Share

Maafkan Aku!

Penulis: Mirielle
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Emmy duduk sendirian di halaman belakang rumah Liz. Segelas teh tersaji di atas meja, roti panggang yang tadinya masih panas kini sudah mulai dingin. Emmy tahu ternyata Keenan sudah sadar tentang masalah yang melilit mereka. Dia juga mendengar teman-temannya membicarakan tentang kesehatannya, tentang Keenan yang kini bisa berjalan.

Jika pria itu adalah Keenan, maka dia adalah orang yang bersamanya di makam Dorothy kemarin pagi. Kenapa Keenan tidak bicara saat itu? Dia tahu Emmy buta, tapi kenapa dia malah membiarkan Emmy begitu saja?

Kenapa?

Apakah dia sedang mempermainkan Emmy lagi?

“Em.”

Buliran bening yang sempat jatuh di wajah Emmy dihapus secepat kilat olehnya setelah mendengar suara Lily. Dia menegakkan punggung, meraba gelas teh di atas meja dan menyesapnya sedikit.

“Keenan ingin bicara denganmu,” kata Lily lagi.

Emmy menggenggam erat rok pendek yang dikenakannya. Untuk apa? Apakah masih ada yang mereka bicarakan?

“Emmy!”

Akhirnya, Emmy mendengar kembali suara yang selama ini d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Aku Hamil?

    Liz mengendus sesuatu yang membuatnya mual pagi ini. Ketika dia di dapur, rasanya semua aroma ruangan itu membuatnya menjeluah. Saat dia pergi ke kamar, sisa aroma parfum yang disemprotkan Ivy pun membuatnya pusing. Padahal, sebelumnya Liz dan Lily selalu berebut untuk memakai parfum Ivy karena aromanya memang sangat manis.Tapi kenapa pagi ini mendadak dia merasakan semua aroma begitu membuatnya pusing? Kepalanya berat, tubuhnya pun sama beratnya. Dia malas walau hanya sekedar turun dari tempat tidur, dan melakukannya hanya karena Lily meracau terus memanggilnya.Liz berusaha untuk menyemangati dirinya. Dia berjalan ke kulkas untuk mengeluarkan selai strawberry yang kemarin dibuat sendiri oleh mereka. Tapi begitu mencium aroma kulkas, Liz tak kuasa menahan mualnya lagi. Dia berlari ke kamar mandi, memuntahkan isi perutnya ke dalam toilet.Seluruh tubuh Liz benar-benar lelah sekarang. Setelah membersihkan diri, dia kembali ke dapur untuk membalik roti panggangnya. Tapi begitu melihat

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Mata Diganti Mata

    “Bagaimana rencanamu selanjutnya?” Keenan melirik Josiah, begitu dia melihat Isa pingsan dengan posisi masih terikat ke batang kayu.”Dan pria itu?” Dia menunjuk dokter Richard dengan dagunya.“Dia hanya pingsan. Anak buahku sudah memeriksanya tadi,” sahut Josiah santai. “Sebaliknya, aku sedang meminta pendapatmu bagaimana sekarang aku harus menghukum Isa dan dirimu!”Keenan mendapati sorot mata tajam yang berbeda. Kali ini, Josiah terlihat lebih dingin dan lebih kejam. Sorot mata itu tak bisa menutupinya. Keenan tahu wajar saja Josiah menghukumnya dan dia tidak terlalu terkejut. Keenan pun mau menerima hukuman dari Josiah, apa pun, sampai semua kebencian dan kemarahan dalam diri pria itu lepas seluruhnya.“Kamu ingin...”Belum sempat Keenan menyelesaikan kalimatnya, sebuah tinju mendarat tepat di wajahnya. Keenan limbung, tapi pertahanan kakinya masih mampu membuatnya berdiri tegak. Tapi kemudian dia menerima sebuah tendangan di perutnya dan kali ini dia benar-benar jatuh ke tanah.Jo

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Aku Ingin Pergi

    Hari sudah menjelang sore saat Josiah, Keenan dan Leo kembali ke rumah Liz. Dia melihat Emmy, Lily, dan Ivy sedang duduk santai di halaman belakang rumah, tapi tidak dengan Liz. Josiah membuka pintu kamar Sophia dan mendapati Liz sedang tidur.Leo menepuk pundak Josiah dan mengajak Keenan ke belakang. “Istirahatlah,” kata Leo.Josiah masuk tanpa sepengetahuan Liz. Gadis itu tidur memiringkan tubuhnya, memeluk guling dan dia terlihat sangat nyenyak. Josiah duduk di sisi Liz, memindahkan sejumput rambut yang menutupi wajah Liz dan mengelus pipi gadis itu dengan lembut.Dia memutuskan naik ke tempat tidur. Begitu merebahkan diri di belakang tubuh Liz, Josiah langsung memeluk gadis itu. Liz tersentak. Dia memutar tubuh dan mendapati Josiah yang berbaring memeluknya. Dia bisa melihat kekecewaan dalam wajah Josiah, juga kelelahan dan kekhawatiran.Liz tergerak untuk mengusap wajah Josiah dan bertanya, “Kamu lelah?”Josiah hanya mengangguk. Dia menarik tubuh Liz ke dalam pelukannya, mendekap

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Tak Akan Melepasmu Lagi

    “Kamu yakin?”Lily mengemas koper terakhir pakaian Emmy. Keduanya duduk berdua di kamar, Lily duduk di lantai sementara Emmy duduk di sisi tempat tidur. Emmy menyerahkan beberapa potong pakaian terakhirnya pada Lily sambil tersenyum.“Yakin,” katanya. “Ini sudah keputusan akhirku.”“Bagaimana dengan Josiah? Dia...kakakmu bukan?”“Mmm.”“Kamu tahu dari mana dan sejak kapan?”“Sejak malam ketika kami menyelamatkan ibuku.” Emmy menegakkan tubuhnya. “Saat di ruang bawah tanah, aku melihat Josiah memeluk ibuku dengan sangat erat dan aku mendengar dia berkata ‘Mom, akhirnya aku menemukanmu.’ Aku mendengar kalimat itu sangat jelas.”“Dia mengatakannya?”“Ya. Dan setelah mengurutkan semua kejadian saat awal dia dekat denganku dan membelaku habis-habisan, aku langsung dipenuhi tanda tanya. Aku sempat berpikir dia menyukaiku, tapi dia bilang dia sama sekali tidak memiliki perasaan seperti itu. Dan ternyata karena dia memang kakakku.”“Tapi aku bingung kenapa dia harus menutupi semua ini darimu,

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Ciuman Perpisahan

    “Kamu yakin tidak akan menahan Emmy?”Axel mengajak Keenan bicara berdua di taman bunga milik Dorothy. Keenan jongkok diantara bunga-bunga Amarilis yang masa berbunganya sudah selesai dan entah kenapa sekarang tanaman itu sekarat. Daun-daunnya menguning. Sebagian besar malah sudah mengering dan nyaris mati. Keenan sudah memerintahkan pelayan yang bertugas mengurus kebun untuk menyelamatkan bunga-bunga itu, tapi tidak bisa.Bunga-bunga cantik itu seakan hendak menjemput ajalnya. Aku bahkan tidak sempat melihat bagaimana bentuk kelopakmu, gumam Keenan dalam hati. Dan sekarang sama seperti Emmy, kalian akan meninggalkanku juga. Apakah ini adalah sebuah takdir? Apakah ini hukuman untukku atas semua yang sudah ku lakukan pada Emmy?“Keenan, apa kamu mendengarku?”Pria itu berdiri, menyelipkan kedua telapak tangannya ke dalam saku celana. Dia memutar badan menghadap Axel dan bertanya, “Aku tidak berhak menahannya.”“Semua yang terjadi diantara kalian adalah kesalahpahaman. Walau kamu salah,

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Apa Josiah Tahu?

    Sambil memejamkan matanya, Emmy merasakan semilir angin yang membelai kulitnya lewat partisi kaca sedan yang dibiarkannya terbuka. Aku tidak akan menyesal, tegas Emmy dalam dirinya. Pergi dari sini adalah keputusan tepat. Dia tidak boleh bersinggungan dengan Keenan lagi karena Emmy tahu dirinya. Jika Keenan datang padanya sekali lagi, dia akan memaafkan pria itu dan setuju untuk kembali padanya.Sudah cukup semua ini. Walau masih sangat mencintai Keenan, tapi Emmy juga harus menunjukkan pada pria itu kalau dia adalah individu yang bebas. Emmy sudah memberikan semua yang bisa dia berikan pada Keenan. Itu adalah batas kemampuannya.“Kita masih bisa kembali kalau-kalau kamu menyesal,” kata Josiah mengingatkan.Emmy memiringkan tubuh, sedikit meringkuk sambil melipat tangannya di dada. “Aku yang menyesal atau kamu?” Emmy balik bertanya.“Dia tidak mencintaiku sama sekali, Belle,” desah Josiah. “Berhenti mengungkit Liz di hadapanku mulai sekarang.”“Kamu tahu dari mana kalau dia tidak menc

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Lima Tahun Kemudian

    Begitu Liz dipindahkan ke ruang perawatan biasa, Lily dan Axel langsung menjenguknya. Liz tersenyum, memamerkan wajah pucat pasinya pada keduanya. Namun Lily mendengus kesal. Dia melipat kedua tangannya di dada, tapi tidak mau mendekat ke ranjang Liz.Liz tahu mereka berdua pasti sudah mengetahui kehamilannya. Dan dia juga tahu kenapa Lily memberinya reaksi seperti itu. Lily marah karena dia menyembunyikan kabar sebesar itu dari mereka, Liz pantas mendapatkan reaksi dingin seperti itu.“Kamu baik-baik saja?” tanya Axel, memilih mendekat ke ranjang rawat Liz.Dia mengangguk, lalu berusaha duduk. Axel membatu menumpuk bantal di belakang punggung Liz untuk membuatnya nyaman saat bersandar. Liz menatap Lily yang berdiri di dekat jendela. Dia melihat jauh ke luar, ke antara pepohonan rindang yang berjejer di sekeliling rumah sakit.“Maafkan aku,” kata Liz, setelah dalam ruangan itu hanya ada keheningan selama beberapa menit. “Aku tidak berniat menutupi semua ini dari kalian.”“Tapi nyatany

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Menikahlah Denganku

    “Sepertinya kamu makin betah di sini.”Tiba-tiba Keenan dikejutkan oleh bisikan Josiah ketika pria itu muncul membawakan topi milik Emmy. Keenan nyaris berteriak karena kaget. untung saja dia bisa mengontrol emosinya dan tidak bersuara sedikitpun.“Aku akan tinggal di mana pun Emmy berada,” gerutunya pada Josiah. “Dan kamu jangan pernah mengacaukan rencanaku.”“Kamu mengancamku? Kamu tidak ingat aku siapa?”“Kamu kakak Emmy. Kamu sudah mengatakannya lebih dari seribu kali.”“Bagus kalau kamu tahu,” ejek Josiah. “Sebentar, aku akan memberikan topi ini pada Emmy lalu kita bisa mengobrol.”“Siapa yang mau mengobrol bersamamu?”“Ck!” Josiah berdecak, lalu berdiri mendekati Emmy.“Em, kamu lupa membawa topi.” Josiah menghampiri Emmy dan memasang topi itu langsung di kepala Emmy. “Aku akan menunggumu di tempat biasa.”Emmy mengangguk. “Thanks,” katanya.Josiah mengusap rambut Emmy dan tindakan itu membuat Keenan mengerucutkan bibirnya. Matanya menatap tajam Josiah saat pria itu menghampirin

Bab terbaru

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: ENDING

    Pintu kamar terbuka, seolah Emmy sudah menunggu kedatangan Keenan ketika pria itu pulang dari kantor. Emmy menyembulkan kepalanya dari celah pintu yang dibukanya sedikit. Keenan mengernyit, dia bersandar di dinding.“Suamimu tak boleh masuk?” tanyanya.“Bukan.” Emmy menggeleng. “Tunggu sebentar. Lima menit. Ah, mungkin sepuluh menit.”“Apa yang kamu lakukan di dalam sana?”“Sabar sedikit.” Emmy kembali menutup pintu. “Jangan masuk sebelum aku mengizinkannya,” serunya lagi.Emmy menyusun satu per satu balon hias yang ditempel di dinding. Tak lupa tulisan ‘happy birthday’ dia gantung, lalu dia mengecek kembali kue ulang tahun Keenan. Setelah memastikan semuanya sudah beres, Emmy berjalan menuju kamar mandi.Digenggamnya alat tes kehamilan yang menunjukkan garis merah muda sebanyak dua garis, menunjukkan jika dia sedang hamil. Ini akan menjadi kejutan yang tidak akan pernah dilupakan Keenan, Emmy sangat yakin sekali.Dia memasukkannya ke dalam kotak dan menutupnya. Aksen pita merah muda

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: IV

    Hari yang cerah di awal Januari. Dalam balutan gaun putih tulang yang menutupi tubuhnya hingga ke kaki, Emmy berjalan didampingi oleh ayah Josiah, Stevano Miller. Dia tampak anggun dengan tiara yang dipasangkan ke rambutnya. Dia seperti puteri dari negeri dongeng.Para tamu tampak bersorak, berdiri menyaksikan kesakralan pernikahan antara Emmy dan Keenan. Lily bertugas menjadi pendamping wanita, Edmund menjadi pembawa kerajang bunga didampingi Liz dan Ivy. Ketiga wanita itu mengenakan gaun kuning lembut sementara Edmund tampil gagah dengan jas mungilnya.Aroma harum dari bunga-bunga azalea putih, rosemary dan juga marygold menguar dari bunga-bunga yang ditaburkan mereka. Di altar, Keenan menunggu dengan kedua bola mata yang berkaca-kaca. Dia sungguh tidak menyangka akan menemukan hari ini dalam hidupnya.Pria itu sempat berpikir kalau semuanya sudah berakhir. Ketika dia kehilangan Emmy dalam hidupnya, Keenan merasa kalau takdir memang begitu adanya. Siapa yang tahu kalau ternyata masi

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: III

    “Jadi, kamu adalah pemilik Sid and Co? Itukah alasan kenapa dulu kamu memintaku untuk bekerja di sana?”Leo mengusap telapak tangannya yang mulai berkeringat. Dia berbohong pada Ivy soal identitasnya, mungkin kekasihnya itu akan marah besar padanya. Leo mencoba memikirkan bagaimana caranya keluar dari masalah ini. Dia tidak mau Ivy akan meminta perpisahan. Sungguh, dia tidak mau.“Vy, aku hanya...”“Stop!” Ivy berbalik, menatap Leo dan menemukan pria itu kelihatan gelisah. Ivy nyaris tertawa dalam hati. Tapi ini kesempatan yang bagus untuk menguji seberapa besar Leo menginginkannya. “Kamu berbohong padaku. Sungguh! Kamu keterlaluan.”“Ivy, aku tidak ingin menyembunyikan identitasku.”“Lalu apa yang kamu lakukan ini?”“Aku hanya...”Ivy mendelik, menunggu dengan sabar sampai Leo menyelesaikan kalimatnya. Tapi ternyata setelah menunggu selama beberapa detik, pria itu malah bungkam dan tidak bicara. Perlahan Ivy mulai kesal. Padahal Leo tinggal mengatakan alasannya apa, tapi dia malah me

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: II

    Ketika Leo menjemput Ivy di kantornya, hari sudah menjelang malam. Pria itu menyandarkan pinggulnya di depan sedan Maybacth yang baru dibelinya dua hari yang lalu. Tak ada yang salah dengan SUV yang membawanya selama beberapa tahun ini.Tapi Leo tahu, mobil dengan body bongsor seperti itu kurang disukai oleh wanita. Walau Ivy tak pernah protes dengan SUV-nya, tapi Leo ingin Ivy nyaman di dalam kendaraannya sendiri saat dia bersama Ivy.Leo melirik ke dalam gedung bertingkat sambil menghela nafas panjang. Ivy tidak mau bekerja di perusahaannya sendiri walau Leo menawarkannya. Padahal, Leo tidak memberitahu kalau Sid and Co adalah miliknya, tapi Ivy tetap tidak mau bekerja di sana.Sebenarnya, Leo bukan datang dari keluarga yang kurang beruntung. Dia memiliki keluarga kaya raya, hanya saja kondisi anggota keluarganya memaksa dia keluar dari rumah pada usia empat belas tahun. Dia menjelajah seorang diri, menjadi objek bully bagi teman-teman sekolahnya hingga Keenan menemukannya.Tapi tah

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   EKSTRA BAB: I

    Axel menurunkan atap Stingray dan bersandar di bagasi, menunggu Lily turun dari apartemennya. Kerena Keenan sudah kembali, maka Axel kini memiliki waktu libur untuk dirinya sendiri. Pagi ini, dia akan menebus waktunya yang dihabiskan lebih banyak di perusahaan alih-alih bersama Lily.Lily turun dengan mengenakan dress selutut dan sepatu sneakers berwarna putih. Gadis itu lincah, bergerak ringan dan tersenyum menyapa Axel. Dia adalah hadiah yang tak terharga, begitu Axel menyebut Lily. Karena kehadiran Lily, dia tak perlu khawatir soal kehidupannya karena Lily selalu memiliki banyak cara untuk menghiburnya.“Apakah aku terlalu cantik? Kenapa kamu menatapku seperti itu?” goda Lily.Axel mengangguk membenarkan. “Kamu memang cantik. Sudah siap?”Lily mengangguk. Dia setengah berlari mengitari mobil dan masuk. Axel tertawa kecil. Dia terlalu mandiri. Bahkan para gadis akan mengantri untuk dibukakan pintu secara khusus bak tuan puteri. Tapi dia? Dia bahkan tidak menungguku melakukannya.Mer

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Maaf

    “Aku tidak tahu kalau kamu hamil saat aku pergi. Maafkan aku.”Liz menangis tersedu-sedu, tapi dia tahu itu bukan kesalahan Josiah. Liz menggeleng kuat. “Ini juga salahku. Maaf karena aku egois dan menyembunyikan semua ini darimu.”Josiah melepas pelukannya. Dihapusnya air mata yang masih terus jatuh di pipi Liz dan menunduk untuk mencium bibir Liz dengan penuh kerinduan. Edmund yang sedari tadi diam saja kini bertindak saat melihat Josiah mencium ibunya. Dia menarik tangan Liz, menghadang dengan sikap protektif.“Hanya aku yang boleh mencium Mom,” katanya dengan suaranya yang melengking.Josiah dan Liz tertawa kecil. Liz menatap Josiah, lalu mengangguk pada pria itu. Josiah bersimpuh dihadapan Edmund, dan pria kecil itu menelengkan kepala menatap Josiah. “Paman mirip sekali denganku,” gumamnya. “Apakah kamu Dad?”Air mata Josiah jatuh, namun dia tertawa menyadari kalau puteranya begitu cerdas. Dia mengusap kepala Edmund sambil berpikir, bahkan telapak tanganku masih lebih lebar dari

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Kesempatan Kedua

    Emmy buru-buru melepas pelukan Keenan dari tubuhnya. Dia berdiri, menahan diri untuk langsung menganggukkan kepalanya. Dia memilih bersikap biasa saja walau dia nyaris melompat waktu Keenan mengajaknya menikah lagi.“Kita sudah bercerai, Tuan,” sahut Emmy santai.“Aku tahu.” Keenan meraih jemari Emmy lagi. “Berikan aku kesempatan kedua.”“Pun kalau aku memberimu kesempatan kedua, keluargaku mungkin tidak akan menerimamu.”“Aku akan berusaha merebut kembali kepercayaan mereka. Dengan cara apa pun, aku akan melakukannya.”“Bahkan kalau mereka memberi syarat kalau kita harus tinggal di sini?”Keenan melihat sekitarnya. Memangnya apa yang salah tinggal di desa? Ini cukup nyaman, bahkan Keenan semakin terbiasa hidup tanpa kemewahan. Dia tidak menggunakan pendingin ruangan, tidak bepergian ke klub, tidak berbelanja barang-barang mewah, tidak menggunakan mobil. Itu bagus dan dia nyaman.“Tinggal di desa tidak buruk, tahu?” sahut Keenan.Emmy merasakan wajahnya mulai merona merah. Jantungnya

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Menikahlah Denganku

    “Sepertinya kamu makin betah di sini.”Tiba-tiba Keenan dikejutkan oleh bisikan Josiah ketika pria itu muncul membawakan topi milik Emmy. Keenan nyaris berteriak karena kaget. untung saja dia bisa mengontrol emosinya dan tidak bersuara sedikitpun.“Aku akan tinggal di mana pun Emmy berada,” gerutunya pada Josiah. “Dan kamu jangan pernah mengacaukan rencanaku.”“Kamu mengancamku? Kamu tidak ingat aku siapa?”“Kamu kakak Emmy. Kamu sudah mengatakannya lebih dari seribu kali.”“Bagus kalau kamu tahu,” ejek Josiah. “Sebentar, aku akan memberikan topi ini pada Emmy lalu kita bisa mengobrol.”“Siapa yang mau mengobrol bersamamu?”“Ck!” Josiah berdecak, lalu berdiri mendekati Emmy.“Em, kamu lupa membawa topi.” Josiah menghampiri Emmy dan memasang topi itu langsung di kepala Emmy. “Aku akan menunggumu di tempat biasa.”Emmy mengangguk. “Thanks,” katanya.Josiah mengusap rambut Emmy dan tindakan itu membuat Keenan mengerucutkan bibirnya. Matanya menatap tajam Josiah saat pria itu menghampirin

  • Skandal Panas sang Pewaris Dingin   Lima Tahun Kemudian

    Begitu Liz dipindahkan ke ruang perawatan biasa, Lily dan Axel langsung menjenguknya. Liz tersenyum, memamerkan wajah pucat pasinya pada keduanya. Namun Lily mendengus kesal. Dia melipat kedua tangannya di dada, tapi tidak mau mendekat ke ranjang Liz.Liz tahu mereka berdua pasti sudah mengetahui kehamilannya. Dan dia juga tahu kenapa Lily memberinya reaksi seperti itu. Lily marah karena dia menyembunyikan kabar sebesar itu dari mereka, Liz pantas mendapatkan reaksi dingin seperti itu.“Kamu baik-baik saja?” tanya Axel, memilih mendekat ke ranjang rawat Liz.Dia mengangguk, lalu berusaha duduk. Axel membatu menumpuk bantal di belakang punggung Liz untuk membuatnya nyaman saat bersandar. Liz menatap Lily yang berdiri di dekat jendela. Dia melihat jauh ke luar, ke antara pepohonan rindang yang berjejer di sekeliling rumah sakit.“Maafkan aku,” kata Liz, setelah dalam ruangan itu hanya ada keheningan selama beberapa menit. “Aku tidak berniat menutupi semua ini dari kalian.”“Tapi nyatany

DMCA.com Protection Status