Beranda / Urban / Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal / Bab 152 - Bertemu Richard Lagi

Share

Bab 152 - Bertemu Richard Lagi

Penulis: Rianoir
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Semua kepala menoleh ke arah sumber suara. Sheraphina Snow berdiri di sana, anggun dalam gaun malam berwarna perak yang berkilauan.

Rambutnya yang berwarna perak disanggul rapi, membingkai wajahnya yang cantik dengan sempurna.

Petugas keamanan segera membungkuk hormat. "Nona Snow. Kami sedang menangani seseorang yang mencoba masuk tanpa undangan."

Sheraphina mengalihkan pandangannya ke arah Klein, dan untuk sesaat, ada kilatan terkejut di matanya. Namun, ia segera menguasai diri.

"Oh, Klein," ujarnya dengan nada ringan namun penuh otoritas. "Aku sudah menunggumu. Maaf, sepertinya ada kesalahan dalam daftar tamu. Tuan Muda Lionheart ini adalah tamuku malam ini."

Petugas keamanan terlihat bingung, tapi tidak berani membantah Sheraphina Snow. "B-baik, Nona Snow. Maafkan kesalahpahaman ini."

Sheraphina tersenyum tipis, lalu mengulurkan tangannya ke arah Klein. "Ayo, Klein. Kita sudah terlambat untuk acara utama."

Klein, meski sedikit terkejut dengan bantuan tak terduga ini, tetap m
Rianoir

Terimakasih Kak Rubei' atas dukungan Gem-nya(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ma Tibun
semoga klein mnyadari bhw sherapin dlm bahaya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 153 - Percobaan Pembunuhan

    Setelah berpisah dengan Sheraphina, Klein terus bergerak dengan tenang di antara para tamu.Ia menangkap beberapa informasi menarik–bisikan tentang Richard Longbottom yang memiliki rencana untuk merebut kembali perusahaannya, rumor tentang aliansi baru antara beberapa keluarga besar, dan bahkan gossip tentang skandal yang melibatkan beberapa tokoh penting.Saat malam semakin larut, Klein merasakan seseorang menyentuh lengannya dengan lembut. Ia menoleh, mendapati Sheraphina berdiri di sampingnya."Kita perlu bicara," bisik Sheraphina. "Ikut aku."Klein mengangguk, mengikuti Sheraphina keluar dari ballroom menuju sebuah balkon tersembunyi. Di sana, jauh dari keramaian pesta, Sheraphina akhirnya berbalik menghadap Klein.

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 154 - Pengakuan

    Mata pelayan itu tiba-tiba menjadi kosong, seolah-olah kesadarannya telah diambil alih. Saat ia mulai berbicara, suaranya monoton dan tanpa emosi."Aku... aku adalah anggota Keluarga Xie," ujarnya. "Aku diperintahkan untuk membunuh Sheraphina Snow atas permintaan Richard Longbottom."Klein merasakan amarah dingin mulai membakar dadanya, tapi wajahnya tetap tanpa ekspresi. Ia melirik ke arah Sheraphina, melihat bagaimana gadis itu bereaksi terhadap informasi ini.Sheraphina berdiri perlahan, matanya berkilat berbahaya. Untuk pertama kalinya, Klein melihat kemarahan sejati di wajah gadis yang biasanya tenang itu."Richard Longbottom," geram Sheraphina, tangannya terkepal erat di sisinya. "Berani-beraninya dia...""Apa yang akan kau lakukan?" tanya Klein, suaranya tetap tenang meski ia bisa merasakan ketegangan yang memancar dari Sheraphina.Sheraphina menarik napas dalam, berusaha menenangkan diri. "Awalnya aku ingin menyingkirkannya demi untuk membantumu. Tapi kali ini, aku benar-benar

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 155 - Pergerakan Richard

    Mentari pagi baru saja menyingsing di ufuk timur ketika ponsel Klein berdering, memecah keheningan pagi di Paviliun Lionheart. Dengan gerakan tenang, ia mengangkat telepon tanpa melihat siapa peneleponnya."Tuan Muda Klein," suara CEO Lex terdengar panik di seberang telepon. "Maaf mengganggu Anda pagi-pagi begini, tapi kita punya masalah besar."Klein, yang baru saja selesai berlatih Teknik Matahari Surgawi, mendengarkan dengan seksama tanpa menunjukkan emosi apa pun di wajahnya. "Ada apa?""Salah satu pemegang saham besar kita, Golden Valley Investments, mengajukan permintaan untuk mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa," jelas Lex. "Dan bukan hanya untuk Lion's Roar Entertainment, tapi juga untuk seluruh perusahaan di bawah Lionheart Group."Klein terdiam sejenak, otaknya berputar cepat mencerna informasi ini. Meski wajahnya tetap tanpa ekspresi, ada kilatan waspada di matanya. "Kapan rapat ini akan diadakan?""Hari ini juga, Tuan Muda," jawab Lex, suaranya semakin cemas.

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 156 - Situasi Berbalik

    Pemegang saham itu, masih dengan ekspresi shock, membacakan berita yang tertera di layar ponselnya:"Breaking News: Terungkap Konspirasi di Balik Tragedi Pulau Aurora. Bukti-bukti menunjukkan keterlibatan Richard Longbottom dan White Tiger Nation dalam aksi terorisme yang menewaskan ratusan orang."Ruangan itu seketika hening. Semua mata kini tertuju pada Richard, yang berdiri kaku dengan wajah pucat pasi."Ini... ini tidak benar!" seru Richard, suaranya bergetar. "Ini fitnah! Aku tidak ada hubungannya dengan kejadian itu!"Klein akhirnya berdiri, matanya menatap tajam ke arah Richard. "Benarkah, Tuan Longbottom? Lalu bagaimana Anda menjelaskan bukti-bukti yang disebutkan dalam berita itu?"Richard tergagap, tidak mampu menjawab. Klein mengambil kesempatan ini untuk melanjutkan."Para pemegang saham yang terhormat," ujar Klein dengan suara tenang namun penuh otoritas. "Saya rasa kita semua harus mempertimbangkan kembali usulan Tuan Longbottom. Jika berita ini benar, maka mengangkatnya

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 157 - Serangan

    Malam telah larut di kota Riverdale. Paviliun Lionheart berdiri kokoh di tengah kegelapan, lampu-lampu taman menyala redup memberikan penerangan minimal. Para penjaga berpatroli dengan waspada, namun suasana tetap tenang. Di dalam kamarnya, Klein baru saja menyelesaikan latihan malam rutin. Ia berdiri di balkon, menatap ke arah kota yang berkilau di kejauhan. Meski wajahnya tetap tanpa ekspresi, ada kilatan waspada di matanya yang tajam. Tiba-tiba, instingnya yang telah diasah oleh latihan keras memberikan sinyal bahaya. Klein memicingkan matanya, mengaktifkan penglihatannya yang super. Dalam sekejap, dunia di sekitarnya berubah. Ia bisa melihat menembus kegelapan dan dinding-dinding Paviliun Lionheart. Matanya menangkap gerakan-gerakan mencurigakan di sekitar pagar pembatas properti. Puluhan sosok bergerak dengan kecepatan dan ketenangan yang tidak wajar, menghindari titik-titik pengawasan dengan mudah. 'Mereka datang lebih cepat dari yang kuduga,' pikir Klein, tangannya secar

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 158 - Xie Hu

    Klein bisa merasakan energi Qi yang kuat memancar dari tubuh pria itu, menandakan bahwa ia adalah seorang praktisi bela diri tingkat tinggi.Meski Klein tidak mengenal identitas pria itu, instingnya mengatakan bahwa ia adalah kunci dari serangan ini. Klein mengamati pria itu dengan seksama, berusaha menganalisis setiap detail yang mungkin berguna dalam pertarungan yang akan datang.Pria muda itu melangkah maju, senyum dinginnya semakin lebar saat matanya bertemu dengan Klein. "Ah, akhirnya kita bertemu, Klein Lionheart," ujarnya dengan nada yang penuh percaya diri.Klein tetap diam, wajahnya tanpa ekspresi meski pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan. Siapa pria ini? Bagaimana ia tahu nama Klein? Dan apa tujuan sebenarnya dari serangan ini?Setelah beberapa saat keheningan yang tegang, Klein akhirnya angkat bicara, suaranya tenang namun tegas. "Siapa kau? Dan apa tujuanmu menyerang keluargaku?"Pria muda itu tersenyum, seolah senang Klein akhirnya bertanya. "Ah, maafkan ketidaksopan

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 159 - Pertarungan Sengit

    Klein bergerak dengan cepat, mengandalkan set tinju yang telah ia latih intensif. Setiap pukulannya diperkuat oleh Teknik Matahari Surgawi, menciptakan gelombang energi yang menghempaskan para penyerang."Kau jelas hanya seorang Master Bela Diri, tapi kau sanggup mengalahkan beberapa anggota keluarga Xie sekaligus, impresif…" Xie Hu berjalan maju sambil bertepuk tangan.Dia lalu memberi aba-aba pada anggota keluarga Xie lainnya untuk tidak menyerang Klein dan mencari target lainnya.“Nah, sekarang hanya tinggal kita berdua. Klein …" Xie Hu dengan santai menggerakkan telapak tangannya, mengundang Klein untuk maju. "Tunjukkan kemampuanmu."Tanpa membalas ucapan Xie Hu, Klein melesat maju, tinju kanannya berkilau dengan energi panas yang inte

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 160 - Pertarungan Sengit (II)

    Situasi pertarungan antara Klein dan Xie Hu semakin tidak menguntungkan bagi Klein. Meski ia berhasil menangkis sebagian besar serangan, beberapa pukulan Xie Hu berhasil menembus pertahanannya.Klein merasakan tulang rusuknya retak saat pukulan Xie Hu mengenai dadanya telak. Ia terhuyung ke belakang, darah segar mengalir dari sudut bibirnya. Namun, berkat kemampuan regenerasinya, luka-luka itu mulai pulih dengan cepat."Menarik," komentar Xie Hu, matanya menyipit melihat luka-luka Klein yang sembuh dengan cepat. "Kau punya kemampuan regenerasi yang luar biasa. Tapi itu tidak akan cukup untuk menyelamatkanmu."Klein tidak menjawab. Ia menggunakan jeda ini untuk mengatur napasnya dan memfokuskan Qi-nya. Matanya yang tajam memindai area di sekitarnya, mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk mengubah situasi.Tiba-tiba, Klein mendengar suara jeritan familiar. Matanya melebar saat melihat Bella dan Ella ditangkap oleh dua orang penyerbu keluarga Xie."Kak Klein!" teriak Ella, air mata

Bab terbaru

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 167 - Epilog

    Di ruang pengantin wanita, Rina tampak cantik luar biasa dalam gaun putih yang dihiasi ribuan kristal kecil. Wajahnya berseri-seri, pancaran kebahagiaan terpancar jelas dari matanya. Musik orchestra mulai mengalun lembut saat Klein melangkah ke altar. Para tamu berdiri, menanti kedatangan pengantin wanita. Saat Rina muncul, dipimpin oleh ayahnya, seluruh hadirin terpesona oleh kecantikannya. Upacara pernikahan berlangsung dengan khidmat di bawah kanopi bunga mawar putih yang menaungi altar. Ratusan tamu undangan menahan napas saat Klein dan Rina berdiri berhadapan, tangan mereka saling menggenggam. Klein, meski wajahnya tetap tenang, menatap Rina dengan intensitas yang belum pernah dilihat siapapun sebelumnya. Matanya yang biasanya dingin kini menyiratkan kehangatan dan kasih sayang yang dalam. Rina, dengan mata berkaca-kaca, membalas tatapan Klein dengan senyum lembut. Pendeta memulai prosesi dengan suara yang jernih, "Klein Lionheart, bersediakah engkau menerima Rina Lee seb

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 166 - Menikah

    Satu hari telah berlalu sejak penyerangan keluarga Xie ke Paviliun Lionheart. Pagi itu, Klein berdiri di balkon kamarnya, matanya yang tajam memandang ke arah kota Riverdale yang mulai sibuk. Wajahnya tetap tanpa ekspresi, namun ada kilatan tekad yang kuat di matanya.Paviliun Lionheart masih dalam proses perbaikan. Bekas-bekas pertempuran masih terlihat jelas di beberapa bagian bangunan dan halaman. Para pekerja sibuk mondar-mandir, memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan keluarga Xie.Klein mendengar suara langkah kaki mendekat. Ia tidak perlu berbalik untuk tahu siapa yang datang."Bagaimana keadaanmu, Klein?" tanya Cornelius, berdiri di samping cucunya."Baik-baik saja, Kek," jawab Klein singkat, matanya tetap memandang ke kejauhan.Cornelius mengangguk. "Baguslah. Kau tahu, kita beruntung Kakek Buyutmu, Ryan datang tepat waktu. Jika tidak..."Klein hanya mengangguk pelan. Ia tahu betul bahwa tanpa campur tangan Ryan, mungkin mereka tidak akan selamat dari serangan

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 165 - Musnahnya Keluarga Xie

    "Apa yang terjadi?" tanya salah satu tetua, wajahnya pucat pasi.Belum sempat ada yang menjawab, sebuah portal dimensi terbuka di tengah halaman utama. Dari dalamnya, muncul sosok Ryan Pendragon dengan senyum lebar di wajahnya."Halo, keluarga Xie!" serunya riang. "Maaf mengganggu pesta kecil kalian. Tapi kurasa sudah waktunya kita bermain-main sedikit!"Para anggota keluarga Xie langsung bersiaga. Puluhan praktisi bela diri tingkat tinggi mengepung Ryan, siap menyerang.Ryan tertawa. "Oh, ayolah! Kalian pikir jumlah bisa mengalahkan kualitas? Baiklah, biar kutunjukkan pada kalian apa arti kekuatan sejati!"Dengan satu gerakan tangan, Ryan melepaskan gelombang energi Qi yang luar biasa kuat. Gelombang ini menghempaskan sebagi

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 164 - Terlalu Kuat

    Wajah Xie Wei memerah, campuran antara malu dan marah. "Omong kosong! Tidak mungkin kau lebih tua dariku! Aku tidak akan tertipu oleh kebohonganmu!""Tertipu?" Ryan mengangkat alisnya, senyum mengejek masih terpasang di wajahnya. "Oh, bocah tua. Kau benar-benar masih hijau dalam hal ini."Merasa terhina, Xie Wei tidak bisa menahan amarahnya lagi. "Cukup omong kosongmu! Akan kubuat kau menyesali kata-katamu!"Xie Wei melesat maju, tangannya diselimuti energi Qi putih kebiruan yang membentuk cakar harimau. Namun, sebelum serangannya mencapai Ryan, pria itu sudah menghilang dari pandangan.Tanpa peringatan, Ryan muncul di belakang Xie Wei, bergerak dengan kecepatan yang bahkan melampaui Xie Wei. Energi Qi merah keemasan menyelimuti tubuhnya, membentuk aura matahari yang menyilaukan."Terlalu lambat, bocah," ejek Ryan. "Biar kutunjukkan padamu apa itu kekuatan sejati. Teknik Matahari Surgawi: Sembilan Matahari Membakar Surga!"Xie Wei berusaha menangkis serangan itu, tapi kekuatan di bali

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 163 - Leluhur Lionheart

    Klein memulai serangan pertamanya dengan pukulan lurus yang diselimuti energi Qi merah keemasan. "Tinju Matahari Membara!" teriaknya, suaranya dipenuhi amarah yang tak terbendung. Pukulannya menciptakan gelombang panas yang menghantam pertahanan Xie Wei, udara di sekitar tinjunya berpendar bagai bara api.Xie Wei berhasil menangkis serangan ini, tapi ia terdorong beberapa langkah ke belakang, tangannya terasa terbakar. "Hoh, rupanya bocah Lionheart punya nyali juga," ejeknya, senyum kejam tersungging di bibirnya.Tak memberi kesempatan Xie Wei untuk bernapas, Klein melanjutkan dengan tendangan berputar. Kakinya yang diselimuti energi Qi membentuk busur api, menciptakan jejak merah menyala di udara. "Tendangan Korona Matahari!" Serangan ini nyaris mengenai kepala Xie Wei, yang berhasil menghindar pada detik-detik terakhir, rambut di pelipisnya terbakar sedikit.Klein terus melancarkan kombinasi pukulan dan tendangan dalam ritme yang cepat dan tak terduga. Setiap serangannya dipenuhi a

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 162 - Kemarahan Klein

    Pertarungan sengit pun pecah. Xie Wei dan sosok tua itu bergerak dengan kecepatan luar biasa, menciptakan gelombang kejut energi setiap kali serangan mereka beradu. Tanah retak, pohon-pohon tumbang, dan udara bergetar hebat akibat pertarungan dahsyat ini.Xie Wei mengerahkan seluruh kekuatannya, mengaktifkan jurus rahasia keluarga Xie. "Jurus Rahasia: Sembilan Roh Harimau Putih!" teriaknya.Seketika, udara di sekitar Xie Wei bergetar hebat. Energi Qi putih kebiruan meledak dari tubuhnya, membentuk sembilan sosok harimau putih raksasa yang mengelilinginya. Mata harimau-harimau itu berkilat ganas, taring dan cakar mereka tampak siap mencabik apa pun yang menghalangi.Sosok tua itu, meski powerful, tampak terkejut melihat jurus ini. "Jurus legendaris keluarga Xie," gumamnya. "Tak kusangka masih ada yang bisa menguasainya."Xie Wei tidak memberi kesempatan pada sosok tua itu untuk mempersiapkan diri. Dengan satu gerakan tangan, ia mengarahkan kesembilan harimau itu untuk menyerang. Har

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 161 - Sosok Tua

    Cahaya merah menyilaukan memancar dari kalung giok naga yang dikenakan Klein, menerangi area pertempuran dengan aura mistis. Raungan naga yang menggelegar seolah membelah langit malam, membuat semua pihak yang terlibat dalam pertarungan terdiam sejenak.Dari dalam kalung tersebut, muncul sosok semi-transparan seorang pria tua. Rambutnya yang panjang dan janggut putihnya bergerak pelan seolah tertiup angin yang tak kasat mata. Matanya yang tajam memindai area sekitar sebelum akhirnya terpaku pada Klein."Ah, jadi kau pemilik baru makam pedang ini," ujar sosok itu, suaranya berat dan dalam. "Kau mengingatkanku pada pemilik sebelumnya. Sama-sama keras kepala dan selalu terlihat tenang."Klein menatap sosok itu dengan ekspresi datar, meski ada kilatan kebingungan di matanya. ‘Makam Pedang? Apa maksudnya? Dan siapa dia sebenarnya?’Ia tidak mengerti apa yang sedang terjadi, tapi instingnya mengatakan bahwa sosok ini bukanlah ancaman baginya.Sosok tua itu mengalihkan pandangannya, mengama

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 160 - Pertarungan Sengit (II)

    Situasi pertarungan antara Klein dan Xie Hu semakin tidak menguntungkan bagi Klein. Meski ia berhasil menangkis sebagian besar serangan, beberapa pukulan Xie Hu berhasil menembus pertahanannya.Klein merasakan tulang rusuknya retak saat pukulan Xie Hu mengenai dadanya telak. Ia terhuyung ke belakang, darah segar mengalir dari sudut bibirnya. Namun, berkat kemampuan regenerasinya, luka-luka itu mulai pulih dengan cepat."Menarik," komentar Xie Hu, matanya menyipit melihat luka-luka Klein yang sembuh dengan cepat. "Kau punya kemampuan regenerasi yang luar biasa. Tapi itu tidak akan cukup untuk menyelamatkanmu."Klein tidak menjawab. Ia menggunakan jeda ini untuk mengatur napasnya dan memfokuskan Qi-nya. Matanya yang tajam memindai area di sekitarnya, mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk mengubah situasi.Tiba-tiba, Klein mendengar suara jeritan familiar. Matanya melebar saat melihat Bella dan Ella ditangkap oleh dua orang penyerbu keluarga Xie."Kak Klein!" teriak Ella, air mata

  • Kebangkitan Sang Pewaris Tunggal   Bab 159 - Pertarungan Sengit

    Klein bergerak dengan cepat, mengandalkan set tinju yang telah ia latih intensif. Setiap pukulannya diperkuat oleh Teknik Matahari Surgawi, menciptakan gelombang energi yang menghempaskan para penyerang."Kau jelas hanya seorang Master Bela Diri, tapi kau sanggup mengalahkan beberapa anggota keluarga Xie sekaligus, impresif…" Xie Hu berjalan maju sambil bertepuk tangan.Dia lalu memberi aba-aba pada anggota keluarga Xie lainnya untuk tidak menyerang Klein dan mencari target lainnya.“Nah, sekarang hanya tinggal kita berdua. Klein …" Xie Hu dengan santai menggerakkan telapak tangannya, mengundang Klein untuk maju. "Tunjukkan kemampuanmu."Tanpa membalas ucapan Xie Hu, Klein melesat maju, tinju kanannya berkilau dengan energi panas yang inte

DMCA.com Protection Status