Home / Rumah Tangga / Istri kedua pilihan mertua / Kabanata 151 - Kabanata 160

Lahat ng Kabanata ng Istri kedua pilihan mertua : Kabanata 151 - Kabanata 160

170 Kabanata

Keadaan Runyam

Setelah puas bermain hingga sore, Fariska tertidur di dalam pangkuan Adam karena kelelahan. Jihan terkekeh melihat kedekatan Adam dan adik tirinya yang makin hari makin lengket seperti ayahnya sendiri. "Lucu ya, Fariska malah deketnya sama kamu," celetuk Jihan sambil mengusap lembut rambut lembut Fariska. "Padahal baru deket beberapa bulan lalu loh. Aku sama dia tuh beda delapan tahunan lebih. Dari kecil enggak pernah nyapa, megang juga. Eh, begitu aku balik langsung minta gendong." Adam terkekeh jika membayangkan hal itu lagi. Entah sejak kapan mereka berdua terlalu dekat hingga tak canggung lagi seperti sekarang. "Kamu tuh orangnya lembut kalau sama anak kecil. Makanya dia seneng dekat kamu." "Iya kayaknya. Padahal aku galak loh." Jihan kini terkekeh mendengar pengakuan Adam yang tak sesuai dengan ucapannya. Adam yang ia tahu adalah pria yang humoris dan tak pernah meninggikan suaranya. "Mana ada? Kamu kan kalau ngomong lembut banget. Bikin cewek-cewek nempel. Ups." Jihan menu
last updateHuling Na-update : 2025-01-22
Magbasa pa

Penyesalan Yang Diubah

Adam berlari mengejar brankar yang membawa tubuh ayahnya masuk ke dalam ruangan IGD sebuah rumah sakit. Ia berdiri di sebelah tirai yang tertutup dengan tangan gemetar. Dua orang suster datang membantu sang dokter yang berkali-kali memeriksa denyut nadi ayahnya. Sayup-sayup Adam mendengar mereka mengatakan bahwa denyut nadi ayahnya menghilang. Tak kuat melihatnya, Adam ke luar dari ruangan itu. Ia duduk di kursi Tungga sambil menundukkan kepala mengusap wajahnya dengan tangan. Lalu terdengar langkah seseorang yang datang mendekatinya dan berhenti tepat di hadapannya. "Adam, bagimana keadaan Abi?" tanya Bimo yang datang dengan raut wajah pucat. Adam tadi sempat memberitahu sahabat ayahnya itu. "Om..." Adam berdiri lalu memeluk Bimo. Ia menangis tersedu-sedu di pelukan sahabat ayahnya itu. "Adam takut, om. Adam takut papa pergi, om." "Apa yang terjadi sebenarnya, Adam? Bagaimana bisa, Abi tiba-tiba pingsan dengan hidung berdarah?" Adam hanya menggelengkan kepalanya. "Aku enggak tah
last updateHuling Na-update : 2025-01-23
Magbasa pa

Tak Ada Perasaan

Pagi menjelang. Adam terbangun lebih dulu dari tidurnya yang cukup nyenyak semalam. Saat membuka mata, tatapan matanya jatuh pada tubuh ayahnya yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Adam menghela napas berat. Wajah yang masih kusut karena kurang tidur diusapnya. Setelah sadar sepenuhnya, ia beranjak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Tadi malam, pak Us datang membawakan pakaian ganti dan perlengkapan mandi untuknya. Ia pikir itu Risya, ternyata bukan. Bicara soal Risya, istri ayahnya itu tidak ikut dan tidak datang ke rumah sakit untuk menemani suaminya. Entah dia takut, malu, syok atau memang sudah tak peduli lagi dengan suaminya. Adam tak peduli. "Papa sudah bangun?" sapa Adam yang baru saja ke luar dari kamar mandi. Abi mengangguk lemah. "Mau ke kamar mandi? Adam bantu yuk." Abi melirik ke arah tas dan tempat makan yang berada di atas meja. Lalu bertanya pada anaknya, "Risya semalam datang?" "Bukan. Itu dari pak Us." Abi mendengus kasar. Ia pikir,
last updateHuling Na-update : 2025-01-25
Magbasa pa

Coba-coba Main Belakang

"Ingat, waktu kamu hanya lima belas menit. Lebih dari itu, aku datangi kamar suami kamu dan—" "Iya, iya. Kamu ancam aku?" Sandy terkekeh. Di balik kacamatanya, ia menyeringai. Mantan kekasihnya itu terlihat frustasi dengan ancaman yang baru saja diberikannya. Mereka berdiri di depan gedung rumah sakit tempat Abi dirawat. Hanya melangkah ke arah lorong belakang lalu naik ke lantai lima, mereka bisa menemukan ruang rawat pria itu. Sandy bisa saja ikut naik ke atas, lalu menceritakan semuanya pada suami Risya. Tapi, rasanya itu terlalu cepat. Ia ingin sedikit bermain-main dengan wanita yang telah meninggalkannya dulu. "Sayang, kamu kok malah kasar sih? Oh, apa kamu mau aku ikut ke atas? Yah, enggak masalah sih. Palingan kamu bakalan diceraikan sama dia saat ini juga," ujar Sandy disertai kekehan. "Kamu seneng banget ya kalau aku cerai? Kamu mau balas dendam sama aku?" teriak Risya. Untung saja dia dan Sandy berada di tempat parkir, tidak ada yang mendengar pertengkaran mereka karena
last updateHuling Na-update : 2025-01-26
Magbasa pa

Langkah Awal Setelah Curiga

Kecurigaan Adam ada benarnya. Ia sudah mengunci gerak-gerik Risya sejak wanita itu masuk ke dalam ruangan ayahnya. Wajah Risya terlihat kaku dan pucat seperti baru saja melihat hantu. Apalagi saat sedang bicara dengan Abi, matanya terus menerus melirik arloji dan yang paling mencurigakan, wajahnya kembali pucat saat menerima panggilan telepon entah dari siapa. Adam itu memiliki insting yang kuat dan terbukti semua yang ia curigai jadi kenyataan. Dengan tenang, Adam berdiri mengintai Risya yang berjalan tenang menghampiri seseorang di pelataran parkir rumah sakit. Seorang pria yang mungkin umurnya diatas 35 tahun. Adam tak pernah melihatnya sama sekali. Adam berjalan mengendap-endap mengikuti langkah Risya. Sedikit pertengkaran di awal, pria itu marah lalu menyeret Risya masuk ke dalam mobil sambil menunjuk-nunjuknya. Ada kata-kata kotor yang Adam dengar dari kejauhan. Risya menangis tapi Adam tak peduli. Adam mengambil foto dari arah yang cukup dekat, balik tembok besar diantara mo
last updateHuling Na-update : 2025-01-27
Magbasa pa

Bukti Selingkuh

Risya terbangun dengan pening di kepalanya. Entah sudah berapa jam dirinya tertidur, rasanya ia telah lupa apa saja yang telah dilakukannya sebelum ini. Matanya melirik ke sekelilingnya. Kamar yang saat ini ditempatinya bukanlah kamar miliknya. Entah ini berada di mana. "Sudah bangun?" suara Sandy membuat Risya tersentak kaget. Matanya terbelalak melihat pria itu berdiri di depan pintu kamar dengan bibir tersungging dan sebuah minuman di tangannya. "Minum dulu, kamu pasti haus." Risya menghempas kasar gelas minuman yang berada di tangan Sandy hingga terjatuh ke lantai. Sandy menyeringai sambil memunguti pecahan beling yang berserakan di lantai. "Apa yang kamu lakukan sama aku? Kamu ingin menghancurkan aku? Iya?" teriak Risya dengan suara serak. Ia melempar segala benda yang berada di sampingnya. "Kamu, pria brengsek!" "Ya, aku pria brengsek. Dan itu karena kamu!" Sandy ke luar dari dalam kamar dengan wajah marah penuh emosi. Risya segera beranjak dari tempat tidur. Rasa kebas di
last updateHuling Na-update : 2025-01-30
Magbasa pa

Membuat Rencana Yang Sama

Tiga hari sudah Abi dirawat di rumah sakit. Selama itu pula, Risya hanya datang satu kali dengan drama yang dibuatnya. Tidak ada yang tahu kesibukan apa yang membuat istri Abi itu enggan pergi menemani sang suami. Abi tak peduli dengan tindak tanduk istrinya. Ia hanya ingin hidup damai tanpa ada drama apapun. "Pa, nanti siang sudah boleh pulang kalau hasil labnya bagus." Abi hanya mengangguk saja sambil menikmati sarapan paginya. Ia sudah mulai bisa duduk di atas ranjang. Kepalanya tak lagi pening. "Mama Carla ada di Jakarta sama suami dan anaknya. Papa Vian sakit parah, pa." Abi terkejut mendengar berita menyedihkan dari Carla. Sisi hatinya yang paling dalam menginginkan dirinya bertemu lagi dengan mantan istrinya itu. Ada sedikit kerinduan di sana. "Sakit apa Vian?" tanya Abi dengan nada serius. "Kurang paham. Katanya ada nyeri di punggung sama kaki. Mama Carla ke sini sama anaknya juga. Katanya sih mau sekolah juga di Jakarta." Menjelang siang hari, dokter datang ke ruang raw
last updateHuling Na-update : 2025-02-01
Magbasa pa

Ketakutan Sendiri

"Tante dari mana? Baru pulang?" Suara Adam menghentikan langkah Risya yang terlihat mengendap-endap tanpa suara. Istri ayahnya itu menoleh menatap mata Adam yang memicing ke arahnya. Adam berjalan mendekat berdiri di belakang punggung Risya yang masih diam di tempatnya. "K-kamu belum tidur?" tanya Risya dengan suara terbata-bata. Senyumnya sangat kaku saat tersungging. "Belum. Baru selesai makan malam." Adam menelisik penampilan Risya yang sedikit berantakan. Ibu tirinya itu sangat aneh beberapa hari ke belakang. Seperti ada sesuatu yang disembunyikan. "Tante tahu tidak, kalau papa pulang hari ini?" "I-iya. Tadi tante tidak bisa datang ke rumah sakit karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Kalau begitu, tante pergi ke kamar dulu ya," pamit Risya. Namun sebelum sempat ia melangkah naik ke atas tangga, suara Adam kembali membuatnya terdiam. "Oh, ada kerjaan sama yang di parkiran rumah sakit itu ya?" sindir Adam. Tangannya bersidekap di atas dada. Sambil memiringkan bibir atas
last updateHuling Na-update : 2025-02-03
Magbasa pa

Mulai Diabaikan

Dua minggu berada di rumah membuat kesehatan Abi semakin pulih seperti biasanya. Nyeri di kepalanya mulai hilang. Terakhir memeriksakan diri di rumah sakit, tekanan darahnya mulai normal. Keadaan rumah mulai tenang. Risya sudah tak lagi menantang Abi dan Adam. Karena tak ingin ada keributan, Abi lebih baik diam. Terserah apa yang akan Risya lalukan. Ia sudah tak peduli lagi dengan tingkah aneh istrinya itu. Baginya, kebahagiaan kedua anaknya adalah yang terpenting. Fariska yang dulu hanya diam dan sering menangis, kini lebih banyak tersenyum. Ia juga telah mulai bersekolah di sekolah yang sama dengan Adam dahulu. Gadis kecil itu selalu gembira menceritakan kegiatannya yang menyenangkan selama bersekolah. Abi bahagia melihatnya. Bahkan Fariska tak pernah menanyakan lagi di mana ibunya. "Ika mau main ke rumah kak Jihan. Ayo kesana, kak." Fariska merengek meminta Adam untuk mengantarkannya ke rumah Jihan. Sejak terakhir keduanya bertemu, Fariska semakin lengket dengan Jihan. Tentu sa
last updateHuling Na-update : 2025-02-04
Magbasa pa

Carla Kembali

"Fariska mau sekolah ya?" Fariska menoleh. Risya tengah berdiri di sebelahnya sambil merapikan blazer yang dikenakannya. Fariska hanya menjawabnya dengan anggukan pelan. "Mama antar ya?" Fariska melirik Adam yang tengah menyantap makan paginya. Kakak tiri Fariska itu memberi pesan lewat matanya untuk menolak ajakan ibunya. Fariska paham, ia pun menjawab pertanyaan ibunya dengan suara lembut. "Ika mau sama kakak. Papa juga ikut katanya," jawab Fariska. Ada menyunggingkan senyuman manisnya. Fariska ikut tersenyum. Risya mendecih tak suka. Sejak kedatangan Adam, Fariska tak pernah lagi mau diajaknya pergi. Gadis kecil itu juga tak mau lagi berbicara dengannya. Semakin jadi semakin jauh seperti sulit digapai. "Sama mama ya. Kan kamu jarang sekali jalan-jalan sama mama," bujuk Risya tak mau kalah. Ia sempat melihat betapa bencinya Adam lewat tatapan matanya. Adam mungkin berencana balas dendam padanya lewat Fariska. Fariska menggelengkan kepalanya. "Enggak mau." Gadis kecil itu tur
last updateHuling Na-update : 2025-02-05
Magbasa pa
PREV
1
...
121314151617
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status