Home / Romansa / Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan : Chapter 21 - Chapter 30

46 Chapters

Hamil?

“Selamat, Tuan. Anda Akan Segera Menjadi Ayah,”Ucapan dokter itu bagai petir yang menyambar hati Rasyid. Ia menatap nanar ke arah istrinya. Sementara Shanum, wanita itu terpaku mendengar pernyataan dari sang dokter. “Be-berapa usia kandungannya?” tanya Rasyid. Mulut pria itu sampai bergetar saat menanyakan pertanyaan yang tidak ingin dia dengar jawabannya.“Sudah memasuki usia satu minggu, Tuan.” jawab sang dokter. Rasyid langsung memijit pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut saat mendengar jawaban itu. “Tidak! Dokter pasti salah! Saya tidak mungkin hamil, Dokter!” elak Shanum. Netranya beralih menatap Rasyid. Kecemasan melanda hatinya saat melihat tatapan Rasyid berubah padanya.“Hasil pemeriksaanku menunjukkan itu, Nyonya. Jika kau kurang yakin, kau bisa menggunakan testpack,” ucap sang Dokter. Ia membuka tasnya dan menyodorkannya sebuah alat kecil pada Shanum.Dengan cepat Shanum bangun dan menyambar testpack itu lalu berlari ke kamar mandi. Rasyid masih ingin mempercayai istrin
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more

Akui Kesalahanmu Sebelum Aku Menceraikanmu!

“Sayang sekali, Shanum. Kau bukan hanya telah mengecewakan aku. Tapi, kau juga telah membuat dirimu menjadi istri yang haram di sentuh!” Ucapan Rasyid bagai pisau yang tertancap begitu dalam di dada Shanum. Nafas wanita itu tercekat mendengarnya. “Apa maksudmu?” tanya Shanum. Suaranya terdengar bergetar. “Seorang wanita yang sedang hamil itu haram untuk di sirami laki-laki lain, Shanum! Dan aku tidak akan pernah menyentuhmu walau sudah melahirkan sekalipun!” sentak Rasyid.Tidak-tidak. Bukan ini yang di inginkan Shanum. Ia bukannya tidak ingin di sentuh oleh Rasyid, Shanum hanya memerlukan waktu.Emosi dalam diri Rasyid meluap-luap. Pria langsung pergi hendak keluar dari kamar ini. Namun, pergerakannya terhenti saat mendengar ucapan Shanum. “Aku berani bersumpah atas nama Allah, Buby! Aku tidak pernah bersetubuh dengan siapapun semenjak kita menikah!”Rasyid menoleh. Ia berjalan mendekat. Matanya terlihat memandang Shanum dengan pandangan meragukan. “Pernikahan kita sudah berjalan
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

Kali ini aku menantangmu, Zulaikha!

Rasyid meraup kasar wajahnya. Dia tidak menyangka jika lisannya bisa dengan mudah mengucapkan kata cerai. Rasa kecewa di hatinya membuat Rasyid hilang kendali. Ia memijit pelipisnya. Mencoba menenangkan diri dengan beristighfar dalam hati.“Kita pulang!” titah Rasyid lalu pergi begitu saja. Shanum terus menangis. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Pasti ada seseorang yang sengaja menjebaknya. Dan tidak ada yang bisa di curigai selain sang mertua.Ia mengusut air matanya lalu menatap tajam ke arah Ummi Zulaikha. Shanum berjalan mendekat. Telunjuk kanannya langsung menunding ke arah Ummi Zulaikha, dan melayangkan tuduhannya. “Kau?! Ini semua pasti ulahmu, kan?!”Ummi Zulaikha sedikit terkesiap mendengarnya. Namun, ia berusaha untuk tetap tenang. “Kenapa kau jadi menuduhku? Aku tidak berbuat apapun,” ucap Ummi Zulaikha. Shanum berdecih. Ia yakin tuduhannya benar. “Kau yang melakukannya! Hanya kau yang membenci aku di sini! Kau pasti sedang mencari celah untuk memisahkan aku dan Rasy
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Apa Kekasihmu Senang Mendengar Kehamilanmu?

Di sisi lain, Rasyid terlihat keluar dari mobil dan berjalan gontai memasuki masjid. Hatinya sudah sangat kalut. Pandangannya sangat gelap hingga membuat Rasyid tidak tahu harus berbuat apa. Di saat seperti itu, Rasyid sadar bahwa tidak ada yang bisa ia lakukan selain bersujud kepada Allah. Ia berdiri menghadap kiblat dengan kaki gemetar. Shalat sunnah taubat yang ia lakukan benar-benar membuat dadanya terasa sesak. Takbir yang ia gaungkan pun tidak selantang biasanya. Rasyid benar-benar merasa malu kepada Allah. Dia malu karena merasa gagal menjaga istrinya dengan baik. Ada rasa penyesalan yang menyelinap di hatinya. Ia terus berandai-andai akan kejadian ini. Andai saja dia tidak membiarkan Shanum pergi, pasti Shanum tidak sampai seperti sekarang. Andai saja ia tidak membuat sumpah konyol itu, mungkin, semuanya tidak akan seperti ini. Ia langsung beristighfar dalam shalatnya saat sadar telah meragukan jalan takdir Allah dan kehilangan fokus akan shalatnya. Ia bersuj
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

Dokter Amira Di Bakar?

Shanum mengganti pakaiannya. Ia memakai kaus yang di balut jaket kulit dengan bawahan celana Levis hitam. Jangan di tanya ia mendapatkan pakaian itu dari mana. Semua yang ia kenakan adalah milik Rasyid. Kunci motor yang sudah ia pegang pun milik suaminya. Setelah membulatkan tekadnya, Shanum langsung mengobrak-abrik isi lemari dan laci lalu mengambil barang yang ia rasa sangat di butuhkan untuk rencananya kali ini.Shanum mengikat ujung kerudungnya ke belakang. Ia memandang sebentar pantulan dirinya di cermin. Sudah lama Shanum tidak berpakaian seperti ini. Semenjak mulai bekerja di rumah bordir pada usia delapan belas tahun, Shanum harus menghentikan hobi bermain motornya. Wanita itu membuka ponselnya. Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Ia menjadi sedikit ragu. “Bagaimana jika dokter itu sudah pulang?” gumam Shanum. Shanum sedikit berpikir. Jika dokter itu sudah pulang, maka rencananya bisa berantakan.“Ah, sudahlah! Tidak ada salahnya mencoba lebih dulu,” uca
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more

Aku Pemenangnya!

“Hei, kau, wanita gila! Cepat lepaskan aku!” teriak Amira. Matanya sudah berkaca-kaca. Suaranya terdengar bergetar. Tetapi Shanum, dia tidak menggubris sama sekali. Amira meronta. Ia berusaha untuk melepaskan dirinya sendiri. Tetapi, kursi itu malah hampir terjatuh. Jantung Amira serasa ingin lepas. Jika saja kursi itu benar-benar jatuh, maka kepalanya lah yang akan lebih dulu hangus. “Aku mohon, lepaskan aku! Aku akan menuruti semua perintahmu, aku berjanji!” Amira tidak punya pilihan, ia harus memohon. “Benarkah, kau akan melakukan apapun?” tanya Shanum. Amira mengangguk cepat. “Ya, aku akan lakukan apapun. Tapi cepat lepaskan aku! Api itu ingin kembali mencoba membakarku,” ucapnya dengan suara parau. Shanum mendengus. Ide Clara ternyata cukup merepotkan. Biar bagaimanapun, Shanum tidak akan senekat itu. Percayalah, ekspresi datar yang ia tunjukkan sangat berlawanan dengan hatinya yang ikut ketakutan melihat kobaran api itu. Menurut Clara, Amira memiliki rasa takut
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

Berdamai?

“Rasyid tidak menyangka Ummi akan berbuat sangat keji pada Shanum,” ucap Rasyid. Guratan rasa kecewa terlihat jelas di wajahnya. Semua kebenaran telah terkuak. Ummi Zulaikha sudah tidak bisa mengelak lagi.Di atas brankar, Shanum tersenyum miring. Ia sangat senang melihat Rasyid tidak ingin mendengarkan satupun pembelaan dari Ummi Zulaikha. Pandangan Rasyid beralih. Ada rasa bersalah yang begitu nampak saat Shanum bertatapan dengan manik biru itu.Rasyid berlutut di samping brankar Shanum dan menggenggam erat tangan cantik itu. “Shanum, a-aku tahu kesalahanku sangat besar. Tidak. Aku sangat bodoh.”“Aku telah berbuat sangat kasar padamu. Bahkan, aku telah menuduhmu berselingkuh dariku.” “Ta-tapi ternyata, ini semua hanyalah karangan yang sengaja di buat oleh Ummi,” ucap Rasyid. Di akhir kalimatnya, Rasyid sempat melirik tajam ke arah Ummi Zulaikha lalu kembali menatap Shanum.“Jika bisa, tolong maafkan aku, Shanum.” Rasyid memohon dengan lirih. Pandangannya seketika tertunduk. I
last updateLast Updated : 2024-07-18
Read more

Terlalu Terlena

“Ta-tapi, ini masih pagi, Buby.” sahut Shanum. Rasa gugup sekaligus malu mulai menguasai dirinya, apalagi, di saat Rasyid mengigit pelan daun telinganya. “Tidak ada peraturan waktu untuk melakukannya, kan?” tanya Rasyid. Suaranya masih terdengar berbisik. Deru nafas Rasyid yang berhembus di lehernya masih bisa di rasakan dengan jelas oleh Shanum.“Ba-bagaimana jika Ummi dengar?” Shanum balik bertanya. Kulit wajahnya telah berganti warna menjadi merah padam. Rasyid langsung menatap Shanum dengan mata yang menyipit. “Apa yang akan Ummi dengar?” tanya Rasyid.Nada bicaranya terdengar seperti sedang mencurigai Shanum yang sudah membayangkan permainan cinta mereka. Shanum spontan menyembunyikan wajahnya di balik telapak tangan. Ia sangat malu karena merasa telah di pergoki oleh Rasyid.Rasyid hanya bisa terkekeh geli melihat tingkah Shanum. Ia semakin mengeratkan pelukannya, lalu, menyingkirkan tangan yang menutupi wajah cantik itu. “Jangan khawatir, Ummi tidak akan mendengar apapun.
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more

Gara-gara Kissmark

“A-apa Syekh baru saja melihat ini?” tanya Rasyid dengan ekspresi memelas. Ummi Zulaikha hanya mengangguk. Pria itu langsung menutup wajahnya dengan telapak tangan. Ia malu bukan kepalang. Jika saja tanda kissmark yang di buat oleh Shanum tidak di lihat oleh Syekh Abdurrahman, tentu dia akan merasa sangat bangga. Tapi, jika sudah begini kejadiannya, Rasyid malah takut untuk bertemu lagi dengan Syekh Abdurrahman.“Apa aku harus pergi ke Masjid, Ummi?” tanya Rasyid. Ingin sekali rasanya Ummi Zulaikha tertawa saat mendengar pertanyaan Rasyid.Sebab, pertanyaan itu membuat Rasyid terkesan seperti anak kecil yang sedang malas pergi ke Masjid. “Ummi rasa harus. Kau sudah tidak datang ke rumah Syekh, jangan buat dia semakin kecewa karena ketidakhadiranmu di Masjid,” jawab Ummi Zulaikha sambil terus tersenyum.Wanita tua itu terkekeh ketika melihat anaknya semakin lesu. Langkah Rasyid menjadi sangat lambat, ia seolah sedang mengulur waktu untuk pergi ke Masjid. Saat sampai di dalam kama
last updateLast Updated : 2024-07-20
Read more

Zulfah

“Jadi, kalian sudah saling mengenal? Dan, apakah kau adalah pria yang sering di ceritakan Zulfah padaku?” tanya Syeikha Salimah.Zulfah mengangguk antusias. “Iya, Ummi. Dia adalah pria itu. Aku tidak menyangka ini, ternyata dia adalah murid Abi,” jawab Zulfah. Wajahnya langsung memancarkan aura kebahagiaan dengan rona merah yang membuat kecantikannya semakin bertambah.“Apa yang sering kau ceritakan?” Syekh Abdurrahman terlihat penasaran. Pasalnya, ekspresi kebahagiaan yang di pancarkan oleh Zulfah sangat berbanding terbalik dengan ekspresi yang di tunjukkan Rasyid. Pria itu terlihat sangat gugup dengan kepala yang terus tertunduk.Zulfah tersenyum malu-malu. “Ummi, tolong jelaskan pada Abi,” Zulfah meminta dengan manja. Syeikha Salimah terkekeh melihatnya. Matanya bergerak menatap sang puteri dan Rasyid secara bergantian. Lalu, menatap suaminya dengan senyum mengembang. “Seperti yang Abi tahu, Zulfah melanjutkan pendidikan kuliah tingkat magister nya di Mesir.” “Di sana, Zulfah
last updateLast Updated : 2024-07-21
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status