Home / Romansa / Penghangat Ranjang Pangeran Buangan / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Penghangat Ranjang Pangeran Buangan : Chapter 101 - Chapter 110

143 Chapters

Bab 101. Perhatian Dustin

Di Halaman belakang, Deon mematik korek api untuk membakar rokoknya. Saat dia menawarkan sebungkus rokok untuk Dustin, tawaran Deon pun ditolak karena memang Dustin belum pernah merokok."Selamat untuk kehamilan kekasihmu," ucap Dustin sambil menatap jauh.Deon menghembuskan asap ke udara, matanya menyipit menatap langit. "Terima kasih, dan selamat juga untukmu. Tak lama lagi, kau juga akan menjadi seorang ayah, kan?"Mendadak Dustin terkekeh geli, sampai Deon menatapnya heran. "Apa yang membuat tertawa, Dude?" tanya Deon penasaran.Dustin menoleh, menatap Deon yang menanti jawabannya."Aku cuma tak menyangka, 'jagoan' kecilmu itu ternyata masih bisa berfungsi dengan baik. Aku pikir kau tak akan pernah bisa membuat wanita mengandung anakmu," canda Dustin, "Kau tidak menyewa seseorang untuk pura-pura hamil anakmu, kan?" lanjut Dustin seenak jidatnya.Mendengar celetukan Dustin, Deon pun hanya bisa terdiam sambil menghisap rokoknya kembali. "Sialan, masih saja kau meledekku dengan kalima
Read more

Bab 102. Menyamar

Pukul dua dini hari, Elsa terbangun dengan tiba-tiba. Tangannya meraba sisi tempat tidur yang kosong, dan jantungnya berdegup kencang saat menyadari bahwa Dustin tidak ada di sampingnya. Tanpa berpikir panjang, Elsa bangkit dengan panik, mengikat rambutnya cepat-cepat, dan segera turun dari tempat tidur untuk mencari Dustin. Hatinya sedikit lega saat melihat pria itu duduk di ruangan tak jauh dari kamar mereka.Dustin tampak tenggelam dalam pekerjaan, memangku MacBook dengan wajah serius yang hanya diterangi oleh cahaya dari layarnya. Elsa berdiri di ambang pintu, memperhatikannya sejenak. Apa Dustin selalu bekerja hingga larut malam saat Elsa tertidur? Lalu kapan pria itu bisa beristirahat?Dengan lembut, Elsa menyentuh pundak Dustin dari belakang. Dustin tersentak, lalu berbalik dan menatap Elsa dengan tatapan penuh perhatian. "Apa aku membangunkanmu?" tanyanya, suaranya rendah dan penuh perhatian.Elsa menggeleng, dan tanpa berkata apa-apa, Dustin meletakkan MacBook ke meja, lalu m
Read more

Bab 103. Penyusup

Niat licik Deon tak bertahan lama. Kehadiran pelayan yang dikirim oleh Dustin untuk membersihkan rumah membuat Deon terpaksa mengarang alasan tentang pekerjaan mendadak, lalu ia segera pergi dengan terburu-buru.Sepanjang hari, Elsa menunggu Dustin pulang. Ketika akhirnya ia tiba, wajahnya Dustin tampak lelah, seolah-olah hari itu penuh tekanan. "Sepertinya kamu banyak pekerjaan hari ini," Elsa menerima jas yang Dustin lepaskan."Seperti yang kamu lihat, aku cukup lelah hari ini. Aku akan mandi sebentar, sebelum aku memastikan tubuhku bersih, aku tidak akan menyentuhmu." lalu tanpa banyak bicara lagi, Dustin menuju kamar.Sejenak Elsa mengerutkan kening, bukannya tadi pagi saat Dustin pulang dia mengatakan tidak punya pekerjaan hari ini? Namun detik itu juga Elsa menggeleng, mungkin saja pekerjaan yang Dustin terima dadakan sehingga pria itu tampak kelelahan seperti ini.Tak lama kemudian, Dustin turun dari lantai dua, segar setelah mandi. Ia menghampiri Elsa yang tengah bersantai di
Read more

Bab 104. Keracunan 

Kue yang tadi sempat Dustin makan langsung dia buang bahkan sebelum Elsa memakannya, Dustin tidak tau ada apa di dalam kue tersebut. Bisa saja kalau di dalamnya tercampur sesuatu yang bisa membahayakan bayinya.Satu jam setelah makan kue tersebut, Dustin tidak bisa datang ke perusahaan lagi. Perutnya nyeri hebat, meskipun sudah menelan obat tetap saja rasa nyerinya tidak kunjung menghilang.Elsa yang panik segera memapah Dustin menuju mobil agar secepatnya mereka menuju rumah sakit, dan sepanjang perjalanan, Dustin tampak menahan rasa sakitnya hingga sekujur tubuh pria itu dingin dan pucat."Kau tidak memakan kue itu tadi, kan?" tanya Dustin memastikan.Elsa menggeleng, "Aku belum sempat memakannya saat kamu membuang kue itu," jawabnya, sesekali melihat ke arah Dustin.Setelah perjalanan beberapa saat, mereka tiba di rumah sakit. Beruntungnya pihak medis yang berjaga bergerak sigap saat Elsa memapah Dustin masuk. Wajah Dustin benar-benar pucat karena menahan sakit, sementara Elsa sege
Read more

Bab 105. Bersikap gentle

Seharian berada di rumah sakit, malam hari itu juga Dustin sudah bisa pulang meskipun harus menahan nyeri yang masih tersisa. Tatapannya melihat ke arah Elsa, ia khawatir kalau posisinya sedang bekerja dan tiba-tiba saja Deon kembali datang menggunakan identitas Dustin untuk menipu Elsa.Bagaimanapun juga, saran yang Dustin berikan untuk membawa Elsa ke tempat kerja juga bukan opsi yang bagus. Elsa bisa saja kelelahan dan bosan, itu juga bisa mempengaruhi kesehatannya."Kamu harus memastikan lebih dulu setiap kali aku pulang, aku masih khawatir Deon akan muncul dan melakukan tindakan serupa."Elsa menoleh, "Apa aku langsung menghubungimu untuk memastikan?"Dustin mengangguk, dengan lemas ia duduk di sofa. Tadinya Dokter melarang Dustin untuk pulang hari ini, tapi Dustin tidak mau tinggal di rumah sakit sementara Elsa tinggal sendirian di rumah. Atau, Elsa yang menjaganya di rumah sakit sepanjang malam dengan istirahat yang tidak nyaman.__Dua hari berlalu, dan Deon tidak ada menunjuk
Read more

Bab 106. Deon berulah

Kekacauan yang Deon buat kali ini merusak nama baik Dustin, dengan tergesa-gesa Dustin mencari keberadaan Deon sekarang dan ia berhasil menemukan saudara kembarnya itu di dalam klub.Dustin semakin kesal melihat Deon yang tengah asik tertawa setelah pria itu membuatnya kehilangan proyek besar, Deon justru berpesta bersama para wanita lain. Pria itu menunjukkan seringai menyebalkan saat menyadari Dustin menghampiri."Kita kedatangan tamu yang luar biasa, saudara kembarku, Dustin. Kau mau ikut berpesta denganku?" Deon berdiri, menawarkan segelas wine untuk Dustin.Alih-alih menerima tawaran Deon, Dustin justru terpancing emosi menarik baju Deon dengan kasar. "Beraninya kau memanfaatkan posisiku untuk menggagalkan proyek incaranku," ujar Dustin.Deon meneguk wine digelasnya, "Aku hanya sedikit bermain denganmu, Dude. Setelah ini kau pasti akan mendapatkan pekerjaan yang lebih banyak lagi. Satu proyek yang lepas darimu, tidak akan membuatmu dalam masalah besar. Bukankah ayah berada di pih
Read more

Bab 107. Keputusan Rapat 

Masalah yang Dustin pikir tidak akan semakin melebar kemana-mana ternyata salah, dia yang belum terampil mengetahui pekerjaan wartawan sebenarnya masih bersikap dengan santai sampai hari ketiga setelah informasi mengenai status pendidikannya yang tidak ada, kini lebih banyak orang lagi yang menyuruhnya untuk turun dari jabatan.Tidak boleh ada pemimpin yang duduk di singgasana CEO tanpa ada gelar pendidikan, kedatangan Dustin ke New York cukup mendadak dan bagaimana bisa dalam beberapa bulan saja, Dustin sudah memiliki posisi yang begitu tinggi tanpa melewati pendidikan?Rapat para dewan petinggi perusahaan dilakukan secara mendadak, status Dustin di perusahaan memang belum disahkan karena Kellan ingin membuktikan kemampuan putranya dalam mengelola perusahaan.Namun apa yang terjadi, putranya yang lain justru membuat masalah karena merasa posisi Dustin telah merebut gelarnya."Tuan Kellan Dawson, kami tau bahwa Dustin adalah putra Anda. Namun dari apa yang kita ketahui selama ini, mes
Read more

Bab 108. Turun jabatan

Satu minggu berlalu, Dustin keluar dari perusahaan setelah statusnya sebagai CEO di perusahaan telah selesai dan digantikan oleh orang lain, tentunya bukan Deon. Beberapa karyawan yang sudah mengenal Dustin memberikan sapaan, bagaimanapun karena Dustin yang bekerja di perusahaan, kemajuan yang ditunjukkan selama kepemimpinannya diakui oleh karyawan yang bekerja dengannya.Alih-alih bersedih, Dustin justru senang karena ia tidak akan terikat kerja sepanjang hari dan bersaing dengan Deon. Tapi, mengetahui hal ini apa Blenda tidak marah? Saat keluar dari perusahaan, Dustin langsung menuju kediaman Blenda untuk memastikan sesuatu.Selama rapat keputusan minggu lalu dilakukan, Blenda sama sekali tidak menghubunginya. Entah wanita itu tau kalau Dustin diturunkan dari jabatan atau tidak, tapi kemungkinannya Blenda pasti tau.Ketika Dustin datang ke kediaman pribadi Blenda, rumah tersebut sangat sepi. Dustin juga tidak menelpon kalau dirinya akan datang, kebetulan saat Dustin akan mencari Ble
Read more

Bab 109. Perhatian Dustin

Beberapa hari berlalu dan kondisi Blenda masih sama, saat Dustin datang menjenguk bersama Elsa, Blenda masih terbaring tidak sadarkan diri dan wajah yang semakin kehilangan semangat hidup."Separah ini dia berhasil merahasiakannya dari semua orang," gumam Elsa, ia merasa prihatin melihat kondisi Blenda yang sangat memprihatinkan.Dustin menghembuskan nafas dalam-dalam, mereka tidak bertahan lama menjenguk Blenda karena khawatir akan mengganggu proses penyembuhan. Saat melewati koridor panjang, Elsa melihat bahu Dustin yang tampak lemah.Sepertinya Dustin sudah menerima keberadaan Blenda di hidupnya, atau mungkin Dustin sudah menganggap Blenda sebagai ibunya. "Apa Dokter mengatakan kalau Nyonya Lawson masih punya kesempatan bertahan lebih lama?" tanya Elsa.Dustin menggeleng, "Hanya keajaiban yang bisa menolongnya," jawabnya, karena kondisi Blenda sudah terlalu parah jika mengharapkan kesembuhan total.Saat hari mulai gelap, Dustin tampak sibuk di dapur melihat buku resep untuk membua
Read more

Bab 110. Kematian Blenda

Seperti yang asisten Blenda katakan tadi malam, pagi harinya Dustin langsung menuju rumah sakit. Dan pada saat itu ia terkejut karena asisten pribadi Belnda dan seorang perawat membantu wanita tua itu duduk di kursi roda. "Ada apa ini?" tanya Dustin heran, padahal Blenda baru saja sadar tadi malam. Mereka yang ada di ruangan itu segera menoleh bersamaan, tapi Blenda justru menyuruh asisten pribadinya untuk memasangkan rambut palsunya sementara perawat keluar dari ruangan itu. "Kondisimu belum sembuh, mau kemana menggunakan kursi roda seperti ini?" tanya Dustin karena pertanyaan sebelumnya tak ada yang menjawab. Blenda menghela nafas, "Ada yang ingin aku beritahu padamu, Dustin." lalu Blenda menoleh memberikan kode pada asistennya untuk mendorong kursi roda tersebut. "Sebaiknya kau ikut denganku," kata Blenda pada Dustin. Dengan terpaksa Dustin menurut karena dia tidak tau apa yang akan Blenda lakukan kali ini, dengan kondisinya yang sudah sangat parah, memang mau pergi kemana
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status