Home / Pernikahan / Skandal Panas sang Pewaris Dingin / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Skandal Panas sang Pewaris Dingin: Chapter 181 - Chapter 190

210 Chapters

Bukti Kuat

Begitu mendengar kabar kalau Keenan akan melangsungkan pernikahan dengan Isa, Emmy menutup diri. Dia diam dan tak mau bicara, bahkan hanya keluar kamar kalau dia perlu saja. Dia tidak meladeni siapa pun yang mengajaknya bicara dan Emmy meleburkan dirinya dalam kesedihan yang amat dalam.Hatinya patah, perasaannya hancur berkeping-keping. Ternyata, pada akhirnya Keenan pun setuju atas perceraian ini dan memilih menikah dengan Isa. Emmy tidak menyangka kalau semua ini akan terjadi dalam waktu yang sangat cepat.Mendadak Emmy tak sanggup tinggal di sana, di tempat dimana dia menginjak tanah yang sama dengan Keenan. Emmy menangis sejadi-jadinya, merasakan kepedihan yang luar biasa dalam hatinya.“Mereka punya cukup banyak rencana,” gumam Josiah.Mereka berkumpul di ruang tengah rumah Liz. Axel mengangguk, sedikit terpukul oleh tangisan Emmy. Dialah yang membawa kabar itu pada mereka, namun Axel belum selesai bicara saat Emmy memilih kembali ke kamar.“Ini rekapan transaksi yang masuk ke r
Read more

Kamu Siapa?

Dokter Richard baru saja menyudahi pekerjaannya yang melelahkan di rumah sakit. Dia berjalan masuk ke dalam sedannya. Sesaat sebelum menyalakan mesin, dia membuka ponselnya lalu buru-buru membuka galeri.Ada puluhan foto telanjang Isa yang sengaja dikirim wanita itu padanya sebagai konpensasi atas tidak hadirnya Isa untuk melayani dokter Richard seperti kesepakatan mereka sebelumnya. Karena Isa sedang dalam masa pura-pura buta, dia tidak bisa kemana-mana dan dokter Richard memakluminya.Sisi seksual pria itu mulai merespons ketika satu per satu foto telanjang Isa terpampang di layar ponselnya. Dia memejamkan matanya, seperti biasa dia perlahan melakukan perjalanan fantasi seksualnya dalam mobil.Dia menggosok lebih cepat, dan begitu dia akan mengambil tissue, dokter Richard terperanjat saat menyadari jika dia tidak sendirian dalam sedannya. Di bangku belakang, duduk seorang pria dalam kegelapan dan itu membuatnya ketakutan setengah mati.Namun begitu dia akan membuka pintu, Josiah men
Read more

Apa Maumu?

“Orang terakhir!”Ted melempar asisten rumah tangga Isa ke dalam sebuah ruangan setelah mengikat kedua tangannya dan menutup mulutnya. Setidaknya dalam ruangan itu ada tujuh orang asisten rumah tangga yang menerima perlakuan sama, yaitu tangan diikat dan mulut disumpal.“Well, bagaimana dengan Diane?” tanya Leo.“Dia ada di luar. Malam ini perusahaan mereka sedang rapat mendadak untuk penentuan pemilihan direktur baru karena para pemegang saham sudah mengancam Diane. Aku rasa dia tidak akan pulang dalam waktu dekat.”“Bagus sekali.” Leo mengangguk, lalu menutup pintu dan menguncinya dari luar. “Sekarang, waktunya pertunjukan!”Kedua pria itu masuk ke dalam rumah Isa dengan mudah. Begitu Leo bertemu kamera pengawas, dia sengaja berhenti hanya untuk menyeringai dan menunjukkan jari tengah, lalu menaiki anak tangga menyusul Ted.Keduanya saling bertatapan saat sudah berada di ambang pintu kamar Isa. “Aku dulu atau kamu?” tanya Ted, diikuti senyuman tipis yang menyeramkan dari Leo.“Kamu
Read more

Bagaimana Rasanya?

“Pria bodoh!” desis Isa. “Harusnya aku membunuh wanita itu juga bersama ibunya, jadi kamu tahu arti rasa sakit yang sesungguhnya!”“Benarkah?” Leo menelengkan kepala. “Well, sayang sekali kamu terlambat. Sekarang dia sangat aman bersamaku.”Isa mendengus. Rupanya dia salah karena sudah membiarkan Ivy hidup. Dia tidak tahu kalau Leo ternyata sangat mencintainya. Isa pikir, Leo hanya sekedar menjaga wanita itu tanpa terlibat perasaan yang dalam. Seharusnya aku membunuhnya malam itu, sesal Isa.“Aku punya ide.” Ted tiba-tiba bicara.“Apa?”“Bukankah dia sangat mudah terangsang? Maksudku, kehidupannya hanya berputar antara seks dan judi. Bagaimana kalau sekarang kita puaskan hasratnya?”Leo menoleh lalu berdiri. “Maksudmu?”“Dia punya beberapa pria asisten rumah tangga. Kita bisa menggunakannya.”Isa membelalak, bibirnya mengatup marah. “Jangan coba-coba!” katanya lantang.Leo tertawa, mengangguk setuju. “Well, ide bagus.”Dan hanya butuh beberapa menit, dua orang pria yang bekerja sebaga
Read more

Ke Makam Granny

“Kalian melakukannya di rumahnya sendiri?” Josiah menatap Ted dan Leo bergantian dengan ekspresi tak percaya, diikuti anggukan penuh percaya diri dari Leo dan Ted.“Kalian gila,” sungut Josiah lagi. “Dan kamu, sejak kapan gaya permainanmu berubah menjadi seperti ini?” todong pria itu pada Leo.“Itu ideku.” Ted menyela. “Leo bahkan tidak menyaksikannya.”“Dan menyekapnya di rumahnya sendiri, itu ide siapa?”“Aku.” Akhirnya Leo buka mulut. “Baginya, rumah adalah satu-satunya tempat yang paling aman saat ini. Tapi percayalah, setelah ini, dia bahkan tidak akan merasa aman di sana dan dia akan mulai dipenuhi sensasi panik dan tidak percaya pada siapa pun.”Josiah menyandarkan tubuhnya di sofa. Dia menghela nafas, memutar cincin di tangannya dengan tatapan kosong. Leo mendekatinya, menepuk pundaknya seraya bertanya, “Bagaimana dokter Richard?”“Aku melakukannya dengan gayaku,” sahut Josiah. “Dia akan baik-baik saja selama beberapa hari ini.”“Kamu tidak membunuhnya, bukan?”“Tidak saat ini
Read more

Kami Dirampok

“...aku masih sangat mencintai cucumu,” ujar Emmy, kali ini dia memaksa diri tersenyum. “Walau dia menyebalkan dan tidak memiliki prinsip, harus ku akui aku tetap jatuh hati padanya hari demi hari. Tapi aku tidak menyesal dengan keputusan ini, Granny. Bercerai dengannya dan melanjutkan hidupku sendiri sudah menjadi pilihan mutlak bagiku. Selama Isa masih ada di sisinya, aku rasa aku tidak akan memiliki kesempatan untuk menjadi wanita yang dia cintai. Jadi, jangan marah dan kecewa, oke? Aku hanya melakukan yang terbaik bagi kami berdua.”Angin semilir menerbangkan dedaunan, satu jatuh ke tangan Emmy dan dia meremas daun itu dengan erat. Dia menghembuskan nafasnya, menikmati suasana pagi yang sepi dan lengang tanpa sadar jika si pria itu masih di sana.Setelah merasa cukup, Emmy berdiri. Dia memegang tongkatnya dan berbalik, namun seketika dia sadar kalau dia melupakan satu hal. Emmy memutar tubuh lagi menghadap makam Dorothy. Dia melepas kalung dengan cincin pernikahan sebagai liontinn
Read more

Aku Menyesal

Sial!Ini sial, benar-benar sial! Bagaimana bisa Keenan malah berpikir ke arah sana? Mana mungkin aku setuju dengan sarannya? Berobat pada dokter ahli? Yang ada semua kebohonganku akan terbongkar. Tidak. Bukan seperti ini yang ku harapkan. Aku tidak berharap kamu mengajukan pengobatan lain, namun mengajukan pernikahan.Isa ingin mendengar Keenan melamarnya dan menentukan tanggal pernikahan mereka. Untuk apa dia memikirkan hal lain dan berubah menjadi sok pahlawan?“Keenan, maaf, tapi aku tidak ingin merepotkanmu,” tolak Isa lembut. “Aku dan Mom akan melakukan pengobatan sendiri.”“Tolong jangan menolakku, Isa.” Keenan bersikukuh. “Tolong biarkan aku melakukan satu hal saja untukmu. Jangan biarkan aku tenggelam dalam rasa bersalah seperti ini.”Itu yang ku inginkan, membuatmu merasa bersalah dan tidak bisa melupakanku seumur hidup. Tapi caramu salah. Seharusnya kamu membawa sebuah cincin padaku sekarang dan menyematkannya di jariku alih-alih bicara soal pengobatan. Yang ku butuhkan han
Read more

Makin Cepat Makin Baik

“Wah, dia memang penuh kejutan.”Ted menggeleng tak percaya saat Axel datang mengabari kalau Isa mengaku dirampok dan dilecehkan. Dia ada bersama Leo dan Axel di balkon apartemen Josiah sementara si pemilik apartemen tak ada bersama mereka.Leo tidak menyahut, Axel pun tak bicara. Bagian yang membuat Leo merasa sakit hati adalah hal itu membuat tekad Keenan makin bulat untuk menikahi Isa. Walau Leo sudah tidak menjadi asisten pibadi Keenan lagi lantaran Keenan memecatnya secara sepihak, dia tetap merasa kalau seharusnya Keenan tidak melakukannya.Apalagi ketika Ivy mengatakan kalau tadi pagi Emmy sebenarnya mengunjungi makam Dorothy, perasaannya sakit bukan main. Emmy pasti merasa sangat tidak adil. Dia yang berkorban banyak selama ini, tapi lihatlah, usahanya bahkan tidak pernah dianggap sama sekali.Leo berdiri. Dia mengambil jaketnya dan siap-siap, membuat Ted dan Axel saling berpandangan.“Kamu mau ke mana?” tanya Axel.“Melakukan hal yang seharusnya ku lakukan,” sahut Leo.Dia be
Read more

Kebenaran

Sensasi panas dan asap dari api bakaran membuat Isa perlahan-lahan sadar. Ketika dia membuka mata, dia melihat api unggun menyala-nyala, tapi segera kesadarannya kembali dan dia tahu kalau dia tidak menginjak tanah, melainkan diikat di balok kayu bak Crux Decussata, salib berbentuk angka sepuluh romawi itu.Dia meronta, namun tambang yang mengikat tangan dan kakinya jauh lebih kuat dari tenaganya. Tak jauh dari tempatnya, Josiah dan Leo sedang menyantap makan malam berupa hewan yang dipanggang di api unggung yang menyala besar.“Lepaskan aku,” teriak Isa.Leo meliriknya sementara Josiah sama sekali tak acuh. Leo berdiri beberapa saat di depan Isa dan menepuk-nepuk wajah wanita itu dengan kasar. “Bukankah kamu sangat berkuasa dan memiliki banyak cara untuk melepaskan diri? Kenapa tidak kamu tunjukkan sekarang pada kami?”“Cuih!” Isa meludahi wajah Leo, membuat pria itu berdecak jijik lalu menampar wajah Isa keras-keras.“Jaga sikapmu atau kamu akan mati sekarang juga, Nona Isa!”“Perse
Read more

Aku Kakaknya

Sebuah tinju mendarat kembali di wajah dokter Richard dan pria itu tidak merespon sama sekali. Dia pasrah, bahkan untuk meringis pun dia tidak memiliki kekuatan lagi. Darah mengucur kembali dari dalam mulutnya akibat tinju Keenan yang luar biasa kencang.Keenan jatuh di tanah, air mata mulai menetes menyusuri wajahnya. Bodohnya dia! Selama ini, Emmy tak bisa melihat hanya karena dia memberikan kornea miliknya pada Keenan. Dan dia tidak peka sama sekali. Kenapa? Kenapa harus Emmy?Tawa Isa kembali terdengar. Keenan mendongak, mengernyit karena tawa itu seolah mengejeknya. Isa menyeringai rendah pada Keenan sambil berkata, “Tahu apa yang paling menyakitkan, Keenan?”Keenan berdiri perlahan-lahan, mendekati Isa dengan kedua bola mata yang bahkan tidak berkedip. Mereka berdiri berhadap-hadapan, dan Isa kembali tersenyum jahat. “Dialah anak kecil yang menyelamatkanmu puluhan tahun lalu!”Bak tersambar petir, tubuh Keenan mematung di sana. Matanya membulat, jantungnya merespon kenyataan itu
Read more
PREV
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status