Haris murka, tetapi sayangnya tidak bisa diluapkan saat ini juga karena pekerjaannya masih menumpuk. Jadi, Haris segera memanggil Satria ke ruangannya setelah jam makan malam. "Kenapa mabuk? Agama yang kita peluk tidak mengizinkan umatnya untuk meminum minuman alkohol, bahkan mengharamkan minuman tersebut!" Siang tadi amarahnya memang mendidih dan seolah akan menembus ubun-ubun, tapi nyata malam ini Haris hanya berbicara tegas. Satria menyunggingkan bibirnya karena dia mengetahui siapa yang melaporkannya. Lalu, dia menjawab santai, "Satria mabuk untuk melupakan sedikit kekesalan Satria pada kenyataan. Satria dijebak takdir, Satria tidak tahu apa-apa kenapa hidup Satria seperti ini!" Haris mendengarkan luapan emosi dalam jiwa putranya, kemudian bertanya dengan tenang, "Di bagian mana kenyataan yang membuat kamu kesal?" "Takdir percintaan. Satria menyukai Naura dari dulu, dari sejak kita kita kecil, tapi Satria harus menikah sama Abel karena Papa. Kita tidak berzina, Pa. Sudah beru
Terakhir Diperbarui : 2024-10-04 Baca selengkapnya