Malam itu, sekitar pukul delapan, suasana di sekitar villa terasa hening, hanya suara dedaunan yang berdesir pelan tertiup angin malam. Dahlia berdiri di beranda, menatap gelapnya malam dengan hati berdebar. Ia merapatkan jaketnya, berusaha menghalau dingin sekaligus rasa cemas yang menggigit. Dalam hatinya, ia merasa lega karena Davis Moore tiba-tiba harus menghadiri rapat di perusahaannya. Kepergian pria itu bak angin segar yang memberinya ruang untuk melaksanakan niatnya tanpa halangan.“Luna, kau sudah di depan villa? Cepat, jemput aku sekarang,” bisik Dahlia di telepon dengan suara pelan, memastikan agar tak ada yang mendengarnya.Tak lama kemudian, mobil Luna muncul di ujung jalan. Dahlia segera melangkah dengan hati-hati, sesekali menoleh ke kiri dan kanan, takut kalau-kalau Davis atau anak buahnya kembali dan menggagalkan rencananya. Saat ia masuk ke dalam mobil, Luna yang duduk di balik kemudi langsung menyambutnya dengan rentetan kata-kata tanpa jeda.“Dahlia, apa yang terja
Terakhir Diperbarui : 2024-12-26 Baca selengkapnya