“Aw! Aw! Sakit, Sayang.” Rasyid mengaduh sambil menggerakkan pinggangnya ke kanan dan ke kiri menghindar dari cubitan Shanum. Rasyid menepikan motornya lalu berhenti dan menoleh ke arah Shanum.“Kamu suka, kan, di deketin banyak perempuan kayak tadi? Oh! Atau, jangan-jangan tadi pulang lama karena ngobrol sama perempuan dulu ya?! Mangaku deh!” tuduh Shanum. “Astagfirullah, su'udzon itu tidak baik, Sayangku. Apalagi sama suami sendiri,” ucap Rasyid sambil menangkup wajah Shanum.“Terus tadi ngapain aja? Kok lama pulangnya?” tanya Shanum. Mata wanita itu menyipit seolah sedang menyelidik Rasyid dengan teliti. “Tadi aku bantu bersihkan halaman masjid. Marbotnya sedang sakit, jadi masjidnya sedikit tidak terurus.” “Apalagi tadi pagi di pakai untuk tempat pengajian, sampah plastik banyak berserakan di sana,” jawab Rasyid sejujur mungkin.“Beneran?” tanya Shanum memastikan. “Benar, tidak ada kebohongan. Sama seperti cinta aku sama kamu,” jawab Rasyid.Wajahnya tampannya terlihat semakin
Last Updated : 2024-07-04 Read more