Pagi itu, udara Jakarta terasa lebih terik dari biasanya, seakan matahari sendiri ikut merasakan tekanan yang sedang melanda Anisa. Ia berdiri di balik jendela ruang kerjanya, tubuhnya kaku, seolah terperangkap dalam perenungan yang tak berujung. Pandangannya kosong, menembus kaca jendela yang memantulkan sinar matahari menyilaukan. Di luar, gedung-gedung tinggi yang menjulang menatapnya dengan dingin, permukaan kaca mereka bersinar sempurna, seolah dunia ini tidak memiliki celah. Namun di dalam hati Anisa, semuanya terasa semakin hancur, seperti sesuatu yang terus berderak di dalam dirinya tanpa bisa ia hentikan.Dengan tangan yang mulai gemetar, ia memutar kunci di meja kerjanya, suaranya nyaris tak terdengar di ruang yang hampa. Peta yang sebelumnya digunakan untuk merencanakan serangan terhadap Umbra, kini tergulung rapat di tangannya, seakan menyembunyikan segala pertanyaan yang tak terjawab. Setiap sudut ruangan terasa semakin sempit. Berita tentang aliansinya dengan pria mist
Terakhir Diperbarui : 2024-12-05 Baca selengkapnya