Semua Bab Bukan Sekadar Pengasuh: Bab 81 - Bab 90

93 Bab

BAB 81 Kamar yang Gelap

"Terima kasih untuk makan malamnya," ucap Sela yang sudah menghabiskan makanannya saat sedang makan malam bersama dengan keluarga Faiz.Hari itu terasa panjang sekali bagi Sela karena ia merasa tidak nyaman dan ingin segera pulang saja dari rumah orang tua Faiz. Sedari siang saja ia tidak keluar dari kamar dan keluar disaat makan malam bersama."Buru-buru sekali, Sel. Buah-buahannya mau? Nanti dikupasin sama Bibi." Ira masih dengan baik hati memperhatikan menantunya itu dengan baik, karena besannya juga memperlakukan Faiz dengan baik. Jadi sudah seharusnya Ira membalasnya."Apa makanannya kurang pas di lidah kamu?" tanya Winata yang juga sama baik dan perhatiannya pada Sela."Gak juga. Aku mau ke kamar aja." Sela bangun dari duduknya."Arelia sedang diberi susu sama Bibi di kamar tamu. Kamu mau membawanya ke kamar?""Nggak, berisik. Nanti aku gak bisa tidur." Sela pergi begitu saja meninggalkan suami dan kedua mertuanya yang masih menyantap makan malam.Faiz hanya diam tidak bicara
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-10
Baca selengkapnya

BAB 82 Pelukan Penenang

"Aaa!!"Sela berteriak takut yang bukan main ia rasakan saat lampu padam dan kamarnya menjadi gelap gulita. Faiz langsung tersenyum puas sudah mengerjai Sela yang selalu saja menyebalkan.Tidak berlangsung lama, Faiz kembali menyalakan lampu kamarnya. Lalu melihat Sela sedang duduk sambil memeluk kakinya dengan kepala tertunduk. Seperti orang yang memang benar-benar sedang ketakutan.Dengan melihat reaksi Sela yang berlebihan itu, Faiz berjalan menghampirinya. "Heh, lampunya udah nyala lagi. Ternyata perempuan galak seperti kamu bisa takut gelap juga. Sudah, silahkan istirahat."Saat hendak berbalik, terdengar isak tangis dari Sela. Padahal yang diharapkan oleh Faiz adalah omelan dan marah-marahnya Sela seperti biasa.Faiz mengurungkan diri untuk keluar dari kamar. Ia ingin memastikan sejenak jika Sela tidak kenapa-kenapa."Heh? Lampunya udah gak mati," ucap Faiz dan tangis Sela semakin menjadi.Faiz sedikit panik karena ia merasa jika Sela tidak sedang berpura-pura. Ia mendekat dan d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-11
Baca selengkapnya

BAB 83 Terungkap

Sela masih berpikir kenapa dia bisa bersikap keterlaluan selama berumah tangga dengan Faiz. Padahal yang harusnya ia salahkan adalah kedua orang tuanya yang memaksa untuk menikah.Sedangkan posisi Faiz saja sama seperti dirinya. Tidak bisa menolak dan hanya bisa menerima apa yang memang sudah direncanakan untuk masa depannya.Ditengah lamunan Sela sambil melihat wajah Faiz yang masih tidur. Tiba-tiba Faiz bangun dan langsung menyadari jika Sela tengah memperhatikannya. Dan hal itu membuat Faiz langsung terbangun.Karena Faiz bangun dengan tiba-tiba, itu juga mengejutkan bagi Sela."Ngapain lo tidur di sini? Diem-diem lo masuk ke kamar padahal gue udah bilang tidur di kamar lain aja. Ngambil kesempatan banget lo."Sela tidak ingin Faiz membahas bahwa dirinya sedang memperhatikan Faiz ketika tidur, karena itulah Sela langsung kembali ke mode awal."Kamu gak ingat? Kamu sendiri yang menahanku keluar dari kamar ini. Kamu yang pertama kali memelukku," ujar Faiz mengingatkan kejadian semala
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-11
Baca selengkapnya

BAB 84 Cium atau Ciuman

Faiz merasa tidak tenang, ia bahkan tidak bisa berhenti berjalan-jalan di kamarnya sambil memikirkan apa yang harus ia lakukan sekarang. Bahkan Nindy saja tidak bisa ia telepon saat itu juga untuk mengetahui bagaimana saja yang terjadi di sana.[Apa yang harus aku lakukan sekarang kalau kita tidak bisa teleponan?]Lama sekali tidak ada jawaban lagi dari Nindy membuat Faiz semakin merasa tidak enak hati. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya menunggu balasan dari Nindy saja.***"Kak Rico!!" Sela berlari dan langsung memeluk Rico saat di bandara."Padahal baru satu minggu, aku udah kangen aja sama kakak," ucapnya dengan memeluk Rico begitu erat.Rico sedikit canggung karena dia dan Sela memang sudah lama tidak bertemu. Namun karena sikap Sela yang tidak pernah berubah kepadanya, membuat dia juga tidak boleh bersikap kaku agar tidak terjadi rasa canggung dari keduanya.Rico balas memeluk Sela dengan perasaan yang senang. Berpelukan seperti itu, dulu mungkin terlihat hanya se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-11
Baca selengkapnya

BAB 85 Sofa menjadi Saksi

Rico mematung, ia seolah membeku disaat Sela meminta untuk mempraktekan apa yang sudah dia jelaskan.Lalu Sela tertawa kecil. "Bercanda, Kak. Aku cuman bercanda doang."Seketika Rico bisa bernafas dengan lega, ia sudah mencair karena ternyata Sela hanya bergurau saja. Padahal jika harus pun Rico mau melakukannya."Kak Rico ini tegang banget kaya belum pernah ciuman sama cewek aja," goda Sela yang merasa tidak puas dengan godaannya tadi.Sela memang orang yang cukup licik, ia akan memanfaatkan rasa suka Rico agar bisa tunduk dan membantu apapun yang dia perlukan. Padahal ia sama sekali tidak berniat untuk membalas rasa suka itu karena Rico bukanlah laki-laki tipe idealnya. Bahkan dengan Faiz saja, secara sadar Sela pasti lebih memilih Faiz dari fisik juga latar belakang keluarga, tentu juga dengan kekayaannya."Memang tidak pernah."Sela terkejut. "Bohong banget! Udah mau 27 tahun tapi belum pernah ciuman sama cewek? Kakak di Bali ngapain aja sih? Aku aja ciuman pertama itu pas SMA," u
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-12
Baca selengkapnya

BAB 86 Mengendus Kecurigaan

"Biar aku tanya, apa ibu bisa memaafkan laki-laki itu beserta keluarga setelah apa yang terjadi satu tahun yang lalu sama keluarga kita?" tanya Alika dengan tenang padahal dia sendiri memiliki permasalahan yang serius yang membuat dia tidak tenang setiap harinya, tetapi harus tetap bersikap biasa saja."Sebenarnya ibu hanya tidak suka dengan kesombongan keluarga, orang tua Faiz bukan dengan Faiznya. Kamu sendiri pasti setuju dengan ibu. Kita sudah kenal Faiz bertahun-tahun dan tau bagaimana baiknya dia selama ini pada kita. Tapi karena perbedaan diantara keluarga kita dengan keluarga dia, makanya orang tua Faiz tidak setuju anaknya menikah dengan kakakmu."Alika mengangguk. "Aku juga berpikiran yang sama seperti ibu. Tapi sebenarnya aku tidak bisa langsung mendukung keputusan kak Nin yang mau balik lagi sama kak Faiz. Meskipun kak Nin bilang dia percaya bisa kembali lagi sama-sama, tapi kita kan gak tau keluarganya apa bisa menerima atau menolak kita lagi untuk kedua kalinya. Ditambah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-12
Baca selengkapnya

BAB 87 Waktu Berdua yang Langka

"Yakin gak apa-apa kamu pulang sendiri bawa baby Arel? Mama sama Papa ikut, ya. Nanti kami pulang dengan sopir. Mama khawatir baby Arel sendirian di kursi belakang.""Selagi tidurnya di car seat, aku yakin aman. Aku juga gak akan ngebut, Mah. Aku pulang," ucap Faiz berpamitan pada kedua orang tuanya untuk pulang bersama Arelia saja.Pikiran Faiz tidak tenang jika ia hanya menunggu kabar dari Nindy yang tidak kunjung ada. Akhirnya ia putuskan untuk pulang, agar saat Nindy pulang nanti ia langsung bisa bertanya apa saja yang tejadi.Faiz berpikir jika di rumahnya hanya ada Bi Lastri karena Sela pergi entah ke mana dan dengan siapa. Dan kebiasaan Sela selalu pulang larut malam jika sudah keluar rumah disaat akhir pekan. Hal itu membuat Faiz ingin cepat pulang saja.Sesampainya di rumah, Faiz langsung menggendong Arelia yang tertidur saat di perjalanan. Beruntunglah Arelia tidak menangis karena itu pasti akan sangat merepotkan dirinya yang hanya seorang diri di dalam mobil.Baru saja menu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-12
Baca selengkapnya

BAB 88 Ranjang Baru

"Terima kasih, Pak.""Tolong langsung di kirim sekarang kasurnya ke alamat itu. Saya mau sudah sampai sebelum malam. Karena kasurnya akan digunakan untuk tidur malam ini."Faiz memastikan bahwa kasur yang baru saja dipesan untuk Nindy agar segera dikirim ke alamat yang sudah dia berikan. Sementara itu dia dan Nindy akan mencari makan sebelum pulang."Mau sekalian beli yang lain? Ada yang ingin kamu beli?"Nindy sekilas tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. "Ya sudah, sekarang kita cari makan saja."Setelah mendapatkan tempat untuk makan, pesanan mereka juga langsung dibuatkan oleh pelayan."Kayanya aku butuh kepastian kamu, Mas. Secepatnya," ucap Nindy yang sudah menahan dari tadi ingin segera membahasnya dengan Faiz."Aku pasti akan kembali sama kamu. Memang secepatnya sedang aku usahakan, Sayang.""Kapan tepatnya? Ibu aku sudah tau semuanya, awalnya memang ibu marah dan gak mau sampai aku kembali sama kamu lagi. Tapi, aku meyakinkannya dengan menceritakan semuanya tentang pernika
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-12
Baca selengkapnya

BAB 89 Tamparan

Karena sudah terlalu lama diluar, Faiz dan Nindy pun pulang. Berharap kasur yang mereka pesan juga sudah terkirim dan sampai di rumah. Tentunya agar tidak menimbulkan kecurigaan karena mereka sudah pergi cukup lama dari rumah. Meskipun sebenarnya kecurigaan itu sudah timbul dalam diri Sela.Sesampainya di rumah, benar saja. Kasur yang di pesan sudah sampai di diletakan di dalam kamar Arelia. Juga barang-barang Nindy yang ternyata sudah dikeluarkan dari kamarnya oleh Bi Lastri atas perintah Sela sewaktu keduanya pergi."Bibi yang keluarin semua barang-baranya Nindy?" tanya Faiz disaat Nindy diam terpaku melihat barang-barangnya tergelatak di lantai depan kamar Arelia. Rasanya seperti terusir dengan paksa sebab ia seolah tidak diizinkan untuk membereskan barangnya sendiri."Nyonya Sela yang meminta, Tuan," jawab Bi Lastri sambil menggendong Arelia yang baru saja ia buatkan susu."Ini tidak sopan, Bi. Bagaimana pun Nindy juga mempunyai privasi sendiri. Jadi harusnya biarkan dia yang memb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-15
Baca selengkapnya

BAB 90 Aula Serbaguna

"Lo pikir, lo bisa ngerasa tenang karena Gery ngelindungi lo?" Sela dan kedua temannya, juga Alika yang ia incar, kini tengah berada di gedung aula serba guna di kampus mereka. Selama hidupnya, Alika belum pernah merasa yang namanya takut pada siapapun selagi ia tidak bersalah. Sehingga semasa sekolah Alika tidak pernah mengalami perundungan. Ia bahkan menjadi penyelamat teman-temannya yang bungkam tidak bisa mengadu pada guru atau orang tua.Lain hal dengan sekarang, dia lah yang mengalami langsung sebagai mahasiswi yang tengah dirundung atas kesalahan yang tidak ia perbuat. Ia juga bisa merasakan bagaimana rasanya menjadi korban yang tidak bisa mengungkapkan apa yang terjadi pada orang yang lebih dewasa atau pada pihak yang bisa melindunginya, karena sebuah ancaman yang mengganggu dan ketakutan jika ancaman itu menjadi kenyataan."Aku sudah pernah bilang beberapa kali, kalau aku gak suka sama Gery."Meski sudah berkali-kali Alika mengatakan itu, Sela tidak puas. Karena ia juga tah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status