Semua Bab Skandal Panas sang Pewaris Dingin: Bab 191 - Bab 200

210 Bab

Matilah!

Ted mengintai bagai singa yang sedang mengunci mangsanya. Dia tahu malam ini seharusnya Diane akan keluar untuk bertemu keluarga Achilles membahas pernikahan Isa dan Keenan. Dan dia akan memanfaatkan momen itu untuk melakukan balas dendamnya.Dalam sedannya yang diparkir sedikit jauh dari gerbang kediaman keluarga Matilda, dia melihat sebuah mobil keluar dari sana. Ted menyalakan mesin, sangat yakin kalau itu adalah Diane. Dan dugaannya tepat. Saat sedan itu melintas dari sampingnya, Diane terlihat sedang berbicara lewat telepon di dalam mobil.Ted membuntuti sedan Diane dan menjaga kecepatannya agar tidak kehilangan wanita itu. Si supir tahu kalau kendaraan mereka diikuti oleh seseorang, jadi dia berkata pada Diane. “Nyonya, aku rasa sedan itu mengikuti kita dari tadi.”Diane menoleh ke belakang. Dia tidak bisa melihat siapa yang ada di dalam sedan di belakangnya, tapi karena kejadian akhir-akhir ini, dia harus benar-benar waspada. “Tambah kecepatannya,” perintah Diane.Si supir mene
Baca selengkapnya

Ada Yang Datang

Tubuh Isa perlahan lemah. Luka akibat cambuk yang mendesing di kulitnya mengucurkan banyak darah. Wajah wanita itu mulai pucat pasi, rambutnya menjuntai turun menutupi wajah pucatnya. Bukan seperti ini yang diinginkannya. Dia tidak mau mati, apalagi di tangan Keenan. Bukan! Bukan dirinya yang seharusnya mati saat ini.Seharusnya itu Emmy! Sejak dulu, wanita itu merebut segala sesuatu yang diharuskan menjadi milik Isa. Keluarga, cinta, teman. Semuanya diambil oleh Emmy. Isa hanya melakukan apa yang seharusnya dia lakukan untuk membuat perasaannya membaik. Tapi kenapa malah dirinya yang dihukum?Dia mengerang saat untaian cambuk kembali melukai kulitnya. Isa menggigit bibirnya, menolak untuk menyerah. Aku tidak akan mati, atau kalau aku mati, itu lebih baik daripada harus memohon pada mereka.“Dia memang kuat,” ejek Leo, berkacak pinggang menatap Isa dari tempat yang agak jauh. “Lihat dirinya. Dia bahkan sanggup menahan cambukan yang jumlahnya tak terhitung itu. Hanya mendengar bunyi de
Baca selengkapnya

Untuk Apa Kamu Datang?

Tidak, ini tidak nyata! Kenapa aku bisa melihat Keenan? Kenapa dia berdiri? Kenapa dia ada di depan rumah?Lily menggosok matanya dan mengintip lagi. Tapi sayangnya, hasilnya tetap sama. Pria itu adalah Keenan dan sekarang Lily yakin kalau itu bukan bayangan. Dia memang Keenan yang datang entah dengan tujuan ap. Tapi dia bisa berdiri? Sejak kapan?Lily buru-buru kembali masuk ke dalam kamar. Sekarang wajah Emmy sudah sedikit tenang, tapi Lily tidak tahu bagaimana caranya memberitahu Emmy kalau mantan suaminya yang datang mengunjunginya. Bagaimana kalau kedatangan Keenan untuk tujuan tertentu? Bagaimana kalau Isa yang memintanya datang?“Bagaimana? Siapa yang datang?” tanya Liz.Lily diam, mulutnya bak terkunci rapat. Sungguh, Lily sangat ingin memberitahu Emmy kalau yang datang adalah Keenan. Tapi dia tidak tahu tujuan Keenan, jadi dia sangat tidak bisa memberitahu Emmy. Tapi apa alasannya pada ketiganya?Tidak mungkin dia mengatakan seseorang yang sedang mencari alamat, atau kurir pe
Baca selengkapnya

Bisakah Aku Bertemu Dia?

Isa haus. Demi apa pun, dia merasakan tenggorokannya sekering gurun pasir sehingga untuk menelan ludah pun dia harus meringis kesakitan. Ludahnya kini seolah berubah menjadi gumpalan rumput berduri tajam yang akan melukai tenggorokannya.Semakin dalam malam yang dia lalui, semakin jauh pula suhu udara turun. Pakaiannya sudah compang-camping akibat bekas cambukan. Itu membuat rasa dingin langsung menusuk tubuhnya seketika. Aku bisa hipotermia kalau begini, pikir Isa.Tapi dia juga tidak mau memohon pada Josiah dan Leo yang tidur di sebuah tenda yang disediakan oleh anak buahnya. Di sekitarnya, empat orang pria besar itu terus berjalan berkeliling dan memeriksa. Josiah pasti berpesan pada mereka untuk terus mengawasi Isa di sana.Api sudah padam sejak Josiah dan Leo masuk ke tenda. Isa mencoba melirik dokter Richard yang masih tetap pada posisi seperti itu. Apakah dia sudah mati? Atau dia hanya pingsan? Saat ini, lebih baik dia mati. Jika Josiah tidak membunuhku, maka dia akan mengirimk
Baca selengkapnya

Maafkan Aku!

Emmy duduk sendirian di halaman belakang rumah Liz. Segelas teh tersaji di atas meja, roti panggang yang tadinya masih panas kini sudah mulai dingin. Emmy tahu ternyata Keenan sudah sadar tentang masalah yang melilit mereka. Dia juga mendengar teman-temannya membicarakan tentang kesehatannya, tentang Keenan yang kini bisa berjalan.Jika pria itu adalah Keenan, maka dia adalah orang yang bersamanya di makam Dorothy kemarin pagi. Kenapa Keenan tidak bicara saat itu? Dia tahu Emmy buta, tapi kenapa dia malah membiarkan Emmy begitu saja?Kenapa?Apakah dia sedang mempermainkan Emmy lagi?“Em.”Buliran bening yang sempat jatuh di wajah Emmy dihapus secepat kilat olehnya setelah mendengar suara Lily. Dia menegakkan punggung, meraba gelas teh di atas meja dan menyesapnya sedikit.“Keenan ingin bicara denganmu,” kata Lily lagi.Emmy menggenggam erat rok pendek yang dikenakannya. Untuk apa? Apakah masih ada yang mereka bicarakan?“Emmy!”Akhirnya, Emmy mendengar kembali suara yang selama ini d
Baca selengkapnya

Aku Hamil?

Liz mengendus sesuatu yang membuatnya mual pagi ini. Ketika dia di dapur, rasanya semua aroma ruangan itu membuatnya menjeluah. Saat dia pergi ke kamar, sisa aroma parfum yang disemprotkan Ivy pun membuatnya pusing. Padahal, sebelumnya Liz dan Lily selalu berebut untuk memakai parfum Ivy karena aromanya memang sangat manis.Tapi kenapa pagi ini mendadak dia merasakan semua aroma begitu membuatnya pusing? Kepalanya berat, tubuhnya pun sama beratnya. Dia malas walau hanya sekedar turun dari tempat tidur, dan melakukannya hanya karena Lily meracau terus memanggilnya.Liz berusaha untuk menyemangati dirinya. Dia berjalan ke kulkas untuk mengeluarkan selai strawberry yang kemarin dibuat sendiri oleh mereka. Tapi begitu mencium aroma kulkas, Liz tak kuasa menahan mualnya lagi. Dia berlari ke kamar mandi, memuntahkan isi perutnya ke dalam toilet.Seluruh tubuh Liz benar-benar lelah sekarang. Setelah membersihkan diri, dia kembali ke dapur untuk membalik roti panggangnya. Tapi begitu melihat
Baca selengkapnya

Mata Diganti Mata

“Bagaimana rencanamu selanjutnya?” Keenan melirik Josiah, begitu dia melihat Isa pingsan dengan posisi masih terikat ke batang kayu.”Dan pria itu?” Dia menunjuk dokter Richard dengan dagunya.“Dia hanya pingsan. Anak buahku sudah memeriksanya tadi,” sahut Josiah santai. “Sebaliknya, aku sedang meminta pendapatmu bagaimana sekarang aku harus menghukum Isa dan dirimu!”Keenan mendapati sorot mata tajam yang berbeda. Kali ini, Josiah terlihat lebih dingin dan lebih kejam. Sorot mata itu tak bisa menutupinya. Keenan tahu wajar saja Josiah menghukumnya dan dia tidak terlalu terkejut. Keenan pun mau menerima hukuman dari Josiah, apa pun, sampai semua kebencian dan kemarahan dalam diri pria itu lepas seluruhnya.“Kamu ingin...”Belum sempat Keenan menyelesaikan kalimatnya, sebuah tinju mendarat tepat di wajahnya. Keenan limbung, tapi pertahanan kakinya masih mampu membuatnya berdiri tegak. Tapi kemudian dia menerima sebuah tendangan di perutnya dan kali ini dia benar-benar jatuh ke tanah.Jo
Baca selengkapnya

Aku Ingin Pergi

Hari sudah menjelang sore saat Josiah, Keenan dan Leo kembali ke rumah Liz. Dia melihat Emmy, Lily, dan Ivy sedang duduk santai di halaman belakang rumah, tapi tidak dengan Liz. Josiah membuka pintu kamar Sophia dan mendapati Liz sedang tidur.Leo menepuk pundak Josiah dan mengajak Keenan ke belakang. “Istirahatlah,” kata Leo.Josiah masuk tanpa sepengetahuan Liz. Gadis itu tidur memiringkan tubuhnya, memeluk guling dan dia terlihat sangat nyenyak. Josiah duduk di sisi Liz, memindahkan sejumput rambut yang menutupi wajah Liz dan mengelus pipi gadis itu dengan lembut.Dia memutuskan naik ke tempat tidur. Begitu merebahkan diri di belakang tubuh Liz, Josiah langsung memeluk gadis itu. Liz tersentak. Dia memutar tubuh dan mendapati Josiah yang berbaring memeluknya. Dia bisa melihat kekecewaan dalam wajah Josiah, juga kelelahan dan kekhawatiran.Liz tergerak untuk mengusap wajah Josiah dan bertanya, “Kamu lelah?”Josiah hanya mengangguk. Dia menarik tubuh Liz ke dalam pelukannya, mendekap
Baca selengkapnya

Tak Akan Melepasmu Lagi

“Kamu yakin?”Lily mengemas koper terakhir pakaian Emmy. Keduanya duduk berdua di kamar, Lily duduk di lantai sementara Emmy duduk di sisi tempat tidur. Emmy menyerahkan beberapa potong pakaian terakhirnya pada Lily sambil tersenyum.“Yakin,” katanya. “Ini sudah keputusan akhirku.”“Bagaimana dengan Josiah? Dia...kakakmu bukan?”“Mmm.”“Kamu tahu dari mana dan sejak kapan?”“Sejak malam ketika kami menyelamatkan ibuku.” Emmy menegakkan tubuhnya. “Saat di ruang bawah tanah, aku melihat Josiah memeluk ibuku dengan sangat erat dan aku mendengar dia berkata ‘Mom, akhirnya aku menemukanmu.’ Aku mendengar kalimat itu sangat jelas.”“Dia mengatakannya?”“Ya. Dan setelah mengurutkan semua kejadian saat awal dia dekat denganku dan membelaku habis-habisan, aku langsung dipenuhi tanda tanya. Aku sempat berpikir dia menyukaiku, tapi dia bilang dia sama sekali tidak memiliki perasaan seperti itu. Dan ternyata karena dia memang kakakku.”“Tapi aku bingung kenapa dia harus menutupi semua ini darimu,
Baca selengkapnya

Ciuman Perpisahan

“Kamu yakin tidak akan menahan Emmy?”Axel mengajak Keenan bicara berdua di taman bunga milik Dorothy. Keenan jongkok diantara bunga-bunga Amarilis yang masa berbunganya sudah selesai dan entah kenapa sekarang tanaman itu sekarat. Daun-daunnya menguning. Sebagian besar malah sudah mengering dan nyaris mati. Keenan sudah memerintahkan pelayan yang bertugas mengurus kebun untuk menyelamatkan bunga-bunga itu, tapi tidak bisa.Bunga-bunga cantik itu seakan hendak menjemput ajalnya. Aku bahkan tidak sempat melihat bagaimana bentuk kelopakmu, gumam Keenan dalam hati. Dan sekarang sama seperti Emmy, kalian akan meninggalkanku juga. Apakah ini adalah sebuah takdir? Apakah ini hukuman untukku atas semua yang sudah ku lakukan pada Emmy?“Keenan, apa kamu mendengarku?”Pria itu berdiri, menyelipkan kedua telapak tangannya ke dalam saku celana. Dia memutar badan menghadap Axel dan bertanya, “Aku tidak berhak menahannya.”“Semua yang terjadi diantara kalian adalah kesalahpahaman. Walau kamu salah,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status