Semua Bab Menjadi Ibu Pengganti Anak Kembar Milyuner Tampan: Bab 61 - Bab 70

89 Bab

Enyah

Rahang Jhon mengeras. Murka tergambar jelas di mukanya. "July, kau pikir pernikahan kita main-main?"Sang istri menyeringai sinis. "Lantas kalau bukan main-main, apa namanya? Jangankan upacara, cincin saja pun tak ada."Jhon menatap tak berdaya. Selama ini dia berpikir kalau Julia tak mempersoalkan semua itu. Ternyata, dia salah besar. Julia tak berbeda dengan yang lain. Dangkal dan suka drama. "Baiklah kalau itu maumu. Aku pergi dulu."Begitu daun pintu tertutup, barulah Julia merasakan kekosongan yang sakit. Seperti ada bagian dari hatinya yang tercabut. Sementara itu, tak jauh berbeda dengan istrinya, Jhon juga amat frustasi. Untuk pertama kali, dia mengemudi ugal-ugalan sampai mobil yang di belakangnya mulai membunyikan klakson berkali-kali. Tak ingin jadi korban kecerobohannya, dia menepi lalu mematikan mesin mobil. Setelahnya, menelepon seseorang yang bisa meringankan sedikit luka di hatinya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Pulang

Sementara itu, hari berjalan sangat lambat bagi Julia. Selama dirawat, dia hanya menatap langit kota yang mendung lewat jendela kamar, pada waktu senggang. Pikirannya makin was-was tatkala mengingat hubungan asmara yang kandas begitu saja setelah pertaruhan besar. Diam-diam, dia jadi meragukan keputusannya. Apakah ada yang salah dengan caranya bersikap hingga Jhon pergi begitu saja? Apakah hubungan yang kandas ini terkait dengan rasa ragu yang selalu menghimpit hidupnya? "Hai Sweety, kenapa melamun terus? Setiap kali aku datang, kau pasti sedang menatap ke luar sana."Julia memalingkan muka dan matanya bersitatap dengan Luke. Pria tampan itu datang dengan sebuket besar bunga. Setelah itu, cekatan dia mengganti bunga yang di vas, lalu mengupas sebiji jeruk sunkist dan menyuapkannya pada Julia. "Aku bisa makan sendiri," ujar Julia berusaha meraih piring namun harus meringis lantaran pedih di tangannya. "Makanya janga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Pembalasan

"Aku sudah terlalu lama di sini. Bosan betul hanya melihat tembok rumah sakit."Luke menatap skeptis. "Benarkah? Bukan karena biaya, kan?"Julia tersipu. Terkadang keterus-terangan Luke membuatnya takut. Ada orang yang tak ingin terlihat miskin meski sebenarnya sangat miskin. "Tentu saja tak kupikirkan soal biaya ketika ada yang mau membayarnya.""Maksudmu?""Yah, semua biaya rumah sakitku yang ratusan ribu dolar sudah dilunasi."Luke mengumpat pelan di bawah nafasnya. Tindakan ini bikin Julia bingung. "Kenapa kesal? Bukannya bagus kalau semua sudah dibayar?""Ehm, ya memang bagus. Hanya saja bukan aku yang membayarnya."Entah Julia harus tertawa atau marah. Tingkah Luke persis bocah yang mainannya direbut. "Sudahlah, masih banyak orang lain yang layak menerima kebaikanmu. Kalau begitu, bisa kita berangkat sekarang?""Tentu saja."Mereka berkendara beberapa saat lamanya hin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Pulanglahh...

Wilayah Pantai Timur Tengah diguncang oleh kabar penggeledahan bisnis keluarga Antonietti. Selain itu, putra sang Don, Mateo Antonietti juga ditangkap ketika sedang pesta narkoba bersama rekan-rekannya. Menyusul berita penangkapan, bukti-bukti kejahatan keluarga Antonietti yang selama ini terkubur rapat-rapat mulai muncul ke permukaan. "Akhirnya, orang-orang jahat tumbang juga," gumam Julia saat mendengar penggalan berita lewat TV di kantin kampus. "Ya, kurasa sesuatu yang besar sedang terjadi dibalik layar. Kalau tidak, mana mungkin keluarga mereka ditangkap," cetus Luke. "Entahlah, yang jelas aku senang kalau orang-orang jahat dapat ganjaran."Luke cuma mengangguk. Julia kembali fokus melanjutkan makannya seraya menonton TV. Sudah seminggu dia tinggal di sebuah kontrakan dekat kampus, dan selama itu pula tak bertemu anak-anak. Tak kuat menahan rindu, dia sering berjalan-jalan dengan Luke, walau cuma ke tempat umum: kampus,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Seperti Hantu

Julia terbelalak, terlalu kaget untuk bicara. Sebagian dirinya ingin segera berlari ke pelukan John, mengatakan betapa dirinya sangat rindu kembali ke mansion. Akan tetapi, sebagian lain menolak gagasan ini. Tak seharusnya dia bersikap terlalu murah sesudah semua perlakuan Jhon, kan?"Aku tak bisa," ujarnya memaksakan suara terdengar lebih tegas dari biasa. Jhon tak nampak kaget. Sepertinya, dia sudah menduga reaksi ini. "Tapi kau tak aman di luar. Keadaan tak baik. Pihak keamanan sedang bentrok dengan para mafia.""Apa urusannya denganku?"Rasa frustasi mulai menggerogoti Jhon. Bagaimana cara mengatakan pada istrinya bila dia terlibat dengan mafia gara-gara Jose? "Aku pernah punya masalah dengan mereka. Orang-orang jahat itu tak akan melepas siapa pun yang dekat denganku.""Tapi kita tak dekat, lagipula... sudah mau cerai."Kata singkat yang menyakitkan ini memukul perasaan Jhon telak. Ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Harlem

Pertemuan dengan Jhon dan si kembar tak membuat perasaan Julia membaik. Sebaliknya, dia makin gamang menghadapi masa depannya. Sebagai penutup hari yang kelabu, dia menulis sebuah lagi puisi, lalu mengirimnya ke situs seni. Keesokan hari, dia kembali bertemu Luke di salah satu tempat paling populer di Manhattan, Harlem Street. Adapun kunjungan mereka kemari dalam rangka penelitian, terkait budaya Afro-Amerika. "Aku tak terlambat, kan?" ujarnya seraya berjalan tergesa menghampiri rekan kuliahnya. Pria itu tengah duduk santai di salah satu coffee shop. Seorang pria berkulit gelap, yang tampaknya peranakan Afro-Amerika, duduk di depannya. "Mana mungkin seorang ratu datang terlambat, pelayannya saja yang datang kecepatan," kelakar Luke. Julia tersenyum masam. Di telinganya, kalimat ini terdengar seperti sindiran. Demi etika, dia tak memperpanjang masalah dan ikut duduk di sisi Luke. "Bro, kenalkan ini temanku Julia,"
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Cinta yang Ditolak

Luke acuh tak acuh, tetap fokus mengamati jalanan di depan sana. "Itu belum seberapa, karena aku mau menunjukkan tempat istimewa," ujarnya sesaat sebelum mendadak belok ke kiri. "Kemana? Sepertinya, tak ada yang terlalu istimewa di sini.""Kau boleh berkomentar kalau sudah sampai di sana."Akhirnya mereka terus menyusuri jalanan, hingga Luke menghentikan mobil di depan sebuah taman hiburan. Sontak Julia menggerutu. "Apa-apaan? Kau pikir aku tak pernah ke taman bermain?"Luke mengedikkan bahu, lalu menyentuh pipi Julia sekilas. "Tentu saja kau pernah. Tapi ini bukan sembarang taman. Ayo ikut aku."Lagi-lagi, Julia cuma bisa menurut dan mengikuti langkah Luke dengan gamang. Sepertinya taman bermain ini sudah terbengkalai, sebab tak tampak aktifitas apapun. Satu-satunya hal yang bikin menarik cuma sebuah rumah-rumahan yang terletak di tengah taman. Dengan sedikit tanaman serta air mancur di sisinya, r
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Keceplosan

Tim salah tingkah, namun tetap bicara sedatar mungkin. "Sejak Anda pergi, Mr Westwood meminta saya menjaga Anda."Menjaga berarti mematai-matai, kan? Biasanya Julia tak suka dikekang, tetapi tindakan suaminya kali ini, bikin perasaan haru menyeruak dari dalam. "Dasar bodoh," gumamnya tanpa sadar. "Jadi, dimana dia sekarang?""Sebenarnya beliau meminta saya merahasiakan ini, tetapi sebagai istri Anda berhak tahu." Tim mendekat ke arah Julia, dan berucap lirih, "dua hari lalu, beliau ditembak orang tak dikenal. Sekarang sedang istirahat di mansion."Jantung Julia berdegup sangat kencang. Ada yang bilang bahwa sesuatu terasa berharga saat kita kehilangan. Akan tetapi, kenapa mendengar Jhon terluka saja, hatinya sudah sakit? "Bawa aku ke mansion sekarang."Julia yang masih dirasuki berbagai pikiran, segera berkendara bersama Tim. Rasanya, sudah lama sekali dia tak bicara dengan sang penjaga. "Jadi, bag
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Perempuan Berbisa

"Ehem, baiklah aku mengkhawatirkanmu. Tapi... itu semua karena anak-anak. Bagaimana nasib mereka kalau kau tak ada lagi?"Jhon bergerak tak nyaman. Bagaimana pun, dirinya sudah janji bakal menyelesaikan berkas perceraian minggu ini. "Jadi, kenapa kau datang kemari malam-malam?" ujarnya mengalihkan perhatian. "Tim yang memintaku datang. Kalau bukan karena dia, aku tak sudi menginjakkan kaki di rumah ini."Kesedihan tergambar jelas di muka Jhon. Beberapa bulan lalu, Julia adalah pihak yang harap-harap cemas menanti jawabannya. Sekarang, posisi mereka berubah, akankah ada kesempatan untuk memperbaiki segalanya? "Ya, akan lebih baik bila kau tinggal di sini setidaknya... sampai situasi lebih baik.""Hanya sampai situasi kondusif," pungkas Julia seraya bangkit dari duduknya. "Kalau begitu, aku tidur dulu. Kau pun... istirahatlah."Tanpa menunggu jawaban Jhon, dia segera beranjak ke kamar tidurnya.Sement
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

keturunan Sundal

Dalam perjalanan menuju tempat pertemuan dengan Luke, tak sedikit pun Julia bisa fokus, sebab otaknya sibuk menerka-nerka seperti apa reaksi Jhon terhadap komentarnya tadi. Masih jelas di benaknya betapa datar raut muka Jhon saat mendengar permintaannya. Dia tak kuat menunggu respon pria itu, makanya langsung kabur sebelum Jhon sempat bilang apa-apa. Setengah jam berkendara, akhirnya Julia sampai di kafetaria langganan, yang lokasinya tak begitu jauh dari kampus. "Hai Luke, sudah lama?" sapanya ramahPria muda yang biasanya enerjik itu menatap lesu, seperti kehilangan semangat hidup. "Ada apa Luke?" tanya Julia lagi. "Lagi banyak masalah, kah?""Tak ada. Aku cuma penasaran, kemana dirimu semalam sampai tak pulang ke kontrakan.""Dari mana kau tahu? Kau memata-mataiku?"Pikiran buruk mulai menghantui Julia. Akibat tindakan Jose, dia punya trauma tersendiri terhadap sikap posesif. "Tidak, aku tak beg
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status