Setelah berminggu-minggu tenggelam dalam buku harian ibunya dan terjebak dalam kenangan masa kecil, Danu memutuskan untuk keluar dan menghirup udara segar. Ia melangkahkan kaki menuju warung kecil di ujung desa, tempat ia sering membeli permen saat kecil. Warung itu masih sama seperti dulu, dengan catnya yang mulai mengelupas dan aroma kopi yang khas."Danu! Kamu balik lagi?" Sapaan hangat dari Pak Budi, tetangga sebelah rumah, mengagetkan Danu. Pak Budi duduk di bangku kayu di depan warung, menyeruput kopi hitam.Danu tersenyum dan menghampiri. "Iya, Pak Budi. Sudah lama tidak pulang, banyak yang berubah di desa ini."Pak Budi mengangguk. "Memang banyak yang berubah, tapi kenangan tetap tinggal, kan?"Mereka duduk bersama dan berbincang tentang banyak hal, dari masa kecil Danu hingga kesibukannya sebagai jurnalis. Pak Budi adalah sosok yang selalu tenang dan bijaksana, membuat Danu merasa nyaman. Di sela-sela obrolan, Danu tak bisa menahan rasa penasaran yang menggelayuti pikirannya.
Baca selengkapnya