balkon tersembunyi. Di sana, jauh dari keramaian pesta, Sheraphina akhirnya berbalik menghadap Klein.
Baca selengkapnya

Bab 154 - Pengakuan

Mata pelayan itu tiba-tiba menjadi kosong, seolah-olah kesadarannya telah diambil alih. Saat ia mulai berbicara, suaranya monoton dan tanpa emosi."Aku... aku adalah anggota Keluarga Xie," ujarnya. "Aku diperintahkan untuk membunuh Sheraphina Snow atas permintaan Richard Longbottom."Klein merasakan amarah dingin mulai membakar dadanya, tapi wajahnya tetap tanpa ekspresi. Ia melirik ke arah Sheraphina, melihat bagaimana gadis itu bereaksi terhadap informasi ini.Sheraphina berdiri perlahan, matanya berkilat berbahaya. Untuk pertama kalinya, Klein melihat kemarahan sejati di wajah gadis yang biasanya tenang itu."Richard Longbottom," geram Sheraphina, tangannya terkepal erat di sisinya. "Berani-beraninya dia...""Apa yang akan kau lakukan?" tanya Klein, suaranya tetap tenang meski ia bisa merasakan ketegangan yang memancar dari Sheraphina.Sheraphina menarik napas dalam, berusaha menenangkan diri. "Awalnya aku ingin menyingkirkannya demi untuk membantumu. Tapi kali ini, aku benar-benar
Baca selengkapnya

Bab 155 - Pergerakan Richard

Mentari pagi baru saja menyingsing di ufuk timur ketika ponsel Klein berdering, memecah keheningan pagi di Paviliun Lionheart. Dengan gerakan tenang, ia mengangkat telepon tanpa melihat siapa peneleponnya."Tuan Muda Klein," suara CEO Lex terdengar panik di seberang telepon. "Maaf mengganggu Anda pagi-pagi begini, tapi kita punya masalah besar."Klein, yang baru saja selesai berlatih Teknik Matahari Surgawi, mendengarkan dengan seksama tanpa menunjukkan emosi apa pun di wajahnya. "Ada apa?""Salah satu pemegang saham besar kita, Golden Valley Investments, mengajukan permintaan untuk mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa," jelas Lex. "Dan bukan hanya untuk Lion's Roar Entertainment, tapi juga untuk seluruh perusahaan di bawah Lionheart Group."Klein terdiam sejenak, otaknya berputar cepat mencerna informasi ini. Meski wajahnya tetap tanpa ekspresi, ada kilatan waspada di matanya. "Kapan rapat ini akan diadakan?""Hari ini juga, Tuan Muda," jawab Lex, suaranya semakin cemas.
Baca selengkapnya

Bab 156 - Situasi Berbalik

Pemegang saham itu, masih dengan ekspresi shock, membacakan berita yang tertera di layar ponselnya:"Breaking News: Terungkap Konspirasi di Balik Tragedi Pulau Aurora. Bukti-bukti menunjukkan keterlibatan Richard Longbottom dan White Tiger Nation dalam aksi terorisme yang menewaskan ratusan orang."Ruangan itu seketika hening. Semua mata kini tertuju pada Richard, yang berdiri kaku dengan wajah pucat pasi."Ini... ini tidak benar!" seru Richard, suaranya bergetar. "Ini fitnah! Aku tidak ada hubungannya dengan kejadian itu!"Klein akhirnya berdiri, matanya menatap tajam ke arah Richard. "Benarkah, Tuan Longbottom? Lalu bagaimana Anda menjelaskan bukti-bukti yang disebutkan dalam berita itu?"Richard tergagap, tidak mampu menjawab. Klein mengambil kesempatan ini untuk melanjutkan."Para pemegang saham yang terhormat," ujar Klein dengan suara tenang namun penuh otoritas. "Saya rasa kita semua harus mempertimbangkan kembali usulan Tuan Longbottom. Jika berita ini benar, maka mengangkatnya
Baca selengkapnya

Bab 157 - Serangan

Malam telah larut di kota Riverdale. Paviliun Lionheart berdiri kokoh di tengah kegelapan, lampu-lampu taman menyala redup memberikan penerangan minimal. Para penjaga berpatroli dengan waspada, namun suasana tetap tenang. Di dalam kamarnya, Klein baru saja menyelesaikan latihan malam rutin. Ia berdiri di balkon, menatap ke arah kota yang berkilau di kejauhan. Meski wajahnya tetap tanpa ekspresi, ada kilatan waspada di matanya yang tajam. Tiba-tiba, instingnya yang telah diasah oleh latihan keras memberikan sinyal bahaya. Klein memicingkan matanya, mengaktifkan penglihatannya yang super. Dalam sekejap, dunia di sekitarnya berubah. Ia bisa melihat menembus kegelapan dan dinding-dinding Paviliun Lionheart. Matanya menangkap gerakan-gerakan mencurigakan di sekitar pagar pembatas properti. Puluhan sosok bergerak dengan kecepatan dan ketenangan yang tidak wajar, menghindari titik-titik pengawasan dengan mudah. 'Mereka datang lebih cepat dari yang kuduga,' pikir Klein, tangannya secar
Baca selengkapnya

Bab 158 - Xie Hu

Klein bisa merasakan energi Qi yang kuat memancar dari tubuh pria itu, menandakan bahwa ia adalah seorang praktisi bela diri tingkat tinggi.Meski Klein tidak mengenal identitas pria itu, instingnya mengatakan bahwa ia adalah kunci dari serangan ini. Klein mengamati pria itu dengan seksama, berusaha menganalisis setiap detail yang mungkin berguna dalam pertarungan yang akan datang.Pria muda itu melangkah maju, senyum dinginnya semakin lebar saat matanya bertemu dengan Klein. "Ah, akhirnya kita bertemu, Klein Lionheart," ujarnya dengan nada yang penuh percaya diri.Klein tetap diam, wajahnya tanpa ekspresi meski pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan. Siapa pria ini? Bagaimana ia tahu nama Klein? Dan apa tujuan sebenarnya dari serangan ini?Setelah beberapa saat keheningan yang tegang, Klein akhirnya angkat bicara, suaranya tenang namun tegas. "Siapa kau? Dan apa tujuanmu menyerang keluargaku?"Pria muda itu tersenyum, seolah senang Klein akhirnya bertanya. "Ah, maafkan ketidaksopan
Baca selengkapnya

Bab 159 - Pertarungan Sengit

Klein bergerak dengan cepat, mengandalkan set tinju yang telah ia latih intensif. Setiap pukulannya diperkuat oleh Teknik Matahari Surgawi, menciptakan gelombang energi yang menghempaskan para penyerang. "Kau jelas hanya seorang Master Bela Diri, tapi kau sanggup mengalahkan beberapa anggota keluarga Xie sekaligus, impresif…" Xie Hu berjalan maju sambil bertepuk tangan. Dia lalu memberi aba-aba pada anggota keluarga Xie lainnya untuk tidak menyerang Klein dan mencari target lainnya.“Nah, sekarang hanya tinggal kita berdua. Klein …" Xie Hu dengan santai menggerakkan telapak tangannya, mengundang Klein untuk maju. "Tunjukkan kemampuanmu."Tanpa membalas ucapan Xie Hu, Klein melesat maju, tinju kanannya berkilau dengan energi panas yang inte
Baca selengkapnya

Bab 160 - Pertarungan Sengit (II)

Situasi pertarungan antara Klein dan Xie Hu semakin tidak menguntungkan bagi Klein. Meski ia berhasil menangkis sebagian besar serangan, beberapa pukulan Xie Hu berhasil menembus pertahanannya.Klein merasakan tulang rusuknya retak saat pukulan Xie Hu mengenai dadanya telak. Ia terhuyung ke belakang, darah segar mengalir dari sudut bibirnya. Namun, berkat kemampuan regenerasinya, luka-luka itu mulai pulih dengan cepat."Menarik," komentar Xie Hu, matanya menyipit melihat luka-luka Klein yang sembuh dengan cepat. "Kau punya kemampuan regenerasi yang luar biasa. Tapi itu tidak akan cukup untuk menyelamatkanmu."Klein tidak menjawab. Ia menggunakan jeda ini untuk mengatur napasnya dan memfokuskan Qi-nya. Matanya yang tajam memindai area di sekitarnya, mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk mengubah situasi.Tiba-tiba, Klein mendengar suara jeritan familiar. Matanya melebar saat melihat Bella dan Ella ditangkap oleh dua orang penyerbu keluarga Xie."Kak Klein!" teriak Ella, air mata
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status