Semua Bab Berawal Dari Terpaksa, Berakhir Saling Mencinta: Bab 231 - Bab 240

301 Bab

Bab 231 - Mimpi Buruk

Kaila merasa sangat nyeri direlung hatinya. Ia memegang dada yang terasa begitu nyesak mendadak. Apalagi melihat kepergian Melviano dengan membuang cincin pernikahan mereka. Tanpa sadar air mata Kaila terjatuh dengan sangat deras.“Mel,” panggil Kaila dengan mata terpejam.“Sayang, hei bangun,” ucap Melviano sambil menepuk-nepuk pipi Kaila. Melviano mendengar Kaila menjerit memanggil namanya setelah itu Kaila menangis dalam tidurnya. Apa yang sedang dimimpikan Kaila hingga sampai menangis seperti itu?“Mel,” mata Kaila terbuka lebar, hal yang ia lakukan adalah memeluk suaminya langsung. Ia memeluk Melviano dengan erat bahkan sangat erat hingga seperti mencekik leher Melviano.Melviano yang melihat istrinya masih terisak dan ketakutan hanya bisa mengusap punggung Kaila naik turun untuk menenangkan hati Kaila.“Hust, tenang aja, ya. Apa yang kamu mimpikan tidak akan terjadi, semua itu hanya bunga tidur saja,&
Baca selengkapnya

Bab 232 - Sesi Curhat Ke Debi

“Lo mau tanya apaan sih?” tanya Kaila merasa tak sabar.“Lo, udah nggak virgin kan?”“Setan banget pertanyaan lo.”“Hahaha, memastikan aja sih, secara malam pertama lo aja begitu dulu,” ledek Debi.“Udah lah jangan bahas beginian, gue mau curhat bukan tanya-tanya begini, Deb.”“Oke, oke. Emang seganteng apa tuh cowok sampai buat lo klepek-klepk begitu?”“Iya, standarnya orang bule sih.”“Sama Dokter Rezvan cakep mana?”“Cakep Dokter Rezvan lah, dia tuh laki-laki baik, panutan banget. Kira-kira dia masih jomlo atau udah ada pasangan sih? minta nomor hapenya dong, Deb,” pinta Kaila sedikit merengek.“Gue nggak punya nomor Kak Rezvan. Lagian kata Doni nih, dia lagi suka sama karyawannya.”“Maksud lo?”“Kak Rezvan lagi suka sama salah satu karyawan Doni gitu, katanya sih cewe
Baca selengkapnya

Bab 233 - Introgasi

Mata Kaila sedikit membulat melihat laki-laki itu, sosok yang semalam hadir di mimpinya, sosok itu adalah Hardin, laki-laki yang tengah mengulas senyum dengan Kaila saat ini.“Har-Hardin, ada apa?” tanya Kaila sedikit terbata. Kaila mencoba menetralkan perasaannya saat ini. Nasihat yang dilontarkan Debi teringat kembali tentang jangan pernah bermain api.“Aku dapat pesan dari Alesa, kamu suruh ke apartemennya nanti sehabis kuliah.”“Aku?” tunjuk Kaila kepada dirinya sendiri.“Iya.”“Tapikan aku nggak tahu apartemen Alesa,” kata Kaila pelan.“Nanti sekalian bareng sama aku ke sananya.”Deg.Deg.DegKenapa disaat ingin menjauh justru dia semakin mendekat? Pertanda apa ini? benarkah hanya sebuah kagum semata? Atau takdir Tuhan ingin aku dan Hardin, ah ... SETAN! Gerutu Kaila dalam hati.“Tapi kenapa, Hardin? Apakah Alesa nggak masuk
Baca selengkapnya

Bab 234 - Bersama Hardin

Setelah selesai makan, mereka memutuskan bergegas untuk masuk ke kelas, hingga saat ini mereka sudah berada di kelas mengikuti jam mata kuliah. Grace dan Kaila seperti biasa akan duduk berdampingan.Kaila merasa ada yang aneh dengan hari ini, kenapa dia tidak melihat Franko? Kemana perginya laki-laki kerdus itu?“Grace,” panggil Kaila berbisik.“Hmm.”“Temanmu yang satunya kemana?”“Siapa?” tanya Grace tak paham.“Franko,” bisik Kaila kembali.“Dia sudah minggat ke kutub utara,” Grace langsung terkekeh sendiri, sebisa mungkin ia menahan tawanya agar tidak meledak. Bisa diusir dosen kalau ketahuan sedang mengobrol.“Hah, seriusan?” tanya Kaila yang masih tak percaya. Matanya menuntut penjelasan.“Hehehe, bercanda. Dia ikut pindah ke Argentina bersama orang tuanya,” jelas Grace yang langsung menatap ke depan lagi agar tidak keta
Baca selengkapnya

Bab 235 - Ngajak Aneh-Aneh

Mendengar ucapan dari Alesa membuat hati Kaila sedikit tersentil, ia merasa malu udah gede begini masih belum merasakan apa yang namanya joged-joged di kelab malam.“Oke, aku mau.” Kaila menoleh ke arah Alesa sejenak dan kembali menatap ke arah jalanan. Bibir ranumnya melengkungkan senyum tipis.“Yeeey,” teriak Alesa sangat senang.Alesa langsung menancapkan gasnya penuh, ia tidak memedulikan kondisi Kaila yang sudah berpegangan erat sambil memejamkan matanya karena merasa mual sekaligus pusing mendadak.Tak butuh waktu lama, Alesa sudah memasuki parkiran mal, ia sudah memarkirkan mobilnya dengan sangat cantik.“Selesai,” gumam Alesa sambil melepaskan tangan dari setir mobil.Oeeekk ... oeeekk.Kaila langsung merasa mual, ia langsung membuka mata dan keluar mobil dengan terburu-buru. Kaila takut nanti akan muntah di dalam mobil Alesa, bisa minta ganti rugi lebih besar nanti. Minuman yang harga murah
Baca selengkapnya

Bab 236 - Terkena Pergaulan Bebas

Saat ini Kaila diantar pulang oleh Alesa, yang awalnya Kaila menolak terus menerus namun lama-lama luluh juga dengan bujukan atau rayuan maut dari Alesa. Alesa sendiri pun kini menyetir dengan kecepatan sedang mengingat Kaila tidak bisa dibawa kebut-kebutan.“Ini kayak keong banget tahu nggak sih,” keluh Alesa yang merasa geram sendiri.“Iya sudah lah nikmati saja, daripada nanti aku muntah di mobil mewahmu ini,” sahut Kaila sambil memutarkan bola matanya jengah.“Ya, ya, aku ikuti kemauanmu. Tapi, besok janji kau harus mau clubbing,” kata Alesa menekankan agar Kaila mau clubbing.“Tapi aku harus ngomong sama suamiku? Bisa dicincang kalau dia tahu aku pergi ke kelab malam,” adu Kaila mengenaik keresahannya.“Bilang saja ada pesta ulang tahun teman, dan diwajibkan untuk menginap di rumahnya, gampangkan?” Alesa tersenyum semringah, semua idenya itu biasanya lancar jaya.“Whoa, i
Baca selengkapnya

Bab 237 - Clubbing

Bagaimana ini?" tanya Kaila merasa gugup. Hapenya terus berdering tiada henti."Kalau begitu sini biar aku aja yang angkat," pinta Alesa sambil menadahkan telapak tangan ke arah Kaila."Tidak mau, nanti kau malahan suka dengan suamiku lagi," tolak Kaila langsung."Terus ... mau angkat telepon itu? Yaudah sih terserah kau saja, atau bilang saja mau pergi ke kelab malam," usul Alesa sambil tertawa begitu renyah.Kaila melihat Alesa yang tengah menertawakan dirinya hanya bersungut kesal. Kaila langsung mencari ide agar bisa tetap mengangkat video call suaminya. "Antarkan aku ke toilet, cepat," pinta Kaila."Mau apa ke toilet?" tanya Alesa kebingungan, ia hanya memutarkan bola matanya jengah."Mau bilang kalau aku sedang sakit perut," ajak Kaila menarik tangan Alesa.Dengan sangat terpaksa, Alesa langsung mengikuti langkah kaki Kaila. "Ini toilet arahnya ke mana?" tanya Kaila."Kanan lurus terus sampai men
Baca selengkapnya

Bab 238 - Mulai Nakal

Kaila dan Alesa akhirnya sampai di sebuah apartemen tempat Alesa tinggal. Mereka dibantu oleh seorang sekuriti yang bekerja di apartemen itu.“Haduh, Nona Alesa suka sekali mabuk begini, mana bawa-bawa teman lagi,” gerutu sekuriti itu. Mau tak mau ia meminta bantuan temannya yang lain untuk membawa teman Alesa.Mereka diiring menuju ke unit apartemen Alesa, meski dalam keadaan mabuk, Alesa masih ingat pin apartemennya hingga bisa terbuka. Setelah Alesa masuk dan Kaila diletakkan di sofa oleh sekuriti itu, dengan mata sayu Alesa mengusir sekuriti itu keluar apartemen. Alesa berjalan menuju ke arah dapur untuk mengambil minuman serta obat pereda mabuk. Setelah meminum obat itu, Alesa langsung berjalan menuju kamarnya.***Kaila merasakan seluruh tubuhnya sangat sakit, kepalanya juga begitu pusing. Ia mulai mengerjap-ngerjapkan matanya perlahan.“Morning,” sapa suara laki-laki yang membuat Kaila langsung duduk dengan sangat cep
Baca selengkapnya

Bab 239 - Hukuman Istri Nakal

Kaila mencerna kata-kata Melviano yang mengatakan akan menghukumnya yang membuat dirinya menjerit-jerit. Kenapa otak Kaila justru mengarah ke adegan ranjang sih. shit!Melviano tetap santai menyetir menuju ke arah mansionnya. Ia sudah tidak sabar memberikan pelajaran kepada istrinya yang mulai berani nakal saat ini.“Hukumannya jangan berat-berat dong,” kata Kaila merayu.“Tidak berat sayang, justru akan sangat menguntungkan untuk kamu.”Tak lama, mereka sampai di sebuah mansion. Melviano langsung masuk dan menarik Kaila dengan cepat. Tangan Kaila tetap membawa paperbag satunya.“Tunggu dulu, aku kasih baju kotorku ke maid, supaya dicuci.”“Ya sudah sana, aku sudah tidak tahan soalnya.”Glek.Kaila menelan ludahnya susah payah, ia tiba-tiba saja mendadak mengeluarkan keringat dingin. Pikirannya sudah sangat parno sekali.“Ini nanti tolong dicuci yang bersih, yang wang
Baca selengkapnya

Bab 240 - Clubbing II

Saat ini mereka berempat langsung berjalan menuju ke pintu masuk kelab malam. Kaila berjalan dirangkul oleh Daren di depan. Berbeda dengan Grace dan Hero yang bersisian di belakang.“Nanti kau harus cobain minuman sampai mabuk, Dear. Biar kita semakin asyik kalau joged,” bisik Daren di samping telinga Kaila. Mendapat bisikan seperti membuat Kaila tersenyum saja.Mereka terus berjalan hingga sampai disebuah pertigaan yang menghubungkan berbagai tempat. Mata Kaila menatap ke arah jalan menuju casino, ia sangat penasaran dengan orang-orang yang bermain casino.Mereka langsung memilih salah satu meja yang kosong, Hero menyarankan untuk menyewa ruang VVIP namun ditolak Daren karena terlalu tertutup, Daren lebih suka yang ramai seperti ini. Minum sambil mendengarkan musik Dj serta melihat tampilan seksi para wanita-wanita yang berjalan kesana kemari.“Kau mau pesan apa, sugar?” tanya Daren kepada Kaila.“Samakan saja dengan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2223242526
...
31
DMCA.com Protection Status