Home / Romansa / Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Mendadak Jadi Istri Kyai Tampan : Chapter 11 - Chapter 20

46 Chapters

Aku, Suamimu!

“Tidak-tidak. Dia pasti hanya membual. Walaupun dia menyusulku, aku yakin dia tidak akan tahan dengan kost yang aku tempati,” Shanum membatin. Merasa ucapan Rasyid hanya sebuah bualan belaka, Shanum akhirnya hanya mengibas-ngibaskan tangannya lalu melenggang pergi menuju kerumunan para jama'ah.“Kau yang telah menantang aku, jadi bersiaplah, Shanum.” Rasyid tersenyum. Dia sangat bersyukur bisa kembali bertemu dengan istrinya. Doa dan ikhtiar nya selama ini akhirnya membuahkan hasil. Dengan kuasa-Nya, Allah kembali mempertemukan mereka sama seperti pada awal pertemuan keduanya. Dalam ketidak sengajaan dan acara pengajian.“Alhamdulillah,” pria itu mengusap wajahnya lalu kembali menyapa para jama'ah nya. Situasi memang menjadi sedikit canggung. Sebab, mereka semua bingung ketika sang Kyai tiba-tiba menarik seorang gadis menjauh dari kerumunan.Namun, mereka semua enggan untuk bertanya. Karena khawatir akan menyinggung hati Kyai terhormat itu. Setelah acara majelis ta'lim selesai, S
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Panggil Aku Buby!

Brak! “Astagfirullahaladzim!”keduanya sama-sama terkejut. Shanum menoleh dan gegas bangun mendekati pintu. Sementara Rasyid hanya duduk dan memperhatikan wanita itu. “Tidak ada siapapun,” gumam Shanum yang keheranan. “Mungkin hanya angin,” ucap Rasyid. Shanum tidak yakin dengan pernyataan Rasyid barusan. Jika angin, bagaimana bisa terbanting begitu kencang seperti ada seseorang yang sengaja membantingnya? Wanita itu menautkan alisnya saat melihat Rasyid mulai mengeluarkan pakaian dari dalam tasnya. Mata Shanum melebar ketika Rasyid berjalan mendekati lemarinya dan hendak membuka lemari kecil itu. Ini tidak bisa di biarkan, Rasyid tidak boleh membuka lemari itu. “Stop! Kyai mau apa?” Shanum menghadang langkah Rasyid mendekati lemarinya itu. “Aku ingin merapikan bajuku,” jawab Rasyid santai. Shanum sedikit melongo. Dia tidak percaya jika Rasyid benar-benar ingin tinggal di sini bersamanya. “Kyai, kamarku seperti ini. Apa kau yakin?” Shanum berharap jawaban dari pertanyaa
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Ujian Iman

Laki-laki mana yang tidak tergoda ketika melihat dari dekat wajah cantik seorang wanita?Apalagi jika bulu matanya lentik, bola matanya yang besar, hidung mancung, rahang tegas yang terpahat sempurna, serta bibir merah merona bak buah Cherry. Pemandangan itu membuat iman Rasyid terguncang. Apalagi, bibir ini sudah dia cicipi sebelumnya. Rasa penasaran dan ingin lagi semakin membara dalam diri pria tersebut. Shanum terus meronta. Tetapi tenaga pria yang memeluknya ini jauh lebih besar.Shanum tidak memiliki pilihan, dia tidak mau kembali terbuai. Wanita itu menutup matanya lalu menggigit bibir Rasyid hingga membuat sang empunya mendesis. Merasa Rasyid sedang lengah, gegas Shanum mendorong tubuh Rasyid dan berlari ke sudut kamar menjauhi sang Kyai yang masih mengelap sudut bibirnya dengan jempol.“Dasar Kyai mesum! Penipu! Pembohong! Kurang ajar! Sialan! Aku benci kau!” Shanum terus mengumpat. Dia begitu kesal karena merasa telah di tipu dengan syarat yang di buat oleh Rasyid. Shanu
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Kyai Genit!

Shanum menatap ke arah jam dinding. Ini sudah pukul dua siang, tetapi Rasyid belum kembali dari Masjid. “Tidak mungkin kan kalau dia di minta ceramah dadakan di masjid? Tapi kok lama banget?”Shanum bergumam. Wajahnya tampak sedikit cemas.Tidak lama dari itu, pintu kost-nya di ketuk dan terdengar suara Rasyid mengucap salam. Shanum gegas membukakan pintu dengan ekspresi cemberut. “Dari mana aja?” tanya Shanum sambil menatap sinis.“Wah, aku baru tahu kalau istri aku galak.” Rasyid sedikit mengejek Shanum sambil tersenyum. “Ck! Aku sedang tidak bercanda, Buby!” Shanum bersungut. Bahkan, wanita ini sedikit menggoyangkan dagunya karena kesal.Rasyid terkekeh melihatnya. Shanum lebih mirip seperti anak kecil yang sedang merajuk sekarang. “Yaudah, aku di bolehin masuk nggak nih? Salam aku juga belum di jawab tadi,” ucap Rasyid. “Waalaikumsalam, ya, masuk!” dengan kesal Shanum mempersilahkan Rasyid masuk. Sementara dia sendiri langsung duduk di tepi kasur.Rasyid duduk di sebelah Shanu
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Rasyid Vs Raka

“Aw! Aw! Sakit, Sayang.” Rasyid mengaduh sambil menggerakkan pinggangnya ke kanan dan ke kiri menghindar dari cubitan Shanum. Rasyid menepikan motornya lalu berhenti dan menoleh ke arah Shanum.“Kamu suka, kan, di deketin banyak perempuan kayak tadi? Oh! Atau, jangan-jangan tadi pulang lama karena ngobrol sama perempuan dulu ya?! Mangaku deh!” tuduh Shanum. “Astagfirullah, su'udzon itu tidak baik, Sayangku. Apalagi sama suami sendiri,” ucap Rasyid sambil menangkup wajah Shanum.“Terus tadi ngapain aja? Kok lama pulangnya?” tanya Shanum. Mata wanita itu menyipit seolah sedang menyelidik Rasyid dengan teliti. “Tadi aku bantu bersihkan halaman masjid. Marbotnya sedang sakit, jadi masjidnya sedikit tidak terurus.” “Apalagi tadi pagi di pakai untuk tempat pengajian, sampah plastik banyak berserakan di sana,” jawab Rasyid sejujur mungkin.“Beneran?” tanya Shanum memastikan. “Benar, tidak ada kebohongan. Sama seperti cinta aku sama kamu,” jawab Rasyid.Wajahnya tampannya terlihat semakin
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

Di Gerebek

Malam telah tiba. Salat isya kali ini Rasyid memutuskan untuk salat di kost bersama Shanum. “Udah siap?” tanya Rasyid ketika melihat Shanum sudah siap dengan mukenahnya. Shanum mengangguk.Lantunan surah Al-Fatihah dan surah pendek yang di bacakan oleh Rasyid terdengar begitu merdu. Shanum sampai pangling saat mendengarnya.Namun, setelahnya, Shanum bisa salat dengan sangat khusyuk. Hatinya terasa begitu sejuk mendengar setiap surah yang di bacakan oleh Rasyid.Setelah selesai salat, Rasyid berbalik mendekati Shanum lalu membacakan doa di ubun-ubun nya. Entah kenapa Shanum meremang saat mendengar suara bisikan Rasyid yang berada di kepalanya.Pria itu menangkup wajah Shanum lalu mencuri kecupan di kedua pipi dan dahi Shanum. Saat hendak mengecup bibir Shanum, wanita itu langsung menahan bibir Rasyid dengan telapak tangannya. “Jangan modus deh!” kesal Shanum. Tatapannya terlihat begitu sinis pada Rasyid.Rasyid tersenyum. Shanum terlihat sangat menggemaskan jika sedang marah. Hal i
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Shanum, Ummi Mohon, Pulanglah.

Semenjak hinaan yang di berikan oleh Ummi Zulaikha, Shanum memang sedikit lebih sensitif jika kembali mendengar hal semacam itu. Ia bisa mengalami serangan panik attack saat itu juga.Hal itulah yang membuat Shanum tidak berbicara apapun saat mendapatkan tuduhan tersebut. Padahal, Shanum terlihat seperti sosok wanita yang terkesan angkuh jika di lihat dari luar. Nyatanya, dia hanyalah wanita pemilik hati rapuh yang mudah hancur.Helaan nafas terdengar dari Rasyid. Pria itu bingung harus bagaimana lagi. Shanum terus menangis. Segala tawaran sudah di berikan olehnya. Mulai dari mengajak pulang ke rumah, menyewa apartemen, sampai mengajak membeli rumah sendiri.Semuanya di tolak oleh Shanum. Jika di tanya ingin apa, maka jawaban shanum adalah, tidak ingin di kost ini lagi.“Jangan membuat aku bingung, Shanum. Cobalah terima salah satu tawaranku. Atau, katakan, apa yang kamu mau?” ujar Rasyid. Lagi lagi Shanum tidak menjawab. Wanita itu hanya diam tertunduk sambil memilin ujung jilbab
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Kedatangan Shanum

Shanum langsung membekap mulutnya. Ia tidak percaya jika yang berbicara di sambungan telepon itu adalah Ummi Zulaikha. “Jika bisa, pulanglah besok pagi. Ummi akan menyambutmu,” suara Ummi Zulaikha kembali terdengar.Shanum semakin terpaku. Ini mustahil. Rasyid terlihat begitu penasaran saat melihat reaksi Shanum. Ia sedikit khawatir jika sang ibu telah berbicara macam-macam pada istrinya.Segera ia ambil kembali ponselnya. “Ummi bilang apa sama Shanum?” tanya Rasyid. Nada bicaranya terkesan menuduh sang ibu. “Ummi meminta Shanum untuk ikut pulang sama kamu. Kenapa? Salah?” jawab Ummi Zulaikha. Dari suara yang terdengar, sepertinya Ummi Zulaikha merasa sedikit kesal.Rasyid cukup terkejut mendengarnya. Namun, sejurus kemudian, senyum bahagia terukir di bibirnya. Hatinya langsung bersyukur karena Ummi Zulaikha sudah mau berdamai dengan menantunya sendiri.“Tidak, Ummi. Malah Rasyid sangat berterimakasih karena Ummi sudah mau menerima Shanum,” ujar Rasyid bahagia. “Ya, mintalah agar
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

Rasyid Romantis, Ummi Zulaikha Kritis

“Kita sampai,” ucap Rasyid. Pria itu menurunkan Shanum dari gendongannya, lalu tersenyum menatap wajah padam istrinya. Shanum melirik sinis ke arah Rasyid sambil berdecak sebal. Andai saja Ummi Zulaikha tidak ada di sini, mungkin Shanum sudah mencakar wajah itu. “Jangan lihatin aku aja, Sayang. Aku tahu kok aku mempesona. Tapi, Ummi udah nungguin tuh,” ucap Rasyid dengan percaya diri saat Shanum terus menatapnya. Shanum kembali berdecak. Malas sekali meladeni Rasyid sekarang. Netranya segera beralih menatap Ummi Zulaikha. Seketika kegugupan melanda dirinya. “A-assalamu'alaikum, Ummi.” ucap Shanum sambil mencium punggung tangan Ummi Zulaikha. “Waalaikumsalam,” jawab Ummi Zulaikha. Dengan segan Ummi Zulaikha memeluk Shanum. Pelukan itu pun tidak berlangsung lama. Ummi Zulaikha langsung melepas pelukannya lalu beralih pada Rasyid. Ibu dan anak itu saling berpelukan. Shanum dapat melihat Ummi Zulaikha begitu menyayangi Rasyid. Terlihat dari caranya memeluk erat Rasyid lalu men
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

Menantu Rasa Pembantu

Mata Shanum sedikit melebar mendengarnya. “Semuanya? Maksud Ummi?” tanya Shanum sedikit bingung. Tidak mungkin,kan, jika dia membersihkan seluruh bagian rumah besar ini? “Ck! Begitu saja tidak paham! Kamu aku tugaskan untuk membersihkan seluruh rumah ini!”“Kau bisa membersihkan satu persatu ataupun sekaligus aku tidak peduli!”“Jika sudah, kamu setrika pakaian di kamar belakang!” ucap Ummi Zulaikha, ketus. Setelah berkata demikian, Ummi Zulaikha langsung meninggalkan Shanum. Shanum menghela nafas. Rumah ini sangat besar. Tapi, ia rasa, tidak ada gunanya mengeluh. “Sepertinya hari ini aku hanya bisa membersihkan satu lantai rumah ini,” gumam Shanum. Wanita itu berjalan menghampiri Ummi Zulaikha yang sedang duduk di sofa sambil membaca kitab kuning. “Ummi, jika hari ini aku hanya membersihkan lantai dasar apa boleh?” tanya Shanum. Ummi Zulaikha hanya berdehem sambil mengibaskan tangannya sebagai isyarat agar Shanum segera pergi. Wanita itu menurut. Shanum langsung kembali ke
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status