All Chapters of Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua: Chapter 61 - Chapter 70

99 Chapters

Suka Cita Harus Berakhir

Mata Lucas menyapu seluruh wajah Inge. Dengan rambut yang selalu tergerai, Inge kini tampak sangat berbeda dengan sosok Inge yang biasa dia lihat di sekolah. Perempuan ini menjadi terlihat lebih muda dan segar.“Inge, kamu—”“Pap, ambil gitar yuk!” Naomi sudah muncul di antara mereka. Memegang kaki Lucas dengan sedikit mengguncangkan kedua tangannya.Inge refleks menjauh dari badan Lucas, seraya menarik tangannya dari genggaman Lucas.“Mimi mau nyanyi sama Sifa, sama Reza, Pap,” kata Naomi lagi, menyebut dua teman barunya itu. “Ayo main gitar.”Lucas mengiyakan.Jadilah malam itu mereka semua bernyanyi dan menari di dekat api unggun. Sesekali dijeda makan dan menyeruput minuman hangat, serta cerita-cerita seru. Begitu asyiknya, sampai Naomi tidak merasa mengantuk meski malam telah demikian larut.Inge yang pertama kali pamit, sebab badannya sudah merasa sangat kedinginan. Mereka lalu sepakat untuk membubarkan diri.* * *Inge terkaget saat bangun, jendela besar di ujung kamar ternyat
Read more

Akibat Yang Fatal

Apakah ini tanda kandungannya bermasalah? Inge sedikit terhuyung, beruntung dia sigap berpegangan pada tembok kamar mandi. Lalu Inge duduk di closet beberapa detik, untuk menenangkan pikirannya, sekaligus meyakinkan dirinya sendiri bahwa bayinya baik-baik saja.Setelah beberapa jenak termenung, Inge keluar dari kamar mandi dengan hati-hati. Tubuhnya sedikit gemetar.Sampai di luar dia bertemu dengan Bi Yati yang membawa keranjang strawberry. Di belakangnya Pak Ali terlihat menjinjing tas pakaian yang kemarin mereka bawa ke vila.“Miss Inge pucat sekali,” komentar Bi Yati. Dia meletakkan keranjangnya. Lalu mendekati Inge. “Apa Miss sakit?”Inge menyeringai. Pikirannya menimbang sejenak, mungkin dia harus bicara tentang ketakutannya ini kepada Bi Yati. Sebagai seorang perempuan yang sudah pernah mengandung, pasti Bi Yati akan lebih tahu.“Semalam kami begadang, Bi. Sekarang rasanya saya lemas karena ngantuk.” Pada akhirnya Inge memilih untuk menyimpan soal bercak kecoklatan itu sendiri.
Read more

Interogasi Mama Helen

Lucas menghela napas. Lelaki itu menatap Inge sebentar dan menunjuk pintu. Ketika melihat Inge mengangguk, dia pun melangkah keluar.“Cepat katakan di mana, Luc.”“Ma, Inge itu sakit. Mama sabar aja nunggu sampai dia sembuh dan pulang,” sahut Lucas.Mama Helen terdengar tertawa. “Apa istrimu yang kedua ini terlalu jelek, sampai kamu takut mengenalkan dia sama mama-mu sendiri?”Lucas berdecak kesal. “Ma, Inge sedang bermasalah dengan kandungannya sekarang. Aku enggak ingin Mama membuat dia tertekan dan—”“Luc, aku ini Mama kamu ya. Kenapa jadi berpikir Mama sejahat itu?” Suara Helen tampak meninggi. Namun setelahnya perempuan tersebut tertawa lagi.Lucas menghembuskan napas dengan kasar. Berdebat dengan Mama Helen memang tidak akan pernah menang. Lucas tahu pasti, Mamanya tidak jahat, tetapi mulutnya sangat tajam jika bicara kepada orang yang dia tidak suka.“Mama tidak lama di sini, lusa Mama mau ikut pameran di Kuala Lumpur,” kata Mama Helen lagi. “Kamu tau enggak? Demi istri barumu
Read more

Helen Kavell

Helen segera melangkah keluar. Dia tidak peduli Lucas mencicit, memprotes kalimat yang baru saja dia ucapkan. Apa yang dia katakan itu memang sebuah fakta dan kebenaran. Meski pun perempuan itu cantik, tetapi dia kurus, bahkan terlalu kurus. Sungguh-sungguh mirip orang yang tidak pernah makan kenyang.Apalagi asal keluarganya yang rendahan. Apa katanya tadi? Hanya catering biasa?Firasat Helen mencium hal yang kurang wajar di sini. Ada sesuatu yang licik di aura Inge, dia dapat merasakannya saat melihat perempuan itu. Bisa saja yang terjadi sebenarnya bukan seperti yang diceritakan Lucas. Bukankah waktu itu Lucas dalam keadaan mabuk dan tidak sadarkan diri?“Kamu selalu keras sama Lucas, Sayang,” kata Edwin setelah dia berhasil menjejeri langkah Helen.“Lucas tidak ada masalah denganku, Hub,” jawab Helen santai. Dia menyebut Edward dengan panggilan sayang: hubby.“Dengan kamu membuat Inge tersudut, sama saja kamu mengasari Lucas,” timpal Edwin cepat.Helen hanya melirik. Malas sekali
Read more

Informasi Kurang Valid

“O-oh, bukan begitu maksud saya Jeng,” sahut Emma cepat-cepat. Matanya yang melebar karena kaget, menoleh kepada suaminya. Kentara sekali dia minta bantuan dari Benny untuk menghadapi emosi Helen yang tiba-tiba naik.“Yang kami maksud, pasti ada kelicikan yang dilakukan Inge sehingga Lucas terpaksa menikahinya.” Benny angkat bicara. Mencoba meredam kesalahpahaman sekaligus membela sang istri.Benny kemudian melingkarkan tangan di pinggang Emma, lalu ujung jarinya sedikit menekan di sana. Seakan dia mengingatkan kepada Emma untuk berhati-hati bicara tentang Lucas di hadapan Helen.Helen tersenyum miring. Matanya dialihkan kepada Benny. “Oh, iya, Ben, mumpung kita ketemu, aku ingin tau lebih banyak tentang Inge.”Benny mengangguk-angguk. “Jujur, Inge itu hanya seorang guru biasa jadi aku tidak pernah berhubungan langsung dengannya.”“Tapi setidaknya kamu pernah mendengar laporan, berita atau apalah tentang dia, bukan?” cecar Helen.“Eh, kita bicara di ruang santai yuk, sambil ngopi,” se
Read more

Membidik Dengan Kamera

“Siap. Kirim saja foto dan nama lengkapnya, Madam Helen,” ucap Kaisar.Ah, sial. Helen tidak tahu nama lengkap Inge, apalagi memiliki fotonya.“Oke, aku kirim secepatnya,” putus Helen. Dia segera mematikan sambungan telepon. Rasa gamang sejenak merayapi pikirannya.Helen memandang keluar jendela. Menatap bunga-bunga seruni di taman Lucas, yang terlihat cantik sekali dari tempatnya berdiri. Bermekaran dalam berbagai warna. Inilah alasannya kenapa dia selalu menginginkan kamar ini jika menginap di rumah Lucas. Apalagi di musim kemarau seperti sekarang, masa puncak seruni bermekaran.Akan tetapi saat ini Helen tidak bisa menikmati bunga-bunga tersebut dengan hati gembira, otaknya sedang berpikir keras bagaimana cara dia mendapatkan nama lengkap Inge dan fotonya. Tidak mungkin jika dia bertanya pada Benny, alasan apa yang akan dia kemukakan nanti. Apalagi kepada Lucas, sudah jelas anak kandungnya itu akan curiga.Helen melangkah, lebih dekat ke tepi jendela. Satu-satunya jalan adalah dia
Read more

Kunjungan Spesial

Inge langsung memejamkan mata untuk berpura-pura tidur.Akan tetapi detik berlalu, Inge tidak mendengar ayunan langkah mendekat atau pun ada bayang-bayang pergerakan di sekitar dirinya. Dia memicingkan mata. Menggunakan celah matanya yang hanya membuka sedikit itu, untuk fokus melihat ke arah pintu. Namun yang terlihat, pintu telah tertutup kembali.Inge membuka matanya lebih lebar sedikit, lalu mengedarkan pandangan. Sepi, tidak ada siapa-siapa. Padahal tadi jelas dia melihat sosok Lucas. Maka dari itu dia spontan berpura-pura tidur. Sebab, sesaat sebelum kembali ke rumah tadi, Lucas memang memerintahkan Inge untuk berusaha tidur. Menurut Lucas, Inge sangat memerlukan tidur, sebagai pengganti waktu istirahatnya yang terpakai untuk begadang di pesta api unggun yang baru bubar sekitar jam dua malam.Perempuan itu terkejut saat mendadak pintu terbuka. Dan kali ini Inge tidak bisa berpura-pura lagi. Pandangan matanya telah bertemu dengan mata Lucas. Namun lelaki tampan itu tersenyum, m
Read more

Kecupan Membuat Kaget

“Inge… .”Lucas gegas mengangkat meja kecil di hadapan Inge, lalu dia lipat sehingga kembali seperti nampan. Ditaruhnya di atas kursi yang tadi dia pakai untuk duduk, dengan gerakan sedikit terburu-buru.Lelaki itu pun gegas meraih bahu Inge, sedang Inge masih terisak. Kedua tangannya dia pakai untuk menutup wajah. Terlihat Inge menggeleng-geleng samar.“Maaf, Pak Lucas, maaf… ,” ucap Inge. Dia membuka tangannya, lalu mulai membuat tangannya sibuk untuk menghapus air mata.Inge mengambil napas dalam-dalam. Berusaha untuk tidak menangis lagi. Sebuah tangisan haru sebab melihat seorang Lucas, lelaki kaya raya yang menjadikan dirinya istri kedua itu, sedari tadi sibuk melayani dirinya. Lucas tampak melakukan semua itu dengan sepenuh hati. Begitu detail dan rapi.Pikiran Inge mau tidak mau jadi membandingkan perlakuan suaminya yang dulu dengan Lucas. Bagaimana Armand yang sangat dia cinta, yang padanya Inge berikan jiwa dan raganya, tetapi belum pernah melakukan hal seperti Lucas.Pernik
Read more

Bicara Pada Permulaan Malam

Lucas menghela napas sebentar, lalu keluar dan menuju ke kamarnya sendiri. Dia segera mandi. Di bawah derasnya air shower yang menimpa kepalanya, dia ingin melupakan kilasan-kilasan masa lalu tentang kehadiran Edward dalam hidupnya. Sebab hal itu berhubungan dengan kepergian papanya yang tragis.Agh! Lucas memukul tembok satu kali. Tetesan air yang semula dia percaya dapat meredam bayangan-bayangan masa lalu, justru seperti pupuk yang menyuburkan kenangan itu. Lucas pun mematikan air, dan gegas mengeringkan badannya. Dia memakai baju sembari menatap rak tempatnya menyimpan wine. Lucas mendekat, tetapi saat tangannya terulur untuk membuka rak, dia menariknya kembali. Lucas menggelengkan kepala kuat-kuat, dia sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak lagi menyentuh benda itu.Lucas berbalik, lalu merebahkan diri di ranjangnya yang besar. Dia merentangkan tangan, memandang langit-langit. Ketika dia menoleh, rak itu lagi yang dia lihat. Sejak peristiwa dengan Inge, Lucas memang me
Read more

Beri Aku Penjelasan

Lucas segera mengambil telepon genggam, tentu saja nama kontak Mamanya yang dia tuju. Jarinya sudah berada di atas layar, siap untuk menekan tombol panggilan. Namun tiba-tiba dia urungkan di detik terakhir. Lelaki yang sedang diliputi amarah tersebut, mendengkus kasar seraya menyimpan telepon genggamnya kembali.Lucas tetap duduk di kursi kemudinya, untuk menenangkan diri beberapa saat. Setelah napasnya terasa sudah teratur kembali, dia baru turun dari mobil.Langkah Lucas mantap memasuki lobby, mungkin karena sudah beranjak malam sehingga rumah sakit sudah tidak seramai tadi sore. Di pintu lift dia dihadang oleh seorang petugas keamanan, yang menanyakan kepentingannya di sini. Saat Lucas menyebutkan lantai tiga yang menjadi tujuannya, sang petugas keamanan mengajukan pertanyaan lanjutan.“Mohon maaf kamar nomor berapa, Pak?” tanya sopan.“Tiga kosong delapan,” sahut Lucas.“Mohon maaf, boleh melihat tanda pengenal Bapak, dan ada hubungan apa dengan pasien?” si petugas keamanan masih
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status