Home / Rumah Tangga / Istri kedua pilihan mertua / Kabanata 131 - Kabanata 140

Lahat ng Kabanata ng Istri kedua pilihan mertua : Kabanata 131 - Kabanata 140

170 Kabanata

Hari Pernikahan Al Dan Kesya

Hari pernikahan Kesya dan Al pun tiba. Acara sakral itu dimulai sejak pagi hingga diperkirakan berakhir di malam hari. Bertempat di sebuah hotel berbintang lima terbesar di kota Jakarta, seluruh mata memandang sepasang pengantin yang terlihat sangat menawan di hari itu. Carla datang sejak pagi hari. Ia juga ikut merias Kesya untuk sentuhan akhirnya. Kesya tersenyum bahagia melihat betapa sempurnanya hari ini, hari yang sangat ia dambakan seumur hidupnya. Sementara Al, ia telah duduk di kursi mempelai yang terletak di ballroom hotel. Setelah mengucap ikrar janji suci, pria itu tersenyum lebar melihat kedatangan Kesya dari ruang ganti. Diiringi dua bocah kecil yang membawa bunga dan cincin, mereka melangkah menuju meja pelaminan tempat Al mengucapkan ikrar tadi. "Sayang, kita udah sah," Al di telinga Kesya sambil cekikikan. Kesya merasa geli, mengingat janggut tipis tak kasat mata milik Al menusuk-nusuk lehernya. "Ish, geli ah." "Tante, ini cincinnya." Tasya menyerahkan satu kotak
last updateHuling Na-update : 2024-12-28
Magbasa pa

Kebahagiaan Baru Di Balik Musibah

Setelah Abi dan Risya menghilang dari pandangan, Carla berpura-pura hendak ke belakang. Tujuannya adalah menegur Risya yang tadi sempat membisikkan sesuatu di telinga Kesya dan hampir membuatnya terjatuh. Ia terus mengekori Risya yang nampaknya sedang berjalan menuju ke toilet wanita yang terletak di samping gedung. Abi yang berdiri tak jauh dari tempat itu sempat menyipitkan matanya melihat sosok Carla berjalan mendekatinya. Abi ingin menyapanya, tapi ia urungkan. Sementara itu di dalam toilet, Risya berdiri di depan kaca wastafel sambil membenahi riasan di wajahnya. Ia tak sadar jika ada seseorang masuk berdiri di sebelahnya. Sampai akhirnya ia sadar itu adalah Carla, ia segera menaruh lipstick yang dipegangnya ke dalam tas kecil. "Hai, Carla. Apa kabar? Kamu mau touch up kan? Silakan. Jangan—" Carla menarik ujung rambut Risya. "Apa yang kamu lakukan sama Kesya?" "Auw. Ini sakit. Apa-apaan sih?" Risya meringis. Carla melepaskan tarikannya lalu menyilangkan tangannya di depan d
last updateHuling Na-update : 2024-12-30
Magbasa pa

Rencana Kepindahan

Berita bahagia itu hanya tersebar di kalangan keluarga besar Carla. Ini keputusan yang diambil oleh Vian selaku suaminya. Ia tak menginginkan siapapun mengetahui berita kehamilan sang istri karena dikhawatirkan akan membahayakan nyawanya. Apalagi, semenjak perceraiannya dengan Abi. Selama dua hari dirawat di rumah sakit, Al dan Kesya selalu datang setiap hari untuk menjenguk Carla. Hanya mereka saja, tak ada yang lain. Bahkan sahabat Carla yang lain juga tak diberitahu oleh Vian. "Rencananya, kamu mau nuntut istri Abi enggak? Karena kan tuduhan mengarah pada dia," ujar Al yang dibalas gelengan kepala oleh Vian. Suami Carla itu telah mempertimbangkan segalanya dengan matang. Jika dia menuntut Risya, semua orang pasti tahu tentang keadaan istrinya. Tidak, Vian tidak menginginkan hal itu. "Nanti ada yang tahu kalau Carla lagi hamil. Ini aja aku mau bujuk Carla supaya mau aku boyong ke Aussie," jawabnya dengan nada sedikit frustasi. "Mau bawa Carla ke Aussie? Kenapa tiba-tiba?" tanya
last updateHuling Na-update : 2024-12-30
Magbasa pa

Menghindar Dan Menghilang

"Sudah siap semuanya?" Vian menoleh ke belakang mengabsen satu persatu orang yang akan mengantarkannya ke bandara. Hanya keluarga besarnya dan Carla serta asisten rumah tangga yang selalu menemani mereka. Adam dan Tasya bergabung dengan Al dan Kesya yang juga ikut dalam penerbangan perdana mereka ke Australia. Keduanya tampak begitu senang membayangkan akan melakukan kegiatan apa saja selama di negeri kanguru itu. Sementara itu, Carla hanya menganggukkan kepalanya mendengar celotehan dua bocah kecil itu. Sesekali matanya melirik ke arah suaminya yang tengah mengabsen seluruh rombongan. "Pa, di sana ada kebun apa saja? Kata Tasya ada kebun anggur? Benar, Pa?" tanya Adam antusias. Tasya mengetahui cerita tentang kebun anggur dari sang nenek yang sering mengunjungi rumah salah satu kerabat di sana. "Iya. Banyak sekali. Nanti kita mampir ke sana." "Hore. Adam mau buah anggur banyak-banyak." Adam berseru riang. Tasya tidak bohong ternyata. Sesampainya mereka di bandara, suasana haru
last updateHuling Na-update : 2025-01-01
Magbasa pa

Sebuah Hidup Baru

"Mas!" Teriakan Risya cukup menggema di rumah besar milik Abi yang telah ditempati lebih dari sepuluh tahun itu. Wanita itu berjalan cepat menghampiri Abi yang berhenti di anak tangga pertama. Matanya mendelik, seakan ingin menerkam sang suami yang hanya diam melongo di tempatnya. "Mas, kemana semalam? Aku telpon berkali-kali tapi enggak ada respon dari kamu. Inget, anak kita sedang sakit." Risya berkacak pinggang. Bibirnya terus menerus mengeluarkan omelan yang suaranya bagaikan dengungan lebah. Abi tak menyukainya. "Kamu kan sudah tahu alasannya. Untuk apa kamu tanya?" Abi malas menanggapi kemarahan istrinya. Ia sudah tahu, anak sakit selalu dijadikan alasan oleh wanita itu jika sedang menginginkan dirinya pulang ke rumah. "Tapi kamu tahu kan, Fariska lagi sakit. Kamu kenapa—" "Fariska terus dijadikan alasan. Delapan tahun lalu juga kamu selalu menjadikan dia sebagai tameng." "Mas, aku izinkan kamu sama perempuan itu bukan berarti harus setiap hari ke rumahnya. Aku tahu, aku m
last updateHuling Na-update : 2025-01-03
Magbasa pa

Pertemuan Ayah Dan Anak

"Hari ini kamu mau pergi ke rumah papa kamu, Dam?" tanya Rayya yang kini sibuk menata meja makan. Sahabat Carla itu sangat senang memasak, pagi hari ia sudah siap menyajikan makanan untuk anggota keluarganya yang akan beraktivitas di luar rumah. "Kalau menurut tante sih, besok saja." Adam mengerutkan dahinya. Entah kenapa, larangan Rayya seperti sebuah misteri tersembunyi tentang kehidupan ayahnya. "Memangnya kenapa, tante?" "Papa kamu itu—" "Dia lagi depresi sekarang. Kami takutnya kamu dilabrak habis-habisan sama istrinya," ujar Bimo sedikit frontal. "Depresi kenapa, om? Ada sesuatu yang saya lewatkan selama pergi ke Sidney?" tanya Adam dengan wajah keheranan. Bimo dan Rayya saling berpandangan dan memberi kode satu sama lain. Adam semakin curiga dengan gerak-gerik mereka berdua. "Papa kamu, telah menikah lagi. Kita semua tidak tahu apa alasannya." Bimo menaruh sendok makan lalu mengusap mulutnya menggunakan lap makan. "Dia sekarang sudah tidak berada di kantor mama kamu." "K
last updateHuling Na-update : 2025-01-05
Magbasa pa

Datang Untuk Membalas

Setelah berbincang cukup lama, Adam dan Abi naik ke lantai dua. Adam berniat ingin tinggal di rumah ayahnya setelah dibujuk oleh Bimo dan Abi. Kata Bimo, rumah itu adalah rumahnya yang ditinggalkan oleh Carla sebelum bercerai. Adam berhak tinggal di sana, tak boleh ada yang melarang. Abi menunjukkan kamar masa kecil Adam yang masih rapi seperti saat terakhir ia meninggalkannya. Adam meraba bantal dan ranjang yang masih bersih. Meja dan lemari yang berisi pakaian serta mainan masa kecilnya tak satupun berpindah.Adam terdiam sejenak. Memorinya kembali ke masa kecil sebelum ia pindah. Ada bayangan ibu dan ayahnya tengah duduk di tepi ranjang membicarakan rencana mereka yang akan berlibur ke luar kota. Wajah ibunya terlihat jelas menggambarkan rasa bahagianya saat itu. Ayahnya pun sama. Namun semua berganti dengan pertengkaran yang terjadi saat neneknya datang membicarakan pernikahan kedua ayahnya. Adam meremat tangannya lalu berbalik menghadap ayahnya yang masih setia berdiri di bela
last updateHuling Na-update : 2025-01-07
Magbasa pa

Ancaman Baru

"Selamat pagi," sapa Adam dengan senyum cerah di bibirnya. Abi membalas sapaan anaknya dengan senyuman lebar. Belum pernah senyumnya selebar ini sejak delapan tahun lalu. "Sarapan sama papa, yuk. Ini semua makanan kesukaan kamu. Papa yang pesan semuanya sama si mbak." "Pa, nanti aku mau daftar kuliah ya. Sama Jihan dan Rayhan," ujar Adam sambil mengunyah makanannya. "Kamu butuh motor enggak? Nanti papa belikan kamu motor atau mungkin mobil buat kuliah nanti," tanya Abi. Adam melirik ke samping kanan ayahnya, ada ibu tirinya tengah memelototinya hingga matanya hampir keluar dari lubangnya. Pemuda tampan itu menyeringai. "Papa punya uang buat beli mobil? Kalau Adam sih, apa saja mau. Yah, walaupun mama Carla sudah kasih semua yang Adam butuhkan." Adam melirik sekali lagi pada wanita yang masih duduk di samping ayahnya. "Papa bisa kok belikan kamu mobil. Nanti papa mampir dealer mobil sepulang kerja. Atau, kamu mau sekalian ikut? Papa jemput kamu di kampus atau—" "Nanti aku ke kan
last updateHuling Na-update : 2025-01-08
Magbasa pa

Balik Nama

Abi benar-benar melakukan tugasnya dengan baik sebagai seorang ayah untuk Adam. Ia pergi mengantarnya ke kampus untuk melakukan pendaftaran lalu ke pabrik dan setelahnya pergi ke kantor pusat. Rencananya, Adam ingin bertemu dengan Al. Sudah lama dirinya tak berjumpa dengan om kesayangannya itu. "Selamat siang, om Al." Adam berlari menghampiri Al yang sedang menyantap makan siangnya di meja tengah ruangannya. Ada Kesya dan anaknya juga di sana, melongo kaget melihat Adam yang datang tiba-tiba. "Adam? Astaga, apa kabar kamu? Kenapa baru muncul?" Al menepuk-nepuk punggung Adam yang sudah lama tak dilihatnya sejak delapan tahun lalu ia tinggalkan di Sidney. "Om kangen sama kamu. Katanya kamu ke Jakarta lusa tapi kok tidak ada informasinya. Kamu ke sini sama siapa?" Adam menoleh ke belakang. "Sama papa, om," tunjuk Adam pada ayahnya yang datang sambil menenteng makanan yang tadi ia pesan sebelum datang ke kantor. "Oh sama Ab
last updateHuling Na-update : 2025-01-09
Magbasa pa

Adam Mulai Mengancam

"Papa kenapa menyerahkan hampir separuh lebih saham papa sama Adam?" Suasana di dalam mobil menjadi sedikit lebih tegang karena kedua ayah anak itu saling diam setelah pertemuan bersama Al tadi. Adam menampakkan wajah seriusnya yang baru kali ini ditunjukkan di depan ayahnya. Abi melirik anaknya yang masih membutuhkan jawaban atas pertanyaan yang baru saja ia layangkan kepadanya. "Papa, lebih percaya sama kamu daripada tante Risya. Semenjak kamu pergi meninggalkan papa, segalanya lebih sulit dilalui." Abi pun mulai bercerita tentang kesulitan yang ia jalani semenjak perceraiannya dengan Carla hingga terpuruknya kondisi keuangan rumah tangganya. Risya yang hidup mewah selalu saja minta dibelikan barang-barang di luar kebutuhan. Jika tidak memberikan, Abi diancam oleh paman Risya yang seorang anggota dewan. "Lalu sekarang? Papa sudah mulai berani?" tanya Adam mengerutkan dahinya. "Pamannya sudah meninggal, nenekmu sudah tak b
last updateHuling Na-update : 2025-01-10
Magbasa pa
PREV
1
...
121314151617
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status