Meski Ariana tahu pentingnya makan dengan benar agar ASI yang diproduksinya baik untuk bayi-bayinya, rasa cemasnya sulit diredam. Setiap kali memompa ASI, dia merasa terbebani oleh pertanyaan yang tak terjawab, ‘Apakah ini cukup untuk mereka?’ Rasa khawatir terus menggerogotinya, seolah tak peduli apa yang dia lakukan, itu tidak akan cukup baik.Nicholas memperhatikan Ariana yang duduk di meja makan, menyendok makanan perlahan. Matanya kosong, tatapannya tidak fokus pada apa yang ada di depannya. “Kau harus makan lebih banyak, Claire,” ucap Nicholas lembut.“Aku tahu,” jawab Ariana datar, meskipun perutnya terasa berat dan pikirannya masih terpaku pada monitor di NICU.Setiap hari, Ariana memompa ASI, menaruhnya di lemari pendingin, membawanya ke rumah sakit. Proses itu terasa seperti sebuah ritual yang hampa. “Aku merasa sia-sia, Nick,” gumamnya ketika Nicholas membawakan air hangat dan duduk di sebelahnya. “Mereka minum ASI-ku, tapi aku tidak ada di sana untuk menyusui mereka sendi
Last Updated : 2024-10-10 Read more