Semua Bab Raja Naga Yang Berkuasa: Bab 31 - Bab 40

49 Bab

Bab 31

Pagi itu, ketika Calvin Reed baru saja menuruni tangga setelah keluar dari kamar Dahlia, sayup-sayup ia mendengar suara ribut di lantai bawah.Calvin Reed buru-buru menuruni tangga, berjalan cepat menuju ke ruang tamu, dan di sana ia menemukan Phillip Miller sedang mengamuk memecahkan beberapa vas bunga di meja ruang tamu.“Ini semua gara-gara kelakuan menantumu yang bajingan itu! Sekarang, kita semua harus menanggung kerugian besar!” bentak Phillip Miller seraya membanting apapun yang berada dalam jangkauan tangannya.Calvin Reed mengerutkan kening lalu mendekat ke arah keributan.“Ayah, paman, ada apa ini?” tanya Calvin penasaran, lebih-lebih Phillip menyebutnya sebagai biang kerok akan suatu ‘musibah’.Edward belum sempat menjawab pertanyaan Calvin ketika secara sigap Emily Miller berjalan mendekati Calvin dengan mata merah karena marah.“Ini semua gara-gara ulahmu, bodoh!”SLAP!!!Emily membentak Calvin seraya melayangkan tamparan cukup keras. Namun, tentu saja tamparan Emily hany
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 32

Ketika tiba di kantor polisi, Calvin segera digiring ke sebuah sel tahanan tanpa diberi kesempatan untuk membela diri. Saat seorang polisi hendak memasukkan Calvin ke dalam jeruji besi, Calvin menatap polisi tersebut dan bertanya, “kalian yakin tak mau mendengarkan penjelasan atau pembelaanku?”Si polisi tertawa seraya menggelengkan kepala. “Kami sudah berjanji kepada Mr. Miller untuk memastikan kau membusuk di penjara. Jadi, kau tak perlu berharap kami akan mendengar pembelaanmu. Siapa pula yang akan membela rakyat jelata sepertimu?”Calvin mengangguk dan tersenyum tipis lalu berbisik ke telinga si polisi, “ketahuilah, uang suap yang Phillip berikan kepada kalian tak akan cukup untuk membiayai pengobatan kalian nanti. Cepat hubungi Phillip, minta uang lebih banyak lagi atau kalian akan menyesal.”“Ha ha, kau kira kami ini anak kecil yang bisa kau takut-takuti seperti itu? Asal kau tahu saja, uang yang Phillip sumbangkan kepada kami bahkan lebih dari cukup untuk membeli gedung rumah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 33

Sore hari, seorang sipir sedang berjalan santai menuju ke sel tahanan milik Calvin Reed. Ia sudah menyiapkan ponselnya untuk merekam keadaan terbaru dari Calvin Reed yang menurutnya pasti sudah babak belur dihajar narapidana yang lain.Senyum sipir itu mengembang mengingat Phillip Miller telah menjanjikan sejumlah bonus jika ia berhasil membuat Calvin Reed babak belur. Tentu saja, menurutnya misi tersebut bukanlah misi sulit mengingat sipir tersebut juga telah memasukkan Calvin ke dalam sel tahanan yang dihuni oleh narapidana dengan kekuatan bela diri yang tinggi.“Akan lebih baik aku melakukan video call langsung kepada Mr. Miller. Dengan begitu dia akan semakin puas melihat keadaan Calvin Reed!” batin si sipir seraya memencet nomor telepon Phillip Miller guna melakukan panggilan video.Video Call terhubung…“Halo, Mr. Hudson, apakah ada kabar terbaru tentang Calvin?” tanya Phillip Miller tak sabar. Dalam hati ia berharap Calvin mengalami gegar otak dan hilang ingatan.Lewis Hudson,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 34

“Davis Moore?” Dahlia sedikit terkejut dengan kedatangan Davis yang tiba-tiba.Davis tersenyum membalas keterkejutan di wajah Dahlia. Nyatanya, kedatangannya di mansion Edward Miller bukanlah hal yang tiba-tiba. Hal itu tampak kian jelas saat Phillip dan Davis tak sengaja saling tersenyum satu sama lain, menandakan ada sesuatu yang mereka sembunyikan rapat-rapat.Davis berjalan terburu-buru mendekati Dahlia. Ia ingin terlihat sebagai sosok pria yang baik hati dan peduli di mata Dahlia, perempuan yang masih selalu menjadi sosok tercantik di hatinya.“Dahlia, aku tak sengaja mendengar percakapan kalian dengan Mr. Miller barusan. Aku sangat mengenal sifat kaku Lady Rebecca, jadi, sebelum semuanya menjadi semakin rumit, kurasa kalian memang harus meninggalkan mansion ini,” ucap Davis dengan empati yang dibuat-buat.Edward Miller menggeleng lesu. “Kami tak memiliki tempat tinggal lagi. Ibu telah membekukan rekening kami hari ini, dan uang cash kami juga sudah disita oleh orang-orang suruha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 35

“Keputusan yang sangat bijak, Dahlia!” pekik Davis Moore dengan nada ceria, hampir seperti seorang guru yang memuji muridnya. Ia bertepuk tangan pelan, bibirnya melengkung lebar, menampakkan deretan gigi putihnya yang terawat rapi. Matanya bersinar dengan kepuasan yang mendalam, seperti seorang aktor yang yakin bahwa lakon yang ia mainkan akan berakhir gemilang. Wajahnya menyiratkan kendali penuh atas situasi ini, meskipun ia menyembunyikan kegembiraan sejatinya di balik senyum yang tampak wajar. Dalam hati, ia bersorak, merasa kemenangan sudah di genggaman. Sebentar lagi, ia yakin Dahlia akan menjadi bukan hanya istrinya, tetapi juga sekutu penting dalam ambisi bisnisnya yang tak terbendung.Sementara itu, Dahlia hanya tersenyum getir. Bibirnya sedikit bergetar, dan ia menundukkan kepala, menyembunyikan kerutan kecil di keningnya yang mengungkapkan konflik batinnya. Suaranya terdengar pelan, seolah kata-kata yang keluar adalah duri yang melukai dirinya sendiri. “Aku akan segera mence
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 36

Malam itu, sekitar pukul delapan, suasana di sekitar villa terasa hening, hanya suara dedaunan yang berdesir pelan tertiup angin malam. Dahlia berdiri di beranda, menatap gelapnya malam dengan hati berdebar. Ia merapatkan jaketnya, berusaha menghalau dingin sekaligus rasa cemas yang menggigit. Dalam hatinya, ia merasa lega karena Davis Moore tiba-tiba harus menghadiri rapat di perusahaannya. Kepergian pria itu bak angin segar yang memberinya ruang untuk melaksanakan niatnya tanpa halangan.“Luna, kau sudah di depan villa? Cepat, jemput aku sekarang,” bisik Dahlia di telepon dengan suara pelan, memastikan agar tak ada yang mendengarnya.Tak lama kemudian, mobil Luna muncul di ujung jalan. Dahlia segera melangkah dengan hati-hati, sesekali menoleh ke kiri dan kanan, takut kalau-kalau Davis atau anak buahnya kembali dan menggagalkan rencananya. Saat ia masuk ke dalam mobil, Luna yang duduk di balik kemudi langsung menyambutnya dengan rentetan kata-kata tanpa jeda.“Dahlia, apa yang terja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 37

Sebelumnya, Dahlia meminta Luna agar bersedia memberinya pinjaman sebesar satu juta dollar. Hal yang membuat Luna lebih terkejut lagi adalah, Dahlia hendak memberikan uang tersebut kepada Calvin Reed. “Aku masih sulit percaya. Kau ingin memberikan satu juta dollar itu untuk suami payahmu itu? Dahlia, coba pikir, apa imbalan yang akan kau dapat setelah kau memberinya uang? TIDAK ADA!” tegas Luna lagi.Dahlia tersenyum kaku. “Justru, aku sedang membalas budi kepadanya. Luna, kau tak pernah menjadi korban pelecehan sexual, jadi kau tak pernah tahu betapa putus asanya perasaanku waktu itu, sekaligus, betapa aku merasa beruntung Calvin telah menolongku,” ucap Dahlia berkata jujur. Ia memang beranggapan jika Calvin tak segera datang menyelamatkannya, ia akan berakhir menjadi mayat setelah Raymond Wang melecehkannya.Luna menguap, memberi isyarat jika ia bosan setiap kali mendengar Dahlia membela Calvin. Bagi Luna, seheroik apapun seorang laki-laki, jika dia miskin, laki-laki tersebut tetap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 38

Davis berjalan menyusuri lorong penjara dengan langkah mantap, dinding-dinding dingin di sekitarnya seperti ikut memperkuat aura bangga yang memancar dari dirinya. Suara langkah kakinya menggema, seolah setiap langkah membawa perasaan penuh kemenangan yang ia simpan rapat-rapat selama ini. Wajahnya tampak dipenuhi senyum tipis yang sulit ditebak, campuran antara kesombongan dan rasa puas atas apa yang akan terjadi.Setelah beberapa waktu, Davis tiba di sebuah ujung lorong. Tepat di sisi kanan, terdapat sel tahanan tempat Calvin Reed ditahan. Davis berhenti sejenak, membiarkan matanya mengamati sekeliling sebelum akhirnya menatap ke dalam sel. Para narapidana lain terlihat terlelap, sementara sosok Calvin duduk santai di sebuah bangku kayu reyot. Tatapan Calvin terfokus pada jeruji besi di depannya, seperti sedang menunggu seseorang—namun jelas, Davis tahu, bukan dirinya.Davis menyunggingkan senyum lebarnya, menatap Calvin dengan penuh ejekan. Namun sebelum ia sempat membuka mulut, Ca
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 39

Setelah Calvin masuk ke dalam mobil, William Jones, dengan sikap sigap seperti biasanya, menyerahkan ponselnya yang sebelumnya sempat disita oleh polisi. Wajahnya tampak serius, namun di sela-sela itu, ada rasa lega karena akhirnya ia berhasil membebaskan bosnya. Calvin menerima ponsel itu tanpa berkata-kata, ekspresinya dingin namun penuh arti. Jari-jarinya langsung bergerak cepat membuka layar, matanya fokus mencari kontak Dahlia Miller. Seolah ia hanya memiliki satu prioritas di pikirannya.Namun, harapan Calvin pupus seketika saat layar menunjukkan bahwa nomor istrinya tidak aktif. Sebuah kerutan muncul di dahinya, dan jemarinya berhenti mengetuk layar. Ada kemungkinan yang lebih buruk menggelayut di pikirannya—Dahlia mungkin telah memblokir nomornya. Bibir Calvin mengatup rapat, tatapannya kosong beberapa saat sebelum ia menyadari adanya notifikasi pesan suara.Tanpa ragu, ia segera memutarnya. Suara lembut namun tegas milik Dahlia mengalun dari speaker ponsel, memenuhi kabin mob
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 40

Matahari pagi mulai merayap di atas langit Maplewood, menebarkan sinarnya yang lembut dan keemasan ke setiap sudut kota. Udara pagi itu terasa segar, seolah menghembuskan energi baru bagi siapa saja yang menghirupnya. Di sekitar kawasan itu, pohon maple dengan dedaunan yang mulai memerah oleh musim gugur bergoyang pelan, diterpa angin yang membawa aroma embun. Seekor tupai melompat gesit di antara cabang-cabang pohon, sesekali berhenti untuk mengawasi lingkungan sekitarnya. Semuanya tampak begitu damai, tetapi ketenangan itu segera terusik oleh sosok pria yang muncul dari salah satu villa megah.Calvin Reed keluar dari Regal Ridge Villa, mengenakan pakaian joging kasual yang terlihat sederhana tetapi tetap mencerminkan kesan berkelas. Rambutnya yang sedikit berantakan karena tidur semalam terlihat begitu kontras dengan langkahnya yang santai namun penuh kepercayaan diri. Di tangannya terdapat botol air kecil yang ia bawa sembari berlari kecil menyusuri jalan setapak di sekitar villa.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status