Home / Romansa / Penghangat Ranjang Pangeran Buangan / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Penghangat Ranjang Pangeran Buangan : Chapter 91 - Chapter 100

143 Chapters

Bab 91. Tamu tak diundang

Perubahan yang Elsa tunjukkan semakin hari membuat Dustin geleng-geleng kepala, seperti yang Elsa minta hari ini cukup membuat Dustin hanya bisa menghela nafas dan mencarikan barang yang Elsa minta, sudah lebih dari tiga jam Dustin berkeliling supermarket yang berbeda, tapi tidak kunjung menemukannya."Seperti apa bentuk buah Durian sebenarnya, kenapa tidak kita temukan sejak tadi?" gerutu Dustin pada supir yang juga turut membantunya."Maaf, Tuan. Saya juga baru mendengar nama buah Durian selama tiga puluh sembilan tahun hidup di New York." jawab supir pribadi Dustin.Dan entah darimana Elsa tau jenis buah bernama Durian itu, sementara Dustin saja tidak tau bentuk Durian seperti apa. Dari pencarian di internet, buah Durian itu memiliki kulit tebal dan penuh duri dengan aroma menyengat, tapi kenapa sudah berjam jam
Read more

Bab 92. Perdebatan sengit

"Akhirnya kau datang juga, Dustin. Kalau begitu langsung saja, ceraikan Elsa." perintah Kellan.Dustin mendekat, dengan lembut menarik Elsa agar duduk sebelum Dustin berbalik menatap Kellan. "Menceraikannya? Memang kau siapa bisa menyuruhku melakukan hal itu seenaknya.""Aku ayahmu,""Seorang ayah tidak pantas ikut campur pada urusan keluarga anaknya. Aku bukan anak kecil yang bisa kau atur seenaknya, aku tidak peduli apa komentarmu tentang Elsa, dia adalah wanita pilihanku dan aku tidak akan pernah menceraikannya." kata Dustin dengan tegas.Elsa yang melihat secara langsung seseorang membelanya seperti ini hanya bisa diam, apalagi orang yang Dustin lawan sekarang adalah Kellan Dawson, ayahnya sendiri. Ketika dua orang dengan sifat keras kepala yang sama bersatu, kurang
Read more

Bab 93. Kekeluargaan

Satu bulan berlalu tanpa ada gangguan dari Kellan. Sejak mengetahui Elsa hamil, Kellan tampaknya menghentikan segala upayanya untuk mengganggu Dustin. Kini, setiap kali Kellan datang ke ruangannya, ia hanya membahas pekerjaan, tidak lagi mengangkat topik-topik yang tidak diinginkan Dustin. Kehidupan Dustin seolah-olah kembali tenang, tetapi entah mengapa, rasa cemas yang tidak bisa ia jelaskan terus menghantui pikirannya.Selama satu bulan ini kemana Deon? Apa jangan-jangan pria itu sedang merencanakan sesuatu yang berbahaya? Tapi tidak, Dustin tidak pernah memberhentikan penjagaan untuk Elsa walaupun Dustin mulai membiarkan Elsa untuk aktivitas diluar ruangan.Pintu ruang kerjanya tiba-tiba terbuka, dan suara Blenda yang hangat dan akrab terdengar. "Sudah dua minggu kita tidak bertemu," katanya sambil mendekat. "Bagaimana kondisi Elsa? Aku tidak sempat menemuinya karena sibuk dengan urusan mendadak beberapa minggu terakhir.""Sangat baik, minggu ini aku dan Elsa sudah bisa memeriksak
Read more

Bab 94. Saudara memang suka bertengkar

Sebelum Dustin memutuskan untuk pergi berlibur bersama Elsa, ada satu hal yang harus dipastikan lebih dulu, operasi yang akan dijalani ibunya harus berjalan lancar. Hari ini adalah hari yang menegangkan, ketika Dustin menemani Sierra menuju ruang operasi.Meskipun Kellan juga hadir di rumah sakit, kehadirannya lebih seperti bayangan yang tidak banyak bicara. Dustin masih merasakan jejak kekesalan terhadap Kellan yang entah kenapa terus menghantuinya."Kau sudah tahu gender anakmu?" tanya Kellan tiba-tiba, tepat saat tubuh Sierra baru saja dibawa masuk ke ruang operasi.Dustin menoleh dengan tatapan penuh kecurigaan, bingung mengapa Kellan memilih waktu seperti ini untuk menanyakan hal tersebut. "Aku rasa tidak mengetahuinya lebih bagus, ini akan menjadi kejutan saat anakku nanti lahir."Kellan tidak menjawab, hanya mengangguk pelan sebelum berbalik tanpa sepatah kata pun."Meninggalkan ibu sendirian?" Dustin memanggilnya dengan nada terkejut."Untuk apa aku menunggunya? Dia akan berad
Read more

Bab 95. Rencana

Kondisi Sierra berangsur membaik setelah tiga hari berlalu sejak melakukan operasi, senyum di wajahnya sangat cantik ketika wanita itu menyadari salah satu putranya datang mendekat."Kamu Deon atau Dustin?" tanya Sierra.Dustin meletakkan bunga segar yang masih harum itu ke meja lalu menghampiri. "Aku Dustin, senang melihat ibu sudah mulai membaik." Dustin menyentuh tangan Sierra, dan wanita itu pun membelai wajah Dustin.Senyumannya yang hangat berhasil menyentuh hati Dustin, ternyata seperti ini rasanya mendapat tatapan yang begitu tulus dari wanita yang sudah melahirkannya. Dustin juga mulai menyadari satu hal, bahwa kemiripannya lebih dominan seperti Sierra ketimbang Kellan.Sierra memiliki mata hazel kecoklatan, setiap kali Sierra tersenyum membuat perasaan Dustin rasanya turut merasakan kehangatan. Apalagi saat tangan Sierra membelai wajahnya seperti sekarang, kehangatan tangan seorang ibu yang baru bisa Dustin rasakan di umur tiga puluh tahun."Aku masih tidak menyangka memilik
Read more

Bab 96. Babymoon

“Pakaian macam apa yang kau bawa ini?!” Teriakan Dustin bergema dari dalam kamar, membuyarkan ketenangan Elsa yang sedang bersantai di balkon dengan segelas jus. Elsa segera menuju ke dalam, tapi Dustin sudah mendahuluinya, keluar dari kamar dengan sesuatu di tangannya."Aku lengah sedikit, dan kau membawa baju ini? Baju macam apa yang kainnya bahkan tak menutupi tubuhmu?" serunya heran, sambil membentangkan bikini yang Elsa beli dari online shop.Ekspresi Dustin yang penuh kebingungan dan kemarahan justru terlihat lucu dimata Elsa. “Itu namanya bikini, Dustin.”“Aku tahu itu, tapi kenapa kau membawanya?”“Tentu saja untuk bermain di pantai,” jawab Elsa dengan tenang.Mata Dustin langsung menyipit, menatap tajam bikini yang ada di tangannya. Pikirannya langsung membayangkan pria-pria di pantai yang akan memandang Elsa dengan pakaian minim itu. Dengan cepat, tanpa ragu, ia membuang bikini tersebut ke tempat sampah yang ada di sebelahnya.“Dustin, apa yang kau lakukan?” protes Elsa, ter
Read more

Bab 97. Liburan

Setelah cukup lama memikirkan sesuatu yang belum pernah Dustin pikirkan, kini ia jadi bertanya tanya, di antara ia dan Deon siapa yang lahir duluan? Karena pertanyaan konyol Elsa tadi, kini Dustin juga ikut penasaran.Guyuran air shower di tutup oleh Dustin, pria itu meraih handuk dan melilitkan ke pinggangnya sebelum keluar sambil mengusap rambut dengan handuk kecil. Suasana penginapan terlihat sepi, Dustin tidak melihat keberadaan Elsa di tempat yang luas itu."Els?!" panggil Dustin.Tidak ada sahutan, tanpa sempat mengenakan bajunya, Dustin mencari dimana perempuan itu berada sampai ia menemukan keberadaan Elsa di belakang penginapan. Dari balkon Dustin melihat Elsa sedang bermain dengan seekor kucing liar."Apa yang ingin kamu makan? Aku akan pesankan untukmu," seru Dustin.Elsa mendongak, matanya bertemu dengan tatapan Dustin yang masih basah dan hanya mengenakan handuk. Dia menghela nafas pelan, lalu bangkit menghampiri Dustin setelah mencuci tangannya."Aku bukan pemilih makana
Read more

Bab 98. Semakin intens

Tidak terasa, tiga hari berlalu seperti mimpi yang manis. Liburan di tepi pantai ini terasa begitu menyenangkan bagi Elsa, meskipun gerak-geriknya sedikit terbatas oleh kehamilannya. Besok, mereka akan kembali ke New York, tetapi untuk saat ini, mereka masih bisa menikmati sisa liburan yang tenang.Elsa terbangun, matanya yang masih berat terpejam terganggu oleh sentuhan lembut yang terasa seperti alunan nada yang membangunkannya dari tidur. Saat perlahan membuka mata, pandangannya bertemu dengan senyum hangat Dustin yang sedang menatapnya penuh cinta."Selamat pagi, Babe." sapa Dustin.Elsa mengerutkan dahi dan mencoba kembali menutup mata, namun jari-jari Dustin yang nakal terus menggoda pipinya membuatnya tak bisa lagi terlelap. Dengan sedikit mendesah, Elsa bangkit dan duduk, menyadari bahwa pagi ini sudah dimulai dengan cara yang berbeda."Kamu mengganggu tidurku, Dustin," Elsa mengeluh manja.Dustin tersenyum lembut, "Sudah jam sembilan. Apa kamu mau menghabiskan liburan kita ha
Read more

Bab 99. Sisi Romantis

Seharian Elsa dan Dustin lewati dengan tawa, dari mulai kejahilan Dustin yang menceburkan Elsa ke kolam sampai ponsel Dustin yang tidak sengaja tercebur ke kolam ikan. Tidak terasa waktu liburan yang Elsa pikir akan berlangsung dengan membosankan, ternyata jauh lebih baik dari hal itu.Dustin benar-benar sangat berbeda, pria itu tidak segan menunjukkan kebahagiaan dan tawa lepas di bibirnya. Padahal semua yang mengenal Dustin juga tau betapa mengerikannya pria itu, tapi Elsa merasa perubahan Dustin benar-benar tidak pernah ia pikirkan sebelumnya.Sejak kapan monster itu menjadi bersikap begitu manis? Itu yang juga menjadi pertanyaan untuk Elsa sejauh ini."Kau tau kan kalau aku bukan pria romantis?" tanya Dustin.Elsa menoleh saat sedang mengemasi barang, besok pukul delapan mereka harus ke bandara dan pulang ke New York. "Daripada kata romantis, kau itu menyebalkan." sahut Elsa.Dustin mendekat, menyerahkan segelas jus untuk Elsa. Saat perempuan itu menerimanya, Dustin menarik lembut
Read more

Bab 100. Awal persaingan

Keesokan paginya, mau tidak mau Elsa dan Dustin harus kembali ke New York. Perjalanan ditempuh selama beberapa saat melalui darat dan udara hingga akhirnya mereka tiba di tempat tujuan. Wajah bahagia yang Elsa tunjukkan menjelaskan bahwa liburan singkat mereka berhasil membawa momen yang menyenangkan. Tapi masih ada sedikit kejutan kecil yang ingin Dustin tunjukkan, ketika mereka menuju kediaman pribadi, Elsa menyadari bahwa jalan yang mereka ambil bukan menuju apartemen."Apa jalan biasanya ditutup sampai kita menggunakan arah berlawanan?" tanya Elsa.Dustin menoleh, tapi pria itu tidak menjawab sampai akhirnya mobil yang menjemput mereka dari bandara kini berhenti di sebuah rumah minimalis. Tidak luas, tapi juga tidak kecil. Halamannya terbilang luas, jarak antara tetangga yang lain cukup berjauhan.Mobil berhenti, supir turun lebih dulu untuk membukakan pintu di sebelah Elsa. Saat turun dari kendaraan, Elsa menatap rumah di depannya. "Siapa yang tinggal disini?""Ayo masuk," Dustin
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status